You are on page 1of 53

KTI PENGARUH OBESITAS TERHADAP TERJADINYA HYPERTENSI

DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS SILO I DESA SEMPOLAN


KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini jumlah penderita obesitas di Indonesia untuk populasi ibu hamil mencapai

25%. Angka ini bahkan lebih tinggi lagi di kelompok usia paruh baya mencapai 32% dari

total populasi seluruh Indonesia. (Siswono, 2007).

Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan lebih

dari 400 juta penduduk dunia tergolong penderita obesitas, sekitar 20 juta jiwa

diantaranya adalah anak – anak. Obesitas dipicu banyak faktor sehingga penanganannya

juga harus multidisiplin.

Obesitas merupakan ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil, tidak hanya pada

masa kehamilan , ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan

mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan North East Public Health Observatory yang dipublikasikan pada British

journal of obstetrics and gynaecology, obesitas pada perempuan umumnya dimulai ketika

mereka mulai mengandung. Hal ini diketahui pada 37 ribu perempuan hamil, hasilnya ibu

hamil yang mengalami obesitas meningkat dari 9,9% ditahun 2000, menjadi 16% ditahun

2005. (Siswono, 2007)


1

Banyaknya jumlah ibu hamil dengan obesitas diduga karena kurangnya penatalaksanaan
pengawasan kehamilan, yang berdampak fatal baik bagi ibu dan janin. Pada tahun 2004-2005
Survey Demografi Kesehatan Indonesia menemukan sekitar 20% Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh obesitas yang ditimbulkan dengan gejala
pre eklampsia. (Siswono, 2007)

Obesitas berdampak buruk bagi kesehatan terutama pada ibu hamil. Obesitas

menyebabkan hypertensi, hyperkolesterol, hyperglikemia yang dikenal dengan (3H).

Hypertensi pada kehamilan membuat janin meninggal, plasenta terputus, Intra Uterine

Grow Retardation (IUGR), Intra Uterine Fetal Dead (IUFD), dan abortus. Gejala

hypertensi adalah pusing, sakit kepala hebat, mata kabur, oedem pada tungkai, dan tes

laboratorium menunjukan protein yang tinggi dalam urine. Untuk itu pemeriksaan

kehamilan antenatal care (ANC) sangat penting untuk mendeteksi secara dini adanya

komplikasi dalam kehamilan mulai dari trimester I, trimester II, dan trimester III.

(Sarwono, 2006 : 282 ).

Upaya menanggulangi masalah – masalah diatas telah dilakukan dalam rangka

menurunkan AKI dan AKB yang salah satunya dengan mencanangkan “ Gerakan

Nasional Kehamilan yang Aman / Making Pregnancy Safer (MPS)”. Antara lain :

melakukan tindakan pengawasan terhadap ibu hamil (ANC), persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat layanan

yang adekuat. (SDKI, 2008)

Dari survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan

Kecamatan Silo kabupaten Jember pada tahun 2008 angka kejadian ibu hamil dengan

hypertensi ada 31 kasus, ibu hamil dengan obesitas ada 14 kasus, dan ibu hamil dengan

hypertensi karena obesitas ada 16 kasus. Ditahun 2009 hasil sementara data ibu hamil

dengan hypertensi ada 10 kasus, ibu hamil dengan obesitas ada 9 kasus, dan ibu hamil
dengan hypertensi karena obesitas ada 16 kasus. Peneliti mendapat data tersebut dari

rekam medik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Silo I Desa Sempolan

Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Dari tingginya angka kasus tersebut, maka perlu

diteliti mengenai “Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam

Kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten

Jember”. Dalam penelitian ini terjadinya obesitas sebelum kehamilan dan tidak

mempunyai riwayat hypertensi.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pemahaman dari penelitian ini, maka penulis mencoba

merumuskan suatu masalah yaitu :

“Adakah pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di

Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di

Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi ibu hamil dengan obesitas Puskesmas Silo I Desa Sempolan

Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

b. Mengidentifikasi ibu hamil dengan hypertensi di Puskesmas Silo I Desa Sempolan

Kecamatan Silo Kabupaten Jember.


c. Mengidentifikasi pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan

di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Memberi pemahaman kepada responden tentang pengaruh obesitas terhadap

terjadinya hypertensi dalam kehamilan.

2. Bagi Peneliti / mahasiswa

Untuk meningkatkan keilmuan dibidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mendorong peneliti untuk mencari

kelemahan – kelemahan atau kesalahan – kesalahan yang perlu dicari jalan keluarnya

demi penyempurnaan.

3. Bagi Profesi Bidan

Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu kebidanan.

4. Bagi Institusi

Memberikan informasi tentang pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi

dalam kehamilan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Obesitas

a. Definisi Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan jauh melebihi berat badan yang

diinginkan. ( Admin, 2009)

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh

yang berlebih, sehingga berat badan seseorang bisa jauh diatas normal dan dapat

membahayakan kesehatan. (Siswono, 2007)

Cara mengetahui berat badan normal / abnormal seseorang dapat dihitung

dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus :

Kate I
gori M
T
Ku Kek <
rus uran >
gan
BB
tingk
at
berat
Kek 1
uran 7,
gan 0
BB –
tingk 1
at 8,
Ring 5
an
No Nor 1
rm mal 8,
al 5

2
5,
0
Ge Kele >
mu biha 2
k n BB 5,
tingk 0
at –
ringa 2
n 7,
0
Kele >
biha 2
n BB 7,
tingk 0
at –
berat 2
9
Ob >
esit 2
as 9
b. Etiologi
5

Sebagian besar penyebab

kegemukan adalah:

1). Keturunan (Genetik). Seorang anak mempunyai kecenderungan menjadi

gemuk jika kedua orang tuanya gemuk. Genetik juga berperanan dalam

mempengaruhi fungsi hormon yang mengatur perlemakan tubuh.

2). Terlalu banyak makan. Terlalu banyak makan akan menyebabkan

penambahan berat badan terutama jika makanan yang dikonsumsi banyak

mengandung lemak dan gula seperti misalnya makanan siap saji, makanan

yang digoreng dan manisan.

3). Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.

