You are on page 1of 15

STRUKTUR PONDASI DASAR

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB II

DASAR TEORI

1.1 Pengertian Pondasi


Pondasi masuk dalam kategori struktur bagian dasar dari sebuah
bangunan yang memiliki fungsi untuk meneruskan semua beban yang
diakibatkan dari beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang ada
bawahnya. Dalam sebuah perencanaa suatu pondasi untuk bangunan dapat
menggunakan jenis pondasi yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.
Untuk menentukan jenis pondasi dapat ditentukan berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut :

1. Fungsi dan kriteria bangunan

2. Beban yang diakibatkan oleh struktrur atas

3. Jenis tanah yang ada di lokasi pembangunan

4. Biaya untuk perencanaan pondasi tersebut.

Sudah dijelaskan bahwa dalam pemilihan pondasi perlu


memperhatikan beberapa pertimbangan. Dalam studi ini akan menggunakan
jenis pondasi strauss dalam perencanaan.

Menurut Bowles (1984), pondasi tiang pancang banyak digunakan


pada struktur gedung tinggi yang mendapat beban lateral dan aksial. Pondasi
jenis ini juga banyak digunakan pada struktur yang dibangun pada tanah
mengembang (expansive soil). Daya dukung tiang pancang yang diperoleh
dari skin friction dapat diaplikasikan untuk menahan gaya uplift yang
terjadi. Faktor erosi pada sungai juga menjadi pertimbangan penggunaan
tiang pancang pada jembatan.

Terdapat 2 klasifikasi pondasi, yaitu :


a. Pondasi dangkal adalah pondasi yang memindahkan beban
langsung ke lapisan permukaan tanah. Pada prinsipnya
pondasi dangkal hanya mengandalkan tahanan ujungnya saja,

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

karena tahanan gesek dindingnya (tahanan selimut) kecil.


Yang termasuk jenis pondasi dangkal adalah pondasi telapak
(spread footing), pondasi memanjang (continous footing) dan
pondasi rakit (mat foundation).
b. Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban struktur
ke lapisan tanah keras atau batuan yang terletak relatif jauh dari
permukaan. Pada prinsipnya pondasi dalam dapat
mengandalkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya
(tahanan selimut). Yang termasuk jenis pondasi dalam adalah
pondasi sumuran dan pondasi tiang.
M M

P P

V V

B
(a) D

B
(b)

Gambar 2.1 Peralihan Gaya Pada Pondasi


(a) Dangkal
(b) Dalam
(Sumber : Coduto, 1994)

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1.2 Pondasi Tiang


Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari
struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang
pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah
yang lebih dalam.
Fungsi umum pondasi tiang adalah :
a. Untuk memikul beban struktur atas dan menyalurkannya ke tanah
pendukung yang kuat.
b. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman
tertentu, sehingga pondasi bangunan dapat memberikan dukungan
yang cukup untuk menahan beban dengan menggunakan gesekan
dinding tanah sekitar.
c. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi gaya angkat (up-lift) pada
pondasi atau dok dibawah muka air akibat momen guling atau tekanan
hidrostatis.
d. Untuk menahan gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring.
e. Untuk memadatkan tanah pasir agar daya dukung tanah bertambah.
f. Untuk mengurangi penurunan (sistem tiang-rakit dan cerucuk).
g. Untuk memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada
kaki jembatan yang dapat mengalami erosi.
h. Untuk menahan longsor, misalnya pada tanah yang mudah tergerus air

Pondasi tiang memperoleh daya dukungnya dari gesekan antara selimut


tiang dengan tanah dan dari tahanan ujungnya, oleh karena itu pondasi tiang
dibedakan atas:
a. Tiang dukung ujung (end bearing pile) dalah tiang yang daya dukungnya
ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung
berada pada zona tanah lunak di atas lapisan tanah keras.
b. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang daya dukungnya lebih
ditentukan oleh gaya gesek tiang dengan dinding tanah di sekitarnya.

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1.2.1 Persyaratan Pondasi Tiang


Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu pondasi tiang
yaitu :
a. Beban yang diterima oleh pondasi tidak melebihi daya dukung
tanah maupun tegangan yang melebihi kekuatan bahan tiang untuk
menjamin keamanan bangunan.
b. Pembatasan penurunan yang terjadi pada bangunan dengan nilai
penurunan maksimum yang dapat diterima dan tidak merusak
struktur.
c. Pengendalian atau pencegahan efek dari pelaksanaan konstruksi
pondasi yang bertujuan untuk membatasi pergerakan bangunan
atau struktur lain disekitarnya, misalnya : getaran saat
pemancangan, galian dan lain-lain.
1.2.2 Prosedur Perancangan Pondasi Tiang
a. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah di lapangan dibutuhkan untuk data
perancangan pondasi bangunan. Penyelidikan tanah dapat
dilakukan dengan cara menggali lubang uji (test pit), pengeboran
dan uji langsung di lapangan (in-situ test). Dari hasil penyelidikan
tanah, sifat teknis tanah dipelajari dan dijadikan pertimbangan
dalam menganalisis daya dukung dan penurunan tanah.
Tujuan dilakukan penyelidikan tanah adalah :
 Untuk mendapatkan informasi mengenai lapisan tanah dan
batuan di lokasi pembangunan, sehingga dapat diketahui
lapisan tanah keras yang dapat dijadikan lapisan pendukung
untuk pondasi.
 Untuk mendapatkan informasi mengenai kedalaman Muka
Air Tanah (MAT). Pada bangunan yang mempunyai lantai
basement diperlukan informasi mengenai tinggi Muka
Air Tanah (MAT), agar dapat ditentukan besarnya
tekanan pada basement baik tekanan pada dinding basement

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

maupun besarnya gaya angkat (uplift). Selain itu juga


penyelidikan tanah diperlukan untuk pertimbangan metode
konstruksi dan sistem dewatering lokasi.
 Untuk mendapatkan informasi sifat-sifat fisis dan sifat-
sifat mekanis tanah/batuan. Sifat-sifat fisis tanah adalah
karakteristik dari suatu material yang diperoleh secara alami
dan digunakan untuk klasifikasi tanah. Sifat-sifat mekanis
tanah adalah respon material terhadap pembebanan dan
digunakan untuk memperkirakan kemampuan tanah
mendukung beban yang direncanakan dan deformasi pada
tanah.
 Menentukan parameter tanah untuk analisis. Parameter
tanah dapat digunakan untuk analisis pondasi atau untuk
simulasi proses konstruksi.
 Dalam hal tertentu, perancangan pondasi dapat dilakukan
dengan menggunakan korelasi langsung berdasarkan hasil uji
lapangan, khususnya SPT (Standard Penetration Test) dan
CPT (Cone Penetration Test).
Penyelidikan tanah biasanya terdiri dari 3
tahap, yaitu :
 Penggalian lubang uji atau pengeboran

 Pengambilan contoh tanah

 Pengujian contoh tanah

Jarak pengambilan contoh tanah yang dilakukan bergantung pada

tingkat ketelitian yang dikehendaki, biasanya pengambilan contoh

tanah dilakukan pada jarak kedalaman 0,75 – 2 m.

Sebelum dilakukan pengambilan contoh tanah perlu dilakukan

penentuan jumlah, jarak dan kedalaman titik bor.

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Jumlah titik bor


Jumlah titik bor ditentukan oleh kondisi tanah, apabila kondisi
tanah cukup homogen jumlah titik bor yang diperlukan untuk
menggambarkan potongan melintang lebih sedikit dibandingkan
jika kondisi tanah tidak homogen.
 Jarak titik bor
Jarak antara titik bor untuk pekerjaan pondasi didasarkan jenis
struktur bangunan yang direncanakan. Pedoman penentuan jarak
titik bor adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pedoman Penentuan Jarak
Titik Bor
Jenis Struktur Jarak Titik Bor (m)
Gedung Tinggi 15 – 45
Bangunan industri 30 – 90

 Kedalaman titik bor


Pemboran harus dilakukan hingga kedalaman lapisan tanah cukup
keras (nilai NSPT berkisar antara 30-50), tetapi bila di bawah
lapisan tanah keras terdapat tanah kompresibel pengeboran harus
dilakukan kembali (kecuali lapisan tersebut tidak mengakibatkan
penurunan yang berlebihan).
Bila terdapat rencana penggalian, maka kedalaman pemboran di
lokasi tersebut sekurangnya 1,5 - 2 kali kedalaman galian. Batas
atas dilakukan bila kondisi tanah lembek. Hal ini adalah untuk
memungkinkan analisis kestabilan lereng galian dan mengevaluasi
kemungkinan penyembulan (heaving). Bila didapati lapisan
aquifer, maka pemboran mungkin dapat lebih dalam lagi. Bila
kaki pondasi tiang diharapkan masuk ke dalam batuan, maka
pengeboran dilakukan sekurangnya 3 m ke dalam lapis batuan
tersebut.
Untuk struktur yang berat seperti bangunan tinggi, satu titik bor

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

perlu dilakukan hingga mencapai batuan dasar bila kondisi


memungkinkan. Tabel 2.2. adalah kedalaman minimum
pemboran yang perlu dilakukan menurut Sowers (1979).

