You are on page 1of 9

PROPOSAL

PENGUATAN KELEMBAGAAN
DAN KEORGANISASIAN
SNNU DKI JAKARTA 2023
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara Kepulauan (archipelagic state) terbesar di
dunia, yang terdiri dari 5 pulau besar dan 30 kepulauan kecil, jumlah keseluruhan
tercatat ada sekitar 17.504 pulau, 8.651 pu lau sudah bernama, 8.853 pulau belum
bernama, dan 9.842 pulau yang telah diverifikasi (Depdagri, 2006). Kondisi geografis
yang strategis terbentang sepanjang 5.150 km di antara benua Australia dan Asia
serta membelah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik di bawahgaris khatulistiwa
(www.wikipedia.com). Wilayah Negara Republik Indonesia meliputi wilayah daratan
dan wilayah air yang meliputi: perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial,
dasar laut, beserta tanah dibawahnya, serta ruang udara diatasnya, termasuk
seluruh sumber kekayaan yang terkandung didalamnya (Konsideran UU RI No. 43
Tahun 2008 tentang wilayah Negara, LNRI No. 177 Tahun 2008). Wilayah air yang
untuk sebagian besar dari wilayah Indonesia merupakan wilayah lautan yang meliputi
5,8 juta km2 atau 70% dari luas total teritorial Indonesia (www.wikipedia.com).
Sehingga dengan kondisi wilayah yang demikian ini, disamping sebagai Negara
kepulauan, Negara Indonesia juga dikatakan sebagai Negara Bahari (Maritim).
Berdasarkan Pasal 46 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut
(UNCLOS 1982), Negara Kepulauan berarti suatu negara yang seluruhnya terdiri dari
satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain. Selanjutnya
ditegaskan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun
l996 tentang Perairan Indonesia; Negara Republik Indonesia adalah Negara
Kepulauan. Keseluruhan luas laut Indonesia (Total Indonesian Waters) 5,8 juta km2
yang terdiri: luas perairan kepulauan atau laut Nusantara (Total Archipelagic Waters)
2,3 juta km2 ; luas Perairan Teritorial (Total Territorial Waters) 0,8 juta km2 ; Luas
Perairan ZEE Indonesia (Total EEZ of Indonesian Waters) 2,7 juta km2 ; dan
Panjang garis Pantai (Coast Line of Indonesian) 95.181 km. (Kementerian Kelautan
dan Perikanan, 2009:1).
Di wilayah lautan Indonesia terkandung potensi ekonomi kelautan yang sangat
besar dan beragam. Sedikitnya terdapat 13 (tiga belas) sektor yang ada di lautan,
yang dapat dikembangkan serta dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian
dan kemakmuran masyarakat Indonesia, yaitu meliputi: a. Perikanan tangkap, b.
Perikanan budidaya, c. Industri pengolahan hasil budidaya, d. Industri bioteknologi
kelautan, e. Pertambangan dan energi, f. Pariwisata bahari, g. Transportasi laut, h.
Industri dan jasa maritim, i. Pulau-pulau kecil, j. Sumber daya non-Konvensional, k.
Bangunan kelautan, l. Benda-benda berharga dan warisan budaya, m. Jasa
lingkungan Konversi dan Biodiversitas..
Sebagai sebuah sistem dari keseluruhan pengelolaan potensi laut yang ada
tersebut, bidang perikanan dapat dijadikan sebagai indikator yang baik bagi
pengelolaan laut. Dikarenakan di sektor tersebut terdapat sumber daya ikan yang
sangat besar. Sehingga perikanan sebagai salah satu SDA yang mempunyai
peranan penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional terutama
dalam meningkatkan perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan
peningkatan taraf hidup bangsa pada umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan
kecil dan pihakpihak pelaku usaha di bidang perikanan dengan tetap memelihara
lingkungan, kelestarian dan ketersediaan sumber daya. (Rohmin Danuri). Namun
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai pantai yang sangat panjang
dengan segala potensi yang melingkupinya
Dalam perspektif ketahanan nasional pantai merupakan garis pertahanan
darat yang terdepan dalam menghadapi segala macam invasi dari luar. Penduduk
pesisir yang mendiami pantai-pantai yang ada mempunyai potensi, baik potensi
pendukung maupun penghambat dalam membina keamanan lingkungan yang
akhirnya mewujudkan ketahanan nasional. Potensi pendukung pada masyarakat
pesisir adalah potensi kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, baik
kelembagaan profesi maupun kelembagaan sosial biasa dan lain-lain yang
mendukung upaya pembinaan keamanan lingkungan. Potensi penghambat adalah
berbagai persaingan dan konflik baik di tingkat keluarga maupun masyarakat yang
dapat memicu goyahnya keamanan lingkungan.
DKI Jakarta sebagai Ibu kota Negara Indonesia yang berada di sebelah
barat pulau jawa, DKI Jakarta memiliki wilayah geografis yang cukup menarik
karena terdapat wilayah daratan dan lautan. Secara pembagian administratif
terbagi menjadi 5 Kota Madya dan 1 Kabupaten yaitu Kota Madya Jakarta selatan,
Kota Madya Jakarta Pusat, Kota Madya Jakarta Timur, Kotamadya Jakarta Barat,
