You are on page 1of 18

MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Manajemen Perusahaan Internasional

Dosen pengampu:
Dr. Asep Encu M.Pd.
Disusun oleh:

Hilya Rabi’atul Awwaliyah (1212010053)


Ibnu katsir (1212010054)
Manar Nazahah J (1212010080)
Muhamad Abdur Rahman Assidiq (1212010089)
Muhammad Kodarsyah (1212010093)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahNya. Pembuatan makalah ini telah selesai bukan berarti berakhirnya tugas kami
sebagai pembelajar, penulisan makalah ini menjadi awal langkah untuk kami secara konsisten
mempelajari apa yang telah dikaji. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Dr. Asep Encu M.Pd selaku dosen pengampu bidang studi Manajemen Perusahaan
Internasional yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulisan makalah ini juga disajikan
kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah tentang “TEORI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL”.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau
adanya tidak sesuaian materi pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik
dan saran seluas-luasnya dari pembaca supaya bisa membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya. Laporan penelitian ini senantiasa memerlukan kearifan berupa
saran, teguran, dan kritik yang membangun supaya dapat lebih optimal. Kami sebagai penulis
berharap topik yang kami bahat supaya dapat terus menjadi bahan diskusi yang menarik dan
relavan di bidangnya.

Bandung, 17 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
3. Tujuan.......................................................................................................................................... 1
4. Metode Penelitian....................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 2
1. Konsep Dasar Perdagangan Internasional................................................................................... 2
2. Definisi Perdagangan Internasional............................................................................................. 3
3. Tujuan Perdagangan Internasional .............................................................................................. 3
4. Sejarah Perdagangan Internasional............................................................................................. 3
5. Teori Perdagangan Klasik............................................................................................................. 5
6. Teori Perdagangan Modern ......................................................................................................... 7
7. Faktor yang memengaruhi Perdagangan Klasik dan Modern ..................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 14
1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 14
2. Saran ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perdagangan internasional salah satu aspek dalam pembangunan ekonomi global
yang terus berkembang. Perdagangan internasional melibatkan pertukaran seperti
barang, jasa, dan modal antar negara yang berbeda dan memiliki dampak yang terhadap
perubahan ekonomi, alokasi sumber daya, distribusi pendapatan, dan ekonomi
diseluruh dunia. Teori perdagangan internasional merupakan kerangka yang digunakan
dalam memahami berbagai aspek persebaran ini. Teori-teori pada perdagangan
internasional, membantu memahami negara-negara yang terlibat dalam perdagangan
dan pengaruh pertubuhan ekonomi. Oleh karena itu, teori-teori tersebut dapat
membantu mengidentifikasi kebijakan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan
terkait perdagangan internasional.
2. Rumusan Masalah
A. Apa yang menjadi dasar teori perdagangan internasional?
B. Apa tujuan perdagangan internasional?
C. Apa implikasi teori-teori yang menjelaskan perdagangan internasional?
D. Bagaimana teori menjelaskan terkait perdagangan internasional?
E. Faktor apa yang memengaruhi perdangan internasional?
3. Tujuan
A. Untuk mengetahui terkait dasar teori tentang perdagangan internasional.
B. Untuk memahami tentang tujuan dari perdagangan internasional.
C. Untuk memahami bagaimana implikasi teori-teori terkait perdagangan
internasional.
D. Untuk memahami bagaimana perdagangan internasional.
E. Untuk memahami bagaimana faktor yang memengaruhi terkait perdagangan
internasional.
4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan


metode analisis isi. Analisis isi adalah menganalisis konten dokumen atau materi
tertulis untuk mengidentifikasi pola dan tema. Menurut Weber (1994:9)
analisis isi adalah suatu metode penelitian dengan memakai seperangkat prosedur untuk
membuat inferensi yang valid dari teks. Tujuan utama terkait metode ini adalah untuk
mengidentifikasi, mengkategorikan, dan memahami bagaimana pola dan tema pada
penelitian dalam teks tekrsebut. Bagian dari analisis isi dapat berupa kata, kalimat, foto,
scene, dan paragraph atau teks. Bagian - bagian ini harus terpisah dan dibedakan dengan
unit yang lain, dan menjadi dasar peneliti melakukan pencatatan. Menentukan unit
analisis sangat penting, karena unit analisis nantinya akan menentukan aspek apa dari
teks yang dilihat dan pada akhirnya hasil atau temuan yang didapat.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep Dasar Perdagangan Internasional
Semua negara di dunia tidak mampu memproduksi semua barang dan
kebutuhan negaranya sendiri, sehingga negara tersebut perlu menerima bantuan dari
negara lain. Proses ini kemudian menjadi kegiatan perdagangan internasional atau antar
negara. Menurut Sadono Sukimp (2016) perdagangan internasional memiliki banyak
manfaat atau tujuan diantaranya:
a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara sendiri.
b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
c. Memperluas pasar menambah keuntungan.
d. Transfer teknologi modern.

