Professional Documents
Culture Documents
Laporan ENERGI
Laporan ENERGI
Disusun oleh:
FAKULTAS KEHUTANAN
YOGYAKARTA
2023
ACARA II
I. TUJUAN
Praktikum acara ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara pengujian kualitas arang (kadar air, kadar zat mudah terbang,
kadar karbon terikat, kadar air, dan berat jenis)
2. Dapat menghitung dan menentukan kualitas arang
Untuk mengetahui kadar air dalam arang, pertama-tama dapat diambil contoh
uji arang lalu ditimbang sebanyak 20,1 gram dan dicatat sebagai berat mula-mula
(a), lalu sampel tersebut dimasukkan ke dalam botol timbang yang telah
dikeringknan serta diketahui beratnya. Kemudian, botol tersebut dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu kurang lebih 103℃ ±2 ℃ dalam kondisi terbuka. Pada
tiap 2 jam sekali sampel dapat ditimbang hingga beratnya konstan (b), namun
sebelum di timbang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam desikator selama 15
menit. Terakhir, dihitung kadar air arang dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑎−𝑏
𝐾𝑎 = × 100%
𝑎
Keterangan:
a : berat sampel awal (gram)
b : berat kering tanur (gram)
2. Berat jenis
• Digunakan sampel kadar air yang telah kering tanur dan dicatat
1. berat kering tanurnya sebagai berat (a)
Untuk mengetahui berat jenis, mula-mula dapat digunakan sampel kadar air
yang telah kering tanur, lalu dicatat berat kering tanurnya sebagai berat (a),
selanjutnya sampel tersebut dicelupkan ke dalam parafin dan ditimbang sebagai
berat (b), kemudian gelas piala yang berisi aquades (W1) ditimban dan sampel
tadi dapat dimasukkan ke dalamnya dengan menggunakan jarum preparate secara
vertikal tanpa menyentuh dinding gelas, lalu beratnya dapat dicatat sebagai berat
W2. Terakhir dihitung berat jenis arang menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑎
𝐵𝐽 = × 100%
𝑏−𝑎
(𝑊2 − 𝑊1 − ( 0,9 ))
Keterangan:
a : berat kering tanur (g)
b : berat a + berat parafin (g)
W1 : berat gelas piala + aquades (g)
W2 : berat w1 + berat b (g)
0,9 : berat jenis parafin berat jenis aquades : 1
3. Kadar Abu
Untuk mengetahui kadar abu, pertama-tama dapat diambil contoh uji seberat 2
gram, lalu ditimbang berat pastinya dan dicatat sebagai berat awal (a). Kemudian
ditimbang cawan porselin yang sudah dikering ovenkan dan dicatat sebagai berat
(b). Sampel lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui berat
keringnya. Kemudian cawan tersebut dimasukkan ke dalam furnace dan
dinaikkan suhu hingga menjadi 600℃ selama 4 jam. Setelah mencapai suhu
tersebut kemudian furnace dibuka selama 1 menit untuk menyempurnakan proses
pengabuan lalu dimatikan furnacenya. Setelah dingin, cawan porselin dapat
diambil dan dimasukkan ke dalam desikator.berat cawan porselin ditimbang
sebagai berat c. dan dapat dihitung kadar abu arangnya dengan rumus sebagai
berikut:
𝑐−𝑏
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 = × 100%
𝑎
Keterangan :
a : berat sampel (gram)
b : berat cawan (gram)
c : berat cawan + berat abu (gram)
Untuk mengetahui kadar zat mudah menguap dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut: Mula-mula diambil contoh uji seberat 2 gram dan dicatat sebagai
berat awal (a). Cawan porselin dikeringkan kemudian ditimbang berat kering
kosongnya. Lalu sampel dapat dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah
diketahui berat keringnya tersebut. Kemudian cawan yang berisi sampel arang
dapat dimasukkan ke dalam furnace dan dinaikkan suhunya hingga 900 ℃.
Setelah mencapai suhu tersebut selama 15 menit furnace dapat dimatikan. Setelah
dingin, cawan porselin tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam desikator. Berat
cawan porselin akhir dapat ditimbang dan dijadikan sebagai berat c. Dan setelah
selesai kadar zat mudah menguap dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut
(𝑎 + 𝑏) − 𝑐
𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%
𝑎
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝 = 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (%) − 𝐾𝑎(%)
Keterangan :
a : berat sampel (gram)
b : berat cawan (gram)
c : berat cawan + berat sampel (gram)
2,113 − 1,833
𝐾𝑎 1 = × 100% = 0,133%
2,113
2,022 − 0,922
𝐾𝑎 3 = × 100% = 0,544%
2,022
Kehilangan berat
1 0.516
a+b 28.895
3 0.539
a+b 28.664
(𝑎 + 𝑏) − 𝑐
𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%
𝑎
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝 = 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (%) − 𝐾𝑎(%)
Keterangan :
a : berat sampel (gram)
b : berat cawan (gram)
c : berat cawan + berat sampel (gram)
28,895 − 27,804
𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 1 = × 100% = 0,516%
2,113
28,664 − 27,575
𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 3 = × 100% = 0,539%
2,022
Tabel 5. Perhitungan kadar zat mudah menguap
1 0.384
Kadar zat menguap
3 -0.005
Perhitungan:
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝 1 = 0,516% − 0,133% = 0,384%
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝 3 = 0,539% − 0,544% = −0,005%
2. Pada pengujian praktikum kali ini, didapatkan nilai pengujian sesuai standar SNI
dan adapula yang tidak sesuai standar SNI. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, didapatkan nilai kadar air sampel 1 sebesar 0,133%, dan 3 sebesar
0,544%. Maka dari itu, berdasarkan Nilai SNI yaitu ≤ 8%, kadar air pada sampel
sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh SNI. Selanjutnya, kadar abu ,
didapatkan kadar abu sampel 1 sebesar 0,059%, dan sampel 3 sebesar 0,085%.