4). Frekuensi makan lebih dari 4 -5 kali sehari.

5). Metabolisme yang lambat. Perempuan memiliki massa otot yang lebih kecil

dari laki laki. Otot membakar kalori lebih banyak dari jaringan tubuh yang

lain, sehingga metabolisme pada perempuan jauh lebih lambat daripada laki

laki. Hal ini akan menyebabkan perempuan mempunyai kecendrungan lebih

mudah gemuk jika dibandingkan dengan laki laki.

6). Kurangnya aktifitas fisik. Orang yang aktif beraktifitas akan membakar kalori

lebih banyak jika dibandingkan dengan mereka yang bermalas malasan.


7). Obat obatan. Beberapa obat yang berhubungan dengan penambahan berat

badan antara lain, obat anti depresi, obat anti kejang, obat obatan diabetes,

kontrasepsi oral, obat obatan kortikosteroid dan beberapa obat penurun

tekanan darah.

8). Faktor psikologis. Pada beberapa orang, emosi mempengaruhi kebiasaan

makan. Ada orang yang tiba tiba ingin makan banyak saat sedang emosi.

Padahal bila nantinya berat badan meningkat akan menimbulkan masalah

psikologi lainnya.

9). Penyakit. Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan berat badan antara

lain hipotiroid, resistensi insulin, dan sindroma cushing.

10). Ras. Orang kulit hitam dan orang hispanik mempunyai kecenderungan lebih

mudah menjadi gemuk jika dibandingkan dengan orang kaukasian dan asia.

11). Berat badan saat anak anak. Kegemukan pada masa anak anak dan remaja

juga mempengaruhi terjadinya kegemukan pada usia dewasa.

12). Hormon. Perempuan lebih mudah gemuk terutama saat hamil, menopause

dan saat mengkonsumsi kontrasepsi.

c. Dampak Obesitas

Dampak dari obesitas antara lain :

- Hypertensi

- Hyperkolesterol
- Hyperglikemia

- Arteriosklerosis

- Stroke

- Jantung koroner.

- Kanker. Terjadi peningkatan resiko terjadinya kanker pada usus besar, prostate,

kandung kemih, dan kanker rahim.

- Pada wanita yang telah menopause rawan terjadi :

- Kanker payudara - Osteoporosis

- Batu empedu - Gangguan tidur

- Radang sendi (gout) - Gangguan kesuburan

d. Pencegahan Obesitas

Serangkaian saran dan pemeriksaan dokter harus dilakukan.

1). Selalu dilakukan pemeriksaan tekanan darah tiap kali periksa.

2). Membatasi asupan kalori

3). Menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.

4). Hindari makanan pemicu gula darah yang berlebihan seperti makanan yang

manis – manis, berlemak dan makanan tinggi kolesterol lainnya.


5). Makanan berserat dan buah – buahan segar sangat dianjurkan karena bisa

mempertahankan rasa kenyang lebih lama, disamping itu dapat mengurangi

kadar kolesterol dalam darah.

7). Untuk penderita darah tinggi harus membatasi konsumsi makanan yang

mengandung garam.

8). Jalani pola hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik, dianjurkan jalan kaki

tiap pagi hari atau berenang untuk membakar kolesterol dan lemak dalam

tubuh.

9). Selalu konsultasi dengan dokter tentang terapi menjaga berat badan. (Prof. Dr.

Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000 : 47)

2. Konsep Dasar Hypertensi

a. Definisi Hypertensi

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertention) adalah suatu keadaan

di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

ditunjukkan oleh angka sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. (Arif

Mansjoer, dkk, 2001 : 518).

Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang

bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada

pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini

merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart

attack).

b. Klasifikasi Hypertensi
Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi

Primary dan Hipertensi Secondary :

1). Hipertensi Primary

Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah

tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor

lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan

mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan

pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula

seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat

mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang

kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

2). Hipertensi Secondary

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita

penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem

hormon tubuh dan hypertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Pregnancy - induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah

kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi

Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya,

Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Pre

eklampsia dimasa kehamilannya. Pre eklampsia adalah kondisi seorang

wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan

seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang
membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi

kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut eklamsi.(Arif

Mansjoer, dkk, 2001 : 518 )

c. Etiologi

Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan

beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)

secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.

Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang

mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan

terjadinya tekanan darah tinggi. ( Admin, 2009 )

Penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan salah satu

penyebab utama kematian ibu hamil bersama dengan perdarahan dan infeksi.

Bagaimana kehamilan menyebabkan atau memperberat hipertensi masih belum

diketahui. Kelainan hipertensi masih merupakan persoalan utama yang belum

dapat diterangkan dalam ilmu kandungan. ( Admin, 2009 )

Penggolongan hipertensi pada kehamilan antara lain :

1) Hipertensi karena kehamilan / Gestational hypertension. Tekanan darah ibu

hamil untuk pertama kalinya >140 mmHg dan tekanan darah kembali normal

setelah 12 minggu pasca melahirkan.

2) Pre eklampsia ialah penyakit yang ditandai dengan gejala hypertensi, oedema,

dan terdapat protein dalam urine yang timbul karena kehamilan. Tingkat pre

eklampsia sebagai berikut :


Pre eklamsi ringan

a) Tekanan darah sistolik 140/90 mmHg atau lebih yang kenaikan diastoliknya
15 mmHg atau lebih dan sistolik 30 mmHg atau lebih dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
b) Oedema umum pada kaki, jari tangan, dan muka.
c) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
d) Proteinuria 0,3 gr/liter atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai
plus 2. (Sarwono, 2006 : 282)
Preeklamsia berat
a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b) Proteinuria 5 g/lebih per liter 3 + atau + / lebih.
c) Oliguria (<>
d) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan.
e) Nyeri epigastrium dan ikterus
f) Edema paru atau sianosis. (Sarwono, 2006 : 282)
3) Eklampsia adalah pre eklampsia berat disertai dengan kejang.
3. Konsep Dasar Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan terjadi jika sel telur wanita dibuahi oleh sel telur pria. Peristiwa ini

disebut pembuahan. Hasil pembuahan ini juga berkembang menjadi kehamilan,

lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu dibagi ke dalam 3 triwulan

(trimester). (Sarwono, 2006 : 125 )

1) Kehamilan triwulan I antara 0- 12 minggu

2) Kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu

3) Kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu.

b. Tanda-tanda kehamilan

1). Amenorrhoea

Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang

diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak
berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya

ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena

sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya kehamilan.

Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya

memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya

penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi,

beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu. Selain

kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi

penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus

normal.

2). Perubahan pada payudara

Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid.

Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin

bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga

dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada putting susu. Perubahan

tersebut disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan

progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini

menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun

lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh

bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.

3). Mual dan muntah-muntah

Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan

muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan


dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan

oleh peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil.

Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh

sudah menyesuaikan diri.

4). Sering kencing

Pada awal kehamilan ginjal bekerja dan kandung kencing cepat penuh.

5). Gatal-gatal

Terjadi pada semua trimester, disebabkan karena hipersensitif

terhadap antigen placenta, cara meringankan / mencegah yaitu kompres

dingin. Tanda bahaya jika disertai dengan mual dan muntah, penyakit

kuning dan kencing berwarna hitam.

6). Garis-garis di perut (Striae gravidarum)

Tampak jelas pada bulan keenam ketujuh, penyebab tidak jelas, bisa

timbul akibat perubahan hormon atau dengan peregangannya.

7). Ngidam makanan

Biasanya terjadi pada trimester pertama tapi bisa juga berlangsung

sepanjang masa kehamilan, hal ini disebabkan oleh indra pengecap yang

menjadi tumpul, jadi makanan yang lebih merangsang dicari-cari hal ini

seharusnya tidak menimbulkan kekawatiran asalkan cukup bergizi. Tanda

bahaya jika terdapat pertambahan berat badan yang tidak memadai atau

kehilangan berat badan, dan terdapat tanda-tanda kurang gizi.


8). Hemorrhoid (wasir)

Umumnya terjadi pada trimester II dan III. Faktor penyebabnya

konstipasi. Cara meringankan yaitu makan makanan yang berserat.

9). Perubahan pada alat kandungan

a). Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos

uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi

higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat

mengikuti pertumbuhan janin.

b). Servik Uteri

Servik uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan

otot maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat. Hanya 10%

jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung

kolagen, akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya

hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.

c). Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan

pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva


tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (Livide). Tanda ini disebut

tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide.

d). Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira 16 minggu.

Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian ia

mengecil setelah plasenta terbentuk.

e). Perubahan pada Sirkulasi Darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan seperti telah

dikemukan, volume darah ibu dalam kehamilan betambah secara

fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremnia.

Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak

kehamilan 32 minggu diikuti dengan cardiac output yang meninggi

sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas

timbul pada kehamilan 16 minggu. Ibu yang mempunyai penyakit

jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. (Sarwono,

2006 : 127)

4. Obesitas Dan Hypertensi


Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan lemak

yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan terjadinya

beberapa penyakit. Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan

kedua keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular. Diketahui terjadinya resistensi leptin merupakan penyebab yang

mendasari beberapa perubahan hormonal, metabolik, neurologi dan hemodinamik

pada hipertensi dengan obesitas. (Siswono, 2007)

Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara indeks massa tubuh

dengan kejadian hipertensi dan diduga peningkatan berat badan memainkan peranan

penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas.

Mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami, tetapi pada obesitas

didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan

meningkatkan tekanan darah. Alat bantu untuk mengukur keadaan obesitas adalah

dengan rumus indeks masa tubuh. Cara nenghitungnya dengan membagi antara berat

badan (dalam kg) dengan tinggi badan (cm dikuadratkan). IMT 18,5 – 25 berat badan

normal, jika IMT antara > 25 – 29 berat badan dikatakan tidak normal yaitu kelebihan

berat badan tergolong gemuk. Jika IMT diatas 29, tergolong Obesitas. (Siswono,

2007)

5. Patogenesis

a. Timbulnya hipertensi pada obesitas adalah peningkatan volume plasma dan

peningkatan curah jantung yang terjadi pada obesitas berhubungan dengan

hiperinsulinemia, perubahan hormonal, resistensi insulin.


b. Leptin sendiri merupakan asam amino yang disekresi terutama oleh jaringan

adipose. Fungsi utamanya adalah pengaturan nafsu makan dan pengeluaran

energi tubuh melalui pengaturan pada susunan saraf pusat.

c. Dalam keadaan normal leptin disekresi kedalam sirkulasi darah dalam kadar yang

rendah, akan tetapi pada obesitas didapatkan peningkatan kadar leptin dan

diduga terjadinya peningkatan tersebut berhubungan dengan hyperinsulinemia

melalui aksis adipoinsular.

d. Pada obesitas juga didapatkan hyperleptinemia terjadi karena resistensi leptin,

adanya antibody terhadap leptin, peningkatan pengikat leptin sehingga leptin

yang masuk ke otak berkurang. Adanya kegagalan mekanisme transport pada

tingkat reseptor untuk melewati sawar darah otak, dan kegagalan mekanisme

signal. (Surya, 2007).

6. Pengaruh Obesitas dan Hypertensi terhadap kehamilan.

Kegemukan berdampak negatif pada ibu dan janin yang dikandungnya, baik

saat hamil, persalinan, maupun pasca persalinan. Salah satu dampak ibu beresiko

mengalami hypertensi kronis, karena kegemukan yang membuat beban jantung

terlalu berat dan tekanan pada pembuluh darah meninggi akibat tebalnya lemak.

Bukan hanya itu adanya kemungkinan ibu untuk mengidap diabetes pun jadi tinggi,

karena beta Human chorionic gonadotropine (HCG) akan mengubah sebagian besar

lemak dalam tubuh menjadi glukosa.

a. Bahaya Obesitas Terhadap Kehamilan


Kegemukan menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak

hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan,

kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan.

Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan.