Teori perdagangan internasional dapat dijelaskan berdasarkan beberapa teori


sebagai berikut:
a. Teori Mekantilisme
Mekantilisme merupakan kelompok yang mencerminkan cita-cita dan
ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik
kemakmuran sebuah negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan
kemakmuran negara melebihi kemakmuran perorangan. Teori perdagangan
internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-
16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan
ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor melebihi jumlah impor.
b. Teori Keunggulan Mutlak/ Absolute Advantage (Adam Smith)
1) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, sebuah negara dapat mengkhususkan pada
produksi barang yang mempunyai keuntungan. Sebuah Negara akan
mengimpor barangbarang yang seandainya diproduksi sendiri (dalam
negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga
keunggulan mutlak diperoleh bila sebuah Negara mengadakan
spesialisasi dalam memproduksi barang.
2) Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dengan adanya pembagian kerja dalam menghasilkan sejenis barang,
suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih
murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan
perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan
dalam banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk menciptakan
barang-barang produksi. Sebuah negara akan mengekspor barang
tertentu karena bisa menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah dibanding negara lain. Dengan kata lain,
negara tersebut mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi
barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi jika sebuah negara lebih
unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan.
2
2. Definisi Perdagangan Internasional
Perdagangan didefinisikan sebagai pertukaran barang atau jasa yang saling
menguntungkan atau memberi manfaat. Sedangkan perdagangan internasional
didefinisikan sebagai transaksi bisnis antara pihak-pihak lebih dari satu negara.
Transaksi bisnis perdangan internasional meliputi impor dan ekspor produk dari dalam
dan luar negeri. Perdagangan internasional atau disebut juga dengan perdagangan luar
negeri. Perdagangan internasional adalah hubungan perniagaan antara para pihak yang
berada di dua negara yang berbeda yang dilakukan secara bentuk ekspor dan impor.
Perdagangan internasional mencakup ruang lingkup atau negara yang saling
memerlukan barang atau jasa sehingga terjadinya transaksi lintas negara.

3. Tujuan Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional mempunyai tujuan meningkatkan standar hidup suatu
negara (Schumacher, 2013). Ada beberapa manfaat dari perdagangan internasional
antara lain mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menambah lapangan
kerja. Selain itu, perdagangan internasional juga mendorong industrialisasi dan
investasi perusahaan transnasional. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi
dalam aktivitas perdagangan internasional, sehingga banyak negara gagal memperoleh
manfaat dari perdagangan tersebut (Castellani et al., 2010).
Tujuan kebijakan perdagangan internasional dilakukan oleh pemerintah dalam
suatu negara memiliki motivasi dan tujuan. Adapun tujuan-tujuan dilakukannya
kebijakan perdagangan internasional meliputi:
a. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh negatif (buruk) dan dari
situasi perdagangan internasional yang tidak menguntungkan. Misalnya inflasi pada
negara mitra dagang, mengakibatkan harga impor barang dari Indonesia naik,
sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di Indonesia.
b. Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor (infont industri
argument).
c. Menjaga keseimbangan neraca pembayaran (balance of payment), sekaligus
menjamin persediaan cadangan valuta asing (valas) yang cukup, terutama untuk
pembayaran dan cicilan serta bunga hutang luar negeri.
d. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
e. Melindungi atau meningkatkan lapangan kerja (employment creation).

