Professional Documents
Culture Documents
Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa Critical Journal Review ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi tercapainya hasil yang lebih baik lagi.
(1213311036)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Pendahuluan .............................................................................................................
B. Deskripsi Isi..............................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Rekomendasi ............................................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Critical Journal Review (CJR) sangatlah penting, karena bukan hanya sekedar
memfokuskan kepada laporan, atau tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, namun
dengan adanya CJR ini lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan
analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut,apa yang menarik
dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita
dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu.
Dengan adanya Critical Journal Review ini, kita dapat melihat bagaimana suatu isi
dari artikel dapat mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita
terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis dalam menanggapinya.Dengan kata
lain,dengan Critical Journal Review ini menguji pemikiran pengarang ataupun penulis
berdasarkan sudut pandangnya, dan berdasarkan pengetahuan, pemahaman,dan
pengalaman yang dimilikinya. Salah satu alasan penulis juga melakukan critical journal
review adalah mengembangkan budaya membaca, berpikir sistematis dan kritis serta
mengekspresikan pendapat.
Dalam tulisan ini saya akan mencoba membuat pembaca paham dan mengerti
bahwa analisis yang dilakukan terhadap penulisan artikel ilmiah mahasiswa sangat
diperlukan untuk menyempurnakan penggunaan bahasa Indonesia pada artikel
mahasiswa.Dengan adanya analisis kesalahan berbahasa ini diharapkan memberikan
banyak keuntungan, khususnya yang berhubungan dengan fokus pembahasan pada
perspektif global serta guna memperbaiki serta menyempurnakan penulisan artikel pada
mahasiswa. Semoga penulisan CJR ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada para
pembaca dalam membuat ataupun meyempurnakan penulisan artikel lebih baik lagi.
Adapun tujuan dari penulisan Critical Journal Review ini adalah untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam penyelesaian tugas kuliah, khususnya mata kuliah Perspektif
Global serta untuk menambah wawasan yang luas akan pengetahuan, meningkatkan daya
berpikir kritis, daya ingat serta kemampuan penulis dalam membuat laporan Critical
Journal Review dan menguatkan materi Perspektif Global terkait dengan fokus
C. Manfaat CJR
D. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul Artikel
: Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Pada Mata Kuliah
Nama Jurnal Perspektif Global
Edisi Terbit
: ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah
: Volume 13 Nomor 2,2017
Pengarang Artikel : Dyah Kumalasari
Penerbit
: Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri
Yogyakarta
Kota Terbit
Nomor ISSN : Yogyakarta
:https://doi.org/10.21831/istoria.v13i2.17735
2. Jurnal Pembanding
Judul Artikel
: Pendidikan dan Kearifan Lokal Era Perspektif Global
Nama Jurnal
: SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah
Edisi Terbit
: Volume 1 Nomor 1, Juni 2019
Pengarang Artikel : Agus Susilo dan Yadri Irwansyah
Penerbit
:Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pengabdian pada Masyarakat
dan Kerjasama (LP4MK) STKIP PGRI Lubuklinggau
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan dan
problematika, baik dari segi kurikulum, manajemen, maupun para praktisi dan pengguna
pendidikan. Masih banyak ditemukan kasus seperti siswa yang melakukan kecurangan
ketiga menghadapi ujian, bersikap malas dan senang berhura-hura, senang tawuran antar
sesama siswa, melakukan pergaulan bebas, hingga terlibat narkoba dan tindak kriminal
lainnya. Tak hanya dari sisi peserta didik saja, namun jika dilihat dari sisi tenaga pendidik
juga masih terdapat masalah, di mana masih ditemukan pula guru yang melakukan
kecurangan-kecurangan dalam sertifikasi dan dalam penyelenggaraan ujian nasional.
Beberapa waktu belakangan ini juga, pengembangan pendidikan karakter yang berisi nilai-
nnilai moral semakin disadari sebagai suatu kebutuhan mendesak mengingat kecerdasan
kognitif saja tidak menjamin kebehasilan seseorang.
Sebagai suatu wahana utama dalam pembangunan bangsa dan watak, pendidikan
dituntut untuk memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pengembagan diri
manusia Indonesia dalam keseluruhan dimensinya. Dimensi yang dimaksud adalah sejalan
dengan hakikat kodrat manusia Indonesia, yaitu sebagai makhluk monodualis. Perspektif
membangun pendidikan seyogyanya dilakukan dengan penuh keseriusan dalam
mengembangkan inovasi dalam dunia pendidikan di era globalisasi saat ini.
