You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk
pencacahan dan pengukuran atau lebih mudahnya bilangan adalah suatu
sebutan untuk enyatakan jumlah/banyaknya sesuatu. Simbol ataupun lambang
yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan sisebut sebagai angka atau
lambang bilangan.
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan
a/b dimana a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0
Bilangan Irrasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil
baginya tidak pernah berhenti).
Contoh: bilangan π = 3,1415926...., √2, dan bilangan e.
Pertidaksamaan dalam matematika adalah kalimat terbuka atau pernyataan
metematika yang menunjukkan perbandingan ukuran dua objek atau lebih.

1.2 Rumusan masalah


1. apa itu pertidaksamaan rasional?
2. Apa itu pertidaksamaan irrasional

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pertidaksamaan rasional
2. Untuk mengetahui apa itu pertidaksamaan irrasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pertidaksamaan Rasional
Pertidaksamaan rasional merupakan pertidaksamaan linear, kuadratik,
ataupun polinomial berbentuk hasil bagi. Penyebut pada suatu
pertidaksamaan rasional harus memuat variabel (misal x). Di sini pembilang
juga bisa berupa fungsi konstanta bukan 0. Ada 4 macam bentuk
pertidaksamaan rasional, yaitu :

f (x ) f (x )
>0 <0
g (x) g (x)

f (x ) f (x )
≥0 ≤0
g (x) g (x)

Dimana f (x), g(x ) adalah fungsi-fungsi dengan variabel x , f dan g masing-


masing adalah fungsi dalam x dan g(x )≠ 0. Pertidaksamaan rasional dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep garis bilangan. Metodenya sama
seperti pertidaksamaan biasa namun memiliki sedikit perbedaan. Adapun
langkah-langkah penyelesaian pertidaksamaan rasional adalah :
a. Menentukan pembuat nilai 0 bagian pembilang dan penyebut dari
bentuk pecahan, yaitu f ( x )=0 dan g ( x )=0.
b. Tentukan apakah nilai 0 tadi merupakan bulatan penuh atau bulatan
kosong bergantung dari bentuk pertidaksamaan yang diberikan. Khusus
untuk penyebut selalu bulatan kosong karena penyebut pecahan tidak
boleh bernilai nol.
c. Nilai nol yang telah didapat Pembuat Nol dari pembilang dan penyebut
ditempatkan pada diagram garis bilangan. Nilai-nilai nol Pembuat Nol
akan membagi garis bilangan menjadi beberapa interval.

2
d. Tentukan tanda-tanda pada setiap interval (positif atau negatif) dengan
cara mengambil suatu nilai uji yang berada pada interval tersebut.
e. Setelah mendapatkan tanda-tanda interval kita dapat menentukan
interval yang memenuhi pertidaksamaan tersebut. Untuk
pertidaksamaan kurang dari (¿) dan kurang dari sama dengan (≤) ambil
interval daerah negati (-), sebaliknya untuk pertidaksamaan lebih dari ( ¿
) dan lebih dari sma dengan (≥) ambil interval daerah positif (+).
f. Terakhir, bila diminta tulislah himpunan penyelesaiannya.

Macam – Macam Pertidaksamaan Rasional yaitu sebagai berikut :


1. Pertidaksamaan Rasional Linear
Bentuk Umum:
ax +b ax +b
cx +d
≤n , cx +d
<n

ax +b ax +b
cx +d
≥n , cx +d
>n

Cara menyelesaikan :
i. Jadikan ruas kanan = 0
ii. Ubah tanda koefisien x pada pembilang dan penyebut menjadi
bertanda sama (keduanya positif atau negatif)
iii. Carilah nilai- nilai 0 pembilang maupun penyebut.
iv. Lihat tanda ketidaksamaannya
Contoh:
x−4
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan ≥0
3 x +6
Penyelesaian:
x−4
≥0
3 x +6
Nilai nol:
Pembilang: x−4=0 → x=4(nilai terbesar)
Penyebut : 3 x−6=0 → x=−2 (nilai terkecil)

+ - +
3
-2 4
Tanda ketidaksamaan ≥ maka penyelesaiannya adalah x ←2 atau x ≥ 4
ditulis sebagai interval (-∾,-2) ∪ [4,∾).

