You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA DEMAM YANG DISEBABKAN OLEH ADANYA EDEMA


DI RUANGAN NICU
RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH
NAMA: FAJAR PURNAMA
NIM: 21005

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam merupakan suatu gangguan yang sering terjadi pada bayi dan anak.
Dikatakan demam bila suhu tubuh anak mencapai kenaikan suhu sekitar 0,8˚C sampai
1,1˚C yaitu lebih dari suhu 38˚C (diatas suhu tubuh normal seseorang).
Demam yaitu respon normal tubuh terhadap adanya infeksi.Infeksi merupakan
keadaan dimana mikroorganisme (bakteri, virus, parasit dan jamur) masuk kedalam
tubuh. Demam pada anak dapat disebabkan karena infeksi virus, paparan panas yang
berlebihan (overheating), kekurangan cairan (dehidrasi), alergi dan gangguan sistem
imun.
Demam secara umum tidak berbahaya namun dapat membahayakan anak jika
demamnya tinggi. Demam dapat memberikan dampak yang negatif yang bisa
membahayakan anak seperti dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan neurologis dan
kejang demam (febrile convulsions). Untuk meminimalisir dampak negatif maka
demam harus ditangani dengan benar (Cahyaningrum & Siwi, 2018).
B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien Febris dengan
hipertermia di Ruang Poli Anak RSUD Labuang Baji Makassar
2. TujuanKhusus
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien Febris dengan hipertermia
di Ruang Poli Anak RSUD Labuang Baji Makassar.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien Febris dengan hipertermia di
Ruangan Poli Anak RSUD Labuang Baji Makassar.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Febris dengan hipertermia
di Ruangan Poli Anak RSUD Labuang Baji.
d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada klien Febris dengan
hipertermia di Ruangan Poli Anak RSUD Labuang Baji.
e. Melaksanakan evaluasi dan dokumentasi pada klien hipertermia di Ruangan
Poli Anak RSUD Labuang Baji.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.
Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh
lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh
secara abnormal. Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara
abnormal (Asuhan Keperawatan Anak 2001).
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal
yaitu lebih dari 38 C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris (demam) yaitu merupakan rspon yangsangat berguna dan menolong tubuh
dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999)

2. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

3. Tanda dan Gejala


1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
4. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Penurunan kesadaran
c. Halusinasi
d.Kejang- kejang
5. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point. (Julia, 2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau
zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda
asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk
memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
(Sinarty, 2003)
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen
atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru.
Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,
mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)
6. Tipe tipe demam yang sering dijumpai antara lain:
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.

7. Penatalaksanaan
1. Secara Fisik
a) Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama
akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu
mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya
sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi
berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
b) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
c) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
d) Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
e) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya
Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh
yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
f) Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
g) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
h) Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam
kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa
hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu
lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau
teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

B. KonsepKeperawatan
1. Pengkajian
Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua; asal kota dan
daerah, jumlah keluarga)

● Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit)

● Riwayat kehamilan dan kelahiran:

Prenatal : (kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil)


Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi
menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom
Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi ,
asfiksia ikterus

● Riwayat Masa Lampau

Penyakit yang pernah diderita: Tanyakan, apakah klien pernah sakit batuk
yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang lainnya
dan sudah diberi pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan,
apakah pernah berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak
teratur?

● Pernah dirawat dirumah sakit

● Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan

● Riwayat kontak dengan penderita TBC

● Alergi

● Daya tahan yang menurun.

● Imunisasi/Vaksinasi : BCG
● Riwayat Penyakit Sekarang (Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat

benjolan/bisul pada tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla


dan sub mandibula)

● Riwayat Keluarga (adakah yang menderita TB atau Penyakit Infeksi

lainnya, Biasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama)

● Riwayat Kesehatan Lingkungan dan sosial ekonomi

o Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah),


pemukiman yang padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggota
keluarga yang banyak), pola sosialisasi anak
o Kondisi rumah
o Merasa dikucilkan
o Aspek psikososial (Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik
diri)
o Biasanya pada keluarga yang kurang mampu
o Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu
waktu yang lama dan biaya yang banyak
o Tidak bersemangat dan putus harapan.

● Riwayat psikososial spiritual (Yang mengasuh, Hubungan dengan anggota

keluarga,Hubungan dengan teman sebayanya, Pembawaan secara umum,


Pelaksanaan spiritual)

● Pengkajian TUMBANG menggunakan KMS,KKA, dan DDST

a. Pertumbuhan
o Kaji BBL,BB saat kunjungan
o BB normal
o BB normal, mis : ( 6-12 tahun ) umur
o kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan TB = 64
x 77R = usia dalam tahun
o LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan
b. Perkembangan
o lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala, mengikuti
objek dengan mata, mengoceh,
o usia 3-6 bulan mengangkat kepala 90 derajat, belajar meraih
benda, tertawa, dan mengais meringis
o usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu, tengkuarap, berbalik
sendiri, merangkak, meraih benda, memindahkan benda dari
tangan satu ke tangan yang lain dan mengeluarkan kata-kata
tanpa arti.
c. usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu
mengeluarkan kat-kata, mengerti ajakan sederhana, dan larangan
berpartisipasi dalam permainan.
d. usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya menyusun
2-3 kata dapat mengatakan 3-10 kata , rasa cemburu, bersaing
e. usia 18-24 bulan = naik–turun tangga, menyusun 6 kata menunjuk kata
dan hidung, belajar makan sendiri, menggambar garis, memperlihatkan
minat pada anak lain dan bermain dengan mereka.
f. usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat jembatan dengan 3
kotak, menyusun kalimat dan lain-lain.
g. usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar berbicara
dengan baik, menyebut warna, dan menyayangi saudara.
h. usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang, dan
menghitung.
2. Diagnosa Keperawatan
Penyakit demam sangat berisiko maka pasien perlu dirawat di rumah sakit,
sedangkan keperawatan pasien yang perlu diperhatikan ialah resiko peningkatan suhu
tubuh, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya pengetahuan orang
tua mengenai penyakit.
Diagnosa yang sering muncul adalah :

● Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

● Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.

● Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis.
● Cemas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7482/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf

https://eprints.ums.ac.id/83780/3/Bab%20I.pdf

https://www.academia.edu/42938688/LAPORAN_PENDAHULUAN_FEBRIS

You might also like