Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kuliah Humaniter
Laporan Kuliah Humaniter
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT,karena atas perkenanNYA laporan ini bisa dilesaikan.Sertadari kasih
sayangnNYA lah penulis mampu mengerjakan laporan ini dengan membuka pikirantersusunya laporan ini
tepat waktu.
Tujuan dari pembuatn laporan ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Etika danTanggungJawab
Profesi .Tugas ini dimaksud untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah.
Laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Etika dan TanggungJawab Profesi bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yangmembangun akan saya nantikan demi kesempurnaan Laporan ini.Besar harapan penulis semoga
laporan ini dpaat bermanfaat bagi penulis pribadi dan pembacasekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Latar Belakang tersusunya laporan ini adalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika dan
TanggungJawab Profesi yang merupakan salah satu mata kuliah di program studi S1 Hukum . Dengan ini
Sebagai mahasiswa tentu dituntut mampu memahami dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
kuliah . Dan tujuan pembuatan laporan ini kuliah ini agar mahasiswa dapat mahami kembali dan
menerapkan hasil yang didapat selama belajar dikampus untuk diterakan di masa yang akan datang. Maka
selain sebagai tugas dari mata kiliah ,namun penulis juga beranggapan bahwa laporan ini bisa menjadi
sarana guna untuk menambahkan wawasan bagi penulis secarapribadi dan bagi pembaca sekalian.
1.3 Metode
Metode penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara menguraikan kembali penjelasan –penjelasan dan
materi-materi yang disampikan selama pembelajaran dikampus.
BAB 2
PEMBAHASAN
Isitilah hukum perang sudah tidak disukai lagi ,tetapi pihak lain masih dianggap perlu
adanya ketentuan-ketentuan yang mengatur pertikaian bersenjata ,walaupun pertikaian
tersebut tidak dinamakan perang .sebagai penganti istilah hukum perang ,dipakai istilah
laws or armed conflicts .
Setelah perang dunia ke dua ,usaha yang dilakukan untuk mengatur perang ,terdesak oleh
suatu usaha dalam melindungi orang-orang dari kekerasan dalam perang .dalam
penyusunan konsepsi-konsepsi ini asas perikemanusiaan mempunya pengarush penting hal
ini dapat dilihat dengan resolusi –resolusi PBB .dengan perekembangan tersebut Istilah
laws of armed conflict juga mengalami perubahan ,dari beberapa resolusi dan koferensi
ditampilkan istilah baru yaitu Internasional Humanitarian Law applicable in Armed
Conflict.Kemudian pada tahun 1974 ,1975,1976 dan 1977 diadakan koferensi yaitu
Diplomatic Conference on the reaffirmation and development og International
Humanitarian Law applicable in Armed Conflicts.2
1
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta PT RajaGrafindo,hlm 1-7
2
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta PT RajaGrafindo,hlm 13-17
Setelah itu munculah istilah baru yang memperlihatkan pengarus dari asas humaniter
dalam penyusunan hukum yang mengatur armed conflicts yaitu International Humanitarian
Law applicable in Armed Conflicts yang sering disingkat International Humanitarian Law
.
Istilah yang telah disingkat inilah yang di dalam bahasa Indonesia biasanya di sebut
dengan Hukum Humaniter.
3
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta, PT RajaGrafindo,hlm 30-31
4
Ria Wierna Putri ,Hukum Humaniter Internasional,Bandar Lampung ,Universitas Lampung, 3-4
C. Asas Kesatriaan (Chivairy),yaitu didalam perang kejujuran merupakan hal yang
diutamakan .Penggunaan alat-alat yang dilarang atau yang tidak terhormat dan berbagai
masam tipu muslihat dan cara-cara yang bersifat khianat dilarang .5
5
Ria Wierna Putri ,Hukum Humaniter Internasional,Bandar Lampung ,Universitas Lampung,hlm 11
6
Nils Melzer,Hukum Humaniter Internasional ,Jakarta Selatan ,icrc,hlm22-24
7
Ria Wierna Putri ,Hukum Humaniter Internasional,Bandar Lampung ,Universitas Lampung,hlm 7
Yang merupakan hasil Konferensi Perdamian ke II sebagai kelanjutan dari
koferensi perdamian I tahun 1899 di Den Haag .Konvensi yang dihasilkan di
koferensi perdamian II di Den Haag adalah :
1. Konvensi I tentang Penyelesaian Damai Persengketaan Internasional
2. Konvensi II tentang Pembatasan Kekerasan Senjata dalam Menuntut
pembayaran Hutang yang berasal dari perjanjian perdata.