Tabel 2.2 Kedalaman Minimum Pemboran


Jenis Struktur Kedalaman Titik Bor (m)
0.7
Sempit dan Ringan 3.S
0.7
Luas dan Berat 6.S
Keterangan : S adalah banyaknya lantai pada gedung tinggi

Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara menekan


tabung contoh tanah secara hati-hati (terutama untuk tanah tidak
terganggu) yang dipasang pada ujung bawah batang bor. Pada
waktu pengeboran dilakukan, contoh tanah dapat diperiksa
dengan cara menarik pipa bor. Jika pada tahap ini ditemui
perubahan jenis tanah, maka kedalaman perubahan jenis tanah
perlu dicatat.

1.3 Pondasi Tiang Bor


Tiang pancang dan tiang bor dibedakan karena mekanisme
pemikulan beban yang relatif tidak sama, secara empirik menghasilkan
daya dukung yang berbeda, pengendalian mutu yang berbeda, dan cara
evaluasi yang berbeda untuk masing masing jenis tiang tersebut.
Pondasi tiang bor mempunyai karakteristik khusus karena cara
pelaksanaannya yang dapat mengakibatkan perilaku di bawah pembebanan
berbeda dengan perilaku tiang pancang. Hal - hal yang mengakibatkan
timbulnya perbedaan antara pondasi tiang bor dan tiang pancang adalah
sebagai berikut :
a. Tiang bor dilaksanakan dengan menggali lubang bor dan mengisinya
dengan material beton, sedangkan tiang pancang dimasukkan ke tanah
dengan mendesak tanah disekitarnya (displacement pile).
b. Beton dicor dalam keadaan basah dan mengalami masa curing

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

dibawah tanah.
c. Untuk menjaga kestabilan dinding lubang bor digunakan casing
maupun slurry yang dapat membentuk lapisan lumpur pada dinding
galian, serta dapat mempengaruhi mekanisme gesekan tiang dengan
tanah.
d. Cara penggalian lubang bor disesuaikan dengan kondisi tanah

1.4 Pondasi Sumuran


Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar
terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor
ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai
pengisinya.
Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih
kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah
yang berlumpur.

1.5 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Tunggal


SPT Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan
salah satu uji tanah yang paling sering dilakukan, dilakukan dengan
menjatuhkan batangan besi (pemukul) ke bor yang ada di dalam tanah, dan
menghitung jumlah pukulan yang diperlukan untuk memperdalam lubang
bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang diperlukan, semakin
keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat disimpulkan juga semakin besar
phi ataupun kohesi dari tanah tersebut
Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai
kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji.Untuk melakukan pengujian
SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang disebut Standard Split Barrel
Sampler atau tabung belah standar.Alat ini dimasukkan ke dalam Bore
Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor.Alat ini diturunkan
bersama-sama pipa bor dan diturunkan hingga ujungnya menumpu ke tanah

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

dasar.Setelah menumpu alat ini kemudian dipukul (dengan alat pemukul


yang beratnya 63,5 kg) dari atas.
Berdasarkan kapasitas daya dukung dibedakan menjadi daya dukung
ujung dan daya dukung geser dan apabila daya dukung keduanya
dimobilisasi maka :
Qult = Qp + Qs
Qult
Qall =
SF
Dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang maksimum
Qall = Kapasitas daya dukung tiang ijin
Qp = kapasitas daya dukung ujung yang didapat dari tanah dibawah ujung
tiang
Qs = Kapasitas daya dukung yang didapat dari gaya geser atau adhesi antara
tiang
dan tanah
Beberapa alat yang digunakan dan dioperasikan yaitu:
1.5.1 Uji penetrasi Kerucut Statis (Statis Cone Penetration Test)
Cara pengoperasian alat ini dengan menekan pipa penekan dan
mata sondir secara terpisah, melalui penekan mekanis dengan gerakan
kebawah. Nilai qc adalah besarnya tahanan kerucut dibagi dengan luas
penampang. Pembacaan arloji pengukur dilakukan tiap kedalaman
20cm. (Berdasarkan SNI 2827-2008). CPT atau sondir dapat
mengklasifikasikan lapisan tanah dan memperkirakan kekuatan dan
karakteristik tanah. Untuk menentukan daya dukung ujung tiang
menggunakan data sondir maka langkah yang harus dilakukan sebagai
berikut:
 Menghitung hambatan pelekat
 Menentukan daya dukung ujung tiang (Qp = Qb)
 Daerah pengaruh bidang keruntuhan akibat penetrasi adalah 4D
dibawah ujung dan 8D diatas ujung. Perencanaan harga conus (qc)