Pendidikan karakter seharusnya terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik. Pendidikan karakter yang diintegrasikan di setiap mata
pelajaran tersebut sebaiknya berbasis pada kearifan lokal, agar dapat terserap sempurna
pada diri setiap mahasiswa ataupun pelajar karena sesuai dengan kultur dan karakteristik
masyarakat Indonesia pada umumnya. Sebagaimana pentingnya karakter itu dalam dunia
yang akan datang, maka kearifan lokal sangatlah diperlukan dalam pendidikan, karena
mengandung nilai-nilai kebaikan yang abadi dalam hubungannya dengan relasi keluarga,
tetangga dan masyarakat. Sebagai pemenuhan kebutuhan tersebut, perlu dilakukan
aktualisasi nilai-nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada mata kuliah
Perspektif Global. Di mana, mata kuliah ini berisikan penjabaran mengenai globalisasi dan
dampaknya dalam kehidupan masyarakat.
ketika menghadapi permasalahan. Hal ini penting, mengingat jika globalisasi tidak akan
dapat dihindari, maka satu-satunya upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan membekali
generasi muda dengan nilai-nilai karakter yang berbasis pada kearifan lokal.
B. Deskripsi Isi
Kearifan lokal merupakan bagian dari warisan kebudayaan yang ada dalam
masyarakat. Segala hasil pemikiran dan tindakan marusia dapat dimasukkan dalam
kategori kebudayaan. Kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan menurut Ki
Hadjar Dewantara (1964) berarti buah budi manusia, hasil perjuangan marusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup marusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Pendidikan tidak dapat lepas dari kebudayaan dan kearifan lokal yang ada pada
masyarakat tersebut, dan hanya dapat terlaksana dalam suatu masyarakat. Apabila
kebudayaan mempunyai tiga unsur penting yaitu kebudayaan sebagai suatu tata
kehidupan, kebudayaan sebagai proses dan kebudayaan yang mempunyai suatu visi
tertentu,maka pendidikan dalam rumusan tersebut adalah sebenarnya proses pembudayaan.
Tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa masyarakat dan sebaliknya
tidak ada suatu kebudayaan dalam pengertian suatu proses tanpa pendidikan, dan proses
kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terjadi di dalam hubungan antar marusia di dalam
suatu masyarakat tertentu (HAR. Tilaar, 2002: 7).
Pendidikan yang terlepas dari budaya dan kearifan lokal akan menyebabkan alienasi
dari subyek yang dididik dan seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri.
Pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan dan peradaban. Di dalam dunia yang
terbuka dewasa ini proses pendidikan haruslah menggabungkan kedua konsep tersebut,
ialah membangun manusia yang berbudaya dan beradab. Pentingnya internalisasi nilai-
nilai budaya dan kearifan lokal didasari karena budaya dan kearifan lokal adalah dasar
terbentuknya kepribadian manusia. Dari budaya dan kearifan lokal tersebut dapat
terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat dan identitas suatu bangsa.
Dengan budaya dan kearifan lokal itu pulalah seseorang akan memasuki budaya global
dalam dunia terbuka dewasa ini.
Bila kita menggunakan kearifan lokal sebagai dasar dari pendidikan kita, maka kita
dituntut dua hal yakni tuntutan penyikapan terhadap nilai-nilai yang berkembang di dalam
masyarakat kita dengan segala dinamikanya, dan kebiasaan pendidikan yang dilakukan
agar anak-anak memiliki budaya seperti yang dikehendaki. Keduanya harus terprogram
Perspektif global merupakan pandangan yang timbul dari kesadaran bahwa dalam
kehidupan ini segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu global. Orang sudah tidak
memungkinkan lagi bisa mengisolasi diri dari pengaruh global. Marusia merupakan bagian
dari pergerakan dunia, oleh karena itu harus memperhatikan kepentingan sesama warga
dunia. Tujuan dari perspektif global adalah mendorong untuk mempelajri lebih banyak
materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global, mendorong untuk memahami
multikultural atau lintas budaya, meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan
bahkan siswa, memperlua wawasan dan pengetahuan, mengkondisikan untuk berpikir
integral bukan general, melatih kepekaan dan kepedulian terhadap perkembangan dunia
dengan segala aspeknya.
