You are on page 1of 7

Disusun Oleh:

Adyan Lubis, S.H., M.H.


A. TATA URUTAN PERSIDANGAN PERKARA PIDANA

1. Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu
dinyatakan tertutup untuk umum);

2. PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam


keadaan bebas;

3. Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima salinan


surat dakwaan;

4. Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk diperiksa
di depan persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);

5. Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila


didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri akan
ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa diancam dengan pidanapenjara
lima tahun atau lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1);

6. Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;

7. Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan
eksepsi atau tidak;

8. Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan sidang


ditunda;

9. Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik);

10. Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim;

11. Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara (pembuktian)


12. Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi korban);

13. Dilanjutkan saksi lainnya;

14. Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli Witness/expert)

15. Pemeriksaan terhadap terdakwa;

16. Tuntutan (requisitoir);

17. Pembelaan (pledoi);

18. Replik dari PU;

19. Duplik

20. Putusan oleh Majlis Hakim.


B. BAGAN ALUR PERSIDANGAN PERKARA PIDANA
C. UPAYA HUKUM PERKARA PIDANA

1. Upaya Hukum Banding

2. Upaya Hukum Kasasi


3. Upaya Hukum Peninjauan Kembali

Terhadap putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan putusan
berupa pemida naan, terpidana atau ahli warisnya dapat meng ajukan peninjauan
kembali. Pengajuan dapat di kuasakan kepada penasehat hukum. Permohonan
peninjauan kembali diajukan ke pada Panitera Pengadilan yang telah memutus
perkaranya dalam tingkat pertama, tanpa diba tasi tenggang waktu.

Ketua menunjuk Hakim yang tidak meme riksa perkara semula yang dimintakan
penin jauan kembali itu untuk memeriksa dan memutusnya, berita acara pemeriksaan
ditandatangani oleh Hakim, Penuntut Umum, Pemohon dan Panitera.

Bila permohonan ditujukan terhadap putusan pengadilan banding, maka tembusan


berita acara serta berita acara pendapat dikirimkan ke penga dilan banding yang
bersangkutan. Permintaan peninjauan kembali tidak menang guhkan maupun
menghentikan pelaksanaan dari putusan.

Permohonan peninjauan kembali yang terpi dananya berada di luar wilayah


Pengadilan yang telah memutuskan dalam tingkat pertama :

⚫ Permohonan peninjauan kembali harus diajukan kepada Pengadilan yang memu tus
dalam tingkat pertama (pasal 264 ayat (1) KUHAP).

⚫ Hakim dari Pengadilan yang memutus da lam tingkat pertama membuat penetapan
untuk meminta bantuan pemerik saan kepada Pengadilan Negeri tempat pe mohon
peninjauan kembali berada.

⚫ Berita Acara Persidangan dikirim ke Peng adilan yang telah meminta bantuan peme
riksaan.

⚫ Berita Acara Pendapat dibuat oleh Peng adilan tingkat pertama yang telah memu
tus pada tingkat pertama.
4. Upaya Hukum Grasi

Berdasarkan Undang-Undang Grasi, kecuali apabila terdakwa dibebaskan, maka dalam hal diputus pidana
penjara lebih dari 2 tahun hakim wajib memberitahukan ter dakwa akan haknya untuk mengajukan
permohonan grasi yang ditujukan kepadaPresiden Republik Indonesia dengan melalui dilan Negeri.

You might also like