Perangkat Uji Pupuk Organik (Pupo) (Organicfertilizer Test Kit)

You might also like

You are on page 1of 6

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO)

(ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

Pendahuluan
Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan
dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses
rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau
mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Peraturan Menteri Pertanian No.
70/Permentan/SR.140/10/2011).
Jenis Pupuk organik. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara
lain sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk
gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik,
sertapupukhijau. Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organic sangat bervariasi,
maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar.
Komposisi hara dalam pupuk organic sangat tergantung dari sumber asal bahan
dasar. Menurut sumbernya, pupuk organic dapat diidentifikasi berasal dari kegiatan
pertanian dan nonpertanian. Dari pertanian dapat berupa sisa panen dan kotoran ternak,
sedangkan dari non pertanian dapat berasal dari sampah organic kota, limbah industry dan
sebagainya (Tan, 1993).
Komposisi fisik, kimia dan biologi pupuk organik sangat bervariasi dan manfaatnya
bagi tanaman umumnya tidak secara langsung sehingga respon tanaman relatif lambat.
Pupuk organik diperlukan dalam dosis yang relatif tinggi (minimal 2t/ha/musimtanam),
sehingga seringkali menyulitkan dalam hal transportasi dan pengadaannya. Dampak negatif
yang harus diwaspadai dari penggunaan pupuk organik adalah: (a) penggunaan pupuk
organik dengan bahan yang sama secara terus menerus dapat menimbulkan
ketidakseimbangan hara (b) penggunaan kompos yang belum matang dapat mengganggu
pertumbuhan dan produksi tanaman,(c) kemungkinan adanya kandungan logam berat yang
melebihi ambang batas.

1
Bentuk Pupuk organik. Pupuk organik bersumber dari bahan organik sehingga
mempunyai volume yang besar (bulky) dengan BD sekitar 0,5 sehingga untuk transportasi
dan aplikasi tekadang menyulitkan. Beberapa bentuk pupuk organik yang umum dipasaran
adalah bentuk remah (curah) dan granul, tetapi ada pula yang berbentuk briket dan ada pula
yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik.Bila bahan organik akan dijadikan pupuk
organik maka merubahnya menjadi berukuran lebih kecil akan mempercepat proses
dekomposisi dan mempermudah dalam pengemasan.
Pengkayaan Pupuk Organik. Saat ini banyak beredar pupuk organik yang
diperkaya seperti dengan pupuk anorganik makro maupun mikro, pupuk hayati, serta
pembenah tanah seperti zeolit dan arang aktif. Maka pengkayaan tersebut harus
mempunyai tujuan yang tepat serta mempunyai informasi yang akurat bagi pengguna
sehingga memiliki hasil guna yang optimal, mengingat pupuk organik yang diperkaya akan
berharga lebih tinggi dibanding dengan yang tanpa pangkayaan. Pupuk organik yang
diperkaya pembenah akan sangat cocok untuk lahan-lahan terdegradasi kesuburan kimia,
fisik, maupun biologinya. Sedangkan pupuk organik yang diperkaya pupuk hayati seperti
pelarut P, sangat sesuai bila diaplikasi pada lahan sawah intensif dengan status P sedang
hingga tinggi.
Peranan Pupuk Organik. Berbeda dengan pupuk kimia buatan yang hanya
menyediakan satu sampai beberapa jenis hara saja, pupuk organik mempunyai peran
penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meskipun kadar hara yang
dikandung pupuk organik relatif rendah, namun peranan terhadap sifat kimia tanah, jauh
melebihi pupuk kimia buatan. Peranan pupuk organik terhadap sifat kimia tanah adalah
sebagai (a) penyedia hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dan mikro (Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn
dan Fe), (b) meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, (c) dapat membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam beracun seperti Al, Fe dan Mn sehingga logam-logam
ini tidak meracuni.

Peranan pupuk organik terhadap sifat fisika tanah antara lain adalah (a) memperbaiki
struktur tanah karena bahan organik dapat “mengikat” partikel tanah menjadi agregat yang
mantap, (b) memperbaiki distribusi ukuran pori tanah sehingga daya pegang air (water
holding capacity) tanah menjadi lebih baik dan pergerakan udara (aerase) di dalam tanah
juga menjadi lebih baik, dan (c) mengurangi (buffer) fluktuasi suhu tanah.

Peranan pupuk organik terhadap sifat biologi tanah adalah sebagai sumber energi
dan makanan bagi mikro dan meso fauna tanah. Dengan cukupnya tersedia bahan organik
maka aktivitas organisme tanah meningkat yang juga meningkatkan ketersediaan hara,
siklus hara tanah, dan pembentukan pori mikro dan makro tanah oleh makroorganisme
seperti cacing tanah, rayap, colembola.

