Professional Documents
Culture Documents
Kimia Analisis 1
Kimia Analisis 1
KIMIA ANALISIS
a. Reaksi Kimia
b. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif (Spektrofotometri dan Kromatografi)
c. Validasi Metode Analisa
d. Standarisasi Mutu Simplisia dan Metode Ekstraksi
e. Obat Tradisional dan Skrining Fitokimia
Reaksi Kimia
Oksidasi Reaksi yang melibatkan agen pengoksidasi dan mendapatkan oksigen
Agen pengoksidasi: O2, Br2, Cl2, HNO3, H2SO4, H2O2, F2
Reduksi Reaksi yang melibatkan agen pereduksi dan kehilangan oksigen
Agen pengoksidasi: CO, H2, H2S, SO2, KI, NH3, Li
Contoh :
Oksidasi
Reduksi
Eleminasi Reaksi pemisahan suatu senyawa sehingga gugus fungsi tertentu terpisah dan
terbentuknya ikatan rangkap baru
Contoh Etil alkohol + H2SO4 → Etena
Adisi Reaksi penambatan atom pada ikatan rangkap, kebalikan dari eliminasi
Saponifikasi Reaksi antara basa kuat dan asam lemak menjadi gliserol + senyawa sabun
Tidak
dikatalis
METODE ANALISIS
Analisa kualitatif → Untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang
dituju dalam suatu sampel. Metode analisis kualitatif dapat menggunakan
reaksi kimia (perubahan warna, pengendapan, aroma) atau instrumen seperti
spektrofotometer IR / UV-Vis, KCKT, NMR, MS, KLT
Alkalimetri Analisis asam kuat maupun asam yang tidak terlalu lemah
menggunakan reaksi netralisasi.
Titran : Basa (NaOH)
Titrat/sampel : Asam (Ibuprofen, asam mefenamat)
Menggunakan indikator PP (dari bening ke merah muda)
Volumetri
Kategori Titrasi Keterangan
Oksidimetri/ Iodimetri Titran : Oksidator (I2)
Oksidasi Titrat/sampel : Reduktor (Vitamin C)
Permangomentrik Titran : Oksidator (KMnO4)
Titrat/sampel : Reduktor (Natrium nitrat)
Serimetri Titran : Oksidator (Ce(SO4)2)
Titrat/sampel : Reduktor (Fe Fumarate)
Reduksimetri Iodometri Titran : Reduktor (Na2S2O3)
Titrat/sampel : Oksidator (Benzil penisilin)
Volumetri
Kategori Titrasi Keterangan
Pengendapan Argentometri Titrasi pengendapan berdasarkan pembentukan endapan
dengan ion Ag+
Titran : AgNO3
Titrat/sampel : Senyawa mengandung halida (Cl, Br, I)
dan ion-ion seperti SCN, CN dan CNO. Contohnya
kloralhidrat, KCl dll
Pembentukan Kompleksometri Analisis pada logam dengan valensi 2 dan valensi
kompleks melalui pembentukan kompleks antara EDTA dan ion
Ion logam logam sehingga menimbulkan warna
Titran : EDTA
Titrat/sampel : Ca, Mg, Zn, Al, Zn
Volumetri
Titrasi Keterangan
Nitrimetri Reaksi diazotasi (reaksi antara fenil amina primer (aromatic) dengan
natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium)
menimbulkan perubahan warna
Titran : NaNO3
Titrat/sampel : Pracetamol, Dapsone, Benzokain
Titrasi bebas air Titrasi untuk asam lemah dan basa lemah
Gravimetri Perbedaan bobot tetap saat ditimbang
Seperti analisis kadar abu dan susut pengeringan
PERHITUNGAN TITRASI
Molekul Valensi
Titrasi Netralisasi H2SO4 2
H3PO4 3
HCl 1
a. Alkalimetri
b. Iodometri
c. Asidimetri
d. Nitrimetri
e. Serimetri
Seorang apoteker di R&D industri farmasi akan melakukan penetapan kadar
kloralhidrat dengan menggunakan metode titrasi pengendapan.