4. Sejarah Perdagangan Internasional


Dalam sejarah pemikiran ekonomi terdapat golongan ahli ekonomi yang
dinamakan mazhab Merkantilis. Mereka mengemukakan pemikiran mereka di abad
ke-15 hingga pertengahan abad ke-18. Golongan ini sangat menekankan kepada
perlunya pemerintah suatu negara mendorong kegiatan perdagangan luar negeri,
dengan harapan dapat mengumpulkan mata uang emas dan perak yang pada masa
tersebut merupakan jenis mata uang yang paling utama. Ahli-ahli ekonomi
Merkantilis berkeyakinan kedudukan suatu negara akan bertambah kukuh dan kaya
apabila dapat mengembangkan perdagangan luar negerinya. Melalui ekspor yang

3
lebih banyak negara dapat mengumpulkan lebih banyak uang emas hasil dari
perdagangan tersebut.
Perdagangan internasional memiliki sejarah yang kaya dimulai dengan sistem
barter yang digantikan oleh Merkantilisme pada abad ke-16 dan ke-17. Abad ke-18
menyaksikan pergeseran ke arah liberalisme. Pada periode inilah Adam Smith, bapak
Ilmu Ekonomi menulis buku terkenal 'The Wealth of Nations' pada tahun 1776 di mana
ia mendefinisikan pentingnya spesialisasi dalam produksi dan membawa perdagangan
internasional ke dalam lingkup tersebut. David Ricardo mengembangkan prinsip
keunggulan Komparatif, yang masih berlaku hingga saat ini. Semua pemikiran dan
prinsip ekonomi tersebut telah mempengaruhi kebijakan perdagangan internasional
masing-masing negara. Meskipun dalam beberapa abad terakhir, negara-negara telah
menandatangani beberapa perjanjian untuk bergerak menuju perdagangan bebas di
mana negara-negara tersebut tidak mengenakan tarif bea masuk dan mengizinkan
perdagangan barang dan jasa berlangsung dengan bebas.

Permulaan abad ke-19 menyaksikan pergerakan menuju profesionalisme, yang


mereda pada akhir abad tersebut. Sekitar tahun 1913, negara-negara barat menyatakan
adanya langkah besar menuju kebebasan ekonomi dimana pembatasan kuantitatif
dihapuskan dan bea masuk dikurangi di seluruh negara. Semua mata uang dapat
dikonversi secara bebas menjadi Emas, yang merupakan mata uang pertukaran
internasional. Mendirikan bisnis di mana saja dan mencari pekerjaan sangatlah mudah
dan dapat dikatakan bahwa perdagangan antar negara benar-benar bebas pada periode
ini. Perang Dunia Pertama mengubah seluruh jalannya perdagangan dunia dan negara-
negara membangun tembok di sekelilingnya dengan kendali masa perang. Pasca perang
dunia, dibutuhkan waktu lima tahun untuk menghapuskan kebijakan-kebijakan yang
diterapkan pada masa perang dan mengembalikan perdagangan ke keadaan
normal. Namun kemudian resesi ekonomi pada tahun 1920 kembali mengubah
keseimbangan perdagangan dunia dan banyak negara mengalami perubahan nasib
karena fluktuasi mata uang dan depresiasi yang menciptakan tekanan ekonomi pada
berbagai Pemerintah untuk mengadopsi mekanisme perlindungan dengan menaikkan
bea masuk dan tarif. Kebutuhan untuk mengurangi tekanan kondisi ekonomi dan
memudahkan perdagangan internasional antar negara memunculkan Konferensi
Ekonomi Dunia pada bulan Mei 1927 yang diselenggarakan oleh Liga Bangsa-Bangsa
di mana negara-negara industri terpenting berpartisipasi dan mengarah pada
penyusunan Perjanjian Perdagangan Multilateral. Hal ini kemudian disusul dengan
Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan (GATT) pada tahun 1947. Namun sekali lagi
depresi melanda pada tahun 1930-an yang mengganggu perekonomian di semua negara
yang menyebabkan kenaikan bea masuk untuk menjaga keseimbangan pembayaran dan
kuota impor atau pembatasan kuantitas termasuk larangan dan perizinan impor.
Perlahan-lahan negara-negara tersebut mulai menyadari fakta bahwa pemikiran lama
tidak lagi praktis dan mereka harus terus meninjau kebijakan perdagangan internasional
mereka secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan semua negara setuju untuk
berpedoman pada pedoman tersebut. organisasi internasional dan perjanjian
perdagangan dalam hal perdagangan internasional. Saat ini pemahaman tentang
perdagangan internasional dan faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan global
sudah lebih dipahami. Konteks pasar global telah dipandu oleh pemahaman dan teori
yang dikembangkan oleh para ekonom berdasarkan Sumber daya alam yang tersedia di
berbagai negara yang memberi mereka keunggulan komparatif, Skala Ekonomi
produksi skala besar, teknologi dalam hal perdagangan elektronik serta kehidupan

4
produk. perubahan siklus selaras dengan kemajuan teknologi dan struktur pasar
keuangan.

