You are on page 1of 56

Laporan Praktikum

Mekanika Fluida

Mata Kuliah Wajib Semester II

Tahun Akademik 2021/2022

Program Studi Sarjana Teknik Sipil


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
BAB I

KALIBRASI ALAT UKUR TEKANAN BOURDON

1.1 Maksud dan Tujuan


Untuk mengkalibrasi alat ukur tekanan Bourdon dan untuk menentukan
kesalahan penggunaan
1.2 Alat dan Bahan
Tabel 1.1
Nama Gambar Fungsi

Sumber:
Alat Ukur Untuk
https://id.silverinstruments.com/product/pressure-
Tekanan measurement/pressure-gauge/economical-bourdon-
mengukur
Bourdon tube-pressure-gauge.html tekanan

Untuk
Sumber:
Piston menyalurkan
https://id.silverinstruments.com/product/pressure-
(massa measurement/pressure-gauge/economical-bourdon- gaya yang
498gram, tube-pressure-gauge.html disebabkan
diameter oleh beban
0,01767m) menjadi
tekanan
Logam
Untuk
pemberat
memberikan
(0,5 kg,
beban
0,5 kg, 1 Sumber:
https://id.silverinstruments.com/product/pressure- kepada
kg, dan
measurement/pressure-gauge/economical-bourdon- piston
2,5 kg)
tube-pressure-gauge.html

1.3 Prosedur Pelaksanaan


1.3.1 Uraian Pelaksanaan
a. Letakkan alat ukur bourdon dalam keadaan horizontal dengan
mengatur nivo, untuk memastikan piston benar-benar bekerja dalam
arah vertikal. Hal ini penting untuk memastikan transfer dari beban
yang bekerja vertikal.
b. Lepas piston lalu bukalah semua keran, masukkan air dari katup
inflow sampai semua bagian dari pipa terisi air. Usahakan udara
tidak terdapat di dalam pipa. Setelah itu tutuplah keran inflow,
dibarengi dengan dibukanya seluruh katup yang berhubungan
dengan silinder.
c. Pasang kembali piston dan catat tekanan yang terjadi (tekanan pada
gauge).
d. Pasang pemberat sedikit demi sedikit mulai dari 0,5 kg, 0,5 kg, 1kg,
dan 2,5 kg. Catat tekanan yang terjadi, setelah itu turunkan
beban satu persatu dan catat kembali tekanannya.
e. Gambarlah grafik hubungan antara tekanan sebenarnya dengan
tekanan yang terbaca pada gauge. Gambarkan pula grafik hubungan
antara pembacaan tekanan dengan kesalahan absolut pengukur dan
juga pembacaan tekanan dengan % kesalahan pengukur tekanan.
1.3.2 Bagan Alir Pelaksanaan

Gambar 1.1 Bagan Alir Pelaksanaan


Gambar 1.1 (Lanjutan)
1.4 Nomenklatur
Table 1.2 Nomenklatur
Lamban
Judul Kolom Satuan Tipe Deskripsi
g

Massa Piston
Massa Piston g Mp Diukur
diberikan

Diameter Diameter piston


m D Diukur
Piston diberikan

2
2 πd
Luasan Piston m A Dihitung A=
4

Berat yang
Massa
kg Mw Diukur dikenakan pada
Pemberat
kalibrator

Total Massa kg M Dihitung M = M p+ M w

Pembacaan diambil
Pembacaan −2
KNm G Diukur dari alat ukur
Alat
tekanan Bourdon

Tekanan Mg
KNm−2 P Dihitung P=
Silinder A
Kesalahan
KNm−2 Ea Dihitung E a=G−P
absolut alat
Persentase G−P
% E% Dihitung E% = × 100
kesalahan alat P

1.5 Dasar Teori

Penggunaan dari piston dan pemberat dengan silinder menghasilkan


tekanan yang dapat diukur yaitu P
F
P = (Pascal)
A
di mana
F = M.g
Dengan
F : adalah gaya yang diberikan pada cairan dalam silinder kalibrator
M : adalah total massa (termasuk piston)
A : adalah luasan piston

Luasan piston bisa ditunjukkan dalam bentuk diameternya, d, sebagai

2
πd
A=
4
BAB II

TEOREMA BERNOULLI

(BERNOULLI’S THEOREM DEMONSTRATION)

2.1 Maksud dan Tujuan


a. Untuk menyelidiki validitas Persamaan Bernoulli ketika diaplikasikan
ke aliran yang steady pada pipa yang bergradasi dimensinya,
b. Menentukan besarnya koefisien debit (Cd),
c. Mengamati pembagian tekanan sepanjang pipa kovergen-divergen

2.2 Alat dan Bahan


Tabel 2.1 Alat dan Bahan
No Nama Gambar Fungsi
1 Hidraulic Hidraulic
Bench Bench
berfungsi
sebagai
alat untuk
mengukur
Sumber : kecepatan
https://labts.co.id/product/hydraulic- dan debit
bench-gravimetric/ air dari
volume air
yang
ditampung
yang akan
menghasil
kan nilai
debit
aktual
aliran.

Stopwatch
berfungsi
untuk
membantu
2 Stopwatch
dalam
Sumber : menghitun
https://poljotuhren.de/Stopwatch- g debit
Mechanical-30-Sec-1-Kronenstopper- aliran.
1-10-Sec-Agat-ZlatoustRussia
Peralatan
Bernoulli
digunakan
sebagai
Peralatan alat
3
Bernoulli penunjang
Sumber : untuk
https://agiet27.wordpress.com/ menghitun
category/hukum-bernoulli/ g debit
aliran.