Kasus (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab adalah

obesitas. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit,

tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat

badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu

dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan. Pasca persalinan, ragam

komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh

darah ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-

lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya

kuman sehingga infeksi sangat mungkin terjadi. Plasenta yang berfungsi

menyuplai oksigen menyempit karena lemak, terhambatnya suplai oksigen dapat

merusak sel-sel otak janin. (Surya, 2007)

Kisaran Kenaikan berat badan selama kehamilan

Trimester Kenaikan BB Kategori

Trimester I - 1 sampai 2 kg / bulan - Normal

Trimester II - Lebih dari 2 kg / bulan - Obesitas

Trimester III - 1,5 kg / bulan - Normal

- Lebih dari 1,5 kg / bln - Obesias


- 2 kg / bulan - Normal

- Lebih dari 2-3 kg / bln - Obesitas

Berat badan wanita hamil normal akan naik antara 12,5 – 16,5 kg, kebanyakan rata- rata 12,5

kg. Kenaikan berat badan terlalu banyak sering ditemukan pada pre eklampsia.

(Sarwono, 2006 : 206)

b. Risiko ibu hamil.

Berbagai resiko yang dialami oleh ibu hamil dengan obesitas yakni :

1) Pre eklampsia. Cirinya, kaki bengkak dan adanya penimbunan cairan tubuh,

disebut juga retensi air. Akibat bengkak, aliran darah ke janin terhambat dan

dapat menuju ke eklampsia dan ini dapat berakibat fatal.

2) Diabetes gestasional. Jenis diabetes yang hanya terjadi selama hamil. Ini

mengakibatkan janin mengalami kenaikan berat badan yang sangat besar

sehingga janin sulit melalui jalan lahir.

3) Operasi Caesar. Kemungkinan untuk melahirkan melalui operasi caesar

menjadi besar jika ibu hamil obesitas. Secara ekstrim ibu hamil yang

berbobot 95 kg akan sulit bersalin alami dan berisiko mengalami komplikasi

jika tetap melahirkan secara normal.

4) Makrosomia atau kelebihan berat lahir. Ukuran janin yang terlalu besar

(lebar bahu lebih besar dari diameter kepala) menyulitkan proses lahir

secara normal. Akibatnya ini juga meningkatkan risiko terjadinya

komplikasi persalinan.
5) Obesitas pada bayi. Sekitar 30% bayi yang berat lahirnya besar lahir dari

ibu yang mengalami obesitas. Gejala obesitas pada bayi ini sudah terlihat

sebelum balita mencapai umur 4 tahun.

Hipertensi berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga

asupan makanan ke bayi menjadi sedikit. Tak jarang, hipertensi pada kehamilan

bisa membuat janin meninggal, plasenta terputus, pertumbuhan terganggu.

Gejala hipertensi adalah pusing dan sakit kepala, kadang disertai bengkak di

daerah tungkai, dan tes laboratorium menunjukkan protein yang tinggi dalam

urine. (sarwono, 2006 : 283)

Hipertensi yang parah atau ekslamsia ditandai dengan tekanan darah

tinggi yang terus meningkat dan kadar protein yang lebih tinggi lagi dalam urine,

sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah urine. Gejala yang muncul pada

ibu adalah penglihatan menjadi kabur, perut terasa sakit atau panas, sakit kepala,

denyut nadi yang cepat, serta bengkak terjadi di kaki, wajah, dan tangan. Resiko

eklamsia sangat besar, ibu bisa mengalami kejang-kejang hingga tak

terselamatkan, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Pada janin, aliran darah ke janin

berkurang sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. Jika jiwa ibu terancam,

biasanya keselamatan ibu lebih diprioritaskan. Sedangkan bayi akan dikeluarkan

dengan proses induksi untuk menghasilkan persalinan normal. ( Siswono, 2007 )

B. Kerangka Konseptual
Keterangan :

= Diteliti

= Tidak

diteliti

Gambar 2.1

Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam Kehamilan.


( Suyanto dan Ummi. S, 2009 : 23 )

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. (Suyanto, S. Kp,

M. Kep, 2009 : 31)


A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Desain penelitian disebut juga rancangan penelitian merupakan suatu srategi untuk

mencapai tujuan peneliti yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman peneliti

pada seluruh proses penelitian ( Nursalam, 2003 : 81). Berdasarkan tujuan penelitian yaitu

mengetahui pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di

Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember, maka jenis

penelitian yang digunakan adalah korelasi yaitu mencari adanya pengaruh atau hubungan

sebab akibat antara variabel bebas (obesitas) dan variabel terikat (hipertensi). Menurut

waktunya cross sectional yaitu observasi yang dilakukan pada suatu saat saja dalam

waktu yang bersamaan. Dan menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu

pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan. ( Suyanto, S. Kp, M.

Kep, 2009 : 33 ).

25 B. Frame Work / Kerangka kerja


Sampling

Simpel random sampling

Pengumpulan data dengan observasi

Laporan hasil

Keterangan :

: Garis berhubungan yang dilakukan penelitian

: Garis berhubungan yang tidak dilakukan penelitian

3.1 Frame Work Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam

Kehamilan. (Suyanto, S.Kp, M..Kep, 2009 : 21-22)

C. Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian, menurut La Biondo Wood Dan Herber ( dalam Nursalam, 2003 : 104 )

hipotesa adalah suatu asumsi pertanyaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih

variable yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.

1. Hipotesa Nol (Ho)


Adalah suatu pernyataan statistik yang meramalkan bahwa tidak ada pengaruh,

hubungan, perbedaan antara dua kelompok kejadian atau pengamatan dalam

penelitian ( Notoatmodjo, 2003 : 77 ) yaitu :

Ho = Tidak ada pengaruh antara obesitas terhadap terjadinya hypertensi

dalam kehamilan.

2. Hipotesa Alternatif (Ha)

Adalah hipotesa penelitian. Hipotesa ini menyatakan adanya pengaruh,

hubungan, dan perbandingan antara dua atau lebih variabel. ( Nursalam 2003 : 59)

yaitu :

Ha = Ada pengaruh antara obesitas terhadap terjadinya hypertensi

dalam kehamilan.