3. Konvensi III tentang Cara Memulai Peperangan .
4. Konvensi IV tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat dilengkapi dengan
Peranturan Den Haag.
5. Konvensi V tentang Hak-hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara Netral
dalam Perang di Darat.
6. Konvensi VI tentang Status Kapal Dagang Musuh pada saat Permulaan
Perperangan.
7. Konvensi VII tentang Status Kapal Dangan menjadi Kapal Perang.
8. Konvensi VIII tentang Penempatan ranjau Laut Otomatis didalam laut.
9. Konevensi IX tentang Pemboman oleh Angkatan Laut di waktu perang.
10. Konvensi X tentang Adaptasi asas-asas Konvensi Jenewa tentang Perang di
laut.
11. Konvensi XI tentang Pembatasan tertentu terhadap penggunaan Hak
Penangkapan dalam Perang Angkatan Laut.
12. Konvensi XII tentang Mahkamah barang-barang sitaan.
13. Konvensi XIII tentang hak-hak dan lewajiban Negara netrak dalam perang
dilaut.8
c. Hukum Jenewa didalam Konvensi –Konvensi Jenewa tahun 1864 yang mengalami
perubahan pada tahun 1906 dan 1929 dan Konvensi Jenewa 1949 beserta Protokol
I dan II 1977
1. Konvensi Jenewa 1864
Merupakan perjanjian internasional hukum humaniter internasional pertama
yang menetapkan perlindungan pada korban perang .konvensi ini bertujuan
untuk melindungi korban perang yang terlukan di medan perang ,baik itu
personil dan kesatuan medic beserta peralatanya.selain itu perjanjian ini juga
mengatur tingkah laku orang sipil dalam pertikaian bersenjata beserta
perlindungannya.9
2. Konvensi Jenewa ,1949
Konvensi jenewa 1949 ini selain mengenai perlindungan korban perang yang
dikenal dengan nama konvensi-konvensi palang Merah ,konvensi ini terdiri dari
Empat(4) Konvensi yaitu berupa:
8
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta, PT RajaGrafindo,hlm 46-47
9
Ria Wierna Putri ,Hukum Humaniter Internasional,Bandar Lampung ,Universitas Lampung,hlm 9
1. Konvensi Jenewa I untuk Perbaikan Keadaam yang luka dan Sakit dalam
Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat:
2. Konvensi Jenewa II untuk Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Perang di
Laut yang Luka,Sakit dan Korban Karam;
3. Konvensi Jenewa III mengenai Perlakuan Tawanan Perang;
4. Konvensi Jenewa IV ,mengenai Perlindungan orang sipil di waktu Perang.10
B. Kebiasaan
Bahwa badan hukum ini dinamis yang terus berkembang seiring dengan Pratik Negara dan
opini hukum. Fakta bahwa hukum kebiasaan tidak tertulis tidak berarti bahwa hukum
tersebut kurang mengikat dibandingkan dengan hukum perjanjian.Perbedaanya terletak
pada sifat sumbernya ,bukan pada kekuatan mengikat dari kewajiban yang ditimbulkan
.MIsalnya ,Mahkamah Militer Internasional di Nuremberg dalam persindangan setelah
Perang Dunia II,tidak hanya memastikan bahwa Peraturan Den Haag 1907 sendiri telah
mencapai sifat kebiasaan dan mengikat semua negara terlepas dari ada atu tidaknya
raltifikasi dan timbal balik atau resiprositas ,tetapi juga bahwa individu dapat dimintai
pertanggungjawaban pidana dan dihukum karena kebiasaan internasional.12
10
Ria Wierna Putri ,Hukum Humaniter Internasional,Bandar Lampung ,Universitas Lampung,hlm 9 -10
11
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta, PT RajaGrafindo,hlm 49-50
12
Nils Melzer,Hukum Humaniter Internasional ,Jakarta Selatan ,icrc,hlm 30
2. Deklarasi St.Petersburg (29 November – 11 Desember 1868) melarang
penggunaan peluru-peluru yang memiliki benda keras dipermukaanya
sehingga tutupnya dapat meledak.