2.3 Data Teknis


Tabel 2.3 Data Teknis
Posisi Lambang Diameter (mm) Jarak dari A
Tabung Manometer (m)
A h1 25,0 0,0000
B h2 13,9 0,0603
C h3 11,8 0,0687
D h4 10,7 0,0732
E h5 10,0 0,0811
F h6 25,0 0,1415

Gambar 2.1 Penampang Venturimeter

2.4 Prosedur Percobaan


2.4.1 Uraian Pelaksanaan
a. Meletakkan peralatan persamaan Bernoulli pada hydraulic
bench. Kemudian mengatur nivo agar dasarnya horizontal. Hal
ini penting untuk pengukuran tinggi yang akurat pada
manometer.
b. Menghubungkan inlet ke suplai aliran bench, tutup katup bench
dan katup kontrol aliran dan nyalakan pompa. Perlahan-lahan
buka katup bench untuk mengisi alat percobaan (test rig)
dengan air.
c. Untuk mengisi air dari keran tekanan dan manometer, tutuplah
kedua katup bench dan katup kontrol aliran, dan membuka
sekrup pengisi udara dan memindahkan tutupnya dari katup
pengatur udara. Lalu membuka katup bench dan membiarkan
aliran mengalir melalui manometer untuk menghilangkan
seluruh udara yang ada, kencangkan sekrup pengisi udara dan
bukalah katup bench dan katup kontrol aliran. Kemudian, buka
sedikit katup pengisi udara untuk membiarkan udara masuk ke
bagian atas manometer. Kencangkanlah kembali sekrup ketika
tinggi manometer mencapai tinggi yang dinginkan. Jika
dibutuhkan, tinggi manometer disesuaikan menggunakan
sekrup pengisi udara dan pompa tangan yang disediakan.
Ketika menggunakan pompa tangan, sekrup pengisi harus
terbuka. Untuk menahan tekanan pompa tangan dalam sistem,
sekrup harus ditutup setelah pemompaan.
d. Melakukan pembacaan pada tiga macam debit. Mengambil set
pertama pembacaan pada debit maksimum (h1-h5 besar),
kemudian mengurangi debit volume untuk memberikan
perbedaan tinggi h1 – h5 sekitar 50 mm. Lalu ulangi percobaan
untuk menghasilkan perbedaan tinggi yang berada diantara
kedua test di atas. Kemudian mencatat semua datanya.
e. Ukur volume dengan waktu yang telah ditentukan dengan
menggunakan tangki volumetrik, untuk menentukan besarnya
debit. Lamanya pengumpulan air sekurang-kurangannya satu
menit untuk mengurangi kesalahan pengukuran waktu.
2.4.2 Bagan Alir Pelaksanaan

Gambar 2.2 Bagan Aliran Pelaksanaan


Gambar 2.2 Bagan Aliran Pelaksanaan (lanjutan)
Gambar 2.2 Bagan Aliran Pelaksanaan (lanjutan)
2.5 Nomenklatur
Tabel 2.3 Nomenklatur
Judul Kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Volume m3 V Diukur Diambil dari skala
terkumpul pebacaan pada
hydraulic bench.
Volume yang
terkumpul diukur
dalam liter.
Konversikan ke m3
untuk perhitungan
(dibagi dengan
1000)
Waktu t t Diukur Waktu untuk
pengumpulan mengumpulkan
volume air pada
hydraulic bench.
Debit m3/s Qv Dihitung v volume
Qv = =
t waktu
Lambang hx Diketahui Label identifikasi
manometer
Jarak ke pipa m Diketahui Letak keran
manometer yang
diberikan sebagai
jarak dari data pada
keran h1. Lihat
pada bagian
dimensi.
Luasan pipa m2 A Diketahui Luasan pipa pada
setiap keran. Lihat
pada bagian
dimensi.
Tinggi statis m H Diukur Nilai terukur dari
manometer.
Pembacaan
manometer diambil
dalam mm air.
Konversikan ke m
air untuk
perhitungan.
Kecepatan m2/s v Dihitung Kecepatan aliran
dalam pipa = Qv /
A
Tinggi m Dihitung v2
(lihat teori)
2g
dinamis
Tinggi total m H0 Dihitung v2
h+ (lihat teori)
2g
Jarak ke pipa m Diukur Posisi alat
pengukur tinggi
tekanan total dari
data pada keran h1
Pembacaan m Diukur Nilai terukur
alat h8 diambil dari h8
adalah tinggi yang
tercatat dari alat
pengukur tinggi
tekanan total
Tabel 2.3 Nomenklatur (lanjutan)
2.6 Dasar Teori

Gambar 2.3 Skema Pennurunan Persamaan Bernoulli


Persamaan Bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan, dan
ketinggian dari dua titik aliran fluida yang memiliki massa jenis.
Persamaan Bernoulli berasal dari keseimbangan energi mekanik (energi
potensial dan energi kinetik) dan tekanan. Teori Persamaan Bernoulli
sebagai berikut :

2 2
P1 v1 P2 v 2
+ +Z 1= + +Z2 (2.1)
ρg 2 g ρg 2 g

Dengan :
P = tekanan statis yang terdeteksi pada lubang (Pa)
v = kecepatan fluida (m/s)
Z = elevasi vertical fluida (m)
Jika tabung horizontal, perbedaan tinggi bisa diabaikan sehinggan Z1 =
Z2
Sehingga dari persamaan (2.1) didapatkan :