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO)


Sangat beragamnya jenis, kualitas, serta fungsi yang dikehendaki; maka di lapangan variasi
pupuk organik sangat banyak dijumpai. Balai Penelitian Tanah-Badan Penelitian dan
Pengembangan telah menemukan perangkat uji yang mampu untuk mengetahui kualitas

2
pupuk organik secara cepat secara semi kuantititaif. Perangkat uji ini dinamai Perangkat Uji
Pupuk Organik yang disingkat PUPO. PUPO diharapkan dapat menunjang program
Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kadar bahan organik tanah untuk mendukung
pembangunan sistem pertanian yang berkelanjutan, Kebutuhan akan pupuk organik yang
bermutu memerlukan Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) sebagai alat uji yang dapat
secara cepat mengetahui mutu pupuk di lapangan. Penggunaan pupuk yang tidak
memenuhi syarat mutu akan mengancam produktivitas dan ketahanan pangan.
Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) adalah alat penetapan kadar hara pupuk
organik secara cepat di lapangan. Alat ini merupakan penyederhanaan analisis kuantitatif
dari pupuk di laboratorium. Oleh karena itu hasil yang diperoleh tidak tepat seperti di
laboratorium, namun merupakan estimasi pengukuran semi kuantitatif dalam selang nilai
tertentu. Alat ini bermanfaat untuk membantu pengguna (pemasar, petani dan pembuat
pupuk organik) untuk mengetahui kualitas pupuk organik secara cepat di lapangan. Alat ini
dapat digunakan pula oleh pengawas pupuk untuk mengawasi dan memonitor kualitas mutu
pupuk organik yang beredar di pasaran, dan dapat segera menindak pupuk-pupuk organik
yang tidak memenuhi persyaratan.
Perangkat Uji Pupuk Organik ini dirancang dan dikemas sedemikian rupa agar
mudah dibawa untuk pengujian langsung di lapangan dan hasilnya dapat diketahui pada
waktu itu. Pengukuran dilakukan secara visual dengan membandingkan warna atau
endapan yang terbentuk pada ekstrak contoh yang sudah diberi pereaksi dengan skala
warna standar yang dicetak pada karton (bagan warna). Alatini menggunakan prosedur
yang sederhana sehingga mudah digunakan oleh petani/pengguna dan langsung
memberikan hasil.
Sumber bahan baku dan kualitas pupuk organik di lapang sangat beragam, sehingga
diperlukan PUPO untuk mengetahui kadar C-organik, tingkat kematangan (C/N), kandungan
haranya. Parameter yang ditetapkan oleh PUPO yaitu pH, kadar C-organik dan hara N, P, K
dan Fe total dengan tingkat akurasi dari PUPO berkisar 70 sampai 90%.

Komponen PUPO

Satu paket PUPO terdiri dari : (a) satu set larutan pengekstrak/pereaksi untuk
penetapan pH, C, N, P, K dan Fe (b) peralatan pendukung, (c) bagan warna pH, C, N, P, Fe
dan tabel K, (d) buku petunjuk penggunaan, serta (e) kemasan tas.

Cara Menggunakan PUPO

Pengambilan contoh pupuk organik


A. Persyaratan
Contoh pupuk organik diambil dari distributor, pengecer dan produsen yang terdiri
pupuk-pupuk organik halus/remah dan granular.

3
B. Cara pengambilan contoh pupuk organik

Pengambilan contoh pupuk dilakukan beberapa kali secara acak untuk mendapatkan
sebuah contoh komposit. Anak-anak contoh diaduk secara merata dan diambil + 0,5 kg
sebagai contoh pewakil. Contoh pupuk dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi
label.

C. Penghalusan contoh pupuk

Contoh pupuk organik diambil kurang lebih 10 g contoh pewakil, dihaluskan dengan
lumpang. Contoh halus dianalisis dengan PUPO. Sisa contoh dimasukkan ke dalam kantong
plastik atau botol, diberi label dan ditutup rapat agar dapat digunakan untuk pengujian bila
diperlukan.

Pengukuran kadar hara

Pengukuran kadar hara C, N, P, K dan pH dalam pupuk organik dengan PUPO secara
lengkap disajikan dalam Buku Petunjuk Penggunaan PUPO. Secara garis besar urutan
penetapannya sebagai berikut :
a. Sejumlah contoh pupuk organik (0,5 g – 1 g) dimasukkan ke dalam masing-
masing tabung reaksi. Pengekstrak ditambahkan sesuai hara yang akan di uji dan
dikocok hingga didapatkan larutan yang jernih.
b. Pereaksi ditambahkan sesuai dengan urutannya dan dibiarkan selama waktu
tertentu hingga timbul warna/endapan.
c. Pada uji pH, C, N, P dan Fewarna yang muncul pada larutan dibandingkan
dengan bagan warna yang disediakan. Sedangkan uji K dalam larutan yang memberikan
endapan dibandingkan dengan menggunakan tabel.

4
Pengujian pH pada pupuk Organik dengan PUPO

Pengujian N pupuk Organik dengan PUPO

Pengujian Fe pupuk organik dengan PUPO

5
Kapasitas PUPO
Satu kemasan PUPO dapat digunakan untuk analisis contoh pupuk sebanyak ± 50
sampel. Jika dirawat dan ditutup dengan rapat segera setelah dipergunakan maka masa
kadaluarsa bahan kimia yang ada dalam PUPO ini adalah sekitar 1- 1,5 tahun.
Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan
Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian menyediakan isi ulang pereaksi paket PUPO
yang habis. Harga dari isi ulang tergantung dari jenis penetapannya.

You might also like