Aktualisasi nilai pendidikan karakter yang dilakukan dalam mata kuliah perspektif
global dalam penelitian ini khususnya adalah melalui kajian nilai berdasar etika Jawa yang
biasa berlaku dalam masyarakat Yogyakarta. Sebelum lebih jauh melakukan kajian tentang
aktualisasi nilai pendidikan karakter melalui kajian budaya masyarakat Jawa umumnya
dan Yogyakarta pada khususnya, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa budaya Jawa
merupakan sebuah proses pencampuradukkan berbagai unsur aliran atau faham, sehingga
hasil yang didapat dalam bentuk abstrak yang berbeda untuk mencari keserasian,
keseimbangan,yang biasa disebut sinkritisme (Franz Magnis Suseno, 1984: 12-13).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Artikel Jurnal
Dalam artikel jurnal utama yang berjudul Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Lokal Pada Mata Kuliah Perspektif Global karya Dyah Kumalasari menjelaskan bahwa
sebuah pendidikan karakter sangatlah penting melihat jika banyak permasalahan di dunia
pendidikan. Apabila ingin membangun kembali masyarakat Indonesia dari krisis,maka
tugas tersebut merupakan suatu tugas pembangunan kembali kebudayaan. Pendidikan di
Indonesia dewasa ini telah terlempar dari kebudayaan dan telah menjadi semata-mata alat
dari suatu orde ekonomi atau sekelompok penguasa untuk mewujudkan cita-citanya yang
tidak terlalu sesuai dengan tuntutan masyarakat (Tilaar, 2000:6). Pendidikan nasional tidak
dapat dipisahkan dari usaha bangsa kita untuk membangun suatu masyarakat Indonesia
baru dengan berdasarkan kebudayaan nasional. Pendidikan yang terlepas dari budaya dan
kearifan lokal akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan seterusnya
kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Pendidikan merupakan suatu proses
pembudayaan dan peradaban. Di dalam dunia yang terbuka dewasa ini proses pendidikan
haruslah menggabungkan kedua konsep tersebut,ialah membangun manusia yang
berbudaya dan beradab. Pentingnya internalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
didasari karena budaya dan kearifan lokal adalah dasar terbentuknya kepribadian manusia.
Sedangkan dalam artikel jurnal pembanding yang berjudul Pendidikan dan Kearifan
Lokal Era Perpsektif Global karya dari Agus Susilo dan Yadri Irwansyah menjelaskan
bahwa pendidikan karakter sangat penting dalam mengembangkan karakteristik anak
dalam menjalankan hidupnya, di mana nilai-nilai kearifan lokal sebagai suatu indikator
dalam pengembangan pendidikan karakter tersebut karena sebagaimana diketahui bahwa
kearifan lokal mengandung nilai-nilai kebaikan. Kearifan lokal terdapat dalam semua
aspek kehidupan karena berasal dari unsur budaya yang ada pada suatu daerah tertentu.
Oleh karena itu, kearifan lokal dapat digunakan sebagai alternatif dalam menangani
permasalahan kehidupan.
Dalam jurnal pembanding juga menjelaskan bhawa model pendidikan berbasis kearifan
lokal merupakan suatu model pendidikan yang memiliki relevansi tinggi bagi pengembangan
kecakapan hidupdengan bertumpu pada pemberdayaan keterampilan dan potensi lokal di
masing- masing daerah. Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan
peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi sehari-hari.
Pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa
sebagai pusat pembelajaran student centered dari pada teacher centered. Belajar bukan sekedar
kegiatan pasif menerima materi dari guru, melainkan proses aktif menggali pengalaman lama,
mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan menghubungkan antara
keduanya sehingga membentuk makna. Makna terlihat dari apa yang siswa lihat, dengar,
rasakan, dan alami. Untuk guru,mengajar adalah kegiatan memfasilitasi siswa dalam
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat keterlibatannya.
Jika dilihat dari aspek ruang lingkup, kedua jurnal sudah memaparkan dan
menjelaskan lingkup pembahasan dengan baik. Di mana, pada artikel jurnal utama fokus
bidang pembahasan dipaparkan dengan baik dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Terkait dengan hal ini, pada artikel jurnal utama ruang lingkupnya lebih luas daripada
artikel jurnal pembanding. Hal ini dilihat dari isi pembahasan yang termuat didalamnya
dengan menjelaskan secara rinci.
Sedangkan pada artikel jurnal pembanding sudah memiliki ruang lingkup materi yang
bagus, di mana penjelasan dalam artikel jurnal juga sudah dipaparkan dengan
baik, sehingga membuat para pembaca mengerti dan memahami materi lebih mudah.
Namun, pada artikel jurnal pembanding ini memang fokus pembahasan hanya pada
pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal, tidak menyinggung mengenai
perspektif global yang ada. Kelebihan dari kedua jurnal ini yaitu tiap-tiap jurnal
memberikan metode penulisan dengan menjelaskan secara detail bagaimana data-data
yang ada diperoleh. Sehingga, keakuratan isi data pemaparan materi pada kedua jurnal
ini jelas.
