Professional Documents
Culture Documents
10 30649 PHJ V12i2 41
10 30649 PHJ V12i2 41
Ansori
15
Perspektif Hukum, Vol. 12 No. 2 November 2012 : 15-26
16
Ansori, Cara Penetapan Batas ZEE…………..
dalam Konvensi Hukum Laut 1982, maka penangannya saat ini adalah perbatasan
Indonesia mengeluarkan Undang-Undang laut, dimana garis batas laut, terutama
Nomor 5 tahun 1983 tentang Zona Batas Landas Kontinen (BLK) dan batas
Ekonomi Eksklusif Indonesia. Zona Ekonomi Ekskluisf (ZEE), sebagian
Selanjutnya deklarasi ini dipertegas besar belum disepakati bersama negara-
kembali dengan UU Nomor 17 tahun negara tetangga. Belum jelas dan tegasnya
1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 batas laut khususnya batas ZEE antara
bahwa Indonesia adalah negara Indonesia dan beberapa Negara-negara
kepulauan. tertentu serta ketidaktahuan masyarakat,
Sedangkan sebagai tindak lanjut khususnya nelayan, terhadap batas negara
dari pengesahan UNCLOS 1982, di laut menyebabkan terjadinya
Pemerintah Indonesia juga menerbitkan pelanggaran batas oleh para nelayan
UU No. 6 tahun 1996 (pengganti PP No. 4 Indonesia maupun nelayan asing.
Prp tahun 1960) tentang Perairan Sampai dengan saat ini masih
Indonesia dan Peraturan Pemerintah No. banyak batas-batas laut khususnya ZEE
38 tahun 2002 (diperbarui dengan PP No. antara Indonesia dengan negara-negara
37 tahun 2008) tentang Daftar Koordinat tetangga, sebagian besar belum
Geografis Titik-Titik Garis Pangkal ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
Kepulauan Indonesia. Dua Landasan belum adanya kesepakatan, atau belum
hukum tersebut, khususnya PP No.38 dilakukannya ratifikasi, sebagai contoh
tahun 2002 (diperbarui dengan PP No. 37 adalah batas ZEE antara Indonesia dan
tahun 2008), telah memagari wilayah Malaysia di Selat Malaka. Ketidak jelasan
perairan Indonesia, sehingga Indonesia batas ZEE tersebut menyebabkan sulitnya
telah memiliki batas wilayah perairan penegakan hukum oleh aparat dan
yang jelas. Bagi Indonesia, UNCLOS berpotensi untuk menjadi sumber
1982 merupakan tonggak sejarah yang pertentangan antara Indonesia dengan
sangat penting, yaitu sebagai bentuk Malaysia.
pengakuan internasional terhadap konsep Pada Maret 1970, Indonesia dan
Negara kepulauan yang telah digagas Malaysia mengadakan perjanjian tentang
sejak tahun 1957. garis batas laut wilayah masing-masing,
Di sini jelas disebutkan bahwa saat itu telah disepakati dan ditanda-
Negara Kesatuan Republik Indonesia tangani. Kesepakatan tentang luas
adalah negara kepulauan berwawasan wilayah negara di selat tersebut diambil
nusantara, sehingga penetapan batas dari garis tengah yang ditarik dari titik-
wilayah di laut harus mengacu pada titik terluar masing-masing negara di
UNCLOS (United Nations Convension on Selat Malaka tersebut. Perjanjian ini telah
the Law of the Sea) 1982/ (Konvensi PBB diratifikasi oleh kedua negara dan mulai
Tentang Hukum Laut 1982). Dampak dari diberlakukan sejak pertukaran Piagam
ratifikasi UNCLOS ini adalah keharusan Ratifikasi pada 8 Oktober 1971. Jadi
bagi Indonesia untuk mengikuti segala bagian Selat Malaka yang lebarnya
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan kurang dari 24 mil, sejak saat itu secara
dalam UNCLOS 1982 tersebut. UNCLOS otomatis menjadi laut wilayah Indonesia
1982 mengatur macam-macam zona dan Malaysia yang berada di bawah
maritim yang dapat diklaim oleh Negara kedaulatan Indonesia dan Malaysia.
pantai / Negara kepulauan, yang terdiri Namun dalam perjanjian tersebut tidak
dari laut teritorial (12 NM dari garis dijelaskan luas wilayah yang disepakati
pangkal), zona tambahan (24 NM dari masuk dalam zona maritim yang mana.
garis pangkal), ZEE (200 NM dari garis Sehingga masih terdapat ketidak jelasan
pangkal), serta landas kontinen. tentang status Selat Malaka bagi kedua
Dengan demikian permasalahan Negara. Sedangkan sebagai Negara yang
batas yang perlu diprioritaskan meratifikasi UNCLOS 82, Indonesia
17
Perspektif Hukum, Vol. 12 No. 2 November 2012 : 15-26
18
Ansori, Cara Penetapan Batas ZEE…………..
negara pantai dapat memiliki landasan Penerapan tersebut dimaksudkan dari segi
kontinen antara 200 sampai 350 km dari hukum nasional maupun hukum
garis dasa. Mengingat sumber-sumber internasional yang relevan, yang
mineral yang terdapat di dasar dan lapisan menitikberatkan penerapan hukumnya di
tanah dibawahnya, landas kontinen dalam menentukan batas laut dengan
mempunyai arti ekonomi sangat penting. Negara lain.
