You are on page 1of 12

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan

Kelas IV Kalianget

4.1.1 Kedudukan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

pasal 1 ayat (1) dan (2) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV

Kalianget adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Direktorat Jenderal

Pehubungan Laut dan Bertangung Jawab Kepada Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut.

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas IV Kalianget

berdasarkan PM. 36 Tahun 2012 pasal 2, ditunjuk sebagai Pengawasan dan Penegak

Hukum bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran, koordinator pelaksanaan

kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan pengendalian dan

pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara

komersial dan kegiatan pelayaran jasa kepelabuhanan yang menyangkut

keterlibatan instansi-instansi dari Imigrasi , Bea dan Cukai, Kesehatan Pelabuhan

dan Kepolisian yang mempunyai kegiatan dilingkungan kerja Pelabuhan.

45
46

4.1.2 Dasar Hukum

Peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam tata kerja Kantor

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kalianget adalah:

1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 75);
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 ten tang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2018 tentang
Kriteria Klasifikasi Organisasi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1066);
7. Peraturan Menter! Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 71
Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor Pm 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan.

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Kelas IV Kalianget berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36

Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan Bab I Pasal 2 dan Pasal 3 adalah :

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas


melaksanakan pengawasan, dan penegakan hukum di bidang
keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan
pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan, pengendalian dan
pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan
secara komersial.
47

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kantor


Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan menyelenggarakan fungsi yaitu :
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan kapal, sertiflkasi
keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal dan penetapan
status hukum kapal;
b. Pelaksanaan pemeriksaan manajemen keselamatan kapal;
c. Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait
dengan kegiatan bongkar muat barang berbahaya, barang khusus,
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), pengisian bahan bakar,
ketertiban embarkasi dan debarkasi penumpang, pembangunan
fasillitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, laik layar dan
kepelautan, tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur
pelayaran, pemanduan dan penundaan kapal, serta penerbitan Surat
Persetujuan Berlayar;
d. Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal, pencegahan dan
pemadaman kebakaran di perairan pelabuhan, penanganan musibah di
laut, pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim dan penegakan
hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran;
e. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang
terkait dengan pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di
bidang keselamatan dan keamanan pelayaran;
f. Pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan,
serta pengawasan penggunaannya, pengusulan tarif untuk ditetapkan
Menteri;
g. Pelaksanaan penyediaan, pengaturan, dan pengawasan penggunaan
lahan daratan dan perairan pelabuhan, pemeliharaan penahan
gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran dan jaringan jalan serta
Sarana Bantu NavigasiPelayaran;
h. Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di
pelabuhan, keamanan dan ketertiban, kelancaran arus barang di
pelabuhan;
i. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas kapal ke luar masuk pelabuhan
melalui pemanduan kapal, penyediaan danJatau pelayanan jasa
kepelabuhanan serta pemberian konsesi atau bentuk lainnya kepada
Badan Usaha Pelabuhan;
j. Penyiapan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional
pelayanan jasa kepelabuhanan; dan
k. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum, hukum dan
hubungan masyarakat serta pelaporan.
48

4.1.4 Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep tahun

2016-2021 sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Kesyhabandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas IV Kalianget.


2. Urusan Bagian Tata Usaha
3. Sub. Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal
4. Sub. Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli
5. Sub. Seksi lalu Lintas dan Angkutan Laut Dan Usaha Kepelabuhanan
6. Kelompok Jabatan Fungsional
- Bendahara Penerima
- Pelaksana Urusan Keuangan
- Bendahara Pengeluaran
- Bendahara Materiil
- Pengawas Tertib Bandar dan Tertib Berlayar Wilker Tanjung
Saronggi
- Pengawas Tertib Bandar dan tertib Berlayar Wilker Dungkek
- Pengawas Tertib Bandar dan tertib Berlayar Wilker
GiliGenting
- Pengolah Data Awak Kapal
- Pengawas Penggunaan DLKp dan DLKr
- Pelaksana Urusan Umum
- Pemeriksa Kelaiklautan Kapal
- Nakhoda Kapal Kelas V
- KKM Kapal Kelas V
- Kelasi Kapal Kelas V
49

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan


Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kalianget
TAUFIKUR RAHMAN, SH, MM
19770730 199703 1 001

