You are on page 1of 3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kampus UNESA Lidah Wetan Surabaya

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Fax/Pho :+62317522876psw. 115


FAKULTAS BAHASA DAN SENI Web : jawaunesa.com
Email : jurusan@jawaunesa.com
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2022/2023


Mata Kuliah : Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Angkatan : S1 – 2021 (A,B,C)
Kode Matakuliah/SKS : 3 SKS
Dosen Pengampu : Octo Dendy Andriyanto, S.Pd., M.Pd
Drs. Sukarman, M.Si.
Hari/Tanggal : Kamis, Maret 2023
Alokasi waktu : 100 Menit

Petunjuk:
(1) Bacalah soal berikut ini dengan cermat.
(2) Diperkenankan membuka buku atau sumber lain asal dicantumkan rujukannya.
(3) Jawaban yang sama dengan mahasiswa lain didiskualifikasi.
(4) Jawablah soal dengan benar dan tepat, dengan Bahasa Indonesia.

Nama : Fikri Firmansyah


NIM : 21020114004
Kelas : 2021 A

1. Asesmen atau penilaian hasil belajar sangar penting untuk dilakukan, pepatah mengatakan “to
teach without testing is unthinkable”. Mengapa dalam proses pembelajaran perlu dilakukan
asesmen?
- Karena asesmen merupakan sebuah tolok ukur dalam proses pembelajaran. Seseorang
dikatakan telah menyelesaikan sebuah proses belajar, haruslah memiliki tolok ukur untuk
memastikan, apakah pembelajaran tersebut sudah dikatakan berhasil atau belum. Asesmen
dapat digunakan sebagai pengukuran, evaluasi, tes dan juga latihan. Untuk itu asesmen
sangat penting ada dalam proses pembelajaran.

2. Pekerjaan menilai dirasakan sangat berat bagi guru. Mengapa? Uraikan langkah-langkah proses
penilaian yang dilakukan guru?
- Menilai dirasakan sangat berat bagi guru dikarenakan terkait hal profesionalisme.
Bagaimana caranya seorang guru dapat memberikan penilaian secara ojektif bukan subjektif,
dan seadil-adilnya, untuk itu diperlukanlah langkah-langkah penilaian.
- Dalam proses penilaian yang pertama dilakukan guru adalah membuat dan menetapkan
rencana serta tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apa yang akan
dinilai dari proses pembelajaran tersebut atau dapat dikatakan sebagai tujuan penilaian.
- Berikutnya seorang guru harus menentukan teknik penilaian yang tepat. Hal ini harus sangat
diperhatikan terkait dengan materi apa yang diajarkan. Jika materi dan tujuan penilaiannya
terkait kemampuan membaca, maka teknik penilaiannya haruslah mengenai kemampuan
membaca, dan sebagainya.
- Yang selanjutnya ialah pelaksanaan proses penilaian, dalam proses ini seorang guru harus
mampu memperkirakan bagaimana jalannya proses penilaian tersebut, sehingga apa yang
sudah direncanakan dalam tujuan penilaian dapat maksimal.
- Menganalisis penilaian merupakan kegiatan melakukan proses penafsiran dari penilaian
yang telah dilakukan dan dikumpulkan.
- Dan yang terakhir ialah menyesuaikan proses pembelajaran. perlu dilakukan penyesuaian
atau perbaikan strategi, metode, materi, cara penyampaian, bahan ajar pendukung atau hal
lain yang berkaitan dalam pembelajaran.
3. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal
dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Apa maksudnya?
- Secara bahasa evaluasi berarti penilaian, sementara secara harfiah evaluasi berarti proses
penentuan nilai suatu hal atau objek berdasarkan referensi tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi evaluasi dilakukan dalam ranah mana pun, baik itu terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang,
satuan, dan jenis pendidikan. Hal tersebut dikarenakan setiap suatu proses “belajar” haruslah
terdapat sebuah “penilaian”. Pernyataan di atas sesuai dengan pasal 58 ayat (1) menyatakan
bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Isi dari
undang-undang tersebut memberikan tanda bahwa fungsi penilaian di dalam pendidikan
tidak dapat dilepaskan dari tujuan penilaian itu sendiri.

