Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Perdarahan intrakranial merupakan salah satu penyebab kecacatan dan kematian bayi
yang dapat disebabkan oleh adanya suatu defisiensi kompleks protrombin didapat
(DKPD). DKPD ini memicu bayi mengalami gangguan koagulasi dengan salah satu
pemicunya adalah kolestasis. Pada laporan kasus ini, bayi perempuan berusia 1 bulan 8
hari datang dengan keluhan kejang dan penurunan kesadaran secara mendadak, disertai
demam dan kulit berwarna kekuningan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ubun-ubun
besar menonjol, dengan hasil CT-scan kepala menunjukkan adanya perdarahan
intrakranial. Pemeriksaan darah didapatkan anemia berat (4.2 gr/dL), leukositosis
(29.060/uL), trombositopenia (36.000/uL), serta kenaikan kadar prokalsitonin (>50 ng/mL).
Ditemukan juga pemanjangan prothrombine time (PT), activated partial thromboplastine
time (APTT), kenaikan enzim hati, serta kenaikan bilirubin direk>20% dari bilirubin total.
Pasien kemudian didiagnosis mengalami perdarahan intrakranial akibat DKPD, kolestasis,
dan sepsis, diberikan tatatalaksana berupa injeksi vitamin K, transfusi fresh frozen plasma
(FFP), transfusi packed red cells (PRC), asam ursodeoksikolat, antibiotik, citicoline, dan
fenitoin. Pada hari ke-20 perawatan pasien menunjukkan perbaikan klinis sehingga
dipulangkan.
Abstract
GMJ | 57
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
Gambar 1. Warna kulit pasien saat datang yang tampak ikterik akibat kolestasis
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan TSHS normal, bilirubin total 7.88 mg/dL,
Glasgow Coma Score (GCS) 4, suhu aksila bilirubin direk 3.15 mg/dL. Pada
37.8, ubun-ubun besar menonjol, ikterus pemeriksaan CT scan kepala tanpa
kramer 5, serta tampak ruam biru kontras didapatkan perdarahan subdural di
kemerahan berukuran 15x10 cm pada area regio parieto-oksipital kiri, regio oksipital
punggung kanan. Hasil pemeriksaan kanan, dan tentorium serebelli kanan-kiri,
penunjang didapatkan kadar hemoglobin perdarahan sub-arakhnoid di regio
5.8 gr/dL, leukosit 10.900/uL, trombosit temporoparietal kanan-kiri, serta edema
333.000/uL, prokalsitonin 0.71 ng/mL, serebri. Pasien kemudian diberikan
MCV/MCH/MCHC 99.5/31.4/31.5 transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP),
(normostik normokrom), bleeding time dan Packed Red Cells (PRC), cefotaxime,
clotting time normal, pemanjangan PT asam ursodeoksikolat, fenitoin, dan
(17.1 detik) dan APTT (1.36 detik), citicoline.
pemeriksaan fungsi tiroid didapatkan kadar
GMJ | 58
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
GMJ | 59
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
Gambar 3. Gambaran USG abdomen 2 fase pasien menunjukkan adanya penebalan difus
dinding kantong empedu pasien oleh karena proses infeksi, pada gampar ini tidak tampak
adanya atresia bilier.
GMJ | 60
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
GMJ | 61
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
atreasia bilier, serta pemeriksaan TSHS kolestasis yang terjadi akan menghambat
yang normal menujukkan kolestasis tidak empedu untuk disekresikan ke dalam usus
disebabkan oleh hipotiroid. Meskipun sehingga terjadi gangguan dari
berdasarkan pemeriksaan, penyebab penyerapan vitamin larut-lemak salah
kolestasis bayi diperkirakan oleh karena satunya adalah vitamin K yang memegang
infeksi, akan tetapi pada laporan kasus ini peranan penting dalam produksi faktor
tidak diketahui darimana sumber infeksi koagulasi. Selain itu, oleh karena beratnya
primer pasien. Riwayat batuk, diare, keluar perdarahan intrakranial pada pasien, maka
cairan dari telinga, muntah, ataupun infeksi diberikan transfusi FFP untuk
kulit tidak ditemukan pada anamnesis dan mengembalikan kadar faktor koagulasi
pemeriksaan fisis. Selain itu, pada secara cepat serta transfusi PRC untuk
pemeriksaan penunjang tidak dilakukan mengatasi anemia berat yang terjadi.
pemeriksaan urinalisis untuk memastikan Tatalaksana tambahan yaitu asam
adanya infeksi saluran kemih. Seperti yang ursodeoksikolat diberikan untuk membantu
diketahui, kolestasis merupakan salah satu mengatasi kerusakan hati akibat kolestasis
komplikasi yang dapat terjadi akibat dengan cara menstabilkan membran
adanya infeksi terutama infeksi gram hepatosit dari efek sitolisis asam empedu
negatif pada bayi dengan patogen serta mencegah apoptosis dari sel hati.