2 2
P1 v1 P2 v 2
+ = + (2.2)
ρg 2 g ρg 2 g

Dengan peralatan Bernoulli, tinggi tekanan statis P, diukur dengan


menggunakan manometer secara langsung dari keran tekanan berlubang.
p
h= (2.3)
ρg

Dengan demikian, dari persamaan (2.2), persamaan Bernoulli dapat


ditulis menjadi :

2 2
v1 v2
h 1+ =h2+ (2.4)
2g 2g

Tinggi tekanan total (h0) bisa dihitung

2
v2
h 0=h+ (meter) (2.5)
2g

Dari persamaan Bernoulli (2.4) didapat bahwa h01 = h02


Kecepatan aliran diukur dengan mengukur volume aliran (V), selama
V
periode waktu tertentu (t). Ini menghasilkan debit volume Qv = , yang
t
sebaliknya memberikan kecepatan (v) aliran melalui luasan yang
Qv
didefinisikan sebagai A, sehingga v=
t
Untuk aliran fluida yang inkompressibel, konservasi massa menyebutkan
bahwa volume juga terkonservasi

A 1 v 1= A 2 v 2= Anvn=Q (m3/s) (2.6)

Dengan mensubtitusikan persamaan (2.4) ke persamaan (2.6), maka :

2 2
v1 A2 2 v2
+[ ] + h 1= +h2 (2.7)
2g A1 2g

Dari persamaan (2.5) besarnya va bisa didapat :


2 g(h 1−h 2)
va= A 2
A2 2 (2.8)
1−( )
A1

Sehingga besarnya Qth didapat :


2 g(h1−h 2)
Qth= A 2
A2 2 (2.9)
1−( )
A1

Besarnya koefisien debit (Cd) ;

Qnyata
Cd= (2.10)
Qth
BAB III

PESAWAT OSBORNE REYNOLD

3.1 Maksud dan tujuan


a. Mengamati jenis-jenis aliran fluida
b. Menentukan bilangan Reynolds berdasarkan debit
c. Mencari hubungan antara bilangan Reynolds dengan jenis aliran

3.2 Alat dan Bahan


Nama Gambar Fungsi
Jarum dan Untuk
Tinta mengetahui
bentuk aliran
fluida laminar,
transisi atau
turbulen

lipi.go.id/risetunggulan/single/alat-
penghancur-jarum-suntik-apjs/44

https://www.ubuy.co.id/en/search/
index/view/product/B000KNP96C/
s/winsor-newton-drawing-ink-bottle-
14ml-black-indian/store/store/kk/dp?
ref_p=dp-rp

Pesawat
Mengamati aliran fluida
Osborne
dalam pipa
Reynolds

https://www.youtube.com/watch?
v=_zztvpoPXuI

Mengukur volume fluida


Gelas ukur
yang mengalir

https://putraalamteknologi.com/pro
duct/gelas-ukur-kaca-lab-1000-ml-
pyrex-gm7tgm3
Menghitung waktu yang
diperlukan untuk fluida
Stopwatch
mencapai volume
tertentu

https://www.tunturi.com/en/stopwat
ch-2-memories.html

Termometer Mengukur suhu fluida

https://www.ruparupa.com/blog/jen
is-termometer/

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Uraian Pelaksanaan
a. Perangkat Reynolds diletakkan pada permukaan yang tetap dan bebas
getaran (bukan hydrolic bench) dan pastikan bahwa dasar permukaan
horizontal
b. Penghubung outlet bench dihubungkan dengan pipa inlet. Kemudian
luapan tangki head dihubungkan dengan tangki volumetrik hydraulic
bench.
c. Pompa dinyalakan. Kemudian, katup kontrol aliran dibuka perlahan-
lahan, lalu katup bench dibuka dan sistem dibiarkan terisi dengan air.
Pipa visualisasi aliran diperiksa apakah terisi dengan benar. Ketika
ketinggian air pada tangki head mencapai tabung luapan, katup
kontrol bench disesuaikan untuk menghasilkan debit keluaran yang
rendah
d. Katup kontrol pewarna juga diperiksa apakah sudah tertutup.
Penampung pewarna ditambahkan pewarna sampai terisi 2/3 penuh.
Jarum hypodermik dihubungkan. Peralatan pewarna ditahan di atas
bak pencuci, katup dibuka untuk memeriksa aliran bebas bewarna
e. Katup bench dan katup pengontrol disesuaikan untuk mengembalikan
debit yang keluar ke aliran yang pelan(jika dibutuhkan), alat
didiamkan sekurang-kurangnya lima menit sebelum percobaan
dimulai lagi.
f. Jenis aliran yang terjadi diamati
g. Debit volume dengan waktu yang terkumpul diukur, dan temperatur
aliran yang keluar diukur. Viskotas kinematik ditentukan dari lembar
data yang disediakan, dan angka Reynolds yang berhubungan dengan
tipe aliran ini diperiksa.
h. Pengamatan dilakukan berkali kali sampai didapat jenis aliran
laminar, transisi, dan turbulen dengan mengatur debit.
i. Grafik hubungan antara kecepatan aliran (v) dengan bilangan
Reynolds (Re) digambarkan.
3.3.1 Bagan Alir Pelaksanaan
3.4 Nomenklatur
Judul kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi

Diameter pada pipa


percobaan.
Diameter Diameter diukur
pipa m d Diberikan dalam mm.
percobaan Konversikan ke meter
untuk
perhitungan

Volume fluida yang


terkumpul
pada silinder
pengukur. Volume
Volume diukur dalam ml.
m3 V Diukur
terkumpul Konversikan ke meter
kubik untuk
perhitungan (bagi
pembacaan dengan
1,000,000)

Waktu yang diambil


Waktu untuk
pengumpula s t Diukur mengumpulkan
n volume air pada
tabung silinder.

