You are on page 1of 4

 PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

 DINAS KESEHATAN
 UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MUARA KUMPEH
 Jln. Jambi Suak Kandis Km. 06 Kode pos. 36668
Email : puskesmasmuarakumpeh@yahoo.com. Telp : 082213800905

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SCRENING HIPOTYROID KONGENITAL DI PUSKESMAS
I. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dalam Undangundang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) dinyatakan bahwa
dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, maka
kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli
keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Deteksi dini
kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu
upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi
baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur
beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi
yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya gangguan kongenital
sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera dilakukan intervensi
secepatnya.
Dalam memberikan pelayanan Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining
bayi baru lahir (SBBL) dilaksanakan di puskesmas mempunyai visi yaitu
terwujudnya masyarakat yang sehat secara mandiri wilayah kerja PUSKESMAS dan
misi menciptakan kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup sehat, ikut
menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, memberikan
penyelenggaraan pelayanan sesuai standar, memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau, meningkatkan koordinasi
lintas sector di bidang kesehatan. Dan tata nilai yaitu mencurahkan ide ide yang
membangun untuk perbaiakan kinerja, mengutamakan pelayanan prima untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, memiliki kemampuan dalam
menjalankan standar, memiliki kemampuan dalam menjalankan standar pelayanan
yang sesuai dengan standar profesi, unggul dalam memberikan jenis pelayanan
yang dibutuhkan masyarakat.
II. Latar belakang
Di Indonesia, diantara penyakit-penyakit yang bisa dideteksi dengan skrining
pada bayi baru lahir, Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan penyakit yang cukup
banyak ditemui. Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah dengan
deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan sebelum anak
berumur 1 bulan. HK sendiri sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada awal
kehidupan. Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan pengobatan dini,
anak akan mengalami keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ di bawah
70. Hal ini akan berdampak serius pada masalah sosial anak. Anak tidak mampu
beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam
pengasuhannya. Bahkan negara akan mengalami kerugian dengan berkurangnya
jumlah dan kualitas SDM pembangunan akibat masalah HK yang tidak tertangani
secara dini pada bayi baru lahir. Dengan demikian, deteksi dini sangat penting
dalam mencegah terjadinya keterlambatan pengobatan. Oleh karena itu peran
laboratorium diperlukan dalam skrining dan penegakan diagnosis. Dalam upaya
menyediakan pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dan laboratorium
yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan mutu yang standar.

III. Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan Umum :
Seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan pelayanan Skrining
Hipotiroid Kongenital (SHK) sesuai standar.

Tujuan Khusus :
Meningkatnya akses, cakupan serta kualitas pelayanan SHK.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Pelayanan Skrining Hipotiroid Pendataan sasaran
Kongenital (SHK) Penetapan tenaga pelaksana yang terlatih
Penentuan logistik
Penetapan jadwal pelaksanaan
Pelaksanaan pelayanan SHK
Menejemen limbah pasca kegiatan
Pengataran sampel darah SHK ke jasa
pengiriman
V. Cara melaksanakan kegiatan

NO Kegiatan Pokok Pelaksanan program Lintas program Lintas sector Ket


UKM terkait terkait
1 Screning  Menyusun Petugas Kader Sumber
Hipotyroid rencana Laboratorium -memberi pembiayaan
Kongenital kegiatan dukungan BOK
(SHK)  Koordinasi dengan
dengan keluarga
LP/LS agar
 Koordinasi bersedia
dengan untuk di
bidan desa lakukan
untuk waktu SHK
pelaksanaan
 Menyiapka
n alat dan
logistik
 Membuat
laporan
kegiatan.

Pelaksanaan Screning Hipotyroid Kongenital (SHK) di lakukan hari ke 2-3


setelah kelahiran di sesuaikan dengan logistik yang di berikan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten, pelaksanaan SHK di lakukan di setiap desa yang ada di wilayah UPTD
PUSKESMAS RAWAT INAP MUARA KUMPEH yang mempunyai kelahiran.
Pelaksanan pengambilan sampel darah SHK di lakukan oleh petugas yang telah di
latih (laboratoriun dan KIA) dan di bantu oleh bidan desa sebagai penaggung jawab
wilayah. Waktu pelaksanan Screning Hipotyroid Kongenital (SHK) di tentukan oleh
bidan desa berdasarkan hari kelahiran bayi (pada hari ke 2-3 atau 48 sampe 72 jam
setelah kelahiran).

VI. Sasaran
Peserta Screning Hipotyroid Kongenital (SHK) :
Pengambilan Screning Hipotyroid Kongenital (SHK) sebaiknya di ambil pada bayi
dengan usia 2-3 hari atau 48-72 jam setelah kelahiran.
Keluarga berperan aktif dalam persiapan pengambilan darah Screning Hipotyroid
Kongenital (SHK), berupa persiapan bayi dan persetujuan pengambilan darah.
VII. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan

No Kegiatan Tahun 2023


Jan Feb Mar Apr Mai Jun Jul Ags Sep Okt No Des
v
1 Screning X X X X X X X X X X X X
Hipotyroi
d
Kongenita
l (SHK)

VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan Screning Hipotyroid Kongenital (SHK) berdasarkan indikator.
Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna
melakukan perbaikan dan pengembangan Screning Hipotyroid Kongenital (SHK)
berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (Labor,Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap
selesai pelaksanaan pengambilan sampel darah SHK.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencataan dengan menggunakan format berupa buku turun kegiatan yang telah di

tetapkan oleh puskesmas, pelaporan menggunakan format yang telah di tetapkan dan di

laporkan ke dinas kesehatan kabupaten setiap tanggal 5 bulan berikutnya, evaluasi

kegiatan di lakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi

UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MUARA KUMPEH

You might also like