Professional Documents
Culture Documents
Syiah 081746
Syiah 081746
SYIAH
Oleh:
Armiah : 210103030209
A. Latar Belakang
Studi tentang Syiah dan inti ajarannya memiliki signifikansi penting dalam
dan pengikut yang setia di berbagai negara di dunia. Dalam konteks Indonesia,
keagamaan.
Syiah memiliki perspektif unik tentang kepemimpinan dalam Islam dan menghargai
pengaruh yang besar dari Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Penjelasan tentang
keyakinan, hukum agama, dan etika dalam Syiah juga memberikan pemahaman yang
lebih luas tentang prinsip-prinsip agama dan nilai-nilai etika yang dianut oleh para
penganutnya.
budaya dan agama yang kaya, pengetahuan tentang Syiah mampu membantu dalam
ini juga dapat membantu menghilangkan prasangka dan stereotip negatif yang
mungkin ada terhadap Syiah. Dengan mempelajari Syiah dan pokok-pokok ajarannya,
1
B. Rumusan Masalah
terutama di Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan apa itu Syiah dan apa saja pokok-pokok ajarannya.
Syiah.
2
PEMBAHASAN
Secara harfiah, kata Syiah diambil dari kata sya’asyiya’an yang bermakna
menemani atau mengikuti. Tapi dengan kata lain asy-syi’ah juga dapat dimaknai
sahabat. Syiah merupakan sebuah akar kata yang berarti berpihak, memihak,
bergabung atau menggabungkan diri. Kata Syiah secara etimologi bermakna sebagai
pengikut yang mengarah kepada semua makna dukungan individu dan kelompok
tertentu.1
merupakan golongan yang meyakini Imam Ali bin Abi Thalib yang ditunjuk dan yang
ditetapkan oleh Nabi Muhammad tentang khalifah sebagai pengganti beliau. Adapun
bin Abi Thalib, rasulullah telah berwasiat bahwa menetapkan Imam Ali, baik secara
Syiah bahwa imamah (kepemimpinan) harus keturunan Ali tidak boleh keluar dari
jalur itu. Mereka menganggap bahwa imamah tidak hanya dilihat sebagai
kemaslahatan yang dipilih tetapi imamah termasuk masalah akidah yang dijadikan
tiang agama.2
dipilih oleh Nabi Muhammad dan ia dianggap orang paling utama (afdal) diantara
1 Helmi Chandra, Zulfahmi Alwi, Rahman, Imam Ghozali dan Muhammad Irwanto. Pengaruh politik
SUNNI & SYIAH terhadap perkembangan ilmu hadist. (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2021) hal 30.
2 Helmi Chandra, Zulfahmi Alwi, Rahman, Imam Ghozali dan Muhammad Irwanto. Pengaruh politik
SUNNI & SYIAH terhadap perkembangan ilmu hadist. (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2021) hal 31.
3
sahabat nabi lainnya. Sebagian orang yang beraliran Syiah memukakan pendapat
bahwa awal mula muncul benih Syiah pada saat masa Nabi Muhammad Saw atau bisa
juga disebut secara politis benihnya muncul sejak wafat Nabi Muhammad Saw (ketika
pembaiatan Sayyidina Abu Bakar di Saqifah). Pada saat itu kerabat Nabi Muhamad
Saw dan beberapa sahabat beranggapan atau memandang bahwa Ali lebih wajar dan
lebih berhak menjadi khalifah Nabi Saw dari pada Abu Bakar.3
Syiah ada 3 dimensi ajaran yakni fiqih (syariat), akidah, akhlak. Syiah telah
memformulasikan akidah dalam 3 prinsip utama yakni tauhid, kenabian dan hari
kebangkitan. Jadi dari prinsip dasar tauhid muncul prinsip keadilan ilahi, dari prinsip
kenabian muncul prinsip imamah. Kemudian ada beberapa ulama memasukan kedua
prinsip ikutan diatas yaitu keadilan dan imamah. Dengan demikian jadilah
al-Ma’ad.4
1. al-Tauhid
syiah mempercayai bahwa Allah zat yang Maha Mutlak, yang tidak bisa
diraih oleh siapapun (laa tudrikuhul abshar wahua yudrikul abshar). Syiah
mempercayai bahwa Allah merupakan zat yang tidak memiliki batasan dari
segala sisi, kekuasaan, ilmu, keabadian, dan lainnya. Maka dari itu, ia tidak
dibatasi oleh waktu dan ruang, karena keduanya itu terbatas. Tapi pada saat
3 Helmi Chandra, Zulfahmi Alwi, Rahman, Imam Ghozali dan Muhammad Irwanto. Pengaruh politik
SUNNI & SYIAH terhadap perkembangan ilmu hadist. (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2021) hal 34.