Temperatur air yang


Temperatur 0
C Diukur meninggalkan sesion
air
percobaan

Viskositas
m2/s ν Diukur Lihat tabel
kinematik

V
Qt = =
t
Debit m3/s Qt Dihitung
Volume terkumpul
Waktu pengumpulan

Kecepatan fluida
melalui pipa
Kecepatan cm/s V Dihitung Debit
V=
Luasan Pipa

Angka ud
Re Dihitung Re =
Reynolds v
Data teknis:
Diameter pipa (d) = 0.010 m
Luasan melintang pipa (A) = 7.854 X 10-5 m2

3.5 Dasar Teori


Aliran dapat dibedakan dalam aliran laminer dan turbulen. Aliran lambat
didominasi oleh gaya viskos, cenderung beraturan, bisa diprediksikan dan
disebut laminer. Pada aliran laminer, fluida berkelakuan seperti lapisanlapisan
konsentris (laminer) yang saling meluncur dengan kecepatan maksimum pada
sumbunya, kecepatan nol pada dinding tabung dan membentuk sebuah
distribusi kecepatan parabolik. Pewarna yang diinjeksikan pelan-pelan pada
suatu titik pada aliran pipa laminer akan meluncur bersamaan dengan aliran
untuk membentuk garis nyata dan jelas. Pencampuran hanya bisa terjadi
dengan difusi molekular.
Penambahan debit secara perlahan-lahan akan mengubah perlakuan aliran
karena inersia aliran (sehubungan dengan kerapatannya) menjadi lebih
signifikan dari gaya viskos; hal ini menjadikan aliran menjadi turbulen. Pada
aliran pipa turbulen, pewarna yang diijeksikan pada suatu titik dengan cepat
akan tercampur sehubungan dengan gerak lateral substansial dalam aliran dan
perlakuan pewarna tanpak menjadi chaos (tidak beraturan). Gerakan ini
muncul tidak beraturan dan muncul dari pertambahan ketidakstabilan dalam
aliran. Perlakuan detail tidak mungkin diprediksikan kecuali dengan hal
statistika.
Ada sebuah tingkat antara, aliran transisional, di mana aliran berwarna akan
muncul kacau dan menunjukkan semburan percampuran yang kadang ada dan
kadang tidak, diikuti oleh perlakuan yang lebih laminer. Angka Reynolds, Re,
menyediakan cara yang berguna untuk menentukan karakteristik aliran,
didefinisikan sebagai :
ud
Re =
v
Dengan: v adalah viskositas kinematik
u adalah kecepatan rata yang diberikan untuk volume debit
d adalah diameter pipa.
Bila bilangan Reynolds dari aliran fluida tertentu dalam suatu pipa
nilainya kurang dari 2000 maka aliran yang terjadi adalah laminar,
sedangkan bila lebih dari 4000 maka aliran yang terjadi adalah turbulen

Tabel Viskositas kinematik air pada tekanan atmosfer

Viskositas Viskositas
Temperatur Temperatur
Kinematik ν Kinematik ν
(derajat (derajat
(10-6 x (10-6 x
Celcius) Celcius)
m2/s) m2/s)

0 1.793 25 0.893

1 1.732 26 0.873

2 1.674 27 0.854

3 1.619 28 0.836

4 1.568 29 0.818

5 1.520 30 0.802

6 1.474 31 0.785

7 1.429 32 0.769

8 1.386 33 0.753

9 1.346 34 0.738

10 1.307 35 0.724

11 1.270 36 0.711

12 1.235 37 0.697

13 1.201 38 0.684

14 1.169 39 0.671
15 1.138 40 0.658

16 1.108 45 0.602

17 1.080 50 0.554

18 1.053 55 0.511

19 1.027 60 0.476

20 1.002 65 0.443

21 0.978 70 0.413

22 0.955 75 0.386

23 0.933 80 0.363

24 0.911 85 0.342
BAB IV

TEKANAN HIDROSTATIS

(HYDROSTATIC PRESSURE)

4.1 Maksud dan Tujuan


a. Untuk menentukan gaya hidrostatis yang bekerja pada permukaan
pesawat yang timbul dalam air
b. Untuk menentukan posisi garis aksi gaya dan untuk membandingkan
letak yang ditentukan oleh percobaan dengan posisi teoritis

4.2 Alat dan Bahan


Tabel 4.1 Alat dan Bahan
Nama Gambar Kegunaan
Alat Alat yang berfungsi
tekanan untuk menentukan
hidrostati tekanan hidrostatis
s

Sumber:
https://mekanikafluidatm.wordpress.
com/2012/09/29/praktikum-tekanan-
hidrostatik/

Satu set Berfungsi sebagai


alat beban untuk
pemberat mempengaruhi kerja
lengan pada alat
tekanan hidrostatis
Sumber:
http://catatanthomas.blogspot.com/
2017/06/laporan-praktikum-fisika-
menentukan.html

