You are on page 1of 3

Nama: Kayla Aura H

Kelas: XII IPS 1

Absen: 16

Perang Kamboja
Awal mula dari konflik antara Kamboja dan Vietnam adalah terjadi pada masa pemerintahan
Pol Pot yaitu ketika Vietnam melakukan kunjungan ke Kamboja, namun tidak disambut baik
oleh pemerintah Kamboja. Dimana dari peristiwa tersebut menyebabkan hubungan antara
kedua negara tersebut menjadi renggang. Menurut yang dimuat dalam dokumen “Black
Paper” milik kelompok Khmer Merah, menyatakan bahwa Vietnam adalah lawan utamanya
karena berusaha mengambil wilayah Kamboja. Selain itu, permasalahan yang lain adalah
adanya perasaan curiga dan anti terhadap bangsa Vietnam dari kalangan bangsa Khmer
Merah. Rasa curiga ini timbul dikarenakan di Kamboja dalam program administrasi dan
pekerjaan perkebunam, pemerintah kolonial Perancis banyak mendatangkan orang-orang dari
bangsa Vietnam.
Selain itu, terdapat perbedaan stratifikasi sosial yang begitu mencolok terlihat dari banyak
orang Vietnam memegang birokrasi pemerintahan dan menguasai sektor ekonomi. Dimana
hal tersebut menimbulkan rasa kecurigaan dan kebencian bangsa Khmer terhadap bangsa
Vietnam. Bahkan bangsa Khmer Merah ini menyebut bangsa Vietnam sebagi bangsa yang
kasar dan agresif, serta menjuluki mereka dengan Thmil yang memiliki arti “musuh abadi
yang tak mengenal Tuhan”. Di lain sisi, bangsa Vietnam menyebut bangsa Khmer sebagai
orang yang kotor dan malas, bahkan menjuluki mereka dengan sebutan Chao yang berarti
“orang biadab yang kejam”. Akhirnya, pada masa pemerintahan Pol Pot muncul gerakan Kap
You, sebuah gerakan untuk membantai orang-orang keturunan Vietnam.
Konflik yang terjadi di Kamboja pada masa pemerintahan rezim Pol Pot tersebut
menyebabkan banyak terjadi pemberontakan dan perlawanan salah satunya adalah dari Heng
Samrin dan Hun Sen, seorang aktivis revolusioner. Pada bulan April 1978 Heng Samrin
pernah melakukan kudeta kepada rezim Pol Pot akan tetapi gagal dan ia kemudian melarikan
diri dan meminta bantuan politik ke Vietnam. Melihat keadaan ini Vietnam tentunya
mengambil kesempatan dan memberikan dukungan kepada Heng Samrin. Hal tersebut terjadi
dikarenakan pada sejak tahun 1977 Vietnam tengah bertikai mengenai tapal batas negara
dengan Kamboja. Perang antara Vietnam dan Kamboja ini awalnya didasarkan dari
kekhawatiran rezim Pol Pot akan kehendak Vietnam yang ingin menyatukan wilayah
Indocina dibawah kekuasaan Vietnam.

Kelompok-Kelompok Yang Terlibat


 Front Persatuan Nasional Kamboja
 Khmer Merah
 Khmer Rumdo
 Khmer Việt Minh
 Vietnam Utara
 Việt Cộng
Negara Yang Terlibat
 Kerajaan Kamboja (1967–1970)
 Republik Khmer (1970–1975)
 Amerika Serikat
 Vietnam Selatan
Dukungan lainnya
 Kanada
 Prancis
 India
 Tiongkok
 Kuba
 Uni Soviet

Penyelesaian
Penyelesaian konflik Kamboja tidak dilakukan oleh negara itu sendiri melainkan melalui
intervensi pihak asing. Upaya penyelesaian konflik kamboja diawali dengan
diselenggarakannya Jakarta Informal Meeting, perjanjian Paris, dan diakhiri pembentukan
UNTAC oleh PBB.
 Jakarta Informal Meeting (JIM)
Penyelesaian konflik Kamboja diawali oleh Indonesia yang melakukan shuttle diplomacy
anatara Vietnam dan Kamboja, lalu memfasilitasi pertemuan keduanya dalam Jakarta
Informal Meeting (JIM). Menteri luar negeri indonesia yang berperan penting dalam upaya
penyelesaian konflik di kamboja yakni Ali Alatas pada tahun 1988 dan 1989. JIM berhasil
menghasilkan gencatan senjata antara kedua pihak dan menarik pasukan Vietnam dari
perbatasan Kamboja.
 Perjanjian Paris (Paris Peace Agreement)
Hasil dari JIM kemudian dilanjutkan pada perjanjian Paris (Paris Peace Agreement) yang
disetujui oleh 19 negara termasuk Kamboja dan Vietnam. Hal ini mengakhiri perang saudara
antara Vietnam dan Kamboja. PBB juga menurunkan pasukan ke Kamboja untuk menjaga
perbatasan dan membantu menanggulangi kerusakaan yang diakibatkan perang.
 United Nation Transitional Authority in Cambodia
PBB kemudian membentuk UNTAC (United Nation Transitional Authority in Cambodia)
untuk mengisi kekosongan pemerintahan dalam masa transisi dan juga mengenalkan
Kamboja dalam pemilihan umum. Dilansir dari United Nation Peacekeeping, UNTAC juga
mengurus aspek HAM, pelaksanaan pemilihan, pengaturan militer, administrasi sipil,
penegakan hukum dan ketertiban, pemulangan dan pemukiman kembali pengungsi,
pengurusan orang telantar, serta Rehabilitasi infrastruktur Kamboja. Dilansir dari BBC,
pemilihan umum di Kamboja dimenangkan oleh Pangeran Sihanouk, Norodom Ranariddh
dalam partai royalis Fincinpec dengan suara pemilih hampir 90 persen.
Namun hal tersebut tidak sepenuhnya diterima karena adanya oposisi yang diketuai Hun Sen.
Hun Sen kemudian diangkat sebagai perdana menteri kedua setelah Norodom Ranariddh.
Kamboja kemudian dapat melanjutkan urusan negaranya secara mandiri tanpa adanya konflik
bersenjata.

You might also like