Untuk eksplorasi dan ekploitasi minyak Dalam penulisan penelitian ini
dan gas bumi, Indonesia telah digunakan Bahan Hukum Primer sebagai
mengeluarkan Peraturan Pemerintah bahan utama serta untuk melengkapinya
mengenai Landas Kontinen Indonesia penulis menggunakan Bahan Hukum
tanggal 17 Pebruari 1969 dan Undang- Sekunder. Bahan Hukum Sekunder
undang Nomor: 1 tahun 1973, tanggal 6 merupakan bahan hukum berupa semua
Januari 1973. publikasi tentang hukum yang bukan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, merupakan dokumen-dokumen resmi.
maka dalam penelitian ini akan lebih Publikasi tentang hukum meliputi buku-
menitikberatkan pembahasan tentang buku teks, jurnal-jurnal hukum, dan
penetapan batas ZEE antara Indonesia dan komentar-komentar atas putusan
Malaysia di Selat Malaka. Sehingga pengadilan. Bahan hukum sekunder ini
dengan penetapan batas ZEE yang baru, berguna untuk menuntun ke arah mana
tentunya Indonesia akan diuntungkan, saya akan mengarahkan tulisan saya ini.
karena garis batas ZEE Indonesia dengan Dari hasil pengumpulan bahan
Malaysia akan berada di sebelah kanan hukum di atas, maka penulis dalam
garis batas landas kontinen atau mengarah penulisan penelitian ini menggunakan
ke pantai Malaysia. Keuntungan lain yang Analisa Deduktif, yaitu pola pikir yang
diperoleh Indonesia dengan adanya garis bertolak dari teori atau hal-hal yang
batas ZEE baru adalah wilayah perairan umum untuk menati kesimpulan yang
Indonesia akan bertambah luas dan bersifat khusus. Dimana bahan hukum
dengan sendirinya akan diperoleh utama diperoleh dari peraturan-peraturan,
keuntungan secara ekonomi karena undang-undang dan literatur-literatur
sumberdaya perikanan di daerah tersebut perpustakaan yang sudah ada, selanjutnya
sangat melimpah. Sedangkan keuntungan dikumpulkan, dicatat dan kemudian
politis yang diperoleh pemerintah diklasifikasikan untuk mengetahui mana
Indonesia adalah, hasil exercise penetapan yang dapat digunakan dalam menyusun
garis batas ZEE di Selat Malaka dapat kembali badan hukum sesuai obyek yang
digunakan sebagai dokumen teknis dalam diteliti dan diolah untuk dijadikan dasar
perundingan batas ZEE di Selat Malaka untuk menganalisa isi permasalahan yang
dan apabila hasil penetapan dipakai menjadi pokok pada pembahasan dalam
sebagai klaim unilateral garis batas ZEE penulisan ini.
Indonesia di Selat Malaka maka dapat
dipakai sebagai batas operasional kapal- PEMBAHASAN
kapal TNI AL dalam penegakkan hak
berdaulat NKRI di Selat Malaka. Penarikan Garis Pangkal Negara
Pantai Dan Negara Kepulauan.
METODE PENELITIAN UNCLOS 1982 mengatur tentang
penarikan garis-garis pangkal kelautan
Metode pendekatan masalah untuk mengukur lebar laut territorial
yang dipakai dalam penulisan penelitian Negara pantai. Hal ini berlaku mutlak (
ini dilakukan secara Yuridis Normatif, Strict Regulations ) dan tidak dapat di
yaitu menitikberatkan pada peraturan ganggu gugat lagi oleh Negara manapun
perundang-undangan yang berlaku juga. UNCLOS 1982 membagi 3 (tiga)
sebagai dasar pembahasan serta kaitannya macam cara untuk mengukur lebar laut
dengan penerapannya dalam praktek. territorial Negara pantai.
19
Perspektif Hukum, Vol. 12 No. 2 November 2012 : 15-26
20
Ansori, Cara Penetapan Batas ZEE…………..