5. Teori Perdagangan Klasik


Teori Klasik Teori untuk memecahkan masalah ekonomi dengan bantuan
penyelidikan kearah faktor permintaan dan penawaran yang menentukan harga.
a) Merkantilis Kaum merkantilisme berpendapat bahwa satusatunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan
dibentuk dalam aliran emas lantakan atau logam-logam mulia, khususnya emas dan
perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin
kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan
seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor dan mengurangi serta membatasi impor
(khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak
secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak
adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh
keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Tujuan utama kaum merkantilis adalah
untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan
memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan negara untuk
lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di
negaranya, peningkatan angkatan bersenjata memungkinkan sebuah negara untuk
menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin
banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan
mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output
dan kesempatan kerja nasional untuk pertumbuhan negaranya .
b) Adam Smith (1776) Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan
adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Adam Smith sependapat
dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari
surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan
tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan
pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu
karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak
lebih murah daripada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam
produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan
menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara
lain. Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni berarti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan
akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value).Teori Absolute
Advantage Adam Smith (1776) yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja.
Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa
tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi.

5
Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen. Dikatakan absolute advantage
karena masingmasing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya
yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute
advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki
keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor untuk
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara
yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi
karena tidak ada keuntungan.
Teori Klasik Comparative Advantage menjelaskan bahwa perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor
produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara. Namun teori ini tidak
memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-
O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya
perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan
produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
(endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan
terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O
ini dikenal sebagai The Proportional Factor Theory. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) ini
menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negaranegara cenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah
secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif, adalah sebagai berikut:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O
dijelaskan dengan dua kurva:
(1) kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama.
(2) kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama.
Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant
pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang
maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis
hipotesis H-O mencakup, antara lain sebagai berikut:
1) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
2) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
3) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
5) Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masingmasing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama

6
pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Hipotesis yang telah
dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain sebagai berikut:
1) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2) Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di
tiap negara turun.
3) Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua negara
cenderung sama 28 demikian pula harga barang B di kedua negara cenderung sama.
4) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi.
5) Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya kapital dengan negara yang kaya
labor. Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional, antara lain
sebagai berikut:
1) Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih
menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara
industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa
dijelaskan dengan model faktor endowment HO.
2) Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering
menggunakan teknologi yang berbeda.
3) Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika
melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak negara yang masih
memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
4) Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara
internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan
kesamaan relatif harga produk dan faktor antar negara. Maknanya adalah hal ini
merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.

6. Teori Perdagangan Modern


Teori Modern Perdagangan Internasional Teori modern ini mencakup dua teori,
yaitu teori Stuart Mill dan David Ricardo, teori Heckscher-Ohlin (H-O), dan teori John
Stuart Mill dan David Ricardo (1772-1823) Teori John Stuart Mill menyatakan bahwa
suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki
comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan
mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori
ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai
penukaran terjadi jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian
sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang
akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai yang dibutuhkan oleh
orang. David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan
atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya

7
terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno,
hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya).
Dalam hal ini barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan
relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk
barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai
penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo (Gerber,
2011), mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja,
antara lain sebagai berikut:
1. Perlu diperhatikan adanya kualitas nilai kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak
terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini
tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi
jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang.
2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu selain kerja masih banyak lagi jasa
produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Teori
perdagangan internasional dikemukakan oleh Adam Smith dan David Ricardo (Gerber,
2011) yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya
berlaku antara dua negara dengan tanpa tembok pabean, serta kedua negara tersebut
hanya beredar uang emas.
Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas
uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan
menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori comparative
advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang
menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu,
penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara
(Gerber, 2011). Teori comparative advantage ini mencakup:
1) Cost Comparative Advantage (Labor efficiency).
2) Production Comperative Advantage (Labor productifity).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory (1933) Teori modern ini
perdagangan internasional dimulai ketika ekonomi Swedia yaitu Eli Hecskher (1919)
dan Bertil Ohlin (1933) atau disebut dengan Teori Hecskher-Ohlin Samuelson atau juga
Factor Proporsion Theory yang mengemukakan mengenai perdagangan internasional
yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke
dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori
klasik yang mendorong munculnya teori H-O.