3. Rancangan Peraturan Den Haag tentang Perang di Udara (1923)
Mengatur tentang pengunaan pesawat udara dengan segala peralatan yang
dimiliki didalam pertempuran.
4. Protokol jenewa (17 juni 1925) pelarangan penggunaan gas cekik dan
macam-macam gas lainya dalam perperangan.
5. Protoko; London ( 6 November 1936 ) peraturan penggunaan kapal selam
dalam pertempuran.
6. Konvensi Den Haag 1954 Perlindungan benda-benda budaya pada waktu
pertikaian bersenjata.
7. Konvensi Senjata Konvensional tertentu 10 Oktober .larangan atau
pembatasan penggunaan sejata konvensional tertentu yang mengakibatkan
penderitaan berlebihan.13
13
Ria Wierna Putri ,Hukum Humaniter Internasional,Bandar Lampung ,Universitas Lampung,hlm 9 -10
14
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta, PT RajaGrafindo,hlm 6
F. Jelaskan prinsip” hukum humaniter internasional
1. Prinsip Pembatasan yiatu menghendaki pembatasan terhadap sarana dan alat serta cara
dan metode berperang yang dilakukan pihak yang bersengketa .
2. Prinsip Proporsionalitas yaitu kerusakan yang ditimbulkan tidak boleh berlebihan
,kerusakan yang akan diderita oleh penduduk tetap harus proporsionalitas sifatnya dan
tidak berlebihan dalam kaitan dengan diperolehnya .15
Didalam artikel ke III dinyatakan bahwa angkatan bersenjata dari pihak berperang dapat
terdiri dari kombat dan non-kombat .apabila tertangkap oleh musuh,kedua0keduanya
harus diperlakukan sebagai tawanan perang ( non-kombat yang dimaksud adalah bukan
penduduk sipil melainkan bagian dari angkatan bersenjata )
15
Ahmad ruhardi dkk,Hukum Humaniter, bandung, Widina Bhakti Persada Bandung,hlm 10
Berdasarkan artikel I,II,III menurut HR golongan yang secara aktif dapat turut serta
dalam permusuhan adalah:
1. Tentara
2. Milisi dan volunteer corps(yang memenuhi persyaratan)
3. Leve en masse( yang memenuhi persyaratan )
Perlu diketahui didalam pasal 2 Hague Convention IV menyebutkan bahwa” ketentuan yang terdapat
dalam Hague Regulations ,maupun yang terdapat didalam konvensi ini,tidak berlaku mengikat selain
semua pihak-pihak penanda tangan dan hanya apabila semua pihak berperang adalah pihak dalam kovensi
ini”.16
16
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta, PT RajaGrafindo,hlm 76-79
17
Umar Suryadi Bakry ,Hukum Humaniter Internasional,Jakarta Prenamedia group,hlm 65
re no sources in the current document.
beroperasi baik didalam maupun diluar wilayah mereka sekalipun wilayah
tersebut tekah diduduki.
18
Umar Suryadi Bakry ,Hukum Humaniter Internasional,Jakarta Prenamedia group,hlm 60
19
Haryomataram,Kushartoyo,Pengantar Hukum Humaniter,Jakarta, PT RajaGrafindo,hlm 82-84