21
Perspektif Hukum, Vol. 12 No. 2 November 2012 : 15-26
teritorial negara lain dari laut lepas atau Hukum Laut Tahun 1982. Ketentuan
zona ekonomi eksklusif. mengenai asas dan rezim hukum negara
Ditentukan dalam konvensi ini kepulauan dalam Konvensi tersebut
bahwa negara kepulauan mempunyai mengandung berbagai pengembangan dari
kedaulatan atas perairan yang terletak di konsepsi negara kepulauan sebagai-mana
dalam garis-garis pangkal kepulauannya diatur dalam Undang-undang Nomor 4
(archipelagic baseline), berapa pun dalam Prp. Tahun 1960 tentang Perairan
atau jaraknya dari pantai. Negara Indonesia. Salah satu pengembangan
kepulauan mempunyai kedaulatan atas tersebut adalah dengan diakuinya garis
udara di atas perairan kepulauannya atas pangkal lurus kepulauan, di samping garis
dasar laut dan tanah di bawahnya. pangkal biasa dan garis pangkal lurus
sebagai cara pengukuran garis pangkal
Kondisi Batas Maritim Indonesia dan kepulauan Indonesia. Berdasarkan cara
Malaysia di Selat Malaka Pada Saat pengukuran tersebut, maka dalam wilayah
Ini. perairan Indonesia terdapat lebih kurang
Dari berbagai uraian diatas, 17.508 pulau yang berada di bawah
Negara Kesatuan Republik Indonesia kedaulatan Negara Republik Indonesia.
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Berkaitan dengan batas maritim
Agustus 1945, secara geografis adalah antara Indonesia dengan Malaysia di Selat
negara kepulauan. Pengakuan dunia Malaka telah ditetapkan dan disepakati
internasional terhadap asas negara oleh kedua negara dengan melakukan
kepulauan sebagai penjelmaan aspirasi perjanjian batas landas kontinen yang
bangsa Indonesia, membawa konsekuensi ditandatangani pada tanggal 27 Oktober
bahwa Indonesia juga harus menghormati 1969, perjanjian ini masih berdasarkan
hak-hak masyarakat internasional di ketentuan – ketentuan hasil konferensi
perairan yang kini menjadi perairan Hukum Laut PBB I tahun 1958, dimana
nasional, terutama hak lintas damai dan hasil konferensi ini masih belum memuat
hak lintas alur laut kepulauan bagi kapal- ketentuan tentang batas zona ekonomi
kapal asing. Setelah masyarakat dunia eksklusif. Dalam tersebut perjanjian,
yakin bahwa dengan tindakannya ini Indonesia dengan Malaysia telah
Indonesia tidak bermaksud mengurangi menyepakati penetapan garis batas landas
hak-hak dunia pelayaran yang sah dan kontinen terletak di perairan Selat
tercapai suatu keseimbangan antara Malaka, perjanjian ini menyetujui
keinginan Indonesia untuk mengamankan penetapan 25 titik yang terdiri dari 10 titik
keutuhan wilayahnya dan menguasai koordinat di Selat Malaka dan 15 titik
sumber kekayaan alam yang terkandung koordinat di perairan Laut China Selatan
di dalamnya di satu pihak, dan (pantai Timur Malaka). Penetapan titik –
kepentingan dunia pelayaran internasional titik koordinat tersebut secara teknis
di pihak lain, asas negara kepulauan ini menggunakan ketentuan-ketentuan pada
akhirnya diterima dunia internasional. konferensi PBB I tahun 1958 dan oleh
Deklarasi tanggal 13 Desember Malaysia secara sepihak perjanjian batas
1957 dan Undang-undang Nomor 4 Prp. landas kontinen tersebut dianggap
Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia sekaligus garis batas ZEE (single line),
merupakan tonggak sejarah dalam sedangkan Indonesia menganggap batas
perkembangan ketatanegaraan Indonesia ZEE kedua negara belum pernah
bahwa negara Republik Indonesia sebagai dirundingkan sehingga belum ada
negara kepulauan yang kemudian diakui batasnya dan menurut ketentuan
oleh dunia internasional dengan UNCLOS’82 batas landas kontinen tidak
dimuatnya asas dan rezim hukum negara harus sama dengan batas ZEE.
kepulauan dalam BAB IV Konvensi Perjanjian batas landas
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kontinen Indonesia dengan Malaysia di
22
Ansori, Cara Penetapan Batas ZEE…………..
perairan Selat Malaka tahun 1969 , secara Malaysia, maka persyaratan sebagaimana
teknis dan yuridis sangat merugikan dimuat dalam pasal 7 UNCLOS harus
Indonesia . Indonesia sebagai negara dapat dipenuhi, antara lain memiliki
kepulauan, dalam penetapan batas pantai yang menjorok dan menikung ke
tersebut menggunakan titik – titik dasar dalam ( Deeply Intended And Cut Into )
dan garis dasar pada air rendah (kontur atau ada deretan pulau – pulau ( Fringe
no. l) di pantai Timur Sumatera seperti Of Islands ) yang cukup dekat ( In Its
tercantum dalam UU. No : 4 / Prp. Tahun Immediate Vicinity ) di sepanjang
1960, sedangkan Malaysia menarik garis pantainya.
