Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kel.1 5c - Manajemen Perusahaan Internasional
Makalah Kel.1 5c - Manajemen Perusahaan Internasional
Dosen pengampu:
Dr. Asep Encu M.Pd.
Disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahNya. Pembuatan makalah ini telah selesai bukan berarti berakhirnya tugas kami
sebagai pembelajar, penulisan makalah ini menjadi awal langkah untuk kami secara konsisten
mempelajari apa yang telah dikaji. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Dr. Asep Encu M.Pd selaku dosen pengampu bidang studi Manajemen Perusahaan
Internasional yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulisan makalah ini juga disajikan
kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah tentang “TEORI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL”.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau
adanya tidak sesuaian materi pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik
dan saran seluas-luasnya dari pembaca supaya bisa membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya. Laporan penelitian ini senantiasa memerlukan kearifan berupa
saran, teguran, dan kritik yang membangun supaya dapat lebih optimal. Kami sebagai penulis
berharap topik yang kami bahat supaya dapat terus menjadi bahan diskusi yang menarik dan
relavan di bidangnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perdagangan internasional salah satu aspek dalam pembangunan ekonomi global
yang terus berkembang. Perdagangan internasional melibatkan pertukaran seperti
barang, jasa, dan modal antar negara yang berbeda dan memiliki dampak yang terhadap
perubahan ekonomi, alokasi sumber daya, distribusi pendapatan, dan ekonomi
diseluruh dunia. Teori perdagangan internasional merupakan kerangka yang digunakan
dalam memahami berbagai aspek persebaran ini. Teori-teori pada perdagangan
internasional, membantu memahami negara-negara yang terlibat dalam perdagangan
dan pengaruh pertubuhan ekonomi. Oleh karena itu, teori-teori tersebut dapat
membantu mengidentifikasi kebijakan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan
terkait perdagangan internasional.
2. Rumusan Masalah
A. Apa yang menjadi dasar teori perdagangan internasional?
B. Apa tujuan perdagangan internasional?
C. Apa implikasi teori-teori yang menjelaskan perdagangan internasional?
D. Bagaimana teori menjelaskan terkait perdagangan internasional?
E. Faktor apa yang memengaruhi perdangan internasional?
3. Tujuan
A. Untuk mengetahui terkait dasar teori tentang perdagangan internasional.
B. Untuk memahami tentang tujuan dari perdagangan internasional.
C. Untuk memahami bagaimana implikasi teori-teori terkait perdagangan
internasional.
D. Untuk memahami bagaimana perdagangan internasional.
E. Untuk memahami bagaimana faktor yang memengaruhi terkait perdagangan
internasional.
4. Metode Penelitian
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep Dasar Perdagangan Internasional
Semua negara di dunia tidak mampu memproduksi semua barang dan
kebutuhan negaranya sendiri, sehingga negara tersebut perlu menerima bantuan dari
negara lain. Proses ini kemudian menjadi kegiatan perdagangan internasional atau antar
negara. Menurut Sadono Sukimp (2016) perdagangan internasional memiliki banyak
manfaat atau tujuan diantaranya:
a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara sendiri.
b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
c. Memperluas pasar menambah keuntungan.
d. Transfer teknologi modern.
3
lebih banyak negara dapat mengumpulkan lebih banyak uang emas hasil dari
perdagangan tersebut.
Perdagangan internasional memiliki sejarah yang kaya dimulai dengan sistem
barter yang digantikan oleh Merkantilisme pada abad ke-16 dan ke-17. Abad ke-18
menyaksikan pergeseran ke arah liberalisme. Pada periode inilah Adam Smith, bapak
Ilmu Ekonomi menulis buku terkenal 'The Wealth of Nations' pada tahun 1776 di mana
ia mendefinisikan pentingnya spesialisasi dalam produksi dan membawa perdagangan
internasional ke dalam lingkup tersebut. David Ricardo mengembangkan prinsip
keunggulan Komparatif, yang masih berlaku hingga saat ini. Semua pemikiran dan
prinsip ekonomi tersebut telah mempengaruhi kebijakan perdagangan internasional
masing-masing negara. Meskipun dalam beberapa abad terakhir, negara-negara telah
menandatangani beberapa perjanjian untuk bergerak menuju perdagangan bebas di
mana negara-negara tersebut tidak mengenakan tarif bea masuk dan mengizinkan
perdagangan barang dan jasa berlangsung dengan bebas.
4
produk. perubahan siklus selaras dengan kemajuan teknologi dan struktur pasar
keuangan.
5
Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen. Dikatakan absolute advantage
karena masingmasing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya
yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute
advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki
keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor untuk
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara
yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi
karena tidak ada keuntungan.
Teori Klasik Comparative Advantage menjelaskan bahwa perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor
produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara. Namun teori ini tidak
memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-
O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya
perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan
produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
(endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan
terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O
ini dikenal sebagai The Proportional Factor Theory. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) ini
menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negaranegara cenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah
secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif, adalah sebagai berikut:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O
dijelaskan dengan dua kurva:
(1) kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama.
(2) kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama.
Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant
pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang
maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis
hipotesis H-O mencakup, antara lain sebagai berikut:
1) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
2) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
3) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
5) Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masingmasing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama
6
pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Hipotesis yang telah
dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain sebagai berikut:
1) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2) Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di
tiap negara turun.
3) Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua negara
cenderung sama 28 demikian pula harga barang B di kedua negara cenderung sama.
4) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi.
5) Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya kapital dengan negara yang kaya
labor. Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional, antara lain
sebagai berikut:
1) Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih
menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara
industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa
dijelaskan dengan model faktor endowment HO.
2) Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering
menggunakan teknologi yang berbeda.
3) Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika
melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak negara yang masih
memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
4) Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara
internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan
kesamaan relatif harga produk dan faktor antar negara. Maknanya adalah hal ini
merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
7
terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno,
hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya).
Dalam hal ini barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan
relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk
barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai
penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo (Gerber,
2011), mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja,
antara lain sebagai berikut:
1. Perlu diperhatikan adanya kualitas nilai kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak
terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini
tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi
jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang.
2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu selain kerja masih banyak lagi jasa
produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Teori
perdagangan internasional dikemukakan oleh Adam Smith dan David Ricardo (Gerber,
2011) yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya
berlaku antara dua negara dengan tanpa tembok pabean, serta kedua negara tersebut
hanya beredar uang emas.
Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas
uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan
menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori comparative
advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang
menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu,
penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara
(Gerber, 2011). Teori comparative advantage ini mencakup:
1) Cost Comparative Advantage (Labor efficiency).
2) Production Comperative Advantage (Labor productifity).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory (1933) Teori modern ini
perdagangan internasional dimulai ketika ekonomi Swedia yaitu Eli Hecskher (1919)
dan Bertil Ohlin (1933) atau disebut dengan Teori Hecskher-Ohlin Samuelson atau juga
Factor Proporsion Theory yang mengemukakan mengenai perdagangan internasional
yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke
dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori
klasik yang mendorong munculnya teori H-O.
8
mengimpor barang modal dari negara maju seperti peralatan pabrik dan pesawat.
Kegiatan perdagangan di negara maju juga mereka banyak menunjukan mereka
mengimpor barang yang tidak dapat mereka hasilkan sendiri . Mereka mengimpor
karet dari Malaysia, Thailand, atau Indonesia.
2. Memperluas pasar produksi dalam negeri.
Negara Cina telah mampu menaikan pendapatan perkapita penduduknya. Terdapat
beberapa banyak produksi dari negara Cina. Contohnya banyak sekali mainan anak
yang buatan dari negara Cinta tersebar luas dipasaran Indonesia.
3. Mengimpor teknologi dan meningkatkan produktivitas.
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih modern dan cara-cara memimpin perusahaan yang lebih
efisien. Perdaganagan luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor
mesin atau alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik prediksi dan
manajemen tradisional. Oleh karena itu, produktivitasnya masih sangat rendah dan
produksinya sangat terbatas. Dengan mengimpor teknologi yang lebih moder,
negara itu dapat menaikan tingkat produktivitasnya dan ini akan mempercepat
pertambahan produksi nasional.
4. Spesialisasi sebagai faktor pendorong perdagangan.
Melalui analisis Adam Smith dan Ricardo ahli-ahli ekonomi menunjukan bahwa
spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan efisiensi seperti produksi,
menurunkan harga barang yang diperjualbelikan dan meningkatkan kemakmuran
masyarakat.
5. Keunggulan absolut (Absolute Advantage).
Suatu negara dinamakan memiliki keuntungan atau keunggulan absolut dalam
menghasilkan sesuatu barang apabila dapat memproduksi barang itu lebih murah
dari negara lain atau lebih tinggi produktivitasnya dari negara lain. Analisis dalam
teori ekonomi menujukan bahwa apabilam setiap negara melakukan spesialisasi
dalam memproduksi barang di mana negara bersangkutan memiliki keunggulan
absolut, maka rakyat setiap negara akan lebih makmur (memperoleh barang yang
lebih banyak) daripada apabila spesialisasi tidak dilakukan. Oleh karena itu,
spesialisasi dan perdagangan akan meningkatkan taraf kemakmuran setiap negara.
6. Keunggulan Komporatif (Comparative Advantage)
David Ricardo mengemukakan gagasan baru dalam lingkup perdagangan
internasional, yaitu teori keunggulan komparatif. Menurut Ricardo (1817), negara
yang tidak memiliki keunggulan absolut dapat bisa ikut terlibat dalam perdagangan
internasional yang menguntungkan, apabila negara tersebut mampu melakukan
spesialisasi produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif dari segi biaya
atau memiliki biaya lebih rendah dibanding negara lain, karena negara yang berhasil
memproduksi barang dengan biaya relatif lebih rendah dan harga relatif lebih murah
dibanding negara lain memiliki keunggulan komparatif. Secara umum, Ricardo
mendasarkan teorinya pada sejumlah asumsi, yaitu:
(1) produksi hanya melibatkan dua jenis barang dan dua negara.
(2) pasar beroperasi pada persaingan sempurna di kedua negara.