7. Faktor yang memengaruhi Perdagangan Klasik dan Modern


Fakta empiris mengenai hal-hal yang mendorong perdagangan luar negeri dan
pandangan ahli-ahli ekonomi mengenai hal yang sama, secara garis besarnya faktor-
faktor yang mendorongnya.
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksikan sendiri.
Setiap negara tidak dapat memenuhi konsumsi yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
negara mencari pasokan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Contohnya
barang konsumsi mewah seperti jam Rolex yang mahal dapat dinikmati oleh
golongan kaya sebagai akibat pengimporannya. Negara berkemabang dapat

8
mengimpor barang modal dari negara maju seperti peralatan pabrik dan pesawat.
Kegiatan perdagangan di negara maju juga mereka banyak menunjukan mereka
mengimpor barang yang tidak dapat mereka hasilkan sendiri . Mereka mengimpor
karet dari Malaysia, Thailand, atau Indonesia.
2. Memperluas pasar produksi dalam negeri.
Negara Cina telah mampu menaikan pendapatan perkapita penduduknya. Terdapat
beberapa banyak produksi dari negara Cina. Contohnya banyak sekali mainan anak
yang buatan dari negara Cinta tersebar luas dipasaran Indonesia.
3. Mengimpor teknologi dan meningkatkan produktivitas.
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih modern dan cara-cara memimpin perusahaan yang lebih
efisien. Perdaganagan luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor
mesin atau alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik prediksi dan
manajemen tradisional. Oleh karena itu, produktivitasnya masih sangat rendah dan
produksinya sangat terbatas. Dengan mengimpor teknologi yang lebih moder,
negara itu dapat menaikan tingkat produktivitasnya dan ini akan mempercepat
pertambahan produksi nasional.
4. Spesialisasi sebagai faktor pendorong perdagangan.
Melalui analisis Adam Smith dan Ricardo ahli-ahli ekonomi menunjukan bahwa
spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan efisiensi seperti produksi,
menurunkan harga barang yang diperjualbelikan dan meningkatkan kemakmuran
masyarakat.
5. Keunggulan absolut (Absolute Advantage).
Suatu negara dinamakan memiliki keuntungan atau keunggulan absolut dalam
menghasilkan sesuatu barang apabila dapat memproduksi barang itu lebih murah
dari negara lain atau lebih tinggi produktivitasnya dari negara lain. Analisis dalam
teori ekonomi menujukan bahwa apabilam setiap negara melakukan spesialisasi
dalam memproduksi barang di mana negara bersangkutan memiliki keunggulan
absolut, maka rakyat setiap negara akan lebih makmur (memperoleh barang yang
lebih banyak) daripada apabila spesialisasi tidak dilakukan. Oleh karena itu,
spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan taraf kemakmuran setiap negara.
6. Keunggulan Komporatif (Comparative Advantage)
David Ricardo mengemukakan gagasan baru dalam lingkup perdagangan
internasional, yaitu teori keunggulan komparatif. Menurut Ricardo (1817), negara
yang tidak memiliki keunggulan absolut dapat bisa ikut terlibat dalam perdagangan
internasional yang menguntungkan, apabila negara tersebut mampu melakukan
spesialisasi produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif dari segi biaya
atau memiliki biaya lebih rendah dibanding negara lain, karena negara yang berhasil
memproduksi barang dengan biaya relatif lebih rendah dan harga relatif lebih murah
dibanding negara lain memiliki keunggulan komparatif. Secara umum, Ricardo
mendasarkan teorinya pada sejumlah asumsi, yaitu:
(1) produksi hanya melibatkan dua jenis barang dan dua negara.
(2) pasar beroperasi pada persaingan sempurna di kedua negara.
(3) perdagangan bersifat bebas.
(4) terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara, namun tidak
ada mobilitas antara dua negara.