2. Pertidaksamaan Rasional Linear Kuadrat


2
ax + bx+ c px +q
≤ n atau 2 ≤n
px +q ax + bx+ c
Dengan a,b,c,p,q dan n merupakan konstanta. Tanda
ketidaksamaan ≤ dapat juga berbentuk ≥ ,>,<¿ .
Cara menyelesaikan :
i. Jadikan ruas kanan = 0
ii. Ubah tanda koefisien x 2 pada bentuk kuadrat dan koefisien x
pada bentuk linear menjadi bertanda sama (keduanya positif atau
negatif)
iii. Carilah nilai- nilai 0 pembilang maupun penyebut.pembilang
maupun penyebut yang bertanda kuadrat difaktorkan terlebih
dahulu
iv. Buat garis bilangan untuk menentukan interval atau batas
penyelesaian.
Contoh:
2
x + x−1
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan ≤1 !
x +3
Penyelesaian :
2 2
x + x−1 x + x−1
≤1 → −1≤ 0
x +3 x +3
2
x + x−1−(x +3)
≤0
x +3
2
x −4
≤0
x+3

4
Nilai nol:
Pembilang: x 2−4=0→ ( x +2 ) ( x −2 )=0
x=−2 ( nilai tengah )
x=2 ( nilai terbesar )
Penyebut : x +3 → x=−3 (nilai terkecil), x ≠−3
( x+2 )( x−2 )
Pertidaksamaan menjadi ≤0
x +3

- + - +
-3 -2 2

Tanda ketidaksamaan ≤ maka penyelesaiannya adalah x ←3 atau


−2 ≤ x ≤ 2 ditulis sebagai interval (-∾,-3) ∪ [-2,2]

3. Pertidaksamaan Rasional Polinom – Polinom


Contoh :
( x−5 )2 (x +3)
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan ≥0
x −1
Penyelesaian:
Nilai nol:
Pembilang: ( x−5 )2 ( x+ 3 ) → x=5 ( nilai terbesar )
x=−3 ( nilai terkecil )
Penyebut : x−1 → x=1 (nilai tengah), x ≠ 1

+ - + +
-3 1 5

Tanda ketidaksamaan ≥ maka penyelesaiannya adalah x ≤−3 atau


x >1ditulis sebagai interval (-∾,-3] ∪ (1,∾)

5
2.2Pertidaksamaan Irrasional
Pertidaksamaan Irrasional adalah pertidaksamaan (dilambangkan
dengan tanda > < ≥ ≤) yang memiliki variabel x di dalam tanda akar.
Bentuk Umum

Metode Penyelesaian

1. Lakukan syarat. yaitu setiap operasi yang mengandung x di dalam akar


≥ 0.
2. Kuadratkan kedua ruas agar tanda akar hilang.
3. Ruas kanan dijadikan 0. Operasi dilakukan di ruas kiri.
4. Bila mengandung operasi kuadrat, maka faktorkan.
5. Tentukan harga nol variabel x.
6. Masukkan harga nol x serta syarat ke dalam garis bilangan.
7. Tentukan Himpunan Penyelesaiannya, yaitu irisan antara garis-garis
bilangan tersebut.
Contoh:
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan berikut:
1. √ 3 x+1< 4
2. √ 8−x 2 > x
Penyelesaian :
1. √ 3 x+1< 4
1
3 x+ 1≥ 0 → x ≥−
3
√ 3 x+1< 4 (kedua ruas di kuadratkan)
3 x+ 1< ¿ 16
3 x < 15
x <5

6
1 5
-3
1 −1
Penyelesaiannya adalah - ≤ x ≤ 5 ditulis sebagai interval [ , 5)
3 3
2. √ 8−x 2 > x
√ 8−x 2 →8−x 2 ≥ 0 ↔ x 2−8 ≤0
(x +2 √ 2) ( x−2 √ 2 ) ≤ 0
−2 √ 2≤ x ≤ 2 √2 ………… (1)
√ 8−x 2 > x kedua ruas dikuadratkan
2 2
8−x > x
2 2
8−x −x > 0
2
2 x −8<0
2
x −4 <0 → ( x+2 ) ( x−2)
−2< x <2 …………………… (2)
Irisan 1 dan 2 diperoleh :

−2 √ 2 -2 2 2 √2
Penyelesaiannya adalah −2< x <2 dapat ditulis sebagai interval (-2, 2).

7
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah Pertidaksamaan


rasional merupakan pertidaksamaan linear, kuadratik, ataupun polinomial
berbentuk hasil bagi. Penyebut pada suatu pertidaksamaan rasional harus memuat
variabel (misal x). Di sini pembilang juga bisa berupa fungsi konstanta bukan 0.
Sedangkan Pertidaksamaan Irasional adalah pertidaksamaan (dilambangkan
dengan tanda > < ≥ ≤) yang memiliki variabel x di dalam tanda akar.

8
DAFTAR PUSTAKA
Sukino.2014.Matematika SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga
http://ringkasanpelajaran.blogspot.co.id/2014/01/matematika-bilangan.html?=1

9
DAFTAR ISI

KATAP ENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan....................................................................................................................1
Ruang Lingkup........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Peluang
kejadian........................................................................................2

A. Peluang Kejadian
Sederhana..................................................................................
.......5

B. Peluang Kejadian
majemuk...................................................................................
........8

C. Peluang Kejadian
Bersyarat...................................................................................
........9

10
D. Rangkuman...............................................................................
...................................10

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan........................................................................................
..........................11

B. Saran...................................................................................................
.........................11

DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................
...12

11

You might also like