You are on page 1of 9

Tugas

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Oleh:

Nama: Herlin Labobar

NPM: 12114201200095

Kelas: B

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

TAHUN AJARAN

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena memiliki
proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien selama 24
jam, karena seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan pengkajian sampai dengan
evaluasi. Salah satu yang penting di laksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
yang telah di laksanakan pada pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat akhir-akhir ini, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka
masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan tentang
kesehatan akan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifnya justru
mulai di pertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar pulau-pulau informasi yang saling
tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan
komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala standarisasi interoperabilitas system

1.2 Rumusan masalah

1. Apa batasan teknologi informasi umum dan keperawatan

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan batasan teknologi informasi umum dan keperawatan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Batasasan teknologi informasi umum dan keperawatan

Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam
menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer,
usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an
dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk
menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf
keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan
perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun
1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem
informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim
penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem
informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada
perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di
masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.

A. Sistem informasi keperawatan

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,


informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan
sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan
pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi
memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan
ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal,
Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada
keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi
suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.

B. Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Ada empat fungsi sistem informasi keperawatan.


 Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada
pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan
pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja ,
administrasi pasien.

 Proses managemen bangsal


Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi
informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang
aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan
penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap
infeksi.
 Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain
yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan
penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.

 Proses Pendidikan dan Penelitian


Fungsu pendidikan dan penelitian dalam sistem informasi keperawatan ialah
pendokumentasian fungsi dan prosedural.

C. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan


 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
 Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam
penyimpanan arsip.
 Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
 Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik
akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat.
 Meningkatkan produktivitas kerja.
 Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan.

D. Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.


Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan
sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan
tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan
membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya
komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam
mengoperasionalkan komputer.
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan
yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut
tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan
dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak,
kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih
terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk
mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi
beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam
dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
dokumentasi asuhan keperawatan.
Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga
memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan
dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari
Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin
meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and
Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi
dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi,
perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah
untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan
untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi
tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat
audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara
elektronik.

E. Penerapan Teknologi Dalam Dokumentasi Informasi Keperawatan (Telenursing)

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan


pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis
seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing juga diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua
negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth.
Suatu kegiatan telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh
perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan
transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu, efektif
dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing
home). Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan
atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit
kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya
yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi berhasil dalam menurunkan
total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan
tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video
conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.
F. Aplikasi yang di Terapan dalam Informasi keperawatan

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat


telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat
pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system
memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat
badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai
contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak
nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit
kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing
membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya
dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan
informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan
dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan
kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam
memberikan kualitas atau mutuh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi sakan telah membuat standar baru yang
harus di penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi
tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis
teknologi informasi.

3.2 Saran

Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehatan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi
karena bila bila di bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal. Untuk
membenahi hal tersebut maka harus di butuhkan solusi cerdas.

You might also like