You are on page 1of 3

QURBAN NABI IBRAHIM AS

)×3( ، ،‫ ُهللَا َاْك َبُر‬،‫ ُهللَا َاْك َبُر‬،‫ُهللَا َاْك َبُر‬


‫َِوِهلل الَحْم ُد‬

‫ ُهللا َاْك َبْر َوِهلل ْالَحْم ُد‬. ‫ َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ُهللا َاْك َبْر‬. ‫ُهللا َاْك َبْر كبيرا َو ْالَحْم ُد ِهلل َك ِثْيًرا َو ُسْبَح اَن هللا ُبْك َر ًة َو َأْص ْيًال‬.

‫ َو ُنَص ِّلْي َو ُنَس ِّلُم َع َلى َخ ْيِر ْاَألَناِم َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬. ‫اْلَح ْم ُدِ ِهلل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة ْاِإل ْيَم اِن َو ْاِإل ْسَالِم‬

‫َأْش َهُد َأن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُم ـَح َّم دًا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُله‬.

‫َأللُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬

)× 3( ‫هللا أكبر‬
‫َِوِهلل الَحْم ُد‬

Hadirin wal Hadirot Jama'ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah

Marilah kita bersama sama meningkatkan kualitas Iman dan taqwa kita kepada Allah aja wajalla dengan ikhlas dan ridho
menerima segala bentuk Perintahnya termasukengalirkan darah hewan qurban pada hari ini dan tiga hari kedepan.

Solawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad shalallahu alaihiwas
salam,beserta keluarganya sahabatnya, dan kerabatnya, semoga pada hari pemberian syafa'at nanti kita semua beserta
keluarga besar kita mendapati syafa'at dari beliau Aamiin

Allahhumma Aamiin

)× 3( ‫هللا أكبر‬
‫َِوِهلل الَحْم ُد‬

Ma'syiral muslimin wal mhslimat jama'ah sholat Idul Adha rahimaku Mullah,Telah dikisahkan dalam riwayat Ketika
Nabiullah Ibrahim as lagi sayang sayangnya kepada Putranya Yang pada waktu itu menurut satu pendapat berusia 13
tahun bahkan sudah bisa membantu ayahnya bekerja, dan sungguh sudahsekian lama dalam menanti
kelahirannya,sekian lama ditambah lagi hidup bersama keluarganya,dan sudah jelas bertambah dekat dan bertambah
sayangnya beliau kepad a putranya, kemudian tiba tiba Allah mengujinya dengan perintah yang sangat berat, perintah
yang apa bila perintah ini terjadi pada diri kita,niscaya kita takkan sanggup, telah disebutkan dalam firman Allah beliau
bermimpi

‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج يِم‬


‫ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْي‬
‫َفَلَّم ا َبَلَغ َم َع ُه الَّس ۡع َى َقاَل ٰي ُبَنَّى ِاِّنۤۡى َاٰر ى ِفى اۡل َم َناِم َاِّنۤۡى َاۡذ َبُحَك َفاْنُظۡر َم اَذ ا َتٰر ىؕ‌ َقاَل ٰۤي َاَبِت اۡف َع ۡل َم ا ُتۡؤ َم ُر‌ َس َتِج ُد ِنۤۡى ِاۡن َشٓاَء ُهّٰللا ِم َن الّٰص ِبِرۡي َن‬
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku!
Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail)
menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar."QS. As-Saffat Ayat 102

)× 3( ‫هللا أكبر‬
‫َِوِهلل الَحْم ُد‬

Nabi Ibrahim as adalah figur yang sangat ta'at menjalankan perintah Allah demikian juga putranya Nabi Ismail as yang
mana pada masa itu belum menjadi Nabi. Setelah keduanya sepakat untuk menjalankan perintah Allah tersebut, dengan
hati yang sedih dan linangan air mata maka, Nabi Ibrahim membawa putranya yaitu Nabi Ismail ke Mina dan
membaringkannya di atas pelipisnya. Saat-saat penuh kesedihan itu, Nabi Ismail lantas mengatakan pada ayahnya
dengan penuh keikhlasan,

‫ وأسرع مّر السكين على حلقى ليكون أهون‬،‫ واكفف عنى ثيابك حتى ال يتناثر عليها شئ من دمى فتراه أمى فتحزن‬،‫يا أبت اشدد رباطى حتى ال اضطرب‬
‫ فإذا أتيت أمى فاقرأ عليها السالم منى‬،‫للموت على‬

Artinya, “Wahai ayahku! Kencangkanlah ikatanku agar aku tidak lagi bergerak, singsingkanlah bajumu agar darahku
tidak mengotori, dan (jika nanti) ibu melihat bercak darah itu niscaya ia akan bersedih, percepatlah gerakan pisau itu
dari leherku, agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu sangat dahsyat. Apabila engkau telah kembali
maka sampaikanlah salam (kasihku) kepadanya.