4 Tim Ahlul Bait Indonesia. Buku Putih Madzhab Syiah: Menurut Para Ulama Muktabar. (Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia, 2012) hal 15.
4
yang sama, hadir di setiap waktu dan ruang karena ia berada di atas
musyrik.6
2. al-Nubuwwah
Muhammad Saw merupakan nabi terakhir tidak ada lagi nabi setelah itu,
maka dari itu barang siapa yang mengaku sebagai nabi dan membawa
risalah sesudah Nabi Muhammad Saw, maka ia sesat dan tidak bisa
dengan mukjizat dan kemahiran mengerjakan masalah yang luar biasa atas
izin Allah Swt, seperti Nabi Isa As yang bisa mehidupkan kembali orang
yang sudah mati, Nabi Musa As yang bisa mengubah tongkat menjadi ular.
Tetapi dari beberapa mukjizat itu mukjizat Nabi Muhammad Saw yaitu al-
Qur’an yang menjadi mukjizat terbesar sepanjang masa. Maka dari itulah
5 Tim Ahlul Bait Indonesia. Buku Putih Madzhab Syiah: Menurut Para Ulama Muktabar. (Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia, 2012) hal 16.
6 Ruhullah Khumaini. Kasf Al-Asrar. (Amman: Dar ‘Imad, 1987) hal 37-38.
7 Joesoef Souyb. Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran-aliran Sekte Syi’ah. (Jakarta: Pustaka Alhusna,
1982) hal 19.
8 Tim Ahlul Bait Indonesia. Buku Putih Madzhab Syiah: Menurut Para Ulama Muktabar. (Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia, 2012) hal 19-21.
5
3. al-Imamah
kemurnian ajaran para nabi dan agama ilahi dari penyimpangan. 9 Maka
dari itu setelah Nabi Muhammad wafat, ada seorang imam yang
melanjutkan misi dari Nabi Muhammad Saw dan orang syiah meyakini
oleh Nabi Muhammad Saw adalah Imam Ali bin Abi Thalib, lalu Imam
Hasan dan Husain (putra Ali) keduanya telah ditetapkan oleh Nabi
Muhammad Saw.10
4. al-‘Adl
bahwa Allah Maha Adil. Ia tidak akan pernah berbuat zalim kepada hamba
hamba-Nya . Maka dari itu, Syiah percaya semua yang dilakukan manusia
5. al-Ma’ad
6
Pada prinsip al-Ma’ad ( Hari Akhir), Syiah mempercayai pada
suatu hari nanti semua umat manusia dibangkitkan dari kuburnya dan
dihisab atas semua apa yang telah mereka perbuat selama masa hidupnya
jika banyak amal baiknya maka ia akan masuk surga dan begitu juga
Setelah itu, syiah juga percaya bahwa tubuh dan ruh, jiwa manusia
yang baru, karena keduanya sudah bersama sama di dunia sebab itulah
harus bersama sama pula menerima balasan yang adil yakni pahala atau
hukuman.12
Paham Syiah pertama kali dicetuskan oleh Abdullah bin Saba’ al-Himyari,
seorang Yahudi yang berasal dari Shan'a negeri Yaman. Paham Syiah diperkenalkan
kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib menurut petunjuk nabi. Abdullah orang Yahudi
yang buruk serta penuh makar, ia disusupkan di tengah-tengah orang Islam berkedok
keislaman dan bertopeng sebagai seorang ahli ibadah. Namun, kenyataannya ia hanya