Apakah senyawa titran yang digunakan dalam titrasi tersebut?
a. AgNO3
b. EDTA
c. NaNO2
d. KMnO4
e. I2
Contoh soal
Mikonazol nitrat dengan sampel sebanyak 350 mg dilarutkan dengan 50 ml asam
asetat glasial, kemudian dititrasi dengan asam perklorat 0,099 N dan didapatkan
volume peniter 7,3 ml ( tiap 1 ml 0,1 N asam perklorat setara dengan 47,92 mg
mikonazol nitrat). Berapa kadar mikonazol dalam sampel ?
Daerah serapan
UV = 100 - 400 nm
Visible = >400 - 800 nm
Analisa kualitatif →
Panjang gelombang
Analisa kuantitatif →
absorbansi untuk
menghitung kadar obat
SPEKTROFOTOMETRI
Keterangan
2 0,311
4 0,422
6 0,562
10 0,678
15 0.721
20 0,823
y= 1.43x + 2.17
3.90 = 1.43 x + 2,17
X = 1,20 ppm
SOAL
Tablet cetirizine akan dilakukan uji penetapan kadar menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis. Sebanyak 100 mg serbuk ditimbang lalu ditambahkan
pelarut sebanyak 50 mL. Dengan larutan tersebut, Analis ingin membuat larutan
encer yang memiliki konsentrasi 10 ppm dalam volume 100 mL.
Maka berapa mL larutan yang harus diambil?
𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖
konsentrasi uji = 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x konsentrasi standar
0,35
konsentrasi uji = 0,25 x 50
konsentrasi uji = 70 ppm
a. HPLC
b. Spektrofotometri UV-Vis
c. NMR
d. Spektrofotometri IR
e. AAS
ELEKTROFORESIS
memisahkan molekul dalam cairan atau gel menggunakan medan
listrik. Ketika medan listrik diterapkan, ion akan bergerak sesuai
dengan muatannya dan terpisah dari makromolekul. Ion-ion akan
bermigrasi ke katoda maupun anoda, sedangkan spesimen netral
tidak akan terpengaruh. Sehingga dapat memisahkan spesimen di
dalam molekul protein, DNA, RNA, plasmid, isoenzim,
lipoprotein, hemoglobin, dan makromolekul lainnya
Apoteker QC akan melakukan analisis sampel berupa DNA dari darah tikus. Metode
instrumentasi apakah yang dapat digunakan?
12
Rf BIRU = 14 = 0,85
𝑨𝑼𝑪 𝑼𝑱𝑰
𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 uji = 𝑨𝑼𝑪 𝑺𝑻𝑨𝑵𝑫𝑨𝑹 𝐱 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫
PERHITUNGAN
SOAL
Seorang Apoteker di Industri Kosmetik sedang menguji kadar Vitamin E sebagai anti aging pada
pelembab yang diproduksinya. Instrumen pengujian yang digunakan adalah HPLC. Kurva baku
yang diperoleh adalah y = 4x - 5 (x dalam ppm, y merupakan AUC). Berdasarkan analisis sampel
diperoleh luas area dibawah kurva sebesar 30.
Berapakah konsentrasi Vitamin E yang terbaca pada instrumen HPLC?
a. 7,50 ppm
b. 8,75 ppm
c. 9,34 ppm
Y = 4X-5
d. 10,50 ppm 30 = 4X-5
e. 20,80 ppm X = 8,75
SOAL
Seorang apoteker sedang melakukan analisa kadar bahan baku Naproxen. Sebanyak 400 mg
serbuk ditimbang dan dilarutkan dalam 250 mL pelarut, kemudian di pipet 1 mL dan
diencerkan hingga 50 mL. Analisis menggunakan HPLC menunjukan AUC sampel 3200,
sementara luas area dibawah kurva (AUC) standar sebesar 3170 dan konsentrasi standar 30
ppm.