Sebuah Berfungsi sebagai


ciduk tempat mewadahi air
Sumber:
https://www.perabotplastik.com/
product/detail/318/category/1/
subcat/11
Kaliper Berfungsi untuk
atau mengukur panjang
penggari
s, untuk
menguku
r dimensi Sumber:
kuadran https://faber-castell.co.id/penggaris-
scale-12/30-cm

4.3 Data Teknis


Dimensi-dimensi dari peralatan berikut digunakan untuk perhitungan yang
benar. Jika dibutuhkan, nilai-nilai ini bisa diperiksa kembali sebagai
bagian dari prosedur percobaan dan diganti dengan pengukuran anda
sendiri.
Tabel 4.2 Data Teknis
Panjang Jarak dari penggantung
L 275 mm
penyeimbang berat ke tumpuan
Jarak kuadran Dasar permukaan kuadran
H 200 mm
ke tumpuan ke tinggi tumpuan
Tinggi Tinggi permukaan kuadran
D 100 mm
kuadran vertikal
Lebar Lebar permukaan kuadran
B 75 mm
kuadran vertikal

4.4 Prosedur Percobaan


2.4.1 Uraian Pelaksanaan
a. Tangki peralatan hidrostatis ditempatkan pada hydraulic bench. Kaki
nivo disesuaikan sampai menunjukkan bahwa base horizontal. Lengan
penyeimbang ditempatkan pada knife edges. Penggantung berat
ditempatkan pada celah di akhir bagian lengan penyeimbang. Katup
drain dipastikan tertutup. Alat pengukur keseimbangan berat
dipindahkan sampai lengan horizontal.
b. Massa kecil (50g) ditambahkan pada penggantung berat.
c. Air ditambahkan sampai gaya hidrostatis pada permukaan akhir
kuadran menyebabkan lengan penyeimbang terangkat. Pastikan bahwa
tidak ada air terbuang pada bagian atas permukaan kuadran atau sisi
sampingnya, di atas ketinggian air.
d. Penambahan air dilanjutkan sampai lengan penyeimbang horizontal,
dasar lengan penyeimbang ditandai dengan memberi penandaan garis
tengah bagian atas dan bawah pada saat seimbang (selama bisa
digunakan, tapi harus tetap dijaga konsistensinya selama percobaan).
e. Kedalaman yang timbul dari skala bacaan dibaca pada permukaan
kuadran, hasil yang akurat bisa didapat dengan pembacaan melihat
garis sedikit di bawah permukaan, untuk menghindari efek tegangan
permukaan.
f. Prosedur di atas diulangi untuk setiap penambahan beban. Berat yang
disediakan untuk pertambahan 10, 20 dan 50 gram, tergantung dari
jumlah sampel yang dibutuhkan. Dianjurkan interval 50 gram untuk
satu set hasil, yang akan memberkan total 19 sampel.
g. Percobaan dilangi sampai ketinggian air mencapai puncak skala
bagian atas pada permukaan kuadran.
h. Berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi hasil percobaan dicatat.
2.4.2 Bagan Alir Pelaksanaan

Mulai

Kaki nivo diatur hingga


base horizontal

Lengan penyeimbang
ditempatkan pada knive edges

Penggantung berat
ditempatkan di salah satu
ujung lengan penyeimbang

1
1

Lengan penyeimbang diatur


hingga tangkai horizontal

Beban 50g ditambahkan pada


penggantung beban

Air ditambahkan ke tangkai


hingga tangkai lengan
kembali horizontal

Ketinggian muka air diukur

Percobaan diulangi dengan


menambah beban hingga
ketinggian air mencapai puncak

Berbagai faktor yang


mempengaruhi hasil
percobaan dicatat

Selesai

Gambar 4.1 Bagan Alir Pelaksanaan


4.5 Nomenklatur
Tabel 4.3 Nomenklatur
Judul Kolom Satuan Notasi Tipe Deskripsi
Tinggi Tinggi vertikal dari
kuadran permukaan kuadran. Bisa
M D Diberikan
diambil dari pengukuran
sendiri
Lebar Lebar horizontal kuadran.
kuadran M B Diberikan Bisa diambil dari
pengukuran sendiri.
Panjang Panjang lengan
penyeimbang penyeimbang. Bisa diambil
dari pengukuran sendiri.
M L Diukur Note: pengukuran harus
dilakukan dari
penggantung berat ke titik
tumpuan
Jarak Jarak dari bagian atas
kuadran ke permukaan kuadran vertikal
pivot M H Diberikan ke tinggi tumpuan. Bisa
(tumpuan) dilakukan dengan
pengukuran sendiri
Massa Berat yang dikenakan pada
lengan penyeimbang
M Diukur
Note: massa diberikan
dalam gram
Kedalaman Kedalaman dasar kuadran di
yang bawah permukaan bebas
M D Diukur
ditimbulkan Note: Skala alat
dikalibrasikan dalam mm
Terendam sebagian
2
Gaya Bd
N F Dihitung F=ρg
hidrostatis 2
Pusat
tekanan M H" Dihitung h =ρg {mgL} over {F
hidrostatis
Pusat
tekanan M H" Dihitung h =H- {d} over {3
teoritis
Gaya D
F Dihitung F=ρgBD (d− )
hidrostatis 2
Terendam seluruhnya
Gaya D
F Dihitung F=ρgBD (d− )
hidrostatis 2
Pusat
tekanan H" Dihitung h = {mL} over {ρgBD (d- {D} over {2} )
hidrostatis
Pusat
tekanan H" Dihitung h = {{{D} ^ {2}} over {12} + {(d- {D} over {2
teoritis
Tabel 4.4 Nomenklatur (lanjutan)
4.6 Dasar Teori
Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan
dimensi. Nomenklatur ini akan digunakan selama pembahasan teori ini.
Meskipun teori untuk pesawat yang terendam sebagian dan tenggelam
seluruhnya sama, akan lebih jelas untuk meninjau kedua kasus tersebut
secara terpisah.