tersering yang memicu bakteremia adalah Asam ursodeoksikolat juga membantu
Escherichia coli.[9],[10],[11] meningkatkan kelancaran aliran empedu
Berdasarkan diagnosis kerja diatas, ke dalam duodenum.[12],[13]
bayi kemudian diberikan penatalaksanaan Berdasarkan Pedoman Nasional
berupa transfusi Fresh Frozen Plasma Pelayanan Kedokteran (PNPK)
(FFP) dan Packed Red Cells (PRC), Tatalaksana Sepsis pada Anak tahun
fenitoin untuk mencegah kejang berulang, 2021, sepsis didefinisikan sebagai
citicoline, asam ursodeoksikolat, serta disfungsi organ yang dipicu oleh gangguan
pemberian antibiotik spektrum luas yaitu regulasi sistem imun akibat adanya infeksi
cefotaxime. Satu minggu pasca perawatan
yang ditandai dengan skor PELOD ≥10.[14]
pasien tidak mengalami kejang dengan
penggunaan fenitoin, akan tetapi kulit Pada pasien ini, kecurigaan adanya infeksi
pasien tampak semakin ikterik dan pasien didukung oleh temuan laboratorium yaitu
masih tampak lemas. Hasil darah perifer leukositosis (29.060/uL), serta kenaikan
menunjukkan adanya kenaikan leukosit kadar prokalsitonin (>50 ng/mL). Infeksi
(29.060/uL), penurunan trombosit yang dialami oleh pasien menyebabkan
(36.000/uL), kadar prokalsitonin yang disfungsi organ yang ditandai oleh adanya
semakin tinggi (>50 ng/mL), disertai gangguan neurologis (Glasgow Coma
kenaikan pada SGOT/PT serta kadar Score 4 dan pupil yang non-reaktif
bilirubin total dan bilirubin direk. Hal ini terhadap rangsang cahaya), gangguan
menandakan infeksi pasien tidak berhasil pada sistem hepatik (kenaikan
tertangani dan pasien mengalami sepsis SGOT/SGPT dan kadar bilirubin), serta
yang memperberat kondisi kolestasis,
gangguan pada sistem hematologis
sehingga dilakukan pemeriksaan kultur
(trombositopenia) dengan total skor
darah dan penggantian regimen antibiotik
menjadi cefoperazone-sulbactam dan PELOD 11. Sehingga, meskipun kultur
amikacin. Pasien juga kembali diberikan darah tidak menemukan pertumbuhan
transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP) dan kuman, namun berdasarkan adanya bukti
Packed Red Cells (PRC) serta injeksi infeksi dan disfungsi organ yang terjadi
vitamin K 1 mg selama 3 hari berturut-turut. maka pasien tetap dikategorikan
Setelah penggantian regimen antibiotik mengalami sepsis. Pada anak yang
serta pemberian injeksi vitamin K, pasien mengalami sepsis, pilihan pemberian
berangsur menunjukkan perbaikan klinis antibiotik empiris lini pertama seharusnya
hingga akhirnya berhasil dipulangkan berdasarkan pada fokus infeksi yang ada,
dalam kondisi stabil. Pemberian vitamin K namun pada kasus dengan fokus infeksi
pada kasus ini merupakan salah satu yang belum diketahui, maka dapat
tatalaksana terpenting oleh karena
GMJ | 62
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
DAFTAR PUSTAKA
Ainosah, R. H., Hagras, M. M., Alharthi, S. (n.d.). Retrieved April 22, 2023,
E., & Saadah, O. I. (2020). The from
effects of ursodeoxycholic acid on https://www.sciencedirect.com/topi
sepsis-induced cholestasis cs/medicine-and-
management in an animal model. dentistry/newborn-hemorrhagic-
Journal of Taibah University disease
Medical Sciences, 15(4), 312–320. Pedoman Nasional Pelayanan
https://doi.org/10.1016/j.jtumed.20 Kedokteran: Tatalaksana Sepsis
20.04.007 Pada Anak. (2021). Kementrian
Bernstein, J., & Brown, A. K. (1962). Sepsis Kesehatan RI.
and jaundice in early infancy. Pereira, N. M. D., & Shah, I. (2017).
Pediatrics, 29, 873–882. Neonatal cholestasis mimicking
Bilirubin Metabolism—An overview | biliary atresia: Could it be urinary
ScienceDirect Topics. (n.d.). tract infection? SAGE Open
Retrieved February 14, 2023, from Medical Case Reports, 5,
https://www.sciencedirect.com/topi 2050313X17695998.
cs/medicine-and-dentistry/bilirubin- https://doi.org/10.1177/2050313X1
metabolism 7695998
Cholestasis: Background, Roma, M. G., Toledo, F. D., Boaglio, A. C.,
Pathophysiology, Epidemiology. Basiglio, C. L., Crocenzi, F. A., &
(2021). Sánchez Pozzi, E. J. (2011).
https://emedicine.medscape.com/a Ursodeoxycholic acid in
rticle/927624-overview#a5 cholestasis: Linking action
Eyal, F. G. (2020). Coagulation Disorders. mechanisms to therapeutic
In Gomella’s Neonatology (8th ed., applications. Clinical Science,
pp. 838–853). McGraw-Hill 121(12), 523–544.
Education. https://doi.org/10.1042/CS2011018
Hoffbrand, A. V., & Steensma, D. P. (2020). 4
Platelets, Blood Coagulation and Tan, A. P., Svrckova, P., Cowan, F.,
Haemostasis. In Hoffbrand’s Chong, W. K., & Mankad, K. (2018).
Essential Haematology (8th ed., pp. Intracranial hemorrhage in
303–307). Wiley Blackwell. neonates: A review of etiologies,
Kolestasis. (2009). In Pedoman Pelayanan patterns and predicted clinical
Medis Ikatan Dokter Anak outcomes. European Journal of
Indonesia (Vol. 1, pp. 170–173). Paediatric Neurology: EJPN:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Official Journal of the European
Newborn Hemorrhagic Disease—An Paediatric Neurology Society,
overview | ScienceDirect Topics. 22(4), 690–717.
GMJ | 63
Ganesha Medicina Journal, Vol 3 No 1 Maret 2023
GMJ | 64