Kota Madya Jakarta Utara dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Dalam
pembagian wilayah terebut di DKI Jakarta terdapat 2 wilayah yang memiliki bagian
georgrafis lautan yaitu Jakarta Utara dan Kepulauan seribu. Jakarta Utara memiliki
bagian pesisir pantai yang cukup panjang dan kepulauan seribu wilayah kepulauan
yang dimiliki DKI Jakarta sebagai asset yang dibanggakan. Kepulauan seribu
sendiri merupakan satu – satunya wilayah kepulauan di DKI Jakarta maka dari itu
disebut sebagai asset yang berharga, karena penghasilan laut dan juga keindahan
alamnya mampu menumbuhkan perekonomian termasuk juga diwilayah pesisir
Ketrampilan dan keahlian nelayan di Muara Angke, dilihat secara perorangan dan
kelompok. Secara perorangan, profil seorang nelayan masih berkutat pada
rendahnya tingkat pendidikan formal yang ditempuh. Akibatnya, eksplorasi sumber
daya kelautan masih dilakukan secara subsisten, dan menjadikan keluarga sebagai
basis produksi. Secara kelompok, organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada
tidak mampu mewadahi aspirasi nelayan, dan memperbaiki posisi tawar yang lebih
tinggi untuk memperoleh akses ke berbagai sumber, baik permodalan, maupun
kekuasaan.
Kawasan perairan yang luas dan kekayaan sumber daya perikanan dan
kelautan yang melimpah ternyata belum 100 persen dioptimalkan oleh nelayan di
Indonesia. Berbagai problematika terus melingkari kehidupan nelayan di Negeri ini.
Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia sendiri mencoba untuk memetakan isu-isu yang
dihadapi oleh nelayan di Negeri ini. Masalah pertama adalah pada aset, di mana
antara lain nelayan masih sulit mendapatkan bantuan kapal, lalu belum semua
nelayan mendapatkan asuransi jiwa yang diberikan oleh KKP, hingga tingginya biaya
solar.
Kemudian masalah berikutnya ada pada sektor keuangan. Nelayan disebut
masih kurang dalam akses permodalan untuk biaya operasional melaut (contohnya
perlengkapan laut). Juga masih ada pemanfaatan solar oleh pihak yang seharusnya
tidak berhak. Nelayan juga masih kurang pengetahuan mengenai pemanfaatan
pendapatan untuk pengembangan usaha.
Isu sektor penangkapan ikan juga penting dicarikan solusinya, di mana akses
nelayan Indonesia untuk mendapatkan informasi cuaca, gelombang perairan, arah
angin masih terbatas. Lantas informasi lokasi persebaran ikan masih didapat secara
konvensional, penanganan kondisi darurat masih kurang, hingga akses informasi
mengenai ikan yang dibutuhkan pasar masih kurang.
Masalah berikutnya yang dihadapi nelayan di Indonesia adalah
penyimpangan dan pengelolaan, di mana informasi lokasi dan kapasitas
penyimpanan pendingin masih terbatas. Lalu fasilitas penyimpanan pendingin di
pelabuhan masih kurang dan hasil tangkapan akan menurun kualitasnya jika tanpa
kepastian penjualan dan fasilitas penyimpanan pendingin. Sedangkan permasalahan
yang terakhir ada pada bidang pemasaran, di mana nelayan masih kurang akses
untuk mengetahui harga pasar hasil tangkap yang dapat menyebabkan fluktuasi
harga. Kemudian masih munculnya tengkulak dalam jalur distribusi, dan kurangnya
dukungan untuk pengembangan pemasaran elektronik.
Oleh sebab itu, dengan mencermati beberapa persoalan yang menggelayuti
Nelayan NU yang khususnya berada di pesisir utara dan Kepulauan Seribu, maka
dalam rangka mengkampanyekan keberadaan dan sebagai penguatan kelembagaan
dan keorganisasian Pengurus Wilayah Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama
Provinsi DKI Jakarta (PW SNNU) sebagai organisasi yang concern terhadap
issue dan kemajuan Nelayan NU di Jakarta.
SNNU dibentuk sebagai hasil tindak lanjut Keputusan Muktamar ke 33
Nahdlatul Ulama tahun 2015 di Jombang, Jawa Timur dan Keputusan PBNU pada
10 Maret 2020 lalu. Khidmat SNNU adalah menjadi wadah dan sarana mengayomi
para nelayan, pelaku usaha kelautan dan kemaritiman dan masyarakat pesisir.
“Tujuannya adalah pemberdayaan dalam usaha pemanfaatan laut maupun usaha
perikanan budidaya yang bermuara pada kesejahteraan nelayan dan kemaslahatan
Bangsa Indonesia.
Dengan demikian harapan kami semoga kegiatan ini menjadi restu dan
mendapatkan dukungan dari semua pihak. Dan tentunya kami sangat mehgarapkan
pertisipasinya untuk terlaksananya kegiatan ini. Dengan harapan semoga Allah SWT
meridhai semua apa yang kita usahakan. Aamiin.
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;
2. UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya;
3. UU No. 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam;
4. Rapat Pengurus Harian PW SNNU Tanggal 25 Januari 2023
NAMA KEGIATAN
“WORKSHOP PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN
KEORGANISASIAN PENGURUS WILAYAH SERIKAT NELAYAN
NAHDLATUL ULAMA (PW SNNU) DKI JAKARTA”
TEMA KEGIATAN