Gambar 4.2 Diagram Alat

Keterangan:
L : jarak horizontal antara titik tumpuan dan tempat penyeimbang
D : tinggi permukaan kuadran
B : lebar permukaan kuadran
H : jarak vertikal antara dasar permukaan kuadran dan lengan tumpuan
C : pusat kuadran
P : pusat tekanan pada permukaan kuadran

4.6.1 Permukaan pesawat terendam sebagian


Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan
dimensi fisik, sebagai tambahan seperti yang telah ditunjukkan
sebelumnya. Nomenklatur ini akan digunakan selama pembahasan teori
ini.

Gambar 4.3 Diagram Alat Pesawat Terendam Sebagian


Dengan:
D : kedalaman yang terendam
F : gaya hidrostatis yang bekerja pada kuadran
h : kedalaman pusat
h' : jarak pusat tekanan, P
h" : jarak garis aksi gaya di bawah tumpuan. Garis gaya ini akan
melewati pusat tekanan, P
4.6.1.1 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian - gaya pada
permukaan
Gaya hidrostatis F dapat didefinisikan sebagai
F=PA

F=ρgAH (Newton)

dengan luas

A = Bd

dan

d
h=C=
2

sehingga
2
Bd
F=ρg (1)
2

4.6.1.2 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian - Kedalaman


pusat tekanan percobaan
Momen, M, bisa didefinisikan sebagai
M = Fh (Nm)
Momen penyeimbang dihasilkan oleh berat, W, yang dikenakan pada
penggantung pada ujung lengan penyeimbang, panjang lengan
penyeimbang, L.
Untuk keseimbangan statis, dua momen adalah sama, yaitu:
Fh=WL=mg
Dengan mensubstitusi gaya hidrostatis dari (1) kita mendapatkan
h = {mgL} over {F} = {2mL} over {ρB {d} ^ {2} (m)
4.6.1.3 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian – Kedalaman
pusat tekanan teoritis
Hasil teoritis untuk kedalaman pusat tekanan, P, di bawah permukaan
bebas adalah
Ix
h '= (2)
Ah
Dengan Ix adalah momen dari bagian luasan yang terendam.
2
I x =I c + A h
3 2 3
Bd d Bd
I x= + Bd( ) = (4)
12 2 3
Kedalaman pusat tekanan di bawah titik tumpuan adalah
h =h'+H-

Substitusi (3) ke (2) kemudian ke (4) menghasilkan hasil teoritis berikut:


h =H- {d} over {3}

4.6.2 Permukaan pesawat vertikal terendam seluruhnya


Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan
dimensi fisik, sebagai tambahan seperti yang telah ditunjukkan
sebelumnya. Nomenklatur ini akan digunakan selama pembahasan teori
ini.

Gambar 4.4 Diagram Pesawat Terendam Seluruhnya


Dengan:
D : kedalaman yang terendam
F : gaya hidrostatis yang bekerja pada kuadran
h : kedalaman pusat
h' : jarak pusat tekanan, P
h" : jarak garis aksi gaya di bawah tumpuan. Garis gaya ini akan
melewati pusat tekanan, P

4.6.2.1 Permukaan pesawat vertikal terendam seluruhnya – Gaya


hidrostatis
Gaya hidrostatis, F, dapat didefinisikan sebagai:
D
F=ρgAH =ρgBD (d− ) (N) (5)
2
4.6.2.2 Permukaan pesawat vertikal terendam seluruhnya -
Kedalaman pusat tekanan percobaan
Momen, M dapat didefinisikan sebagai berikut
M = Fh” (Nm)
Momen penyeimbang dihasilkan oleh berat, W, yang dikenakan pada
penggantung pada bagian ujung lengan penyeimbang.
Untuk keseimbangan statis, dua momen adalah sama, yaitu:
Fh=WL=mg
Dengan mensubstitusi gaya hidrostatis dari (5) kita mendapatkan
h = {mgL} over {F} = {2mL} over {ρB {d} ^ {2} (m)

4.6.2.3 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian – Kedalaman


pusat tekanan teoritis
Hasil teoritis untuk kedalman pusat tekanan, P, di bawah
permukaan bebas adalah
Ix
h’ =
Ah
Dengan Ix adalah momen kedua dari bagian luasan yang terendam.
Dengan menggunakan teorema pusat pararel
2
I x =I c + A h

[ ]
2 2
D D 2
I x =BD +(d− ) + A h
12 2
Kedalaman pusat tekanan di bawah titik tumpuan adalah
h =h'+H-
Substitusi sebelumnya menghasilkan:
2 2
D D
+(d− )
12 2
h” = +H-d
D
d−
2
BAB V

TUMBUKAN PANCARAN AIR (IMPACT OF JET)

5.1 Maksud dan Tujuan


Untuk mencari reaksi gaya yang dihasilkan dari perubahan momentum
aliran fluida, dengan pengukuran gaya yang dihasilkan oleh sebuah jet yang
menumbuk permukaan padat yang menghasilkan derajat defleksi aliran
yang berbeda.