Urusan Bagian Tatausaha


NANIK TRI SURYANI, SH
19660210 198703 2 001

Sub Seksi Status Sub. Seksi Keselamatan Sub. Seksi lalu Lintas dan
Hukum Dan Sertifikasi Berlayar, Penjagaan dan Angkutan Laut Dan Usaha
Kapal Patroli Kepelabuhanan
DONNY IRFANSYAH M.TAUFIQURRACHMAN, BUHARIYANTO, SH
19780502 200312 1 SH 19660206 199803 1
003 001 19820804 200502 1 001

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Gambar IV.1
Struktur Organisasi Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV
Kalianget
Sumber : DUK KSOP Kelas IV Kalianget

4.1.5 Visi Misi Kantor Syahbandar Dan Otoritas Pelauhan kelas IV Kalianget

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan yang merefleksikan cita-cita

yang ingin dicapai dan sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini. Kantor

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kalianget merupakan salah satu

unit pelaksana teknis dibawah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut , maka

secara logis visinya merupakan visi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,

yaitu :
50

"Terwujudnya Transportasi Laut yang Handal Berdaya Saing dan


Memberikan Nilai Tambah dalam mendukung perwujudan Indonesia yang
Mandiri, Maju, Adil dan Makmur ".

- Konektvitas Nasional adalah terhubungnya antar wilayah di seluruh nusantara


termasuk angkutan perkotaan baik dengan transportasi darat, kereta api, laut,
sungai dan penyeberanganserta udara;
− Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman,
selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan
secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh wilayah tanah air;
− Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang
efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan
SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan
produktif;
− Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang
mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan
nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi,
politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan)
secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development)
serta dapat berperan dalam pengembangan wilayah.

Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh
peraturan perundang undangan dan penjabaran dari misi pembangunan nasional,
maka ditetapkan misi Kementerian Perhubungan sebagai berikut :
1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya
peningkatan pelayanan jasa transportasi;
2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa
transportasi untuk mendukung pengembangan konektiVitas antar
wilayah;
3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi;
4. Meningkatkan Kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi
5. Meningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan
infrastruktur sektor transportasi;
6. Restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan,kelembagaan, Sumber
Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara
konsisten;
7. Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi
yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim.
51

Memperhatikan lingkungan strategis yang terjadi, penjabaran dari masing-


masing misi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya
peningkatan pelayanan jasa transportasi
Dalam upaya mengurangi/menurunkan tingkat kecelakaan dari sektor
transportasi pemerintah terus berupaya secara bertahap membenahi sistem
keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident.
Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan
fasilitas keselamatan dan keamanan namun peningkatan kualitas SDM
transportasi, pembenahan regulasi di bidang keselamatan/keamanan
maupun sosialisasi kepada para pemangku kepentingan
2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi
untuk mendukung pengembangan konektvitas antar wilayah
Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi
yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan
pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang masih menjadi
tanggungjawab pemerintah
3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi
Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas ketidakpastian situasi
keuangan dunia tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan
jasa transportasi karena masih terdapat beberapa operator yang memiliki
keterbatasan kemampuan melakukan perawatan dan peremajaan armada,
demikian pula pemerintah secara bertahap dengan dana yang terbatas
melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan belum
seluruh masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai. Untuk
mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan
peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi
yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, sejalan dengan
pemulihan pasca krisis keuangan global, melalui rehabilitasi dan perawatan
sarana dan prasarana transportasi
4. Meningkatkan Kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi
Misi meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi
terus diarahkan untuk pemenuhan akan peningkatan permintaan pelayanan
transportasi, sehingga ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
transportasi tetap mencukupi.
5. Meningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan
infrastruktur sektor transportasi
Ditengah keterbatasan anggaran belanja pemerintah didalam penyediaan
infrastruktur perlunya mendorong peningkatan peran daerah, BUMN dan
52