dasar dari Pulau Jarak ke Pulau Perak Penarikan garis pangkal lurus
sejauh 123 nm, ini tidak sesuai dengan tersebut tidak boleh menyimpang terlalu
ketentuan dalam UNCLOS’ 82 dimana jauh dari arah umum pantai dan bagian-
pada Pasal 47 ayat (2) hanya bagian yang terletak di dalam garis
membolehkan maksimal 100 nm. pangkal itu harus cukup dekat ikatannya
Disamping itu sebagai negara pantai dengan daratan untuk dapat tunduk pada
(coastal state) Malaysia seharusnya rezim perairan pedalaman. Pasal 7 ayat 3
menarik garis dasar dari main island UNCLOS 1982 menjelaskan :
bukan dari Pulau Jarak ke Pulau Perak “The drawing of straight baseline must
yang sangat jauh dari pantai, hal ini not depart to any appreciable extend from
menyebabkan penetapan batas landas the general direction of the coast, and the
kontinen hasil perundingan tahun 1969 sea areas within the lines must be
sangat merugikan Indonesia karena garis sufficiently closely linked to the land
batasnya cenderung masuk ke arah pantai domain to be subject to the regime of
Indonesia. Sebagai implementasi lahirnya internal waters.”
UNCLOS’82, Indonesia seharusnya Di dalam suatu daerah
berupaya untuk menetapkan batas maritim dimana garis pantai menjorok kedalam
dengan Malaysia terutama batas laut ZEE memotong, dari dimana pulau sepanjang
di perairan Selat Malaka. pantai yang terdekat. Metode dari garis
pangkal lurus dapat digunakan bersamaan
Cara Penetapan Batas ZEE Indonesia dengan titik-titik yang dapat digunakan
dengan Malaysia di Selat Malaka untuk mengukur lebar laut territorial.
Dengan Median line. Berdasarkan pasal ini maka gugusan
Penarikan garis batas ZEE karang yaitu gugusan karang Sipadan (
Indonesia dengan Malaysia di perairan Sipadan Reefs ) yang berada disepanjang
Selat Malaka ditetapkan berdasarkan pantai Sabah – Serawak dapat
metode garis tengah (median line) yang menggunakan metode garis pangkal lurus.
diukur dari titik dasar (TD) di kedua Namun hal ini harus memenuhi
pantainya metode ini bereferensi pada persyaratan immediate vicitiny
Pasal 74 Ayat (1) UNCLOS 1982 dan (penglihatan yang jelas / dekat).
teknis penggambarannya berdasarkan Beberapa aturan penting tentang cara-cara
referensi ketentuan Point 6 Bilateral pengukuran garis pangkal lurus secara
Boundaries Between Opposite States, terperinci tercantum dalam pasal 7 ayat
TALOS Sp. No. 51 tahun 1993. Malaysia (2) UNCLOS 1982, yang berbunyi
memiliki hak untuk melakukan penarikan sebagai berikut :
batas laut territorial dengan cara in localities where the coastline is deeply
penarikan garis pangkal lurus (Straight indented and cut into, of if where is fringe
Baseline), yang mana merupakan garis of island along the coast in its immediate
pangkal yang ditarik dengan vicitiny, the method of straight baseline
menghubungkan titik-titik terluar dengan joining appropriate points may be
menggunakan garis lurus. Jika metoda employed in drawing from which the
penarikan garis pangkal lurus yang dipilih breadth of the territorial sea is measured.
23
Perspektif Hukum, Vol. 12 No. 2 November 2012 : 15-26
24
Ansori, Cara Penetapan Batas ZEE…………..
25
Perspektif Hukum, Vol. 12 No. 2 November 2012 : 15-26
Website:
BAKOSURTANAL, 03 Oktober 2006,
Jendela Informasi Spasial
Nasional,
http://www.bakosurtanal.go.id/ho
me/artikel/indeks.htm, di akses
tanggal 09 September 2009
Dephub, Deklarasi Juanda,
http:www.dephub.co.id, diakses
tanggal 10 Desember 2009.
DKP, UNCLOS 82,
http:www.dekin.dkp.co.id,
diakses tanggal 17 Desember
2009.
Haris D. Nugroho, http://haris-
djoko.blogspot.com/2008/12/pene
tapan-batas-zee-indonesia-
malaysia.html, diakses tanggal 01
Desember 2009
26