D. Variabel

1. Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat

dibedakan dalam dua atribut. ( Notoatmodjo, 2003 : 79 ). Menurut Nursalam

variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau subyek yang mempunyai

variasi dalam riset penelitian. Variabel dikarakteristikan sebagai derajat, jumlah

dan persadiaan. Variabel juga merupaka konsep dari berbagai level dari abstrak

yang didefinisikan sebagai fasilitas untuk pengukuran manipulasi suatu penelitian

(Nursalam, 2003 : 101 )


a. Variabel Independen

Adalah suatu variable yang nilainya menentukan variable lain. Suatu kegiatan

stimulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel

dependen.Variabel bebas biasanya dimanipulasi dan diukur pengaruhnya

terhadap variable lain. ( Nursalam, 2003 : 102 ). Dalam penelitian ini variable

independennya adalah ibu hamil yang tergolong obesitas di Puskesmas Silo I

Desa Sempolan Kec. Silo - Jember.

b. Variabel Dependen

Adalah variable yang nilainya ditentukan oleh keberadaan variable lain,yang

muncul sebagai akibat manipulasi dari variable – variable lain. Variabel

dependen adalah dampak yang diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan oleh

peneliti. Jadi variable ini dikenai pengaruh dari keberadaan variable lain.

( Nursalam, 2003 : 84). Dalam penelitian ini variable dependennya adalah

hypertensi.

2. Definisi Operasional Variabel.

Yaitu menjelaskan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam

penelitian secara operasional sehingga memudahkan pembaca atau penguji dalam

mengingatkan makna penelitian. (Suyanto, S.Kp, M.Kep, 2009 : 25)

3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala


Independen : Suatu keadaan dimana - Tidak obesitas IMT Nominal
terjadi penumpukan 18,5 – 29
- Obesitas lemak tubuh yang Ordinal

berlebih, sehingga BB - Obesitas IMT > 29


Dependen :
seseorang jauh diatas
(Siswono : 2007)
- Hypertensi normal.. (Siswono : 2007)

- TD : 140/90 mmHg
Keadaan dimana
hypertensi
seseorang mengalami
ringan
peningkatan tekanan
darah di atas normal. - TD : 150/100 mmHg
Systole >100 – 120 hypertensi
mmHg, diastole >60 – 90 sedang
mmHg. (Arif Mansjoer,
2001 : 518) - TD : 160/110 mmHg
hypertensi berat

(Sarwono, 2006 : 282)

E. Populasi

Populasi merupakan seluruh subyek atau obyek penelitian. ( Nursalam, 2003 :

95 ). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Silo I Desa

Sempolan Kecamatan Silo – Jember berjumlah 123 orang ibu hamil.

F. Sampel

Sampel adalah sebagian / wakil dari populasi yang diteliti. ( Arikunto 2002 : 113).

Jika subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10 – 15%

atau 20 – 25%. Dalam penelitian ini sampelnya adalah 30 orang ibu hamil.

Kriteria sampel meliputi :


- Kriteria Inklusi

Merupakan karakteristik umum subyek penelitian, target yang terjangkau

yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 96)

a. Ibu hamil

b. Bersedia menjadi responden

- Kriteria Ekslusi

Yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria

inklusi dari studi karena berbagai sebab. Dalam penelitian ini kriteria

ekslusinya yaitu ibu hamil yang tidak ada pada saat pengambilan sampel.

1. Besarnya Sampel

Besarnya sampel adalah besar kecilnya sampel atau banyak sedikitnya sampel yang

diambil dari populasi. (Arikunto, 2002 : 109). Penentuan besarnya sampel dalam

penelitian ini adalah jika lebih dari 100 maka besar sampel yang diambil 25% dari

jumlah populasi. Jika populasi kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan

sampel.

Setelah dilakukan penelitian didapat jumlah populasi sebanyak 123 orang, sehingga

besar sampel 25 % dari 123 yaitu 30 orang. Jadi besar sampel dalam penelitian ini

adalah 30 orang ibu hamil

2. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. ( Nursalam, 2003 : 97 ). Dalam penelitian ini menggunakan tehnik simpel

random sampling yaitu suatu pemilihan sampel yang paling sederhana yang

merupakan jenis probability sampling, bahwa setiap anggota dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. ( Notoatmodjo, 2005 : 85 )

G. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo

Kabupaten Jember. Alasan pemilihan lokasi karena ingin mengidentifikasi sejauh mana

pengaruh kejadian obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan.. Waktu

pengambilan data penelitian dimulai tanggal 15 Juli – 15 Agustus 2009.

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan di Puskesmas Silo I Desa

Sempolan Kec. Silo – Jember. dengan Prosedur sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi untuk

ditujukan kepada kepala puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo – Jember.

b. Peneliti memberikan informed concent.

c. Peneliti mengobservasi ibu hamil yang bersedia menjadi responden

d. Peneliti melakukan pemeriksaan fisik kepada responden


e. Peneliti mencatat hasil pemeriksaan pada lembar observasi sesuai dengan

kode.

f. Hasil yang didapatkan kemudian dikumpulkan.

g. Dilakukan penilaian skor.

2. Instrumen Pengumpulan Data.

Untuk dapat mengukur variabel penelitian penulis menggunakan instrumen

untuk mengumpulkan data. Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo, 2005 : 48 )

bahwa yang dimaksud dengan instrumen adalah alat – alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data, instrumen ini dapat berupa kuisioner, formulir observasi,

formulir – formulir lainnya yang berkaitan dengan pencatatan data dan lain - lain.

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi yaitu dengan

melakukan pengamatan, pencatatan dari hasil pemeriksaan. Jenis instrumen yang

digunakan meteran untuk tinggi badan, timbangan untuk berat badan, tensimeter

untuk mengukur tekanan darah. (Suyanto, S,Kp, M.Kep, 2009 : 50)

I. Teknik Analisa Data

Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahap harus dilakukan guna memperoleh

data yang valid. ( Suyanto, S.Kp, M.Kep, 2009 : 57 ) Langkah – langkah analisa data

sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan terhadap data yang diperoleh

kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan dalam pengisiannya.


2. Coding

Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-

tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.