Berapa persen kadar naproxen dalam sampel tersebut?
a. 42,58%
b. 78,50% 𝐀𝐔𝐂𝑺 𝐂𝑺
= 𝐂𝐬 Konsentrasi x Volume x FP
c. 83,23% 𝐀𝐔𝐂𝑹 % Kadar = x 100
Massa sampel
d. 94,64% 𝑨𝑼𝑪 𝑺 0,03028 x 250 x 50
CS= XCR % Kadar = x 100
e. 100,23% 𝑨𝑼𝑪 𝑹 400
𝟑𝟐𝟎𝟎 % Kadar = 94.62%
Pengenceran =
ad hingga CS= X30
𝟑𝟏𝟕𝟎
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
CS=30,28 ppm
50
Pengenceran = = 50 𝑘𝑎𝑙𝑖 Cs = 0,03 mg
1
INDEKS POLARITAS
Tingkat kepolaran dari suatu fase gerak. Hal ini dibutuhkan dalam tahap pengembangan metode
analisa yang dinyatakan dalam indeks polaritas. Berikut indeks polaritas dari fase gerak yang
sering digunakan dalam sistem KCKT,
SOAL
Contoh soal
Bagian QC sedang mengembangkan metode analisa dengan sistem KCKT. Adapun
fase gerak yang digunakan adalah acetonitril 8:2 Air. Berapakah indeks polaritas
campuran tersebut?
Indeks polaritas acetonitril = (8/10) x 5,8 = 4,64
Indeksi polaritas air = (2/10) x 10,2 = 2,04
Jadi indeks polaritas campuran 4,64 + 2,04 = 6,68
Polarimeter
Metode analisis untuk mengukur kadar suatu sampel yang
memiliki sifat aktif yakni senyawa yang memiliki atom karbon
asimetris/kiral/yang berikatan dengan 4 atom berbeda, sebagai
contoh turunan glukosa, fruktosa dan madu.
Besar sudut pemutaran bidang polarisasi
1%
Ø = (α) 1𝐶𝑀 . L .C
Standar Penetapan kadar Sampel dan standar Standar dan Penetapan kadar sampel
Eksternal sederhana yang merupakan zat yang sampel ibuprofren menggunakan
membutuhkan baku sama. dipreparasi secara persamaan regresi hasil
pembanding diluar terpisah baku pembanding
sampel ibuprofen
Standar Penetapan kadar suatu Sampel dan standar Standar dengan Penetapan kadar Arsenik
Adisi analit dalam matriks yang digunakan zat konsentrasi yang yang sangat kecil dalam
yang kompleks atau yang sama. diketahui sampel darah
jumlah yang sangat dimasukkan ke
kecil dalam sampel
Standar Penetapan kadar suatu Sampel dan Standar dengan Penetapan kadar
Internal analit yang standar berbeda, konsentrasi yang metomil dengan
memerlukan proses tetapi memiliki diketahui menggunakan baku
preparasi yang panjang kemiripan struktur / dimasukkan ke internal benzanilid
(derivatisasi, ekstraksi, sifat fisika dan dalam sampel
filtrasi kimia.
UJI KESESUAIAN SISTEM
Verifikasi bahwa metode analisis yang digunakan sesuai dengan tujuan penggunaan pada hari analisis
dilakukan membutuhkan uji kesesuaian sistem. Uji ini bersifat spesifik sesuai dengan kriteria keberterimaan
yang ditentukan sebelumnya dan memastikan kualitas dari metode pengukuran Penerapannya paling umum
pada instrumen kromatografi.
𝑺𝑫
% RSD = 𝑹𝒂𝒕𝒂;𝒓𝒂𝒕𝒂 x 100%
Uji kesesuaian sistem : resolusi
Resolusi menunjukkan seberapa baik pemisahan senyawa dalam sampel yang akan dianalisis.
Pengukuran dilakukan pada dua puncak yang berdekatan. Tujuannya agar nilai hasil pengukuran
kuantitatif dapat dipercaya, karena sistem telah memisahkan senyawa target dengan cemaran
dengan baik.
