You are on page 1of 8

TUGAS INDIVIDU

PRAKTIKUM BIOKIMIA

Dosen:

Nia Lisnawati., S.Si., M.Farm., Apt.

Nama Mahasiswa : ICHWATUNNIDA

NIM : 332198223110

Kelas : SF23-3A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA

2023
BAB 1

LATIHAN SOAL

1. Pada titrasi Formol yang dilakukan kenapa menggunakan NaOH?

Titrasi formol asam amino adalah metode penetapan asam amino berupa titrasi
dengan larutan basa setelah ditambahkan larutan formaldehid untuk menghilangkan
kabasaan gugus amino. Selama hidrolisis suatu protein, sejumlah gugus karboksil dan
gugus amino terus bertambah.
Prinsip dari metode titrasi formol adalah larutan protein dinetralkan dengan basa
(NaOH) lalu ditambahkan formalin (formaldehid) akan membentuk dimethilol. Dengan
terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan
mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat
diakhiri dengan tepat. Jadi tujuan nya adalah agar hasil titrasi akhir tepat.

2. Apa tujuan penambahan Formaldehid?


Dengan penambahan formaldehid akan memblokade gugus basa asam amino
membentuk gugus dimethilol sehingga tidak mengganggu reaksi antara NaOH dengan
gugus asam dari asam amino sehingga konsentrasi protein dapat ditentukan.
Ditambahkan formaldehid pada larutan asam amino tersebut agar bereaksi dengan gugus
amino yang tidak bermuatan sehingga memungkinkan gugus amonium membuffer pada daerah
pH yang lebih rendah dan dapat dititrasi pada titik akhir secara kuantitatif menggunakan suatu
indikator (Mertanjaya, 2011)

3. Jelaskan reaksi yang terjadi pada percobaan yang dilakukan?


Reaksi yang terjadi pada analisa protein metode Titrasi formol:
- Pada metode analisa protein dengan metode titrasi formol yaitu larutan filtrat yang
mengandung proteindinetralkan dengan menggunakan larutan basa NaOH.
- Kemudian ditambahkan dengan formalin membentukdimethilol. Dimethilol tersebut
akan mengikat gugus amin pada protein sehingga tidak dapat memengaruhir eaksi
asam karboksil dengan basa NaOH serta dapat diketahui titik akhir titrasi dengan
tepat sampai berwarnamerah muda permanen dengan indikator Fenolftalein atau PP
BAB II
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan reaksi yang terjadi pada percobaan yang dilakukan?
Dalam raksi tersebut enzim mengubah senyawa yang selanjutnya disebut substrat
menjadi suatu senyawa yang baru yaitu produk, namun enzim tidak ikut berubah
dalam reaksi tersebut (Palmer, 1991).
Setiap enzim memiliki aktivitas maksimum pada suhu tertentu, aktivitas enzim
akan semakin meningkat dengan bertambahnya suhu hingga suhu optimum tercapai.
Setelah itu kenaikan suhu lebih lanjut akan menyebabkan aktivitas enzim menurun
(Megiadari, 2009)
Aktivitas enzim amilse pada sampel biji kacang hijau menunjukkan adanya
aktivitas, Hal ini ditunjukka dengan perubahan warna dari putih menjadi biru
kehijauan setelah penambahan reagen benedict. Enzim amilase mebghidrolisa amilum
dengan memutus ikatan glikosida pada amilase sehingga menjadi gula sederhana.
Hasil hidrolisa tersebut bereksi dengan reagen benedict. Dapat disimpulkan aktivitas
amilase tersebut tinggi pada suhu 25֠C substrat 12 ml dan pada suhu 37 substrat 12 ml

2. Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim?