5.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum Tumbukan Pancaran
Air sebagai berikut.
Tabel 5.1 Alat dan Bahan
Nama Gambar Fungsi

Untuk
mengukur
Hydraulic
aliran dengan
Bench
volume yang
sumber: terkumpul
https://labts.co.id/product/hydraulic-
bench-gravimetric/
Alat tumbukan Untuk
pancaran air mengukur
dengan 4 gaya yang
deflektor ditimbulkan
aliran, terdiri oleh
dari defleksi pancaran air
derajat dengan dengan
Sumber: https://infinit-
sudut 30, 60, berbagai
technologies.com/product/fm-1849-06-
90, 120, dan sudut
impact-of-jet-apparatus/
180 derajat defleksi
Stopwatch Untuk
menentukan
debit air

Sumber :
https://indonesian.alibaba.com/product-
detail/analog-racing-stopwatch-
mechanical-timer-with-51355674.html
Lanjutan Tabel 5.1 Alat dan Bahan

5.3 Prosedur Percobaan


5.3.1 Uraian Pelaksanaan
a. Plat bagian atas dipindahkan dari silinder dengan melepas sekrup
berulir. Satu dari empat deflektor aliran dipasang. Peralatan di atur
ulang dan ditempatkan dalam saluran hydraulic bench. Tabung inlet
dihubungkan ke penghubung bench. Alat diatur dalam keadaan
horisontal dengan mengatur nivo.
b. Jarum diatur hingga menunjukkan posisi yang seimbang pada pan
beban.
c. Massa sebesar 0.4 kg ditempatkan pada pan pemberat dan katup
bench dibuka agar menghasilkan aliran. Letak katup disesuaikan
hingga keseimbangan statis dicapai dengan garis data pan pemberat
segaris dengan alat/jarum pengatur ketinggian.
d. Prosedur diulangi untuk berbagai massa yang ditempatkan ke pan
pemberat. Selanjutnya ulang kembali seluruh prosedur untuk setiap
deflektor lainnya.

5.3.2 Bagan Alir Pelaksanaan


Gambar 5.1 Bagan Alir Pelaksanaan
Gambar 5.1 (Lanjutan)

5.4 Nomenklatur
Nomenklatur yang digunakan pada percobaan Tumbukan Pancaran Air
adalah berikut.

Tabel 5.2 Nomenklatur Pratikum Tumbukan Pancaran Air


Judul Kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Diameter nozzle
Diameter
m diukur diukur dalam mn lalu
nozzle
dikonversi menjadi m
Tipe deflektor yang
digunakan (sudut 30,
Tipe Deflektor Derajat diukur
90, 120, dan 180
derajat)
Diambil dari skala
hydraulic bench.
Volume yang m3
V diukur Volume diukur dalam
terkumpul
liter lalu dikonversi ke
m3
Waktu yang
Waktu mengumpulkan
s t diukur
pengumpulan volume air dalam
hydraulic bench
Massa yang
Massa yang dibebankan ke pan
kg m diukur
dikenakan pemberat untuk
mencapai posisi statis
Dihitung
menggunakan rumus
Debit volume m3/s Q dihitung
V
Q=
t
Kecepatan fluida
yang meninggalkan
nozzle, dihitung
Kecepatan m/s v dihitung
menggunakan rumus
Q
v=
A
digunakan untuk
menjelaskan
Kecepatan hubungan antar debit
(m/s)2 v2 dihitung
dikuadratkan dan massa yang
dibebankan untuk
keseimbangan gaya
Lanjutan Tabel 5.3 Nomenklatur
Gaya yang
ditimbulkan
oleh deflektor
Gaya yang terhadap
N W dihitung
dikenakan fluida = gaya
yang
tergantung
dari massa m
Kemiringan
Kemiringan
yang dihitung
dihitung grafik v2
dari
terhadap W
percobaan
Konstan
diturunkan
Kemiringan
s dihitung dari
Teori
persamaan
s= ρA(cosθ+1)
Lanjutan Tabel 5.4 Nomenklatur

5.5 Landasan Teori


Kecepatan fluida (v) meninggalkan luasan potongan melintang nozzle, A,
adalah
Q
v= ................................................................................................... (5.1)
A
Diasumsikan bahwa besar kecepatan tidak berubah selama fluida mengalir
di sekeliling deflektor, yang berubah hanya arahnya saja.
Aplikasi hukum kedua Newton pada aliran yang terdefleksi menghasilkan
Fy=Qm x v x (cosθ +1)........................................................................ (5.2)
Dengan Fy = gaya yang dihasilkan oleh deflektor pada fluida
Qm = debit massa
Qm = ρ x Q = ρ x A x v
Untuk keseimbangan statis Fy, diseimbangkan oleh beban yang
dibebankan,
W =m x g ............................................................................................. (5.3)

Dengan m adalah massa yang dibebankan

2
W =ρA v ( cosθ+1)............................................................................. (5.4)

Kemiringan dari grafik W yang diplotkan terhadap v2 adalah

s= ρA(cosθ+1)................................................................................... (5.5)

Catat bahwa θ = 180° - α, dengan α adalah sudut defleksi aliran


BAB VI

KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA MELENGKUNG

6.1 Maksud dan tujuan


Untuk menentukan faktor kehilangan pada aliran yang melalui sebuah
susunan pipa yang terdiri dari lengkungan, sebuah kontraksi, sebuah
pelebaran, dan sebuah pintu dengan klep (katup).