2 ∆ tR
Rs =
W1 : W2
tR = waktu retensi ; W1 = lebar puncak pertama ; W2 = lebar puncak kedua
Syarat: Rs ≥ 1,5
Jika Rs <1,5 maka turunkan flow rate/ turunkan kekuatan fasa gerak
Uji kesesuaian sistem : faktor ikutan
Faktor ikutan menunjukkan pengukuran keasimetrisan puncak. Puncak yang tidak simetris dapat
menyebabkan kesalahan pengukuran luas area dibawah kurva (AUC). Selain itu juga akan menyebabkan
penurunan resolusi, batas deteksi, dan presisi. Penyebab tailing diantaranya ketidaksesuaian sifat
fisikokimia analit dengan kolom, pengemasan kolom tidak seragam, sampel uji terlalu pekat
a:b
t=
2𝑎
tR = waktu retensi ; W1 = lebar puncak pertama ; W2 = lebar puncak kedua
Syarat: Rs ≥ 1,5
Jika Rs <1,5 maka turunkan flow rate/ turunkan kekuatan fasa gerak
SOAL
Apoteker di QC sedang mengukur kadar zat aktif hasil pengujian disolusi menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Sebelum menguji disolusi, dilakukan uji kesesuaian sistem dengan
membaca serapan larutan standar sebanyak 5 replikasi. Dari hasil pengujian tersebut, diperoleh
nilai rata-rata serapan sebesar 0,45 dan standar deviasi 0,015. Berapa % RSD serapan dari hasil
uji kesesuaian sistem?
a. 0,58
b. 1,16%
SD
c. 3,33% % RSD = Rata;rata x 100%
d. 3,52%
e. 4,44% 0,015
% RSD = x 100%
0,45
% RSD = 3,33 %
VALIDASI METODE ANALISI
Suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.
Linearitas Merupakan kemampuan metode analisis Perhitungan dengan regresi linear, R >0,997
memberikan respon secara langsung diperoleh intercept, slope dan r.
dinyatakan dalam sekitar garis regresi minimal menggunakan 5 seri kadar
Rentang Batas terendah dan tertinggi analit yang
dapat diuji secara akurat, presisi, dan linear
LOD Batas terkecil analit yang dapat SD -
LOD = 3 x
Slope
(batas deteksi) terdeteksi, tetapi tidak perlu dihitung
% RSD = 2,07 %
SOAL
Seorang Apoteker di Industri Farmasi sedang mengembangkan suatu metode
analisa. Saat melakukan validasi diperoleh persamaan kurva baku y = 200x - 1 dan
simpangan baku 1,5.
Berapakah batas analit terkecil dalam sampel yang dapat terkuantifikasi (LOQ)?
a. 0.030
SD
b. 0.053 LOQ = 10 x Slope
c. 0.075 1,5
d. 0.085 LOQ = 10 x
200
e. 0.105 LOQ = 0,075
SOAL
Seorang Apoteker R&D ingin melakukan validasi metode analisis penetapan kadar Vitamin B12
dalam tablet Vitamin B kompleks.
Apakah parameter validasi yang harus diperhatikan dalam pengujian tersebut?
a. Selektivitas
b. Spesifisitas
c. Presisi
d. Akurasi
e. Linearitas
SOAL
Apoteker industri sedang melakukan validasi metode analisis untuk menentukan jumlah zat aktif
dalam tablet. Hasil penetapan kadar yang diperoleh dari lima kali replikasi adalah 98%, 101%,
97%, 99% , dan 103 % dengan standar deviasi 0,45%.
Apakah parameter metode analisis yang sedang ditentukan?
a. Akurasi
b. Presisi
c. Linearitas
d. LOQ
e. LOD
SOAL
Apoteker di industri farmasi melakukan evaluasi tablet aspirin. Diketahui aspirin bersifat asam
lemah dengan pKa 3,4. Uji disolusi tablet tersebut menggunakan dapar fosfat pH 6,4.