3. Scoring

Penilaian skor untuk obesitas menggunakan perhitungan Indeks Masa

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)x Tinggi Badan (m)


Tubuh :

Kriteria :

Tidak Obesitas : 18,5 - 29

Obesitas : > 29 ( Sumber Siswono, 2007)

Penilaian Skor untuk hypertensi

- TD : 140/90 mmHg hypertensi ringan

- TD : 150/100 mmHg hypertensi sedang

- TD : 160/110 mmHg hypertensi berat

4. Tabulating

Mentabulasi hasil data yang diperoleh dari lembar observasi sesuai kode.

J. Analisa Data
Hasil sementara penelitian analitik ini adalah mengetahui hubungan sebab akibat

secara kuantitatif. Jenis data yang dipakai nominal dan ordinal dengan 2 variabel maka

uji statistik yang digunakan adaah Uji chi square, yaitu untuk mengetahui adanya

pengaruh atau hubungan dua variabel yang skala datanya nominal dan ordinal.

Rumus Chi Square

Keterangan :

: Jumlah semua baris ( r )

: Jumlah semua kolom ( k )

O i.j : Frekuensi pengamatan dari baris ke – i pada kolom j

E i.j : Frekuensi pengamatan dari baris ke – i pada kolom j

n : Jumlah seluruh sampel

Sebelum dilakukan pengujian perlu dibuatkan tabel kontingensi 3 x 2.

Tabel 3.2

Tabel Kontingensi 3 x 2
Ringan Sedang Berat Total

Hypertensi kehamilan

Obesitas
Obesitas E 1.1 E 1.2 E 1.3

Tidak Obesitas E 2.1 E 2.2 E 2.3


Total N

Tabel chi square 3 x 2 dengan memakai rumus derajat kebebasan / degree of freedom (df
) = ( r – 1 ). (k – 1) = 2 derajat kesalahan (α ) = 0,05. db 2 = 5,991. Jika pada hasil
pengujian statistik menunjukkan nilai x2 hitung > χ2 tabel df, α maka terdapat pengaruh
atau hubungan signifikan antara pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi
kehamilan dengan kata lain Ho ditolak, dan Ha diterima, sedangkan jika χ2 hitung < χ2
tabel df, α maka tidak ada pengaruh signifikan antara faktor – faktor yang
mempengaruhinya dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak.

K. Etika penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin


persetujuan, kemudian melakukan observasi ke subyek yang diteliti dengan menekankan
pada masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Informed consent

Lembar persetujuan yang diedarkan sebelum penelitian dilaksanakn dengan tujuan


agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak dari yang
diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan, tetapi jika subyek menolak untuk diteliti maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity ( tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, maka peneliti tidak mencantumkan


nama responden yang diteliti pada lembar observasi tersebut hanya diberi kode
tertentu.

3. Confidentiallity ( kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan ke subyek akan dijamin oleh peneliti,


sehingga (responden) akan merasa nyaman dan tidak khawatir.

L. Keterbatasan Penelitian
Menurut Burn dan Grove ( dalam Nursalam, 2001 :16) Keterbatasan adalah
hambatan dalam penelitian. Dalam penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang
dimiliki, diantaranya :

1. Jumlah sample yang diambil terbatas, mengingat keterbatasan waktu sehingga


kurang representative.

2. Instrumen pengumpulan data berdasarkan observasi pada klien dirancang sendiri


oleh peneliti sehingga validasi data dan reablitasnya masih perlu diuji.

3. Pengetahuan dan keterampilan sebagai peneliti pemula masih jauh dari


kesempurnaan.

4. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan penyelesaian penelitian ini terbatas


sehingga hasilnya kurang memuaskan.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam

bentuk tabel. Data yang sudah terkumpul ditabulasikan, dianalisa dan di uji

kebenarannya melalui uji statistik sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

Selama penelitian ini berlangsung , peneliti menemukan banyak fakta, data dan gejala

yang peneliti temukan, namun sesuai dengan tujuan peneliti ini maka akan peneliti

sajikan data – data yang berkenaan dengan bukti – bukti yang diperoleh dari hasil

penelitian.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo

yang berada dikabupaten Jember. Responden penelitian berjumlah 30 orang. Hasil

penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Data Umum

a. Karakter Lokasi

1) Wilayah kerja Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten

Jember dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Berbatasan dengan Ledokombo

39

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Banyuwangi

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sidomulyo

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Mayamg

2) Luas wilayah kerja puskesmas Silo I sebesar 10.581,267 km 2 yang terbagi

atas :

Sawah : 4,052.782 ha

Tegal : 699.631 ha

Pekarangan : 2,410.232 ha

Lain – lain ( sungai, jalan) :3,418.622 ha

3) Kependudukan

Dengan jumlah penduduk sebesar 41.456 jiwa terbagi dalam 4 Desa

yaitu :

Sempolan : 9186 jiwa


Sumber Jati : 10994 jiwa

Garahan : 11068 jiwa

Sidomulyo : 10208 jiwa

4) Sumber daya Puskesmas Silo I antara lain :

a) Dokter Umum : 1

b) Dokter Gigi : 1

c) Bidan : 8

d) Asisten Bidan : 3

e) Perawat : 9

f) Perawat Gigi : 2

g) Epidemiologi : 5

h) Penyuluhan Kesehatan : 6

i) Apoteker : 1

j) Asisten Apoteker : 2

k) Sanitarian : 2

l) Tata Usaha : 16

b. Karakteristik Responden
1) Karakteristik responden berdasarkan umur

Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan umur, peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Silo I


Pada Bulan Juli – Agustus 2009

Umur Jumlah Prosentase (%)


<> 11 36,7

21 – 35 tahun 16 53,3

> 35 tahun 3 10
Total 30 100

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berumur 21 –

35 tahun sebanyak 16 orang (53,3 %).

2) Karakteristik responden berdasarkan Trimester

Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan trimester, peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Trimester di Puskesmas Silo I


Pada Bulan Juli – Agustus 2009

Trimester Jumlah Prosentase (%)


Trimester : I 7 23,3

Trimester : II 10 33,3

Trimester : III 13 43,3


Total 30 100

Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berada pada

trimester III 13 orang (43,3 %).