9
(5) biaya produksi konstan.
(6) berlaku teori nilai tenaga kerja (labor theory of value) yang menyatakan, bahwa
nilai atau manfaat suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memproduksinya.
(7) tidak ada biaya transportasi, karena dapat mempengaruhi harga jual barang di
negara tujuan.
(8) tidak ada perubahan teknologi. Keunggulan komparatif Ricardo didasarkan pada
dua hal, yaitu perbandingan produksi dan perbandingan biaya.
Keunggulan komparatif berdasarkan perbandingan biaya didasarkan pada nilai
tenaga kerja yang menyatakan, bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh
jumlah waktu atau jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Menurut
teori ini, suatu negara akan memperoleh nilai atau manfaat dari perdagangan
internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang diproduksi lebih
efisien (Ricardo, 1817).

Perdagangan klasik dan modern dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat
memengaruhi cara perdagangan dilakukan, jenis barang yang diperdagangkan, dan
bagaimana transaksi perdagangan tersebut dilakukan. Berikut adalah beberapa
faktor yang memengaruhi perdagangan klasik dan modern:

Faktor yang memengaruhi Perdagangan Klasik:

1. Geografi: Perdagangan klasik sangat dipengaruhi oleh geografi karena


perdagangan tersebut terbatas pada wilayah geografis yang dekat dengan pedagang
dan produsen. Jarak antara pasar dan produsen menjadi faktor penting dalam
menentukan biaya perdagangan.

2. Transportasi: Ketersediaan sarana transportasi, seperti jalan raya, sungai, dan


pelabuhan, memengaruhi kemampuan untuk mengirimkan barang secara efisien. Di
era perdagangan klasik, transportasi terbatas dan mahal, sehingga membatasi
cakupan perdagangan.

3. Komunikasi: Teknologi komunikasi yang terbatas di era perdagangan klasik


membuat informasi tentang harga dan persediaan barang sulit diperoleh. Ini dapat
mempengaruhi keputusan perdagangan.

4. Sistem Moneter: Di masa lalu, berbagai bentuk sistem moneter digunakan,


termasuk sistem barter dan penggunaan komoditas seperti emas dan perak sebagai
alat tukar. Sistem moneter ini memengaruhi cara transaksi perdagangan dilakukan.

Faktor yang memengaruhi Perdagangan Modern:

1.Teknologi Informasi: Perdagangan modern sangat dipengaruhi oleh


perkembangan teknologi informasi. Internet, telepon seluler, dan perangkat lunak
perdagangan elektronik telah mengubah cara transaksi dilakukan dan
menghubungkan pedagang dari seluruh dunia.

10
2. Globalisasi: Globalisasi ekonomi telah membuka pasar global bagi perusahaan
dan pedagang. Ini berarti bahwa barang dapat diperdagangkan secara internasional
dengan lebih mudah daripada sebelumnya.

3. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah: Kebijakan perdagangan dan regulasi


pemerintah, seperti tarif dan hambatan perdagangan lainnya, memengaruhi akses
pasar dan biaya perdagangan.

4. Transportasi Modern: Kemajuan dalam transportasi, seperti kapal kargo besar,


pesawat terbang, dan jaringan logistik global, telah mengurangi waktu dan biaya
transportasi barang.

5. Keamanan dan Privasi: Perdagangan modern juga dipengaruhi oleh kekhawatiran


tentang keamanan dan privasi dalam transaksi elektronik. Teknologi enkripsi dan
perlindungan data menjadi penting dalam perdagangan modern.

6. Perubahan Konsumen dan Preferensi: Perubahan dalam perilaku konsumen,


preferensi, dan permintaan pasar juga memengaruhi jenis barang yang
diperdagangkan dan cara perdagangan dilakukan.

7. Perubahan Ekonomi Global: Perubahan dalam kondisi ekonomi global, seperti


fluktuasi mata uang dan perubahan dalam harga komoditas, dapat memiliki dampak
signifikan pada perdagangan modern.

8. Inovasi Produk: Inovasi dalam desain produk dan teknologi produksi juga dapat
memengaruhi perdagangan modern dengan menciptakan pasar baru atau mengubah
permintaan atas jenis barang tertentu.

Perdagangan klasik dan modern memiliki perbedaan signifikan dalam cara


transaksi dilakukan dan faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan. Sementara
perdagangan klasik lebih terbatas dalam cakupan geografis dan sumber daya
teknologi, perdagangan modern lebih terhubung secara global dan sangat
dipengaruhi oleh teknologi informasi dan komunikasi.

