You are on page 1of 2

UPT SD N 2 GADINGREJO

Cekhita Kaccil Khik Buha

Disuatu khani dicekhita ko kaccil si cerdik lagi bulapah di pullan. Ulih cuaca sai tekhik kancil
ngekhasa hawus. hmm…matakhani hinji keliwat tekhik nyak jadi ngerakhsa hawus, kaccil pun
lapah mid batanghakhi si wat di penggekh pegunungan nyippok way pakai ia nginum. Srupp…
segakh nihan way batang hakhi hinji. Pas lagi nginum, kaccil ngeliak di sebekhang way wat
batang lepang, buah si paling didemoni ni. Kidang sayangni, way keliwat hakhus.

Kaccil pandai ki ia mawat dapok langui nyebekhangi way hina. Si kaccil khabai didaya ko
hakhus ni way.

Kaccil mikikh kekhas. Ia nyippok cakha pakai nyebekhangi way si hakhus hina. Mendadak wat
kabanan buha si langui ngeliwati ni. Kaccil mansa akal si cemerlang. Ahhaa…nyak dcok
ngemanfaatko buha kemeji guwai nyebekhangi wai sinjii

Kaccilpun ngurau kaban buha, kaccil sai pittokh nyiapko siasat pakai ngebudiko kaccil.

"Wuy buha-buha!" kaccil mekik si lattang "Nyak wat kabakh helau guwai kuti. Nyak ngusung
daging segakh pakai kutti!" cawa kaccil.

Buha buha hina takhu salah satuni mit pinggikh way ngekhidik’i kaccil. "Hmm, niku temon, niku
na kanik’an sikam!" hani buha. "Eit belakhi pai," hani kaccil. "Jo nyak wat kanik’an lamon
baccong “hani kaccil. "Cuba ukhau ghik-ghik kutti si bakhihni, khik haga ku jajakkon kanik’an
hina," hani kaccil.

Buha jina ngukhau ghik-ghik ni si bakhih. Buha-buha seunyinne mid dija nguppul kancil
ngusung hadiah kanik’an daging segakh pakai kham

Unyiini khik ni buha hina nguppul,Ulih lamonni bilangan buha si nguppul, way si bekhak khik
hakhus hina sappai happir latap ulah seunyiine buha sai bubakhis. "Oke, buha kuti bubakhis sai
khapi,nyak haga ngehitung bilangan kutti pai knyin seunyinni kebagian!" hani kaccil.

Ya khadu ni ia luccak jak tundun ni buha sai mit tundun ni buha si bakhihni, palas ngehitung.
"Sai, khua, tellu, eppak, lima, enom,” sappai ia khadu di sebehang way.

Palas tegakh malih, kaccil mekik, "tekhima kasih buha-buha, kutti khadu nulung nyak
nyebekhangi way!"

Buha-buha makhah ulih khadu dbudiko andah kaccil. Kham dijadiko kaccil jambat pakai ni
nyebekhangi wai. Ulih marah buha-buha hina haga bubalos nekhekam kaccil, kidang tiyan gagal
ulih kaccil liccah baccong.

Kaccilpun senang akhirne dapok tegakh nyebekhangi way si bekhak khik khakhus hina. Kaccil
dapok mengan buah lepang, buah si didemoni kaccil.
Terjemahan :

Suatu hari ada seekor kancil cerdik sedang berjalan-jalan ke sebuah hutan belantara. Karena
cuaca sangat terik kancil merasa haus, hmm….matahari ini sangat terik saya menjadi haus.
kancil pun mencari aliran air sungai yang ada di tepi gunung untuk bisa diminum. Ketika sedang
meminum, sruup….segar sekali air sungai ini. Ketika sedang minum kancil melihat diseberang
sungai ada timun, buah yang paling ia sukai. Sayangnya sungai itu berarus deras.

Kancil pun sadar diri, ia tak kan mampu menyeberangi sungai. Si kancil ini takut terseret arus
air.

Kancil pun berfikir keras. Ia mencari cara bisa menyeberangi sungai yang deras dan mengerikan
itu. Kemudian datang sekelompok buaya berenang melewati kancil. Kancil pun mendapat ide
cemerlang. Ahhaa…saya bisa memanfaatkan buaya-buaya ini untuk bisa menyebrangi sungai.

Kancil yang cerdik menyiapkan siasat untuk menipu buaya. Kemudian kancil pun memanggil
para buaya,

“Hai buaya buaya!” teriak Kancil dengan lantang. “Aku punya kabar baik untuk kalian. Aku
membawa daging segar untuk kalian!” lanjut Kancil.

Buaya-buaya itupun salah satunya menepi kepinggir sungai mendekati kancil. Hemm…"kau
benar,Kaulah makanan kami". Ujar buaya. Eitss…cepat berlari ujar si kancil saya membawa
makanan banyak sekali, Ujar kancil. Coba panggil teman-teman lainnya, aku mau menunjukkan
makanan yang kubawa, Ujar kancil

Buaya itu pun memanggil teman-temannya yang lain. Buaya-buaya semuanya mari berkumpul,
kancil membawa hadiah daging segar untuk kita.

Buaya pun berkumpul, jumlahnya sangat banyak hingga sungai hampir dipenuhi oleh barisan
mereka. Kemudian kancil berkoar. “Oke, buaya kalian berbaris yang rapih, aku harus
menghitung jumlah kalian terlebih dahulu supaya semuanya kebagian!” ujar Kancil.

Ia pun lalu melompat dari punggung satu buaya ke punggung buaya yang lainnya, sambil
menghitung. “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,” dan seterusnya, sampai ia tiba di seberang
sungai.

Sambil berlari pergi, Kancil pun berteriak, “terima kasih buaya-buaya, kalian sudah membantu
aku menyeberang sungai!”

Buaya-buaya itupun marah karena merasa sudah dibohongi oleh kancil. Kita dijadikan kancil
jembatan untuk ia bisa menyebrangi sungai.

Buaya ingin membalas mengejar dan ingin menerkam kancil. Tapi mereka gagal karena Kancil
sangat lincah.

Akhirnya kancil berhasil menyebrangi sungai yang deras tersebut. Kancilpun bisa menikmati
buah mentimun, buah yang sangat disukai kancil.

Keterangan : SUARA KANCIL

SUARA BUAYA

You might also like