Berapa persen aspirin dalam bentuk terion pada kondisi tersebut?
a. 50%
b. 70% 10 ph−pka
c. 89% % terion = 1+10 ph−pka
d. 90% ,
106,4−𝟑 𝟒
e. 99% % terion = 6,4−3,4
1+10
10𝟑
% terion = 1+10 3 Bila selisih pka- ph ≥2 maka terion 99,99%
Bila nilai pka=ph maka terion 50%
10000
% terion = 1001
% terion = 99,99%
SIMPLISIA
Simplisia : bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan
EKSTRAKSI INFUSA
DEKOKTA
PANAS
REFLUKS
SOKLETASI
MASERASI
Merendam simplisia dengan sesekali pengadukan, ekstraksi digunakan pada simplisia yang tidak tahan panas
(termolabil)
Keuntungan: peralatan sederhana dan mudah
Kerugian:
Keuntungan:
- Tidak terjadi kejenuhan
- Pengaliran meningkatkan difusi dengan dialiri cairan penyari sehingga zat terdorong keluar
dari sel)
Kerugian:
- Waktu relatif lama > 24 jam
- Butuh banyak cairan pengekstraksi
REFLUKS
Ekstraksi simplisia dengan pelarut yang dididihkan secara terus menerus selama 2 jam atau lebih, ekstraksi
digunakan pada simplisia yang tahan panas (termostabil)
Keuntungan:
● Dapat mengekstraksi sampel dengan tekstur kasar dan tebal seperti akar, batang, buah, biji, dan
herba
● Waktu ekstraksi relatif lebih cepat
Kerugian:
● Butuh volume total pelarut yang besar
● Tidak dapat digunakan untuk sampel termolabil
SOKLETASI
Ekstraksi simplisia secara kontinu/sinambung dengan pendingin balik. Pelarut dididihkan, menguap, kondensasi
dan mengenai simplisia lalu jatuh ke penampungan. Ekstraksi digunakan pada simplisia yang tahan panas
(termostabil)
Keuntungan:
- Dapat digunakan pada sampel dengan tekstur yang lunak yang tidak tahan terhadap pemanasan secara
langsung
- Digunakan pelarut yang lebih sedikit (sulit jenuh)
Kerugian:
- Pelarut terus menerus didaur ulang sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian
pada ekstrak di bagian bawah
DESTILASI
Ekstraksi senyawa dengan kandungan yang mudah menguap / volatil (minyak atsiri) dengan uap
air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. Digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih ≥ 200 °C. Destilasi uap berfungsi untuk:
- Memurnikan senyawa cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup tinggi
Kelemahan:
- menggunakan alat khusus dan hanya dapat memisahkan
zat yang memiliki titidk didih yang besar
Kelebihan:
- produk yang dihasilkan benar-benar murni
METODE EKSTRAKSI
METODE FUNGSI
Penyarian menggunakan air mendidih suhu kurang Keuntungan: Mudah, murah dan
Infusa lebih 90 derajat selama 15 menit waktu relatif singkat
Kelemahan: Zat harus tahan panas
Penyarian menggunakan air mendidih suhu kurang Keuntungan: Mudah, murah dan
Dekokta lebih 90 derajat selama 30 menit waktu relatif singkat
Kelemahan: Zat harus tahan panas
Enfleurasi Pengambilan minyak atsirii dari bunga, menggunakan lemak yang telah jenuh dengan
aroma bunga dan penyerapan aroma tanpa pemanasn
STANDARISASI MUTU SIMPLISIA
• SPESIFIK
Parameter Keterangan
Identifikasi deskripsi tata nama dan bagian tumbuhan yang digunakan.