ingin merusak tatanan agama masyarakat muslim. Kemunculannya pada masa akhir
12 Abdur Razak dan Rosihan Anwar. Ilmu Kalam. (Bandung: Puskata Setia, 2006), Cet Ke-2, hal 89.
13 sumber diambil dari https://muslim.or.id/8770-sejarah-kemunculan-syiah.html
7
Perkembangan dan penyebaran Syiah di Indonesia, ada empat periode,
sebagai berikut:
Pertama, paham Syiah masuk berbarengan dengan masuknya Islam di Indonesia dari
Hadramaut, Arab, lalu ke Aceh. Pada masa ini, para penganut Syiah datang untuk
berdakwah, dan juga untuk berdagang. Selama di aceh mereka tidak menunjukkan
diri sebagai Syiah, mereka menggunakan prinsip taqiyah agar terhindar dari tekanan
penguasa, selama masa ini relasi antara Syiah dan Sunni di Indonesia terjalin sangat
Kedua, era revolusi Islam di Iran. Era ini kisaran 1979-1980, pada saat ini penyebaran
keyakinan hanya untuk mereka sendiri dan keluarganya saja. Jadi pada masa ini
mereka bersikap eksklusif belum ada semangat untuk menyebarkan alirannya pada
orang banyak.15
Ketiga, pada masa ini, mulai terjadi ketertarikan orang-orang terhadap paham Syiah
melalui fiqihnya, khususnya dari kalangan intelektual serta perguruan tinggi. Pada
Keempat, pada masa ini, orang-orang penganut Syiah sudah mulai membentuk sebuah
kelompok. Salah satunya adalah IJABI, atau kepanjangan dari Ikatan Jemaah Ahlul
Bait Indonesia, pada tanggal 1 Juli tahun 2000. IJABI (Ikatan Jama'ah Ahlul Bait
Salah satunya adalah keinginan untuk membentuk wadah kegiatan dan silaturahmi
bagi umat Syiah di Indonesia. IJABI juga bertujuan untuk memperkuat dan
8
memajukan pemahaman serta pengamalan ajaran Ahlul Bait di Indonesia.
Keberadaan IJABI juga mendorong penyebaran dan pemahaman yang lebih luas
tentang Ahlul Bait serta menjaga dan melindungi hak-hak kaum Syiah di Indonesia.
di nusantara. Pengaruh Syiah terlihat dalam beragam ritus dan tradisi Islam di
Indonesia. Bukan hanya di kalangan penganut Syiah, tetapi juga di kalangan Sunni.
Salah satu contohnya adalah perayaan 10 Muharram yang biasa dirayakan oleh
penganut Syiah sebagai penghormatan atas kematian Husain ibn Ali, cucu dari Nabi
Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang merupakan wadah musyawarah para ulama,
zu'ama, dan cendekiawan muslim serta menjadi pengayom bagi seluruh muslim
setiap masalah sosial keagamaan yang senantiasa timbul dan dihadapi masyarakat.
MUI juga telah mendapat kepercayaan penuh, baik dari masyarakat maupun dari
pemerintah. Berikut ini adalah kesimpulan dari pandangan dan sikap para ulama
16 M. Yunan Yusuf. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam. (Kencana, Jakarta, 2014) hal 164.
9
Indonesia yang terwadahi dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak terbentuknya
1) MUI sangat peka terhadap penyimpangan agama dan akan segera menghadapinya
responsif, proaktif, dan antisipatif." (Himpunan Fatwa MUI: 5); "Setiap usaha
dan kemantapan hidup beragama. Oleh karena itu, MUI bertekad menanganinya
secara serius dan terus menerus." (Fatwa MUI, 1 Juni 1980, dalam HF MUI: 42).
