You are on page 1of 74

Ilmu Bedah Umum Veteriner

Benang, Jarum Jahit dan Pola


Jahitan Bedah

drh. Muhammad Zulfadillah Sinusi, M. Sc


1. Biomaterial Sutures
(Benang Jahit)
2. Surgical Needles
(Jarum Bedah)
3. Pola Jahitan dan Simpul
Sehelai atau seuntai benda yang digunakan
untuk menahan tepi luka selama
penyembuhan
• Mudah dipegang (tidak licin)
• Reaksi jaringan minimal
• Menghambat pertumbuhan jaringan
• Aman ketika benang diikat pada jaringan/otot
• Mencegah penyusutan jaringan
• Non capillary, non allergenic, non
carcinogenic, non ferromagnetic
❖ Asal bahan benang
❖ Kemampuan tubuh menyerap benang
❖ Susunan filamen
Penamaan
USP standard (United StatesPharmacopeia)
❖Klasifikasi benang dari yang sangat baik hingga benang kasar
menurut skala numerik
❖ Benang dengan ukuran 12/0 adalah benang yang terkecil,
sedangkan benang dengan ukuran 10 adalah benang yang terbesar

EP system (European Pharmacopeia)


❖Klasifikasi ukuran benang (ketebalan milimeter) berdasarkan sistem
angka desimal dan perbedaan Tes tarikan simpul
Penggunaan Benang Berdasarkan
Fleksibilitas

• Benang fleksibel
❖ menjahit pembuluh darah
❖ pola penjahitan continuou
• Benang yang kurang fleksibel (ex: wire)
tidak dapat digunakan untuk pembuluh
darah kecil
Jaringan ketika dijahit
Mempengaruhi
Trauma akibat penjahitan

Jenis benang Keterangan


Benang kasar Perlukaan lebih besar
Biasa digunakan untuk mata
Benang halus
Jahitan pada jaringan mudah terlepas
Simpul harus kuat supaya tidak mudah sobek
Biasa digunakan untuk mengurangi pembuluh
Benang berpilin darah yang sobek
Menghasilkan permukaan halus pada kapiler
Monofilamen
❖ Terbuat dari satu jenis material
❖ Lebih tahan bakteri
❖ Kelemahan: mudah patah saat
Benang dimasukkan ke dalam jarum

Multifilamen
❖ Benang yang dipilin bersamaan
❖ Lebih fleksibel
Multifilamen

Monofilamen
Klasifikasi Benang
Non-Absorbable
Absorbable Organic Inorganic Syntetic Methalic
Catgut Silk Metalic Nylon
Polyglycolid acid Cotton Tantalum Terelene
Polyglactin 910 Silk Worm Gut Silver Vetafil
Polyester
Polydioksanon Horse hair Copper
fiber
Polygliconad Linen Aluminium Wire Syntetic mesh
(maxon)
Polyglecaprone 25 Umbilical tape Vitallium Surgilene
Benang dermal Metal clip Polyester
Benang pin
Wire mesh
Catgut dapat difagositosis/diserap 90% KOLAGEN

Jaringan submukosa intestine domba


Jaringan serosa intestine sapi

Iodine
Tannin
Faktor yang menghambat Formalin
penyerapan Zat kimia lain
Lanjutan Catgut

Catgut Berdasarkan asam chromic


Lama Penyerapan
Jenis Catgut Type
(Hari)
Plain chromic Catgut A 10

Mild chromic Catgut B 15

Medium chromic Catgut C 20

Extra chromic D 40
Polyglicoside acid (PGA), Polyglactin 910(vicryl),
Polydioksanon (PDS), Polygliconad,
Polyglecaprone 25 (PGCL)

• Secara umum dapat menghilang dari tubuh akibat hidrolisis


• Sangat cepat terdegradasi akibat adanya infeksi urin
• Memiliki simpul yang sangat kuat untuk menutup VU
Polyglycolid acid (PGA)

❖ Terbuat dari filamen yang diekstrak dari glycolic acid


❖ Kekuatan simpul: 14-21hari
❖ Sifat benang: halus, kuat, dan absorbable
Polydioksanon (PDS)

❖ Monofilamen
❖ Kekuatan simpul lebih lama dari
polyclicolid atau polyglactin
❖ Kekuatan simpul 14-42 hari
❖ Lama absorbsi: 6 bulan
Polyglecaprone 25 (PGCL)

Benang generasi baru Syntetic absorbable yang berbentuk


monofilament

Sifatnya:
❖ Sangat lentur dibanding yang lain
❖ Sangat kuatdan dapat digunakan
untuk menjahit jaringan sangat
kecil
Polyglactin 910 =vicryl

❖ Benang multifilamen yang terbuat dari


co-polymer lactid dan glycolid
❖ Sifat benang: inert, nonpirogenik, reaksi
jaringan kecil, stabil pada luka yang
terkontaminasi
❖ Sangat mudah lepas
Klasifikasi Benang