3) Krakteristik responden berdasarkan paritas

Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan paritas, peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas Silo I


pada Bulan Juli – Agustus 2009.

Paritas Jumlah Prosentase (%)


Nullipara 16 53,3

Multipara 11 36,7

Grandemultipara 3 10
Total 30 100

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai 1

anak 16 orang (53,3%).

4) Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Dari hasil peneliyian di Puskesmas Silo I berdasarkan pekerjaan,, peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Silo I


pada bulan juli – Agustus 2009.
Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
Swasta 9 30

PNS 3 10

Lain - lain 18 60
Total 30 100

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai

pekerjaan lain – lain (pensiunan dan ibu rumah tangga) sebanyak 18 orang

(60%).

5) Krakteristik responden berdasarkan Pendidikan

Dari hasil penelitian di Puskesnas Silo I berdasarkan pendidikan, peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas silo I


pada bulan Juli – Agustus 2009.

Pendidikan Jumlah Prosentase (%)


SD 12 40

SMP 8 26,7

SMA 7 23,3

AK / PT 3 10
Total 30 100

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan

SD sebanyak 12 orang (40%).

6) Karakteristik responden berdasarkan berat badan


Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan berat badan peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Karakteristik responden berdasarkan berat badan sebelum hamil di


Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.

BB ( kg ) Jumlah Prosentase ( % )
<> - -

41 - 50 1 3,3

51 – 60 5 16,7

61 – 70 15 50

> 70 9 30
Total 30 100

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai

berat badan 61 – 70 kg sebanyak 15 orang ( 50% ).

7) Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan

Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan tinggi badan peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7

Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan di Puskesmas Silo


I pada bulan Juli – Agustus 2009.

TB ( cm ) Jumlah Prosentase (%)


<> 2 6,7
141 – 150 14 46,6

151 – 160 12 40

> 160 2 6,7


Total 30 100

Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai

tinggi badan 141 – 150 cm sebanyak 14 orang (46.6%).

8) Karakteristik responden berdasarkan diagnosa pre eklampsia ringan ( PER )

dan pre eklampsia berat ( PEB ).

Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan diagnosa PER dan

PEB, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8

Karakteristik responden berdasarkan diagnosa PER dan PEB di


Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.

Diagnosa Jumlah Prosentase (%)


PER 18 60

PEB 12 40
Total 30 100

Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa responden yang terdiagnosa

PER sebanyak 18 orang (60%).

2. Data Khusus

a. Distribusi responden berdasarkan tingkat obesitas.


Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan tingkat obesitas, peneliti

mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9

Distribusi responden berdasarkan tingkat obesitas di Puskesmas Silo I


pada bulan Juli – Agustus 2009.

Klasifikasi obesitas Jumlah Prosentase (%)


Obesitas 20 66.7

Tidak Obesitas 10 33.3


Total 30 100

Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami

obesitas sebanyak 20 orang (66,7%).

b. Distribusi responden berdasarkan tingkat hypertensi.

Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan tingkat hypertensi,

peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10

Distribusi responden berdasarkan tingkat hypertensi di Puskesmas Silo I


pada bulan Juli – Agustus 2009.

Klasifikasi Hypertensi Jumlah Prosentase (%)


Ringan 14 46,6

Sedang 8 26,7

Berat 8 26,7
Total 30 100

Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami

hypertensi ringan sebanyak 14 orang (46,6%).


c. Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya

Hypertensi Dalam Kehamilan. peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11

Distribusi responden berdasarkan pengaruh obesitas terhadap terjadinya


hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I pada bulan Juli –
Agustus 2009.

Ringan Sedang Berat Total


Hypertensi

kehamilan

Obesitas
Obesitas 11 (55%) 7 (35%) 2 (10%) 20 (100%)

Tidak Obesitas 3 (30%) 1 (10%) 6 (60%) 10 (100%)


Total 14 8 8 30 (100%)

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami

obesitas terbanyak mengalami hypertensi kehamilan kategori ringan sebanyak

11 orang (55%), sedangkan responden yang tidak obesitas terbanyak

mengalami hypertensi kehamilan kategori berat sebanyak 6 orang (60%).

d. Menggunakan Uji Statistik Chi Square sebagai berikut :

1) Menggunakan uji chi square secara manual.


Hypertensi Ringan Sedang Berat Total

kehamilan

Obesitas
Obesitas 11 (9,4%) 7 (5,4%) 2 (5,4%) 20 (100%)

Tidak Obesitas 3 (4,6%) 1 (2,6%) 6 (2,6%) 10 (100%)


Total 14 8 8 30 (100%)

Perhitungan chi square dengan derajat kesalahan α = 0,05, db 2 = 5,991

Hasil perhitungan.

1.

2.
3.

4.

5.

6.
=

X2 hitung = 8,872 > X2 tabel = 5,991

Df = ( r – 1 ) . ( k – 1 )

=(3–1).(2–1)

=2.1

=2

2) Menggunakan uji chi square dengan SPSS

Chi Square Tests

Value df Asymp – sig (2 - sided)


Pearson Chi Square 8,705 2 ,013

Likelihood Rat 10 8,617 2 ,013

Linear by Linear 5,228 1 ,022

Association 30

Notvalid Cases

a.3 cells (50,0%) have expected countless than

5. The minimum expected counts Is 2,67

χ2 = 8,705, df = 2 dan ρ = 0,01, α = 0,05


Kesimpulan :

Dari uji statistik chi square χ2 hitung > χ2 tabel. χ2 hitung = 8,872, dan

χ2 tabel = 5,991, df = 2, dan ρ = 0,01, α = 0,05, maka hasil perhitungan dapat ditarik

kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh antara obesitas terhadap

terjainya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan

Silo Kabupaten Jember.

B. Pembahasan

1. Obesitas

Berdasarkan tabel 4.9 responden yang mengalami obesitas sebanyak 20 orang

(66,7%) dari total sampel.

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang

berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal.(Siswono, 2007).