2) Fatwa MUI berdasarkan dalil-dalil yang jelas untuk mendapatkan kebenaran dan
Ijma' dan Qiyas, serta dalil lain yang dianggap muktabar." (HF MUI:5), dan "MUI
umum, terutama masalah hukum (fikih) dan masalah akidah yang menyangkut
pen) ialah apabila didasarkan atas pemahaman dan pengamalan Ahlussunnah wal
Jama'ah dalam pengertian yang luas. Penggunaan dan pemahaman dalil yang tidak
kebebasan tanpa batas (bila hudud wa bila dhawabith). Perbedaan yang dapat
17 Tim Penulis MUI Pusat. Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia, hal. 113-117.
10
munculnya perbedaan terhadap masalah-masalah yang sudah jelas pasti (ma'lum
min al-din bil al-dharurah). Majal al ikhtilaf adalah suatu wilayah pemikiran yang
masih berada dalam koridor 'ma ana 'alaihi wa asha- biy', yaitu paham keagamaan
Ahlus- sunnah wal Jama'ah dalam pengertian luas." (Ketetapan Ijtima' Ulama se-
4) Dengan demikian faham Syi'ah yang "menolak hadis yang tidak diriwayatkan
oleh Ahlul Bait, memandang Imam itu maksum (terbebas dari segala dosa), tidak
Bakr, Umar, dan Utsman, radhiyallahu 'anhum ajmain." (HF MUI, Faham Syi'ah:
pokok antara Syi'ah dan Ahlussunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas,
5) MUI telah menegaskan sikap mayoritas umat Islam Indonesia terhadap Syi'ah
dalam konsideran fatwa MUI tentang nikah mut'ah sbb: "Menimbang: 1. Bahwa
nikah mut'ah akhir-akhir ini mulai banyak dilakukan oleh sementara umat Islam
keresahan bagi para orangtua, ulama, pendidik, tokoh masyarakat, dan umat Islam
Indonesia pada umumnya, serta dipandang sebagai alat propaganda paham Syi'ah
11
di Indonesia. 3. Bahwa mayoritas umat Islam Indonesia adalah penganut paham
Sunni (Ahlu Sunnah wal Jama'ah) yang tidak mengakui dan menolak paham
Syi'ah secara umum dan ajarannya tentang nikah mut'ah secara khusus (Fatwa
12
KESIMPULAN
Syiah adalah kelompok yang meyakini Imam Ali bin Abi Thalib sebagai
pengganti Nabi Muhammad dan mempercayai bahwa kepemimpinan harus tetap dalam
keturunan Ali. Mereka memiliki tiga dimensi ajaran, yaitu fiqih (syariat), akidah, dan
akhlak. Prinsip dasar ajaran syiah adalah tauhid (keesaan Allah), nubuwwah (kenabian),
dan imamah (kepemimpinan). Mereka juga percaya akan adanya hari kebangkitan,
empat periode. Pertama, Syiah masuk bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia,
namun para penganut Syiah tidak menunjukkan diri sebagai Syiah untuk menghindari
tekanan penguasa. Kedua, pada era revolusi Islam di Iran, penyebaran Syiah belum
dianggap sebagai ancaman karena masih berlangsung di kalangan tertentu. Ketiga, mulai
terjadi ketertarikan terhadap paham Syiah oleh kalangan intelektual dan perguruan tinggi,
namun juga muncul perbedaan paham dan konflik. Keempat, kelompok-kelompok Syiah
mulai terbentuk, seperti IJABI, yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan
pengamalan ajaran Ahlul Bait di Indonesia serta melindungi hak-hak kaum Syiah.
Dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), mereka
menyatakan bahwa paham Syiah Imamiyah yang menolak hadis, menganggap Imam
maksum, tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakr, Umar, dan Utsman, serta memandang
pemerintahan sebagai rukun agama adalah paham yang menyimpang. MUI menghimbau
umat Islam Indonesia yang berpaham Ahlussunnah wal Jama'ah untuk waspada terhadap
13
kemungkinan masuknya paham Syiah. MUI juga menegaskan sikap mayoritas umat
Islam Indonesia yang tidak mengakui dan menolak praktik nikah mut'ah yang dilakukan
14
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Helmi, Zulfahmi Alwi, Rahman, Imam Ghozali dan Muhammad Irwanto.
Pengaruh politik SUNNI & SYIAH terhadap perkembangan ilmu hadist. (Depok:
Razak, Abdur dan Rosihan Anwar. Ilmu Kalam. (Bandung: Puskata Setia, 2006), Cet Ke
2.
Tim Ahlul Bait Indonesia. Buku Putih Madzhab Syiah: Menurut Para Ulama Muktabar.
Tim Penulis Mui Pusat, Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia.
Yusuf, M. Yunan. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam. (Kencana, Jakarta, 2014).
15