swasta dalam pemnyediaan infrastruktur sektor transportasi sehingga


nanatinya anggaran belanja pemerintah diarahkan untuk membangun
infrastruktur yang bersifat pelayanan public dan dinilai tidak layak secara
finansial.
6. Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan dan
kelembagaan sebagai upaya peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta
dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi
Sesuai dengan prinsip good governance melalui penerbitan Undang-
Undang di sektor transportasi telah dilaksanakan restrukturisasi dan
reformasi dalam penyelenggaraan transportasi antara peran pemerintah,
swasta dan masyarakat. Restrukturisasi di bidang kelembagaan,
menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan
melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan kepada daerah
dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan.
Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan kepada
penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara penuh
dalam penyelenggaraan jasa transportasi
7. Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang Sumber Daya
Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten
Pelaksanaan restrukturisasi dan reformasi di bidang SDM diarahkan kepada
pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasan global
dengan tetap mempertahankan jati dirinya sebagai manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penegakan hukum
dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peranserta masyarakat dalam
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa
transportasi
8. Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang
ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim
Sebagai upaya untuk pengembangan jasa transportasi kedepan,
Kementerian Perhubungan secara terus menerus meningkatkan kualitas
penelitian dan pengembangan di bidang transportasi serta Peningkatan
kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa transportasi
dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan prasarana
transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan penerapan
teknologi transportasi yang ramah lingkungan sesuai dengan isu perubahan
iklim (global warming) sejalan dengan perkembangan permintaan dan
preferensi masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan jasa
53

transportasi senantiasa berpedoman kepada prinsip pembangunan


berkelanjutan yang dituangkan dalam rencana induk, pedoman teknis dan
skema pendanaan yang ditetapkan.

4.1.6 Tujuan dan Sasaran

Dalam rangka mencapai misi Kementerian Perhubungan Republik

Indonesia perlu adanya penjabaran mengenai tujuan dari misi Kementerian

Perhubungan Republik Indonesia yaitu :

a. Meningkatkan konektvitas antar wilayah;


b. pelayanan kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi;
c. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi;
d. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana,
Meningkatkan keamanan dan keselamatan;
e. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana,
perbatasan, terluar dan terpencil.

Sasaran sendiri merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur dan nyata

dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Fokus utama sasaran adalah tindakan,

alokasi, distribusi dan pemanfaatan sumberdaya yang mengarah pada hasil nyata.

Maka Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kalianget

merumuskan sasaran sesuai dengan sasaran Kementerian Perhubungan Republik

Indonesia yang menggambarkan upaya untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, yaitu :

1. Stakeholders Perspective
Menjabarkan Visi dari Kementerian Perhubungan maka sasaran strategis
pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah terwujudnya pelayanan
transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah
dalam rangka mewujudkan konektvitas nasional dan peningkatan angkutan
perkotaan, dengan indikator kinerja rasio konektvitas antar wilayah.
2. Customer Perspective
54

Menjabarkan Visi dari Kementerian Perhubungan maka disusun sasaran


strategis Customer Perspective sebagai berikut :
a. Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah meningkatnya
keselamatan dan keamanan transportasi, dengan indikator kinerja :
- Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional.
- Rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi.
b. Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah meningkatnya
kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan indikator
kinerja :
i. Prosentase peningkatan pelayanan angkutan umum massal
perkotaan.
ii. Prosentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi
nasional.
iii. Prosentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor
Transportasi.
iv. Kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak.
v. Tingkat penerapan pedoman standard pelayanan sarana dan
prasarana transportasi yang dilakukan.
c. Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah
meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi, dengan
indikator kinerja :
i. Prosentase peningkatan kapasitas sarana transportasi.
ii. Prosentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi.
iii. Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah.
d. Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai adalah meningkatnya
layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan
terpencil, dengan dengan indikator kinerja rasio layanan transportasi
daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil.
3. Internal Process Perspective
Menjabarkan Visi dari Kementerian Perhubungan maka disusun
sasaran strategis Internal Process Perspective sebagai berikut :
a. Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai adalah
terlaksananya perumusan kebijakan dalam penyelenggaraan
transportasi, dengan indikator kinerja prosentase pelaksanaan
deregulasi peraturan di Lingkungan Kementerian Perhubungan
b. Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yang akan dicapai adalah
terlaksananya pengembangan sumber daya manusia transportasi,
dengan indikator kinerja prosentase penyerapan lulusan diklat
transportasi.
c. Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yang akan dicapai adalah
meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, dengan
indikator kinerja prosentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan
bahan rekomendasi kebijakan.
d. Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yang akan dicapai adalah
meningkatnya kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas di
55