Maka dari itu, dapat diketahui bahwa nilai kadar abu pada sampel telah
memenuhi standar sesuai SNI yaitu ≤ 8%. Untuk kadar zat mudah menguap,
didapatkan nilai nilai kadar zat mudah menguap pada sampel 1 sebesar 0.384%,
dan sampel 3 sebesar -0,005%. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa nilai kadar
zat mudah menguap pada sampel belum memenuhi standar yang sesuai dengan
SNI yaitu ≤ 15%. Terakhir didapatkan nilai karbon terikat pada sampel 1 sebesar
42,451%, dan sampel 3 sebesar 37,636%. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa
nilai karbon terikat pada sampel belum memenuhi standar SNI yang sesuai yaitu
≥ 77%.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Norman dkk. 2019. Uji Kualitas Produk Briket Arang Tempurung Kelapa
Berdasarkan Standar Mutu SNI. Jurnal Ilmiah Momentum. Vol 15(2):103-108.
Kahariayadi, A., Setyawati, D., Diba, F. and Roslinda, E., (2015). Kualitas Arang Briket
Berdasarkan Persentase Arang Batang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)
dan Arang Kayu Laban (Vitex Pubescens Vahl). Jurnal Hutan Lestari, 3(4).
Malik, Usman.(1994). Penelitian berbagai Jenis Kayu Limbah Pengolahan untuk
Pemilihan Bahan Baku Briket Arang. Jurnal Ilmiah Edu Research. vol. 1, No.
2. hal. 21-27.
Masturin, A. (2002). Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Campuran Arang Limbah
Gergajian Kayu [skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor
Mundilarto dan Istiyono. 2007. Fisika. Surabaya: Penerbit Yudhistira.
Muzakir, Nizar, M., & Yulianti, C. S. (2017). Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi
Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat. Serambi Engineering, II(3),
124–129.
Prasetyo, B.A., (2020). Analisis Kualitas Jenis Arang Terhadap Kemampuan Energi
Panas (Q) Pada Proses Pendidihan Air (Doctoral dissertation, Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Mipa Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember 2020).
Rahman, A, (2009). Pengaruh Komposisi Campuran Arang Kulit Kakao Dan Arang
Pelepah Kelapa Terhadap Karakteristik Biobriket. Tesis S2 Universitas Gajah
Mada.
Rindayatno, & Lewar, D. O. (2017). Kualitas Briket Arang Berdasarkan Komposisi
Campuran Arang Kayu Ulin (Eusideroxylon Zwageri Teijsm & Binn) Dan Kayu
Sengon (Paraserianthes falcataria). ULIN: Jurnal Hutan Tropis, 1(1), 39–48.
Sahara, E., Dahliani, N. K., & Manuaba, I. B. P. (2017). Pembuatan Dan Karakterisasi
Arang Aktif Dari Batang Tanaman Gumitir (Tagetes Erecta) Dengan Aktivator
NaOH. Jurnal Kimia, 11(2), 174–180.
Salim Rais, (2016). Karakteristik dan Mutu Arang Kayu Jati (Tectona grandis) dengan
Sistem Pengarangan Campuran pada Metode Tungku Drum. Jurnal Riset
Industri Hasil Hutan. Vol 8(2):53-64.
Salim, R. (2016). Karakteristik dan Mutu Arang Kayu Jati (Tectona grandis) dengan
Sistem Pengarangan Campuran pada Metode Tungku Drum (The Quality and
Characteristics of Teak (Tectona grandis) Charcoal Made by Mixed
Carbonisation in Drum Kiln). Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, 8(2), 53–64.
Sugiyati dkk. 2021. Karakteristik Briket Arang Campuran Arang Akasia Daun Kecil
(Acacia Auliculiformis) dan Arang Alaban (Vitex Pubescens Vhal). Jurnal
Sylva Scienteae. Vol 4(2):274-284.
Sugiyati dkk. 2021. Karakteristik Briket Arang Campuran Arang Akasia Daun Kecil
(Acacia Auliculiformis) dan Arang Alaban (Vitex Pubescens Vhal). Jurnal Sylva
Scienteae. Vol 4(2):274-284.
Syarifhidayahtullah, Cahyono, R. B., & Hidayat, M. (2019). Pemanfaatan Limbah Kulit
Kakao Menjadi Briket Arang sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan
Penambahan Ampas Buah Merah. Jurnal Rekayasa Proses, 13(1), 57–64.
Wahyuni, I., & Fathoni, R. (2019). Pembuatan Karbon Aktif Dari Cangkang Kelapa Sawit
Dengan Variasi Waktu Aktivasi. Jurnal Chemurgy, 3(1), 11–14.
Wardana, A.W., (2022). Perbandingan Physical Properties Arang Tempurun Kelapa,
Kayu Meranti dan Cangkang Biji Kopi. Jurnal Teknik Mesin, 11(1).
Yuliah, Y., Suryaningsih, S., & Ulfi, K. (2017). Penentuan Kadar Air Hilang dan Volatile
Matter pada Bio-briket dari Campuran Arang Sekam Padi dan Batok Kelapa.
Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika, 1(1), 51–57.
IX. LAMPIRAN