11
BAB III
PEMBAHASAN
Perdagangan internasional adalah fenomena ekonomi di mana negara-negara saling
terlibat dalam pertukaran barang dan jasa melintasi perbatasan nasional. Hal ini didasarkan
pada prinsip bahwa tidak semua negara mampu memproduksi semua barang dan jasa yang
mereka butuhkan dengan efisien dan murah. Perdagangan Meningkatkan standar hidup
masyarakat Dengan akses ke barang dan jasa dari negara lain, masyarakat memiliki akses lebih
banyak pilihan dan produk yang lebih terjangkau, terdapat beberapa manfaat dari perdagangan
internasional seperti pertumbuhan ekonomi perdagangan internasional dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi dan penjualan barang dan jasa.
Penciptaan lapangan kerja, perdagangan internasional dapat menciptakan lapangan kerja
melalui peningkatan permintaan produk domestik yang diekspor, transfer teknologi:
Perdagangan internasional memungkinkan transfer teknologi dan pengetahuan antara negara-
negara, diversifikasi risiko keterlibatan dalam perdagangan internasional dapat membantu
negara-negara mengurangi risiko tergantung pada satu jenis produk atau pasar. Teori
perdagangan internasional adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk memahami dan
menjelaskan mengapa perdagangan antar negara terjadi, serta bagaimana perdagangan tersebut
memengaruhi ekonomi global.

1. Teori Komparatif (Comparative Advantage Theory):


• Teori komparatif, yang pertama kali dikembangkan oleh David Ricardo,
menyatakan bahwa negara-negara akan mendapatkan manfaat dari perdagangan
internasional bahkan jika satu negara memiliki keunggulan absolut dalam produksi
semua barang. Prinsip utama dari teori ini adalah bahwa negara sebaiknya
memproduksi barang yang mereka memiliki komparatif advantage, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan barang dengan biaya relatif lebih rendah
dibandingkan dengan negara lain.
2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage Theory):
• Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dan berfokus pada keunggulan mutlak
suatu negara dalam produksi suatu barang tertentu. Menurut teori ini, negara
sebaiknya memproduksi barang yang mereka dapat hasilkan dengan biaya absolut
paling rendah dibandingkan dengan negara lain.
3. Teori Faktor-Faktor Produksi (Factor Proportions Theory):
• Teori ini, yang dikembangkan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, menekankan
peran faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, dan tanah) dalam perdagangan
internasional.Teori ini menyatakan bahwa negara akan mengekspor produk yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah dan mengimpor produk yang
menggunakan faktor produksi yang relatif langka.
4. Teori Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Theory):
• Teori ini dikemukakan oleh Raymond Vernon dan menggambarkan evolusi produk
dalam perdagangan internasional. Produk baru pertama kali diproduksi di negara
asalnya (biasanya negara maju), kemudian diekspor ke negara lain. Seiring
berjalannya waktu, produksi akan dipindahkan ke negara-negara dengan biaya
produksi lebih rendah.

12
5. Teori Perdagangan Baru (New Trade Theory):
• Teori ini menggabungkan elemen-elemen teori tradisional dengan konsep inovasi
dan perdagangan yang lebih kompleks. Faktor seperti keunggulan pertama dalam
produksi, dukungan pemerintah, dan efek jaringan dapat memengaruhi
perdagangan internasional.
6. Teori Berdasarkan Barter (Barter Theory):
• Teori ini berfokus pada aspek transaksi barter dalam perdagangan internasional,
terutama ketika pembayaran dilakukan dengan barang atau jasa lain daripada mata
uang. Ini penting terutama dalam konteks perdagangan yang melibatkan negara-
negara yang memiliki keterbatasan mata uang atau akses ke pasar keuangan global.