Non-Absorbable
Absorbable Organic Inorganic Syntetic Methalic
Catgut Silk Metalic Nylon
Polyglycolid acid Cotton Tantalum Terelene
Polyglactin 910 Silk Worm Gut Silver Vetafil
Polyester
Polydioksanon Horse hair Copper
fiber
Polygliconad Linen Aluminium Wire Syntetic mesh
(maxon)
Polyglecaprone 25 Umbilical tape Vitallium Surgilene
Benang dermal Metal clip Polyester
Benang pin
Wire mesh
Non-absorbable Organic

Silk

❖ Benang nonabsorbable organic yang


sering digunakan
❖ Benang multifilamen terpilin yang dibuat
dari ulat sutra
❖ Dapat mengurangi jumlah bakteri pada
luka bila terjadi infeksi
❖ Kekurangan: dapat bersifat alergik pada
beberapa individu
Cotton

Iritasi lebih sedikit dibanding catgut dan silk

Stabil untuk sterilisasi


Halus
Kelebihan Fleksibel
Simpul lebih aman
Toleransi jaringan baik

Kekurangan
Mudah melekat pada sarung tangan operator
Menyebabkan potensi infeksi pada luka, bila
diaplikasikan pada kulit dan permukaan
luminal
Umbilical tape
Memiliki luas ±¼ cm
Sering digunakan untuk
➢ Mengikat tali pusar bayi (manusia)yang baru lahir
➢ Mengikat vulva pada kasus prolaps vagina/uterus
Penggunaan Umbilical tape
Klasifikasi Benang
Non-Absorbable
Absorbable Organic Inorganic Syntetic Methalic
Catgut Silk Metalic Nylon
Polyglycolid acid Cotton Tantalum Terelene
Polyglactin 910 Silk Worm Gut Silver Vetafil
Polyester
Polydioksanon Horse hair Copper
fiber
Polygliconad Linen Aluminium Wire Syntetic mesh
(maxon)
Polyglecaprone 25 Umbilical tape Vitallium Surgilene
Benang dermal Metal clip Polyester
Benang pin
Wire mesh
Inorganic Non-absorbable
Benang metallic Keterangan
Tantalum Kawat monofilament, tidak elastis
Silver Dapat terionisasi di jaringan, menyebabkan inflamasi
Copper Fleksibel, cocok untuk fraktur
Aluminium wire Lebih fleksibel dari stainless steel
Vintalium Karakteristik dan penggunaan seperti stainless steel
Metal clip Menahan kulit pada posisi datar

Benang pin Biasa digunakan untuk menahan tepi kulit


Wire mesh Untuk menutup dinding abdminal pada kasus
hernia/injury
Synthetic non-absorbable
Sifat:
❖ Kuat
❖ Reaksi jaringan minimal
Inner core
Tersusun atas
Selubung luar Akan hancur oleh bakteri

Benang ini dapat menjadi predisposisi infeksi dan fistula


Sehingga benang ini sebaiknya tidak digunakan pada jaringan dalam

Benang yang tersedia dipasaran:


Monofilamen Polipropylen
Multifilamen Polyester
Polyamide
Coated caprolactam Polyolefinsini
Polybutester
Metalic Non-absorbable

Stainless steel
❖ Benang metallic yang sering digunakan
❖ Tersedia dalam bentuk monofilament atau multifilament
❖ Reaksi jaringan secara umum minimal
❖ Simpul dapat memicu inflamasi
❖ Dapat melukai jaringan dan menyebabkanfragment
❖ Stabil pada luka yang terkontaminasi
Menutup Luka Abdominal

1. Benang monofilament Digunakan pada kulit untuk mencegah


bakteri masuk ke jaringan

➢ Synthetic monofilament non-absorbable


Memiliki keamanan simpul yang relatif bagus
dan relatif tidak berkapiler
Cth: Prolen, Novatil, dan Fluorofil

➢ Polymeriz caprolactam
Memiliki karakteristik handling yang superior
Sambungan penutupan abdominal….

2. Absorbable
Benang ini harus diambil kembal karena membutuhkan cairan
tubuh agar diabsorbsi
Cth: PDS, maxon, catgut

3. Benang subkutaneus
• Untuk mengurangi regangan pada tepi kulit
• Benang absorbable merupakan yang paling disukai
Otot dan Tendon
➢ Otot memiliki kekuatan menahan yang buruk sehingga
menyebabkan kesulitan dalam penjahitan
Benang yang digunakan :absorbable

➢ Material benang dibutuhkan untuk mengembalikan tendon


agar menjadi kuat kembali
Benang yang digunakan: nonabsorbable dengan reaksi
jaringan minimal

Taper needle Trauma


Jarum yang digunakan minimal
Taper cut needle
Organ parenkim dan pembuluhdarah

Hati, limpa dan ginjal Umum digunakan: Monofilament absorbable


Contoh: PDS dan Maxon

Multifilament absorbable
Sebaiknya dihindari dari area kontaminasi
Benang dengan tarikan/daya serap tinggi (dexon/vicryl)
dapat memelihara perbaikan jaringan yang rusak
Hollow Viscus Organ