a) Pengaruh Suhu
Pada suhu rendah aktivitas enzim amilase tidak optimal karena energi yang
diserap oleh enzim tersebut tidak cukup menghidrolisis substrat sehingga nilai
aktivitas enzim tersebut menjadi rendah. Sedangkan ketika suhu terlalu tinggi, enzim
akan mengalami denaturasi yaitu tergannggunya bagian aktif enzim sehingga
kecepatan reaksinya pun menurun.
Struktur tertier enzim yang terdiri dari ikatan hidrofobik jika menyerap energi
tinggi akan terjadi pemutusan dan mengakibatkan terjadinya pembukaan struktur
tertier sehingga konformasi enzim berubah dan menyebabkan aktivitasnya menurun.
Penurunan aktivitas enzim setelah suhu optimum terjadi karena pada suhu yang
paling tinggi dari suhu optimum, protein dapat terdenaturasi, selain itu substrat juga
dapat mengalami perubahan konformasi sehingga dalam memasuki sisi aktif tidak
seleluasa seperti pada keadaan suhu optimumnya dan menyebabkan aktivitas enzim
berkurang (Supriyatna et al., 2015)
Peningkatan suhu sebelum tercapainya suhu optimum akan meningkatkan laju
reaksi katalitik enzim karena meningkatnya energi kinetik molekulmolekul yang
bereaksi. Sebaliknya, suhu dinaikkan sesudah suhu optimum kompleks enzim-
substrat yang melampau energi aktivasi terlalu besar, sehingga memecah ikatan
sekunder pada konformasi enzim dan sisi aktifnya. Hal ini mengakibatkan enzim
terdenaturasi dan kehilangan sifat katalitiknya (Supriyatna et al., 2015)

b) Pengaruh pH
Aktivitas enzim juga akan dipengaruhi oleh pH. pH akan berkaitan dengan
keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen sangat memengaruhi aktivitas
enzim, karena enzim dapat aktif apabila asam amino yang merupakan sisi aktif enzim
berada dalam keadaan ionisasi yang tepat. pH terlalu asam atau basa akan
menyebabkan enzim terdenaturasi sehingga enzim tidak aktif (Isti’anah et al 2020).
Aktivitas enzim akan optimum jika terdapat keseimbangan antara kedua
muatannya. Pada keadaan asam,enzim mengalami protonasi dan kehilangan muatan
negatifnya. Hal yang sama pada pH basa substrat akan terionisasi dan kehilangan
muata positifnya, sehingga enzim berkurang dan bahkan menjadi tidak aktif.
Perubahan pH berpengaruh terhadap aktivitas enzim melalui pengubahan struktur
atau muatan residu asam amino yang berfungsi dalam pengikatan substrat. Pada pH
optimum konformas enzim berada pada kondisi yang ideal. Hal ini menyebabkan
interaksi antara enzim dan substrat menjadi maksimal (Sriwahyuni dkk.,2015).

c) Pengaruh Substrat
Jumlah substrat juga menentukan tinggi atau rendahnya aktivitas suatu enzim.
Ketika konsentrasi enzim tetap, maka penambahan jumlah atau konsentrasi substrat
dapat meningkatkan aktivitas enzim sampai batas maksimumnya. Hal ini dapat
dipahami dari persamaan Michaelis Menten yang menjelaskan bahwa penambahan
konsentrasi substrat menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi oleh enzim sampai
pada konsentrasi tertentu Ketika kecepatan reaksi konstan (Soeka, et al., 2016)
Konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi. Konsentrasi substrat yang
terlalu rendah dapat mengakibatkan reaksi menjadi rendah, tetapi kecepatan ini akan
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat. Sedangkan pada saat
kecepatan reaksi maksimum, enzim menjadi jenuh oleh substratnya dan tidak dapat
berfungsi lebih cepat, maka konsentrasi substrat berperan penting dalam
menghasilkan aktivitas enzim secara maksimum. Salah satu substrat yang dibutuhkan
bakteri asam laktat sebagai sumber nutrisi adalah pati (Ramadhan & Wikandari,
2017)

d) Zat Penghambat
Mekanisme inhibitor suatu senyawa terhadap kinerja enzim terbagi menjadi 3
golongan yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor non kompetitif, dan inhibitor ganda
(Isfa et al,2019). Inhibitor merupakan suatu zat yang dapat menghambat reaksi
enzimatis. Ikatan inhibitor dengan enzim dapat mengubah kemampuan enzim dalam
mengikat substrat dan mengubah kemampuan daya katalisator enzim.
Jurnal “BIOKIMIA PANGAN “ENZIM DAN UJI AKTIVITAS AMILASE” Adistya
Erika Suwandi, Univ Veteran Jawa Timur