Dalam praktiknya, teori-teori ini sering digunakan bersama-sama untuk


menjelaskan dinamika perdagangan internasional yang lebih kompleks. Selain itu,
faktor-faktor seperti kebijakan perdagangan, perubahan teknologi, dan
perkembangan ekonomi global juga dapat memengaruhi perdagangan internasional.
Teori perdagangan internasional memberikan dasar konseptual yang penting bagi
analisis ekonomi global dan kebijakan perdagangan. Teori perdagangan
internasional, seperti teori keunggulan absolut dan keunggulan komparatif, Anda
bisa menggarisbawahi pentingnya konsep ini dalam memahami bagaimana
perdagangan internasional berfungsi. Teori ini menjelaskan mengapa suatu negara
akan memilih untuk melakukan perdagangan dengan negara lain meskipun
memiliki keunggulan dalam produksi semua jenis barang dapat menjelaskan
tentang teori-teori perdagangan modern, seperti teori faktor-faktor Heckscher-Ohlin
dan teori inovasi. Ini akan membantu pemahaman lebih mendalam tentang faktor-
faktor yang memengaruhi perdagangan internasional dalam konteks ekonomi yang
lebih modern. Selain keunggulan komparatif, Anda bisa membahas faktor-faktor
lain yang memengaruhi perdagangan internasional, seperti kebijakan perdagangan
dan tarif: Bagaimana kebijakan pemerintah, seperti tarif bea masuk dan hambatan
perdagangan lainnya, memengaruhi aliran barang dan jasa antar egara, kondisi
pasar global: Bagaimana fluktuasi pasar global, seperti perubahan nilai tukar mata
uang dan kondisi ekonomi global, memengaruhi perdagangan internasional. Faktor-
faktor teknologi: Bagaimana perkembangan teknologi, terutama teknologi
informasi dan komunikasi, telah mengubah cara perdagangan internasional
dilakukan. Faktor-faktor sosial dan budaya bagaimana perbedaan dalam nilai-nilai
budaya, preferensi konsumen, dan perilaku bisnis memengaruhi perdagangan
internasional, faktor-faktor politik seperti bagaimana konflik politik, perubahan
pemerinntahan, dan perjanjian perdagangan antarnegara memengaruhi
perdagangan internasional.

13
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah aktivitas perdagangan yang melibatkan
negara-negara yang berbeda, di mana mereka saling bertukar barang dan jasa. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak ada negara yang mampu memproduksi semua
barang dan kebutuhannya sendiri. Tujuan dari perdagangan internasional antara lain
adalah untuk memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara sendiri,
memperoleh keuntungan dari spesialisasi dalam produksi, memperluas pasar dan
meningkatkan keuntungan, serta mentransfer teknologi modern. Ada berbagai teori
perdagangan internasional yang mencoba menjelaskan fenomena ini, termasuk teori
Mekantilisme, Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith), dan Teori Keunggulan
Komparatif (David Ricardo). Setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda untuk
menjelaskan mengapa perdagangan internasional terjadi dan bagaimana hal itu
menguntungkan negara-negara yang terlibat. Faktor-faktor yang memengaruhi
perdagangan internasional meliputi spesialisasi dalam produksi, keunggulan absolut,
dan keunggulan komparatif. Perdagangan internasional memungkinkan negara untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya mereka, meningkatkan efisiensi produksi,
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan, perdagangan
internasional memiliki peran penting dalam perekonomian global, membantu negara-
negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup
penduduknya.

2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna terdapat beberapa kesalahan ataupun
kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang. Tentunya kami dari kelompok dua sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya kami akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari dosen pengampu atau rekan-rekan sekalian

14
DAFTAR PUSTAKA

(P3K), C. G. (n.d.). Pembelajaran 5. Perdagangan Internasional dan Alat Pertukaran


Perdagangan Internasional.
Drs. Wahono Dipahyana, D. M. (2018). PERDAGANGAN INTERNASIONAL. Yogyakarta: CV
BUDI UTAMA.
Drs.Hilmi Rahman Ibrahim, M. d. (2021). PERDAGANGAN INTERNASIONAL & STRATEGI
PENGENDALIAN IMPOR. Jakarta Selatan: LPU-UNAS .
Eddie Rinaldy, d. (2018). PERDAGANGAN INTERNASIONAL KONSEP DAN APLIKASI.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
PANDJI ANORAGA, S. M. (2011). PENGANTAR Bisnis PENGELOLAAN BISNIS DALAM
ERA GLOBALISASI. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Rusydiana, A. S. (n.d.). Perdagangan Internasional: Komparasi Teori Ekonomi Modern dengan
Perspektif Islam .
Sadono Sukirno, d. (2004). Pengantar Bisnis. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.
TIMUR, F. E. (2021). Bisnis & Perdagangan Internasional. Jawa Timur: UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR.

15

You might also like