4. Dalam berbagai kurikulum, tes bentuk objektif banyak digunakan walaupun penyusunannya
belum ahli. Mengapa demikian? Apakah akibatnya?
- Hal tersebut dikarenakan tes berbentuk objektif lebih mudah ketika melakukan penilaian
atau penskorannya. Pada tes berbentuk objektif ini, si pembuat teks biasanya sudah memiliki
jawaban yang pasti atau kunci jawaban, sehingga ketika siapa pun nanti yang mengoreksi tes
tersebut memiliki satu sudut pandang. Akibat yang ditimbulkan dari tes berbentuk objektif
adalah, kurangnya pengembangan jawaban dari peserta didik. Karena peserta didik
diharuskan menjawab hanya dengan jawaban yang selaras dengan pertanyaan atau
perintahnya. Menurut Putri (2020:ii) tes objektif memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap mental belajar siswa. Akibatnya jika seseorang membuat tes objektif dengan
penyusunan yang belum ahli, peserta didik akan merasa kesulitan dalam mengerjakannya,
karena sesungguhnya soal tes yang akan diberikan oleh peserta didik seharusnya sudah
terstruktur dan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

5. Sering kali kita jumpai guru atau dosen yang memberikan tes/ ujian dengan “open book
examination”. Ditinjau dari segi objektivitas dan keamanan, apakah cara ini dapat
dipertanggungjawabkan? Berikan alasannya!
- Open book examination menurut saya merupakan ujian yang menguji kemampuan membaca
dan ketelitian kita. Jika ditinjau dari segi objektivitas apakah objektif? Bisa jadi, jika seorang
pendidik telah memberikan sebuah target untuk open book nya. Apakah aman? Belum tentu
dan cara ini tidak dapat dipertanggungjawabkan, apalagi di era ini sudah mulai terkenal
suatu teknologi yang bernama AI. Bisa jadi seorang peserta didik hanya memberikan
jawaban berdasarkan apa yang dilakukan yakni mencari sumber atau referensinya.

6. Bagaimanakah seorang guru merancang penilaian ranah afektif dan psikomotor, jika kegiatan
penilaian lebih dominan pada ranah kognitif? Uraikan pandangan kritis anda!
- Penilaian kognitif hanya menjadi dominan, bukan tidak ada sama sekali terkait penilaian
psikomotorik. Disesuaikan saja dengan kurikulum yang berlaku dan juga kebutuhan siswa.
Meskipun siswa menjalani penilaian ranah kognitif jika kebutuhannya psikomotorik dapat
disiasati dengan metode pembelajaran yang menarik sehingga ranah psikomotorik pun ikut
terlaksanakan. Selain itu ranah afektif juga dapat dinilai ketika psikomotorik diterapkan.
7. Tes esai memiliki subjektivitas yang sangat tinggi dalam penilaian, namun banyak digunakan
guru. Benarkah demikian? Uraikan pandangan kritis anda!
- Benar. Tes esai memang memiliki subjektivitas yang sangat tinggi dalam hal penilaian. Tes
esai dapat membantu seorang pendidik ketika kesulitan dalam membuat tes yang memiliki
nilai objektivitas, atau ketika penilaian yang dilakukan melalui objektivitas kurang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Para guru memberikan tes esai kepada siswa untuk
memberikan kesempatan dalam menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri.
Hal ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dari peserta didik terhadap soal
tes yang diberikan.

8. Evaluasi mengenal istilah produk dan proyek. Apa bedanya? Berikan contoh implementasinya
dalam pembelajaran Bahasa Jawa!
- Perbedaan produk dan proyek adalah, produk merupakan tugas yang dikerjakan dan menjadi
sebuah wujud dari hasil pekerjaan tersebut. Sederhananya produk adalah karya yang
dihasilkan dari proses pengerjaan tugas. Sementara proyek merupakan tugas yang diberi
kurun waktu tertentu dalam penyelesaiannya. Tugas proyek ini bisa berupa investigasi secara
sistematis seperti perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan
penyajian data atas pokok bahasan tertentu yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.
- Contoh pengimplementasiannya dalam pembelajaran Bahasa Jawa ialah. Setiap siswa kelas
7 SMP harus mampu membuat sebuah parikan dengan paugeran yang tepat. Di sini, parikan
dengan paugeran yang tepat merupakan suatu produk yang harus dicapai oleh siswa kelas 7
SMP. Selanjutnya ada tugas berupa mewawancarai tokoh seniman ludruk yang masih ada di
Surabaya oleh kelas 12 SMA, dengan tenggat waktu pertemuan ke-8. Dari tugas tersebut
diketahui bahwa mewawancarai tokoh seniman ludruk merupakan sebuah proyek yang harus
dikerjakan dengan tenggat waktu tertentu. Sebuah proyek tidak diharuskan untuk
mewujudkan sebuah produk.

TERVALIDASI UPM
PBSD UNESA

You might also like