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

tidak dapat langsung dari grafik, namun harus diambil rata-rata mulai
4D dibawah ujung sampai 8D diatas ujung.
1
Qc rata-rata = ¿¿¿
2
Dimana:
Qc1 = Harga qc rata-rata dihitung mulai dari ujung tiang sampai 4D
kebawah
Qc2 = Harga qc rata-rata conus -minimum dihitung mulai dari 4D
sampai ujung tiang
Qc3 = Harga qc rata-rata dihitung mulai dari ujung tiang sampai 4D
kebawah, dan dari ujung sampai 8D keatas

Qp = Qb = qcrata-rata x Aujung tiang

1.5.2 Uji Penetrasi Standar atau Uji SPT (Standard Penetration Test)
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif dan
non-kohesif dengan data SPT.
 Daya dukung ujung tanah pada tanah non-kohesif

 Daya dukung ujung tanah pada tanah non-kohesif

Qp = 40*N-SPT*Lb/D*Ap ≤ 400*N-SPT*Ap

Keterangan :

Qp = Tahanan ujung ultimate (kN)

Ap = Luas penampang tiang pancang (m²)

 Daya geser selimut tiang pancang pada tanah non-kohesif

Qs = 2*N-SPT*p*Li

Keterangan :

Li = Panjang lapisan tanah (m)

p = Keliling tiang (m)

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Daya dukung ujung tiang pada tanah kohesif cu Untuk tiang


pancang dan tiang bor

Qp= 9*cu*Ap

Keterangan :

Ap = Luas penampang tiang (m²)

cu = Kohesi undrained (kN/m²)

= N-SPT*2/3*10

 Tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif cu

Qs = α*cu*p*Li

Keterangan :

α = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang.

cu = Kohesi undrained (kN/m²)

= N-SPT*2/3*10

P = Keliling tiang (m)

Li = Panjang lapisan tanah (m)

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam perhitungan daya dukung ujung tiang menggunakan metode
sondir maupun SPT harus dilakukan denga seteliti mungkin. Sehingga dapat
menjaga keseimbangan dan kestabilan terhadap berat yang akan dibebankan
pada pondasi tersebut.

4.2 Saran
Pondasi merupakan bagian penting dari suatu konstruksi baik itu jalan
maupun gedung. Sehingga pondasi harus memiliki kekokohan yang telah
diperhitungkan dengan benar. Untuk penempatan pondasi juga harus
diperhatikan karena harus pemilihan pondasi harus sesuai dengan kondisi atau
karakteristik dari tanah tempat pondasi akan dibangun. Beban yang akan yang
dipikul oleh pondasi harus diperhitungkan dengan sebaik mingkin.
Karena pondasi yang memiliki ketahanan yang kuat akan mampu
menopang seluruh beban yang akan terjadi pada pondasi. Contohnya apabila
terjadi pergerakan bumi maka pondasi tidak mudah untuk runtuh.

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DAFTAR PUSTAKA

Husnah.(2018). Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Proyek


Pembangunan Pondasi Tissue Block 5 & 6, 10.
Metode Standard Penetration Test ( SPT ) - Biand Rundawa Teknik
Pengenalan Pondasi Tiang Pancang | WIJAYA BLOG's (wordpress.com)
(21) Pengertian Pondasi Sumuran Pondasi | Bastian Stev - Academia.edu
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat
Sondir. SNI No. 2827:2008. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Scribd.com. (2019). Tugas Besar Pondasi. Diakses pada 18 Juli 2022, dari
https://www.scribd.com/doc/92835482/Tugas-Besar-Pondasi-Hery.
fdokument.com. (2018, 8 Juli). Laporan Tugas Besar Pondasi 2015. Diakses pada
18 Juli 2022, dari https://fdokumen.com/document/laporan-tugas-besar-pondasi-
2015.html.
eprints.ums.ac.id/49092/4/BAB%20I.pdf

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah


dan berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi
berfungsi untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk
menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga harus direncanakan dan
dikerjakan dengan sangat hati-hati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian
rupa baik dari segi dimensi maupun secara analitis mekanis.
Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis,
kekuatan dan daya dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan
memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang
sederhana. Jika tanahnya berlapis dan memiliki daya dukung buruk, maka
pondasinya juga harus lebih kompleks.
Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan
daya dukung tanah. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya
penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan
diferensial (sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan
masalah bagi struktur yang didukungnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai Pondasi Tiang
2. Mengembangkan potensi dalam merencanakan suatu pondasi
b. Manfaat
1. Dapat menyelesaikan perhitungan pondasi
2. Dapat mengetahui proses perhitungan dalam pondasi
3. Dapat mengetahui macam-macam pondasi

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


STRUKTUR PONDASI DASAR
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

You might also like