6.2 Alat dan Bahan


Tabel 6.1 Alat dan Bahan
Nama Gambar Fungsi

Digunakan untuk
mengukur debit
Hydraulics
sesuai waktu dan
Bench
volume
terkumpul.
https://www.youtube.com/watch?
v=s49aLqNfRSg
Manometer, Menentukan
Pipa kehilangan energi
Pelengkung, pada pipa
dan Peralatan
Pemasangann
ya

https://www.edibon.com/en/energy-
losses-in-bends

Peningkat Menaikan tinggi


Tinggi air

htt
ps://www.panceratubi.com/riser-
pipes-for-submersible-pumps/

Menghitung
waktu yang
Stopwatch diperlukan untuk
fluida mencapai
volume tertentu

https://www.tunturi.com/en/stopwat
ch-2-memories.html

Mengukur suhu
Termometer
fluida

https://www.ruparupa.com/blog/jen
is-termometer/
6.3 Prosedur Percobaan
6.3.1 Uraian Pelaksanaan
a. Hydraulic Bench diatur sehingga dasarnya horizontal
b. Inlet perlengkapan ujian dihubungkan ke bench penyuplai aliran dan
pipa outlet dijalankan sehingga tangki volumetrik dan penguncinya
berada pada tempatnya
c. Katup bench, katup pintu, katup pengontrol dibuka dan pompa
dijalankan untuk mengisi air ke perlengkapan pengujian.
d. Udara dari ujung keran bertekanan dibebaskan, katup bench dan katup
pengontrol aliran pada manometer ditutup, sekrup pembebas udara
dibuka, dan penyumbat dipindahkan dari dekat katup udara.
e. Pipa kecil panjang dihubungkan pada katup udara ke tangki
volumetrik
f. Katup bench dibuka dan air dialirkan melalui manometer untuk
membersihka semua udara yang ada, kemudian sekrup pembebas
udara dikencangkan dan sebagian katup bench dan katup pengontrol
aliran dibuka.
g. Sedikit sekrup pembebas udara dibuka untuk mengalirkan udara
keluar dari ujung manometer, sekrup dikencangkan ketika manometer
menunjukkan level puncak.
h. Semua level dipastikan menunjukkan skala volume aliran maksimum
yang diperlihkan (kira-kira 17 liter/menit). Level tersebut dapat disetel
dengan menggunakan sekrup pembebas udara dan pompa tangan yang
tersedia. Aliran udara yang melalui katup udara dikontrol sekrup
pembebas udara sehingga ketika pompa tangan digunakan, sekrup
pengambil udara harus terbuka, untuk menahan tekanan pompa tangan
pada sistem, sekrup harus ditutup setelah pemompaan.
6.3.2 Bagan Alir Pelaksanaan
6.4 Nomenklatur
Tabel 6.2 Nomenklatur
Judul Satuan Lambang Tipe Deskripsi
kolom

Diameter m d Diberikan Diameter pada pipa


pipa percobaan
percobaan

Volume m3 V Diukur Diambil dari skala


terkumpul Hydraulic Bench

Waktu s t Diukur Waktu yang diambil


pengumpula untuk mengumpulkan
n volume air pada
Hydraulic Bench

o
Temperatur C Diukur Temperatur air yang
air
meninggalkan
session percobaan

Viskositas m2/s ν Diukur Lihat tabel viskositas


kinematik kinematik air pada
tekanan atmosfer

Manometer m h1 Diukur Nilai diukur dari


manometer

Manometer m h2 Diukur Nilai diukur dari


manometer

Debit laju m3/s Qt Dihitung Qt = V/t = Volume


aliran terkumpul / waktu
pengumpulan

Kecepatan m/s v Dihitung v = Qt / A = Debit


laju aliran / Luasan
pipa
Dynamic m Dihitung v2/ 2g
head

Angka Re Dihitung Re = ud / ν
Reynolds
Data teknis:
Diameter pipa d = 0.0196 m
Diameter pipa pada outlet perlebaran inlet kontraksi d = 0.0260 m

6.5 Dasar Teori


Kehilangan energi yang terjadi pada pipa umumnya dinyatakan dengan
head loss (h, meter), dengan rumus:
Δh = Kv2/ 2g
dimana,
K = koefisien kehilangan
v = kecepatan aliran

Karena alirannya komplek dalam berbagai pemasangan, K biasanya


ditentukan dengan percobaan. Untuk percobaan pemasangan pipa,
kehilangan energi dihitung dari dua pembacaan manometer, sebelum dan
sesudah pemasangan, K ditentukan dengan rumus :
K = Δh / (v2/2g)

Untuk mengubah luas bagian pipa yang melintang melalui pelebaran dan
kontraksi, sistem diubah dalam tekanan statis. Perubahan ini dapat
dihitung dengan :

(v12/ 2g) = (v22/ 2g)

Untuk menghilangkan efek dari perubahan luat tersebut pada oengukuran


hehilangan energi, nilai tersebut seharusnya ditambah ke pembacaan
kehilangan energi untuk pelebaran dan dikurangkan ke pembacaan
kehilangan energi untuk kontraksi.

Untuk percobaan katup pintu, perbedaan tekanan sesudah dan sebelum


pintu diukur langsung menggunakan sebuah tekanan gauge. Hal tersebut
dapat dikonversikan untuk persamaan kehilangan energi menggunakan
persamaan

1 bar = 10.2 m air

Koefisien kehilangan boleh dihitung menggunakan persamaan diatas untuk


katup pintu.

Angka reynolds adalah sebuah angka yang mengurangi dimensi yang


digunakan untuk membandingkan karakteristik aliran.

You might also like