Benang absorbable Direkomendasikan


Untuk trakea, saluran pencernaan, dan VU

Mencegah retensi jaringan akibat benda asing pada


persembuhan luka

Benang non-absorbable Dapat menyebabkan kalkulogenik


Penggunaan: kantung empedu dan VU
Summary: Pemilihan benang untuk berbagai
jaringan/organ
Jarum Bedah
• Sifat Jarum Bedah :
❖Material yang tahan terhadap korosi
❖cukup kaku untuk menembus
❖cukup elastis untuk berubah bentuk
❖Bentuknya cukup ramping agar meminimalkan trauma pada
jaringan
❖cukup lebar untuk untuk dilalui benag tanpa mengakibatkan
abrasi pada jaringan
❖Cukup tajam untuk memudahkan penetrasi ke jaringan
❖Stabil ketika digenggam menggunakan instrument bedah
Needle point
Komponen dasar jarum Needle body
Swaged or eyed end
Swaged/ Eyed End

• Spring eye / french eye • Swaged-on needles

• 2kali sistempenguncian
• Terpisahdaribenang
• Benangrawanputus/ terlepasdari ▶Lebih mahal
jarum ▶Steril
Needle point
Cutting
Taperpoint Tapercut Regular Cutting
• Ujung bulat • Ujung segitiga – ujung segitiga, tepi
• Atraumatik • Penjahitan organ tajam di dalam
• Menjahit organ lingkaran (shg dapat
yang keras (conto: mengiris jaringan)
dalam, kulit, fasia, ligament, – Traumatik
subkutan, fascia scar) – Menjahit kulit
Reverse Cutting Spatula point Blunt point
• Ujung segitiga, tepi
tajam di luar lingkaran • Menjahit organ lunak
( shg mengurangi dan parenkimal (liver,
resiko jaringan teriris) ginjal)
• Kurang traumatik
dibandingkan cutting
• Menjahit kulit
Bentuk dan lengkungan jarum
Aplikasi Berbagai Bentuk Jarum
Posisi memegang needle
SIMPUL DAN POLA JAHITAN

Jenis-Jenis Simpul (Knot)


1.First tie/ half hitch knot
2.Reef knot
3.Surgeon knot
4.Triple knot
5.Granny knot
6.half hitch knot
Square/reef knot
Granny knot
Surgeon’s knot
Bentuk Jahitan Jaringan
Prinsip penjahitan dasar:
• Penyayatan jaringan sejajar dengan pola lapisan jaringan.
• Teknik menjahit dengan atau tanpa alat.
• Posisi lapisan bidang sayatan dalam pengikatan harus sejajar.
• Pengikatan jaringan seideal mungkin tidak terlalu kuat atau lemah.
• Posisi simpul jahitan tidak diatas bidang sayatan khususnya pada
kulit.
Pola Jahitan

A. Interrupted suture
Interrupted suture (pola jahitan yang selalu diputus setiap
simpul dibuat)
Macam-macam pola jahitan interrupted :
a. Simple interrupted suture
b. Vertical mattress suture
c. Lambert suture
d. Horizontal mattress suture,
e. Halsteed suture
B. Continuous suture

• Continuous suture (pola jahitan menerus dan penyimpulan


dilakukan pada akhir jahitan)
• Macam-macam pola jahitan continuous :
a.Continuous simple suture
b.Parker-Kerr suture
c.Cushing suture
d.Continuous mattress suture,
e.Purse String suture
f. Connell suture
Interrupted suture
A. Simple interrupted sutures

Penggunaan:
Kulit, jaringan sukutan, pmbuluh darah,
nervus, ganstrointestinal track, urinary track
B. Cruciate suture
C. Interrupted intradermal (subcuticular) suture
D. Interrupted vertical dan
horizontal mattress

Vertical matress Horizontal matress


PENJAHITAN

Jarak tidak sama Tidak sejajar Tidak seragam


Continuous Suture
A. Simple continuous suture

Penggunaan:
Kulit, jaringan sukutan,
ganstrointestinal track,
urinary track
B. Continuous horizontal mattress
C. Continuous intradermal
(subcuticular) suture

Penggunaan:
Intradermal, subcutan
E. Ford interlocking suture

Hampir mirip dengan


simple continius namun
lebih aman jika simpul
terputus.

Penggunaan:
Kulit
Gastointestinal Suture
A. Lembert suture pattern

Penggunaan:
Menutup hollow viscera seperti bladder,
lambung atau uterus
B. Cushing suture pattern

Penggunaan:
Menutup hollow
viscera seperti bladder,
gastric atau uterus
C. Connell suture pattern

Penggunaan:
Seperti pada cushing
suture
D. Halsted suture pattern

Merupakan variasi dari


lamber suture
E. Purse-string suture pattern

Variasi berbentuk circular dari


lambert suture

Penggunaan:
• Untuk memperkecil hollow
viscera yang berongga seperti
anus,
• Untuk mengamankan tube
atau cateter
Tendon sutures

Modified kassler
Ligasi Pembuluh Darah

A. Circumferential Ligations
B. Transfixation Ligations
Terimakasi
dan
Selamat Belajar

You might also like