“MEMBANGUN NELAYAN NU YANG BERDAYA DAN MENJADIKAN


NELAYAN SEBAGAI KETAHANAN PANGAN MARITIM”

MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

A. Menjalankan amanat organisasi PW SNNU DKI Jakarta


B. Konsolidasi Organisasi
C. Merespon persoalan-persoalan kekinian

AGENDA KEGIATAN

1. Penguatan Kelembagaan dan Keorganisasian PW SNNU


DKI Jakarta

PROFIL PENYELENGGARA

Pengurus Wilayah Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (PW


SNNU) sebagai wahana koordinasi, konsultasi, dan
kerjasama antar Nelayan NU di wilayah DKI Jakarta
ORGANISASI PELAKSANA
Peserta Kegiatan ini terdiri dari:

ORGANISASI PELAKSANA
SERIKAT NELAYAN NAHDLATUL ULAMA (PW SNNU)
dengan SK. 209/PP/SK/I/VIII/2023. Masa Khidmat 2023 –
2025

JADWAL ACARA
Hari : Kamis
Tanggal : 19 Oktober 2023
Waktu : Pukul 08.00 sd 12.00 WIB
Lokasi : Gelanggang Remaja Jakarta Utara
Jl. Yos Sudarso, Kebon Bawang, Kec.
Tanjung Priok, Jakarta Utara
SUSUNAN KEPANITIAAN
PENANGGUNG JAWAB
PENGARAH : KH. LUTFI HAKIM, MA
: H. AHMAD RIFKY MUHYIDIN, LC

PANITIA PELAKSANA
KETUA PANITIA : R. H. ZAINAL ABIDIN, S. E., M. M.
: ARIF FATHURRAHMAN, M. SI
: DIDAM, S. PD
SEKRETARIS : AHMAD MUNTHOI, M. PD
: FRIHARDIAN TYAHYADI
: ADEN ACHMADUDDIN KAMIL EL-WARITS, S. HUM
BENDAHARA : MUSTAJIB, S. E.
: YEYEN KURNIAWAN, S. PI
SIE. HUMAS : KUSUMA WIJAYA
: BAYU
: SURATNO
SIE. AKOMODASI : M. SUBHAN
: SAEFUL ANWAR
: AHMAD FARHAN, S. PD
: KUSUMA WIJAYA, S. AG
SIE. KONSUMSI : SITI MUSYAROFAH
: NURHAYATI
: PRIYANTO
ANGGARAN BIAYA

CONTACT PERSON
Konfirmasi partisipasi kegiatan ini dapat menghubungi pelaksana:
Ahmad Munthoi : 0822-3359-8182 (WA)
Frihardian : 0819-9431-2901 (WA)
Aden Kamil : 0888-9170-971 (WA)
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat untuk memberi gambaran mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan. Besar harapan kami, semua pihak
berkenan untuk ikut bekerja sama untuk mensukseskan acara ini. Atas
perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 18 September 2023


PANITIA PELAKSANA PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN
KEORGANISASIAN PENGURUS WILAYAH SERIKAT
NAHDLATUL ULAMA (PW SNNU) DKI JAKARTA

R.H. ZAINAL ABIDIN, SE., M.M. AHMAD MUNTHOI, M. PD


KETUA SEKRETARIS

You might also like