3. Apakah Fungsi enzim amilase pada percobaan yang dilakukan


Amilase merupakan enzim yang berungsi memecah pati atau glikogen.senyawa
ini banyak terdapat dalam hasil tanaman dan hewan. Amilase dapat dikelompokan
menjadi tiga golongan enzim, yaitu α amilase yang memecah pati secara acak dari
tengah atau dari bagian dalam molekul karena disebut eksoamilase. Glukoamilase
yang menghidrolisis unit-unit gula dari ujung molekul pati, karena disebut
eksoamilasi. glukoamilase yang dapat memisahkan glukosa dari terminal gula non
pereduksi substrat pati, egradasi amilosa menjadi maltosa dan maltoriosa yang terjadi
secara acak, egradasi ini terjadi sangat cepat dan diikuti dengan menurun nya
viskositas yang cepat pula. -Pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir
relatif sangat lambat dan cara tidak acak. keduanya merupakan kerja enzim α amilase
pada molekul amilosa (winarno,1983)
BAB IV

LATIHAN SOAL
1. Jelaskan Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim pepsin?
Pepsin adalah enzim yang berperan dalam sistem pencernaan. Enzim ini
ditemukan di lambung dan memiliki peran penting dalam proses pencernaan serta
penyerapan protein dari makanan yang dikonsumsi. Secara umum, enzim ini akan
diproduksi oleh lambung segera setelah makanan masuk ke dalam mulut.
 Suhu (temperatur)
Aktivitas enzim akan meningkat seiring bertambahnya suhu hingga batas
optimum, karena enzim tersusun atas protein. Oleh karena itu, temperatur
yang tinggi dan melebihi batas maksimum bisa menyebabkan denaturasi
protein atau enzim yang sudah rusak.
Pepsin paling aktif berada di lingkungan asam dengan suhu antara 37 °C
hingga 42 °C
 Derajat keasaman atau pH
Enzim memiliki pH optimum yang khas. pH optimum pada enzim bisa
bersifat basa atau asam. Sebagian besar enzim dalam tubuh manusia
memiliki pH optimum antara 6 hingga 8.
Proses pemecahan protein tersebut baru akan terjadi jika kadar asam atau
pH di lambung berada di kisaran 1,5 hingga 2. Enzim pepsin tidak akan
bekerja jika pH lambung berada di atas 4. Enzim pepsin bekerja optimal
pada pH rendah sebab enzim ini terdapat di usus halus.
Penentuan pH optimum dilakukan dengan pH substrat dan pH buffer yang
sama dengan variasi pH 2; 2,5; 3; 3,5; 4 dan 5 berdasarkan metode
Nalinanon et al.(2010).
 Konsentrasi enzim dan substrat
Konsentrasi enzim dan substrat berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Artinya konsentrasi enzim menjadi dua kali lipat, sementara faktor lainnya
tetap. Kondisi konstan dicapai jika enzim sudah mengikat semua substrat
yang akan dikatalisasi.
 Zat penggiat
Ada zat kimia tertentu yang bisa meningkatkan aktivitas enzim
 Zat penghambat
Ada zat kimia yang juga bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya garam
yang mengandung raksa dan sianida.
2. Jelaskan metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas reaksi
enzim?
 Metode Kwon dan Rhee
Penentuan aktivitas lipase dilakukan dengan menggunakan metode
Kwon dan Rhee, yaitu substrat yang digunakan dalam metode ini adalah
minyak zaitun. Minyak zaitun sebanyak 1mL, ditambahkan dengan 1 mL
buffer fosfat pH 7,2 dan 1 mL larutan enzim. Campuran ini di vortes selama
10 meint dan selanjutnya diinkubasi pada waterbath selama 20 menit.
Selanjutnya campuran ditambahkan larutan 1 mL HCl. 6N dan 5 mL
heksana. Campuran selanjutnya dikocok kuat dengan menggunakan voteks
tube dan lapisan atas diambil sebanyak 4 mL, kemudian ditambahkan 1 mL
reagen tembaga (II) asetat dan diaduk 1 menit. Campuran diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 715 nm. Aktivitas lipase diukur
pada suhu inkubasi yang bervariasi yaitu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan
50oC dengan menggunakan inkubator, dan masing-masing variasi
diperlakukan sama seperti penentuan aktivitas yang sebelumnya (Yuneta,
2009; Kwon dan Rhee, 1986). Untuk larutan blangko dibuat sesuai dengan
prosedur untuk sampel, tanpa penambahan larutan enzim karena larutan
enzim diganti dengan menggunakan aquades.

You might also like