Dilihat dari aspek penggunaan tata bahas artikel jurnal menurut penulis,kedua
artikel jurnal tersebut sudah mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang baku
dan tidak terlalu rumit, sehingga tidak banyak hal yang mengganjal dalam memahami
isi materinya. Meskipun menggunakan bahasa yang baku, namun jurnal ini dapat
dipahami dengan mudah dari pemaparan hasil yang disajikan di dalamnya. Jadi dapat
disimpulkan dari aspek tata bahasa ini bahwa bahasa yang digunakan sudah detail,
padat dan jelas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kearifan lokal merupakan bagian dari warisan kebudayaan yang ada dalam
masyarakat. Segala hasil pemikiran dan tindakan marusia dapat dimasukkan dalam
kategori kebudayaan. Tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa
masyarakat dan sebaliknya tidak ada suatu kebudayaan dalam pengertian suatu proses
tanpa pendidikan, dan proses kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terjadi di dalam
hubungan antar marusia di dalam suatu masyarakat tertentu. Pendidikan karakter sangat
penting dalam mengembangkan karakteristik anak dalam menjalankan hidupnya,di mana
nilai-nilai kearifan lokal sebagai suatu indikator dalam pengembangan pendidikan karakter
tersebut karena sebagaimana diketahui bahwa kearifan lokal mengandung nilai-nilai
kebaikan.Kearifan lokal terdapat dalam semua aspek kehidupan karena berasal dari unsur
budaya yang ada pada suatu daerah tertentu. Oleh karena itu, kearifan lokal dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menangani permasalahan kehidupan.
B. Rekomendasi
1. Bagi Mahasiswa
Perbanyaklah membaca artikel-artikel dari berbagai jenis jurnal atau dari sumber dan
referensi yang relevan manapun untuk lebih memahami dan mengerti mengenai
pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal dilihat dari perspektif global
terkhusus di era globalisasi.
2. Bagi Penulis
Jika terdapat kritik dan saran terkait dengan tulisan, hendaknya lebih diperhatikan lagi
agar menjadi bahan perbaikan untuk tulisan-tulisan selanjutnya.
3. Bagi Pembaca
Artikel ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan
mengenai perpsektif global yang membahas mengenai pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal dalam perspektif global di Indonesia dan juga pembaca dapat mencari
referensi atau informasi tambahan dari berbagai sumber lain di berbagai situs untuk
memperdalam materi.
DAFTAR PUSTAKA
Kumalasari,D.(2017). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Pada Mata Kuliah
Susilo,A dan Irwansyah Y. (2019). Pendidikan dan Kearifan Lokal Era Perspektif Global.
Jurnal Utama
Oleh:Dr.Dyah Kumalasari.M.Pd
Email:dyah kumalasari@uny.ac.id
ABSTRAK
Aktualisasi nilai pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada mata kuliah
a yang
enjadi bagian penting dalam membahas perubahan sosial dan gaya hidup masysrakat di era
global.Termasuk di dalamny adalah kajian mengenai kearifan lokal khas masyarakat seputar
Yogyakarta.Respon positif mahasiswa menunjukkan bahwa nilai- nilai budaya warisan leluhur
masih memungkinkan kita angkat dan hidupkan kembali dalam rangka membentengi generasi
muda saat ini dar pengaruh negatif budaya global, mengingat mata kuliah ini banyak menyajikan
wawasan budaya global yang berujung pada gaya hidup pop (pop culture). Memberikan kesadaran
terhadap mahasiswa tentang fenomena realitas yang sebenarnya dibalik arti kata dari
globalisasi,termasuk membahas banyak hal tentang isu-isu global yang ada saat ini,akan lebih
dengan penanaman pendidikan karakter yang berbasis pada kearifan lokal. Kata
Kunci:pendidikan karakter,budaya,kearifan lokal,perspektif global
ABSTRACT
Actalication of the value of character education based on local wisdom in the course of
global perspective is done in order to equip stadents with noble values of the nation's culture to
face the suift current of globalisation. Javanese ethical values such as the principle of harmony
and honor principles are presented as a study material that is an important part in discussing
social changes and lifestyles ofsociety in the global ena. Included in this study is the study of the
typical local wisdom of the people around Yogyakarta. The student's positive response indicates
that the cultural values of our ancestral heritage still allow us to lift and revive in order to fortify
the young generation today from the negative effects of global culture,since this course presents
many insights
Jurnal Pembanding