Faktor penyebab obesitas antara lain : faktor genetik, psikologis, pola hidup

kurang tepat seperti makan berlebihan, waktu makan tidak teratur, kurang

melakukan aktivitas fisik, pengaruh hormon, dan obat – obatan. Dampak dari

obesitas antara lain : hypertensi, hyperkolesterol, hyperglikemia, arteriosklerosis,

stroke, jantung koroner, kanker. Terjadi peningkatan resiko terjadinya kanker pada

usus besar, prostate, kandung kemih, dan kanker rahim. Pada wanita yang telah

menopause rawan terjadi : Kanker payudara osteoporosis, batu empedu, gangguan

tidur, radang sendi (gout), gangguan kesuburan

Hal tersebut sesuai hasil penelitian karena sebagian besar responden

disebabkan oleh faktor genetik, pola makan tidak tepat, kurang konsumsi makanan
berserat, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik untuk membakar kalori,

lambat laun kelebihan energi tersebut akan menjadi lemak dan ditimbun oleh sel

lemak dibawah kulit. Hal tersebut juga diketahui dari hasil perhitungan antara

berat badan dan tinggi badan yang menentukan seseorang obesitas atau tidak. Dan

sebagian besar responden dilihat dari segi pekerjaan terbanyak termasuk ibu

rumah tangga.

2. Hypertensi Kehamilan.

Berdasarkan tabel 4.10 responden yang mengalami hypertensi dalam

kehamilan yang terbanyak adalah kategori ringan berjumlah 14 orang (46,6%)

dari total sampel.

Hypertensi kehamilan atau gestational hypertention yaitu suatu kondisi

dimana terjadi peningkatan tekanan darah akibat kehamilan atau akibat suatu

penyakit. (Arif Mansjoer, dkk, 2001 : 518). Penyebab hypertensi yaitu,

penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa

obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus

menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah

tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung

alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya

tekanan darah tinggi. ( Admin, 2009 )

Penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan salah satu

penyebab utama kematian ibu hamil bersama dengan perdarahan dan infeksi.

Bagaimana kehamilan menyebabkan atau memperberat hipertensi masih belum

diketahui. ( Admin, 2009 )


Berdasarkan hasil penelitian penderita hypertensi kehamilan yang berada dalam

kategori ringan terbanyak. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pengukuran tekanan

darah ibu hamil, dan ibu hamil yang terdiagnosa preeklampsia ringan (PER),

dengan diketahuinya hal tersebut penderita menjadi rutin memeriksakan

kehamilannya ke pelayanan kesehatan, agar tidak terjadi pre eklampsia berat

(PEB) dan eklampsia. Sedangkan responden yang mengalami hypertensi

kehamilan tingkat berat (PEB) dikarenakan pola hidup kurang tepat, selain itu

penderita jarang memeriksakan kehamilannya.

3. Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam Kehamilan.

Dari uji statistik chi square dengan derajat kebebasan df =2, α = 0,05. χ 2 hitung

= 8,872, sedangkan χ2 tabel = 5,991. Karena χ2 hitung > χ2 tabel, maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam

kehamilan.

Hubungan antara resiko ( pre eklampsia, eklampsia, makrosomia, gestational

diabetic, penyakit jantung, dsb ) dengan obesitas dapat diketahui karena kelainan

metabolik. Kelainan metabolik yang terjadi pada obesitas berhubungan dengan

besarnya lapisan lemak. Kegemukan dapat membuat beban jantung terlalu berat,

karena terjadi vasokontriksi, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat

akibat tebalnya lemak.

Pada kehamilan volume darah ibu bertambah 25% pada puncak kehamilan 32

minggu. Tetapi pada ibu hamil yang obesitas diperlukan adanya pompa jantung

yang ekstra keras agar sirkulasi darah ibu kejanin terpenuhi. Akibat dari tebalnya

lemak dapat terjadi vasokontriksi sehingga aliran darah ibu kejanin menjadi
terhambat, dimana terjadi peningkatan tekanan pada pembuluh darah disertai

adanya peningkatan curah jantung. Selain itu adanya kemungkinan ibu untuk

mengidap diabetes pun dapat terjadi, karena beta HCG akan mengubah sebagian

besar lemak menjadi glukosa. ( Surya, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh obesitas terhadap

terjadinya hypertensi dalam kehamilan. Hal ini menggambarkan bahwa obesitas

hanyalah salah satu penyebab hypertensi kehamilan, masih banyak faktor lain

yang lebih dominan dan mendukung seperti faktor genetik, psikologis, pola hidup

kurang tepat, pengaruh hormon dan obat – obatan. Yang mempengaruhi ringan

beratnya hypertensi kehamilan dikarenakan faktor usia, pekerjaan, pola makan

kurang tepat dan kerutinan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang tidak obesitas

mengalami hypertensi kehamilan dalam kategori berat sebanyak 6 orang.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Dari hasil evaluasi sebagian besar responden yang mengalami obesitas

sebanyak 20 orang (66,7%).


2. Dari hasil evaluasi disimpulkan sebagian besar responden yang mengalami

hypertensi kehamilan dalam kategori ringan sebanyak 14 orang (46,6%).

3. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata ada pengaruh obesitas terhadap

terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan

Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

B. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

55
Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya
ibu hamil tentang dampak obesitas sehingga resiko seperti preeklampsia, eklampsia, penyakit
jantung, makrosomia, gestational diabetes dapat dicegah. Dan bagi penderita hypertensi
kehamilan petugas kesehatan akan selalu memberikan penatalaksanaan sehingga komplikasi
yang muncul dapat dicegah.

2. Bagi Ibu Hamil

Dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin agar dapat diketahui

secara dini adanya tanda bahaya dalam kehamilan. Dari penyuluhan ibu hamil

diharapkan mampu mengenali masalah yang terjadi dengan obesitas yang

dialami dan mau terlibat aktif dalam terapi sesuai dengan saran dari petugas

kesehatan.

3. Bagi Institusi

Peneliti mengharapkan untuk lebih memperbanyak konsep – konsep teori

yang dapat memberikan masukan pada ilmu kesehatan khususnya kebidanan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan riset

penelitian lanjutan dengan lebih memperbanyak sampel agar hasil yang

diperoleh akan maksimal.

You might also like