lingkungan Kementerian Perhubungan, dengan indikator kinerja


tingkat keberhasilan pengawasan perhubungan.
4. Learn and Growth Perspective
Menjabarkan Visi dari Kementerian Perhubungan maka disusun
sasaran strategis Learn and Growth Perspective sebagai berikut :
a. Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yang akan dicapai adalah
tersedianya SDM Kementerian Perhubungan yang kompeten dan
professional, dengan indikator kinerja pemenuhan kebutuhan jabatan
fungsional penguji kendaraan bermotor, pengawas keselamatan
pelayaran, dan teknisi penerbangan yang bersertifikat.
b. Sasaran strategis kesebelas (SS-11) yang akan dicapai adalah
terwujudnya good governanceand cleangovernment di Kementerian
Perhubungan, dengan indikator kinerja :
i. Persentase indeks reformasi birokrasi
ii. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan
iii. Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
iv. Keterbukaan informasi publik
v. Persentase kehandalan sistem informasi
vi. Tingkat maturasi SPIP
vii. Prosentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan.

4.1.7 Sasaran Strategis dan Arah Kebijakan Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas
Pelabuhan Kelas IV Kalianget

Berdasarkan Sasaran yang telah ditetapkan diatas, perlu dipertegas dengan

upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui sasaran

strategis dan arah kebijakan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas

IV Kalianget sesuai tabel dibawah ini :

Tabel V.1 Tabel Sasaran Strategis dan Arah Kebijakan KSOP Kelas IV
Kalianget
Sasaran Strategis Arah Kebijakan
Menurunnya jumlah kecelakaan di Meningkatkan efektivitas
pengawasan dalam penerbitan
wilayah kerja Pelabuhan
surat persetujuan berlayar
Menurunnya jumlah gangguan keamanan Menurunkan potensi terjadinya
di wilayah kerja Pelabuhan gangguan keamanan pelayaran
Meningkatnya kinerja operasional Meningkatkan kinerja
pelabuhan dalam rangka pemenuhan pemanfaatan fasilitas pelayanan
standar kinerja yang ditetapkan pelabuhan
56

Meningkatnya produktiVitas arus Meningkatnya produktivitas arus


penumpang dan barang penumpang dan barang
Meningkatnya kinerja kegiatan Meningkatnya kinerja kegiatan
pengawasan, pemeriksaan, dan pengawasan, pemeriksaandalam
kegiatan lainnya dalam rangka rangka keselamatan dan
keselamatan dan keamanan di keamanandi lingkungan kerja
lingkungan kerja pelabuhan pelabuhan
Meningkatkan efektiftas penerbitan,
Meningkatnya jumlah sertifikat
pemeriksaan, pengukuran,
kelaiklautan kapal yang dikeluarkan
pengawasan dan pembuatan
oleh kantor KSOP
sertifikat kelaiklautan kapal
Meningkatnya jumlah dokumen Meningkatkan efektifitas penerbitan
awak kapal yang dikeluarkan oleh dokumen awak kapal yang
kantor KSOP dikeluarkan Kantor KSOP
Meningkatkan efektifitas
Meningkatnya pelayanan dalam
pelayanan dalam penerbitan surat
penerbitan surat persetujuan berlayar
persetujuan berlayar
Meningkatkan efektifitas penertiban
Meningkatnya pelayanan perlindungan sertifikat MARPOL/NLS serta
lingkungan maritim pengawasan kegiatan bongkar muat
barang berbahaya
Meningkatnya penyediaan kebutuhan Meningkatnya penyediaan kebutuhan
operasional bagi kapal negara operasional bagi kapal negara
Tersedianya SDM KSOP yang Kompeten Meningkatkan pemenuhan kebutuhan
jumlah dan distribusi SDM di Kantor
dan Profesional
KSOP Utama
Meningkatkan kinerja dukungan
Tersedianya Informasi yang IValid,
manajemen terhadap pelaksanaan
handal dan mudah diakses di Lingkup
pendataan di Lingkungan Kantor
KSOP
KSOP
Meningkatkan kinerja dukungan
Terwujudnya good governance dan clean manajemen terhadap pengelolaan
government di KSOP administrasi di Lingkungan
KSOP
Meningkatkan kinerja dukungan
Terkelolanya anggaran Kemenhub secara manajemen terhadap pengelolaan
optimal di KSOP keuangan di Lingkungan Kantor
KSOP
Sumber : Rencana Strategis 2020-2024 KSOP Kelas IV Kalianget

You might also like