)× 3( ‫هللا أكبر‬
‫َِوِهلل الَحْم ُد‬

Setelah mendengar ucapan anaknya yang sangat baik dan taat, dengan dipenuhi perasaan sedih dan berlinanglah air
matanya, Nabi Ibrahim tidak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir, namun demikian beliau tetap tegar karna
harus menjalankan perintah Allah. Padahal beliau sangat menyayangi anaknya. Beliau harus merelakan anaknya untuk
dijadikan kurban saat itu. Begitupun dengan Nabi Ismail as beliau sangat mencintai dan menyayangi ayah dan ibunya.
Namun demikian perintah Allah yang harus diutamakan. Jama'ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah, Nabi Ibrahim as
segera melakukan apa yang telah disampaikan putranya. Kemudian Nabi Ibrahim menciumnya dengan penuh kasih
sayang dan linangan air mata, akhirnya beliau mengambil pisau untuk menyembelihnya. Setelah pisau di tangannya, ia
meletakkan pisau tajam itu ke leher Nabi Ismail, dan ternyata Allah berkehendak lain pisau tersebut sama sekali tidak
melukai Nabi Ismail as, Beberapa kali Nabi Ibrahim mengulanginya, namun tetap sebagaimana semula. Jangankan untuk
melukai, bahkan pisau itu tidak mampu memberi bekas apa pun pada putranya Nabi Ismail as, bahkan Nabi Ismail as
sendiri mengatakan pada ayahnya

‫ وأدركتك رّقة تحول بينك وبين أمر هللا وأنا ال أنظر إلى الشفرة فأجزع‬،‫ فإّنك إذا نظرت في وجهي رحمتني‬،‫يا أبِت كّبني لوجهي على جبيني‬

Artinya, “Wahai ayahku! Palingkanlah wajahku hingga tak terlihat olehmu! Karena sungguh, jika melihat wajahku,
engkau akan selalu merasa iba. Perasaan iba itu dapat menghalangi kita untuk melaksanakan perintah Allah. Apalagi di
depan mataku terlihat kilatan pisau yang sangat tajam, tentu membuatku ketakutan. Sungguh Nabiullah Ismail as
sangat berperan dalam menjalankan perintah Allah sebuah perintah yang merupakan perintah tidak bisa diterima oleh
akal. Kemudian, Nabi Ibrahim kembali menuruti permintaan anaknya. Namun, yang terjadi masih saja seperti semula,
pisaunya yang sangat tajam tetapi tidak bisa melukai Nabi Ismail. Berbagai pertanyaan muncul saat itu, di mana pisau
yang sangat tajam, bahkan bisa membelah batu yang begitu keras tidak bisa melukai leher Nabi Ismail yang begitu halus
dan lembut. Saat itulah Allah berfirman

‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج يِم‬

‫ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن‬


‫َو َناَدْيَناُه َأْن َيا ِإْبَر اِهيُم َقْد َص َّد ْقَت الُّر ْؤ يا ِإَّنا َك َذ ِلَك َنْج ِزي اْلُم ْح ِس ِنيَن ِإَّن َهَذ ا َلُهَو اْلَبالُء اْلُم ِبيُن َو َفَدْيَناُه ِبِذ ْبٍح َع ِظ يٍم َو َتَر ْك َنا َع َلْيِه ِفي اآْل ِخ ِريَن‬.

Artinya, “Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sungguh,
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh ini benar-benar suatu ujian yang
nyata. Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan
orang-orang yang datang kemudian,” (Surat As-Saffat ayat 104-108).

Demikianlah khutbah Idul Adha untuk kali ini,semoga kita semua bisa mengambil pelajaran darinya, betapa Keimanan
yang luar biasa jangankan sapi atau domba anak kandungnya pun rela diqurbankan demi menjalankan keta'atan kepada
Allah dan semoga juga kita semua semangat dalam berqurban dan insyaa Allah setiap tahun

Aamiin yaRobbal Aalamiin.

‫َباَرَك ُهللا ِلي َو َلُك ْم ِفي الُقْر أِن الَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن ال َاَياِت َو ِذ ْك ِرالَحِكْيِم َو َتَقَّبَل ُهللا ِم ِّني َوِم ْنُك ْم ِتاَل َو َتُه ِاَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع الَعِلْيِم‬

You might also like