Professional Documents
Culture Documents
Tugas Individu Praktikum Biokimia
Tugas Individu Praktikum Biokimia
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Dosen:
NIM : 332198223110
Kelas : SF23-3A
2023
BAB 1
LATIHAN SOAL
Titrasi formol asam amino adalah metode penetapan asam amino berupa titrasi
dengan larutan basa setelah ditambahkan larutan formaldehid untuk menghilangkan
kabasaan gugus amino. Selama hidrolisis suatu protein, sejumlah gugus karboksil dan
gugus amino terus bertambah.
Prinsip dari metode titrasi formol adalah larutan protein dinetralkan dengan basa
(NaOH) lalu ditambahkan formalin (formaldehid) akan membentuk dimethilol. Dengan
terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan
mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat
diakhiri dengan tepat. Jadi tujuan nya adalah agar hasil titrasi akhir tepat.
b) Pengaruh pH
Aktivitas enzim juga akan dipengaruhi oleh pH. pH akan berkaitan dengan
keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen sangat memengaruhi aktivitas
enzim, karena enzim dapat aktif apabila asam amino yang merupakan sisi aktif enzim
berada dalam keadaan ionisasi yang tepat. pH terlalu asam atau basa akan
menyebabkan enzim terdenaturasi sehingga enzim tidak aktif (Isti’anah et al 2020).
Aktivitas enzim akan optimum jika terdapat keseimbangan antara kedua
muatannya. Pada keadaan asam,enzim mengalami protonasi dan kehilangan muatan
negatifnya. Hal yang sama pada pH basa substrat akan terionisasi dan kehilangan
muata positifnya, sehingga enzim berkurang dan bahkan menjadi tidak aktif.
Perubahan pH berpengaruh terhadap aktivitas enzim melalui pengubahan struktur
atau muatan residu asam amino yang berfungsi dalam pengikatan substrat. Pada pH
optimum konformas enzim berada pada kondisi yang ideal. Hal ini menyebabkan
interaksi antara enzim dan substrat menjadi maksimal (Sriwahyuni dkk.,2015).
c) Pengaruh Substrat
Jumlah substrat juga menentukan tinggi atau rendahnya aktivitas suatu enzim.
Ketika konsentrasi enzim tetap, maka penambahan jumlah atau konsentrasi substrat
dapat meningkatkan aktivitas enzim sampai batas maksimumnya. Hal ini dapat
dipahami dari persamaan Michaelis Menten yang menjelaskan bahwa penambahan
konsentrasi substrat menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi oleh enzim sampai
pada konsentrasi tertentu Ketika kecepatan reaksi konstan (Soeka, et al., 2016)
Konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi. Konsentrasi substrat yang
terlalu rendah dapat mengakibatkan reaksi menjadi rendah, tetapi kecepatan ini akan
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat. Sedangkan pada saat
kecepatan reaksi maksimum, enzim menjadi jenuh oleh substratnya dan tidak dapat
berfungsi lebih cepat, maka konsentrasi substrat berperan penting dalam
menghasilkan aktivitas enzim secara maksimum. Salah satu substrat yang dibutuhkan
bakteri asam laktat sebagai sumber nutrisi adalah pati (Ramadhan & Wikandari,
2017)
d) Zat Penghambat
Mekanisme inhibitor suatu senyawa terhadap kinerja enzim terbagi menjadi 3
golongan yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor non kompetitif, dan inhibitor ganda
(Isfa et al,2019). Inhibitor merupakan suatu zat yang dapat menghambat reaksi
enzimatis. Ikatan inhibitor dengan enzim dapat mengubah kemampuan enzim dalam
mengikat substrat dan mengubah kemampuan daya katalisator enzim.
Jurnal “BIOKIMIA PANGAN “ENZIM DAN UJI AKTIVITAS AMILASE” Adistya
Erika Suwandi, Univ Veteran Jawa Timur
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim pepsin?
Pepsin adalah enzim yang berperan dalam sistem pencernaan. Enzim ini
ditemukan di lambung dan memiliki peran penting dalam proses pencernaan serta
penyerapan protein dari makanan yang dikonsumsi. Secara umum, enzim ini akan
diproduksi oleh lambung segera setelah makanan masuk ke dalam mulut.
Suhu (temperatur)
Aktivitas enzim akan meningkat seiring bertambahnya suhu hingga batas
optimum, karena enzim tersusun atas protein. Oleh karena itu, temperatur
yang tinggi dan melebihi batas maksimum bisa menyebabkan denaturasi
protein atau enzim yang sudah rusak.
Pepsin paling aktif berada di lingkungan asam dengan suhu antara 37 °C
hingga 42 °C
Derajat keasaman atau pH
Enzim memiliki pH optimum yang khas. pH optimum pada enzim bisa
bersifat basa atau asam. Sebagian besar enzim dalam tubuh manusia
memiliki pH optimum antara 6 hingga 8.
Proses pemecahan protein tersebut baru akan terjadi jika kadar asam atau
pH di lambung berada di kisaran 1,5 hingga 2. Enzim pepsin tidak akan
bekerja jika pH lambung berada di atas 4. Enzim pepsin bekerja optimal
pada pH rendah sebab enzim ini terdapat di usus halus.
Penentuan pH optimum dilakukan dengan pH substrat dan pH buffer yang
sama dengan variasi pH 2; 2,5; 3; 3,5; 4 dan 5 berdasarkan metode
Nalinanon et al.(2010).
Konsentrasi enzim dan substrat
Konsentrasi enzim dan substrat berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Artinya konsentrasi enzim menjadi dua kali lipat, sementara faktor lainnya
tetap. Kondisi konstan dicapai jika enzim sudah mengikat semua substrat
yang akan dikatalisasi.
Zat penggiat
Ada zat kimia tertentu yang bisa meningkatkan aktivitas enzim
Zat penghambat
Ada zat kimia yang juga bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya garam
yang mengandung raksa dan sianida.
2. Jelaskan metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas reaksi
enzim?
Metode Kwon dan Rhee
Penentuan aktivitas lipase dilakukan dengan menggunakan metode
Kwon dan Rhee, yaitu substrat yang digunakan dalam metode ini adalah
minyak zaitun. Minyak zaitun sebanyak 1mL, ditambahkan dengan 1 mL
buffer fosfat pH 7,2 dan 1 mL larutan enzim. Campuran ini di vortes selama
10 meint dan selanjutnya diinkubasi pada waterbath selama 20 menit.
Selanjutnya campuran ditambahkan larutan 1 mL HCl. 6N dan 5 mL
heksana. Campuran selanjutnya dikocok kuat dengan menggunakan voteks
tube dan lapisan atas diambil sebanyak 4 mL, kemudian ditambahkan 1 mL
reagen tembaga (II) asetat dan diaduk 1 menit. Campuran diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 715 nm. Aktivitas lipase diukur
pada suhu inkubasi yang bervariasi yaitu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan
50oC dengan menggunakan inkubator, dan masing-masing variasi
diperlakukan sama seperti penentuan aktivitas yang sebelumnya (Yuneta,
2009; Kwon dan Rhee, 1986). Untuk larutan blangko dibuat sesuai dengan
prosedur untuk sampel, tanpa penambahan larutan enzim karena larutan
enzim diganti dengan menggunakan aquades.