Organoleptik Pengenalan secara fisik dengan menggunakan panca indera dalam
mendeskripsikan bentuk, bau, warna, rasa, ukuran
Pola kromatografi Kesesuaian pola kromatogram dengan sistem yang tertera pada
farmakope, umumnya digunakan metode KLT
Kandungan kimia Kadar golongan senyawa tertentu misalnya kadar flavonoid total
ekstrak kental daun afrika tidak kurang dari 6,11% dihitung dari rutin
STANDARISASI MUTU SIMPLISIA
Non Spesifik
Parameter Keterangan
Susut Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan dan
pengeringan dinyatakan dalam nilai persen %
𝐛𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐚𝐰𝐚𝐥 ; 𝐛𝐨𝐛𝐨𝐭 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓
Susut Pengeringan (%) = 𝐛𝐨𝐛𝐨𝐭 𝒂𝒘𝒂𝒍
x 100%
Kadar sari larut Menunjukkan perkiraan senyawa aktif yang bersifat plar - nonpolar (larut dalam etanol)
etanol
Berat sari etanol (g) 100
Kadar Sari Larut Etanol = x x 100%
Berat ekstrak awal 20
Keterangan : kadar dihitung dalam persen senyawa yang larut air terhadap ekstrak awal. Angka 100 berasal dari 100
mL etanol dan angka 20 berasal dari ambilan filtrat 20 mL
Sisa pelarut Menentukan kandungan sisa pelarut tertentu dengan metode kromatografi gas. Parameter ini bertujuan untuk
memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut yang memang seharusnya tidak boleh ada
Angka Lempeng Metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah bakteri aerob pada suatu sampel
Total (ALT) Syarat ALT : ≤ 106 koloni/g
Pilih cawan dari satu tingkat pengenceran dengan jumlah koloni tertinggi yang kurang dari 250
𝟏
ALT = rata-rata jumlah koloni x 𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒄𝒆𝒓𝒂𝒏
STANDARISASI MUTU SIMPLISIA
Non Spesifik
Parameter Keterangan
Angka Kaping Metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah kapang (fungi yang berfilamen) dan khamir (fungi
Khamir (AKK) tidak berfilamen) pada suatu sampel
Syarat AKK : ≤ 104 koloni/g
Pilih cawan dari satu tingkat pengenceran dengan jumlah koloni tertinggi yang kurang dari 50 koloni. Hitung
jumlah rata-rata koloni dalam media biakan dan jumlah koloni per g atau per mL sediaan
𝟏
AKK = rata-rata jumlah koloni x 𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒄𝒆𝒓𝒂𝒏
Angka Paing Dikenal juga dengan sebutan Most Probable Number (MPN)
Mungkin (APM) Metode kuantitatif yang sering digunakan untuk mengukur jumlah bakteri Coliform dan E.Coli.
Perhitungan jumlah bakteri menggunakan tabel khusus APM
STANDARISASI MUTU SIMPLISIA
Non Spesifik
Soal
Analis QC sedang melakukan perhitungan kadar ALT pada sampel obat batuk herbal dengan
metode cawan dan diperoleh data sebagai berikut. Berapa jumlah ALT (cfu/mL) dalam
sediaan OHT tersebut?
Cawan 1 Cawan 2
Pengenceran
(cfu/mL) (cfu/mL)
-2 Jumlah mikroba dalam sampel
10 224 236 = (224+236)/2 x faktor pengenceran
-3
10 22 25 = 230 x 102 cfu/mL
-4
10 3 2
-5
10 0 0
SKRINING FITOKIMIA
Golongan Reagen Hasil
Buchardat Jingga
Lieberman-buchardat Hijau/ungu
KLT
Golongan Pereakasi
Alkaloid Ninhidrin , Buchardat , Dragendrof
Flavonoid Sitoborat
Terpen Asam fosfomolibdat
Fenol FeCl3
Pereaksi Umum Uap iodium , H2SO4 , Vanilin sulfat
FITOTERAPI
FITOTERAPI
OBAT TRADISIONAL
JAMU OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA
Khasiat terbukti secara empiris Khasiat terbukti secara praklinis Khasiat terbukti secara praklinis
dan aman, turun temurun (farmakologi & toksisitas pada (farmakologi & toksisitas pada
hewan) hewan) dan klinis (manusia
Bahan baku belum standar BB : Bahan baku terstandardisasi BB : Bahan baku terstandardisasi BB :
Kualitatif Kuantitatif Kuantitatif
PJ : Kualitatif PJ : Kualitatif PJ : Kuantitatif