(3) perdagangan bersifat bebas.
(4) terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara, namun tidak
ada mobilitas antara dua negara.
9
(5) biaya produksi konstan.
(6) berlaku teori nilai tenaga kerja (labor theory of value) yang menyatakan, bahwa
nilai atau manfaat suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memproduksinya.
(7) tidak ada biaya transportasi, karena dapat mempengaruhi harga jual barang di
negara tujuan.
(8) tidak ada perubahan teknologi. Keunggulan komparatif Ricardo didasarkan pada
dua hal, yaitu perbandingan produksi dan perbandingan biaya.
Keunggulan komparatif berdasarkan perbandingan biaya didasarkan pada nilai
tenaga kerja yang menyatakan, bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh
jumlah waktu atau jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Menurut
teori ini, suatu negara akan memperoleh nilai atau manfaat dari perdagangan
internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang diproduksi lebih
efisien (Ricardo, 1817).
Perdagangan klasik dan modern dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat
memengaruhi cara perdagangan dilakukan, jenis barang yang diperdagangkan, dan
bagaimana transaksi perdagangan tersebut dilakukan. Berikut adalah beberapa
faktor yang memengaruhi perdagangan klasik dan modern:
10
2. Globalisasi: Globalisasi ekonomi telah membuka pasar global bagi perusahaan
dan pedagang. Ini berarti bahwa barang dapat diperdagangkan secara internasional
dengan lebih mudah daripada sebelumnya.
8. Inovasi Produk: Inovasi dalam desain produk dan teknologi produksi juga dapat
memengaruhi perdagangan modern dengan menciptakan pasar baru atau mengubah
permintaan atas jenis barang tertentu.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Perdagangan internasional adalah fenomena ekonomi di mana negara-negara saling
terlibat dalam pertukaran barang dan jasa melintasi perbatasan nasional. Hal ini didasarkan
pada prinsip bahwa tidak semua negara mampu memproduksi semua barang dan jasa yang
mereka butuhkan dengan efisien dan murah. Perdagangan Meningkatkan standar hidup
masyarakat Dengan akses ke barang dan jasa dari negara lain, masyarakat memiliki akses lebih
banyak pilihan dan produk yang lebih terjangkau, terdapat beberapa manfaat dari perdagangan
internasional seperti pertumbuhan ekonomi perdagangan internasional dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi dan penjualan barang dan jasa.
Penciptaan lapangan kerja, perdagangan internasional dapat menciptakan lapangan kerja
melalui peningkatan permintaan produk domestik yang diekspor, transfer teknologi:
Perdagangan internasional memungkinkan transfer teknologi dan pengetahuan antara negara-
negara, diversifikasi risiko keterlibatan dalam perdagangan internasional dapat membantu
negara-negara mengurangi risiko tergantung pada satu jenis produk atau pasar. Teori
perdagangan internasional adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk memahami dan
menjelaskan mengapa perdagangan antar negara terjadi, serta bagaimana perdagangan tersebut
memengaruhi ekonomi global.
12
5. Teori Perdagangan Baru (New Trade Theory):
• Teori ini menggabungkan elemen-elemen teori tradisional dengan konsep inovasi
dan perdagangan yang lebih kompleks. Faktor seperti keunggulan pertama dalam
produksi, dukungan pemerintah, dan efek jaringan dapat memengaruhi
perdagangan internasional.
6. Teori Berdasarkan Barter (Barter Theory):
• Teori ini berfokus pada aspek transaksi barter dalam perdagangan internasional,
terutama ketika pembayaran dilakukan dengan barang atau jasa lain daripada mata
uang. Ini penting terutama dalam konteks perdagangan yang melibatkan negara-
negara yang memiliki keterbatasan mata uang atau akses ke pasar keuangan global.
13
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah aktivitas perdagangan yang melibatkan
negara-negara yang berbeda, di mana mereka saling bertukar barang dan jasa. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak ada negara yang mampu memproduksi semua
barang dan kebutuhannya sendiri. Tujuan dari perdagangan internasional antara lain
adalah untuk memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara sendiri,
memperoleh keuntungan dari spesialisasi dalam produksi, memperluas pasar dan
meningkatkan keuntungan, serta mentransfer teknologi modern. Ada berbagai teori
perdagangan internasional yang mencoba menjelaskan fenomena ini, termasuk teori
Mekantilisme, Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith), dan Teori Keunggulan
Komparatif (David Ricardo). Setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda untuk
menjelaskan mengapa perdagangan internasional terjadi dan bagaimana hal itu
menguntungkan negara-negara yang terlibat. Faktor-faktor yang memengaruhi
perdagangan internasional meliputi spesialisasi dalam produksi, keunggulan absolut,
dan keunggulan komparatif. Perdagangan internasional memungkinkan negara untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya mereka, meningkatkan efisiensi produksi,
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan, perdagangan
internasional memiliki peran penting dalam perekonomian global, membantu negara-
negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup
penduduknya.
2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna terdapat beberapa kesalahan ataupun
kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang. Tentunya kami dari kelompok dua sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya kami akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari dosen pengampu atau rekan-rekan sekalian
14
DAFTAR PUSTAKA
15