You are on page 1of 7

Analisis, Juni 2016, Vol.5 No.

1 : 71 – 77 ISSN 2252-7230

PERTANGGUNG JAWABAN HUKUM PERDATA RUMAH SAKIT ATAS KESALAHAN


RADIOGRAFER DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENEGAKAN DIAGNOSA

The Civil Law Responsibility of a Hospital for Radiographer in its Relationship


to the Enforcement of Diagnose

Syahrir AR, Sukarno Aburaera, Ahmadi Miru

Bagian Hukum Kesehatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

(Email: abuhallaj@gmail.com)

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu usaha pembangunan telah memengaruhi juga
kesadaran masyarakat akan arti pentingnya nilai sehat bagi kehidupannya dan menumbuhkan kesadaran hukum bagi
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan hukum rumah sakit dengan radiograper didalam
pelayanan kesehatan dan (2) tanggung jawab rumah sakit apabila terjadi kesalahan radiographer didalam pelayanan
kesehatan.Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit TK II Pelomonia, Makassar. Metode yang digunakan adalah
obserfasi lapangan dan wawancara. Seluruh data yang diperoleh, yakni data primer dan data sekundr dianalisis secara
kualitatif yang bersifat deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan hukum antara radigrafer dengan
rumah sakit terjadi karena adanya hubungan hukum antara rumah sakit dengan pasien. Apabila terjadi kesalahan
radiographer, yang bertanggung jawab adalah rumah sakit karena rumah sakit adalah pemilik sumber daya manusia,
termasuk radiographer.

Kata Kunci: hubungan hukum, tanggung jawab, radiographer, rumah sakit

ABSTRACT

The development of science and technology as one of the development work has affected also public awareness of the
importance of healthy values for life and raise awareness of the law for the public. This research aimed to investigate
(1) the legal correlation between the hospital and the radiographer in the health service, (2) the responsibility of the
hospital when a mistake of the radiographer occurred in the health service. The research was conducted in Pelomonia
hospital class II 07.05.01, Makassar. The method used in the research was the field observation and interviews. All the
data obtained, the primary and secondary data, were analyzed qualitatively and descriptively.The research result
indicated that the legal correlation between the radiographer and the hospital occurred because there was a correlation
between the hospital and the patient. When the radiographer made an error, the hospital should be responsible because
the hospital was the employer of the human resource including the radiographer.

Keywords: legal relationship, responsibility, radiographer, hospital

PENDAHULUAN tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip


nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi
salah satu unsur kesejahteraan yang harus
pembentukan sumber daya manusia Indonesia,
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa,
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
serta pembangunan nasional (Azis, 2010) .
dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Penyelenggaraan kesehatan umumnya
Republik Indonesia Tahun 1945 Oleh karena itu,
dilakukan di rumah sakit sebagai pusat
setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan
pengobatan terhadap masyarakat, rumah sakit
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

71
Syahrir AR ISSN 2252-7230

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan perkembangan ini menuntut rumah sakit untuk
yang sangat diperlukan dalam mendukung memakai pendekatan prinsip manajemen modern,
penyelenggaraan upaya kesehatan. Pelayanan di mana segi-segi bisnis atau komersil terkait di
kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dalamnya.
dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai Perkembangan ilmu pengetahuan dan
profesi tenaga kesehatan dengan perangkat teknologi sebagai salah satu usaha pembangunan
keilmuannya masing-masing berinteraksi satu telah memengaruhi juga kesadaran masyarakat
sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan arti pentingnya nilai sehat bagi
kedokteran yang berkembang sangat pesat yang kehidupannya dan menumbuhkan kesadaran
harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka hukum bagi masyarakat, Dalam kondisi demikian,
pemberian pelayanan yang bermutu, timbul ketidakpuasan dari masyarakat terhadap
mengakibatkan banyaknya permasalahan di pelayanan kesehatan yang diterima karena
sebuah rumah sakit (Julianta, 2012). semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
Kasus, sengketa antara pasien dengan rumah terhadap mutu pelayanan kesehatan yang baik
sakit dan tenaga kesehatan menjadi fokus (Machmud, 2012). Sedangkan, pelayanan
pemberitaan yang ramai di media massa. Namun kesehatan itu sendiri cenderung berkembang pada
tidak semua pemberitaan tersebut mendatangkan konsep memberi keuntungan akan mengejar
manfaat bagi masyarakat, bahkan justru efisiensi dalam pelayanan dan membangkitkan
sebaliknya. Misalnya, pemberitaan seputar rasa tanggung jawab pasien terhadap nilai sehat
malpraktik dapat membuat masyarakat menjadi dan norma sehat.
kehilangan kepercayaan kepada komunitas medik Perubahan-perubahan dalam praktek
yang menyediakan layanan kesehatan. Padahal pelayanan kesehatan membawa dampak pada
belum tentu pemberitaan tersebut menyampaikan hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien.
hal yang seutuhnya. Publikasi justru dapat Ada kalanya pasien di rumah sakit diurus atau
menyesatkan masyarakat yang sebenarnya dirawat oleh suatu tim yang terdiri dari beberapa
membutuhkan pertolongan untuk peningkatan profesi yang berbeda (Abbiding, 1989). Hal ini
derajat kesehatan demi kehidupan mereka yang menimbulkan kesulitan tentang siapa yang akan
lebih baik. Kurangnya pemahaman komunitas bertanggung jawab atas pasien tersebut. Tenaga
tenaga kesehatan seputar aspek-aspek hukum kesehatan sebagai salah satu komponen utama
profesi mereka juga merupakan penyebab pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat
timbulnya sengketa (Nurbani, 2014). Hal ini dapat mempunyai peranan yang sangat penting karena
dicegah jika komunitas tenaga kesehatan dan juga terkait langsung dengan pemberian pelayanan
masyarakat memahami batasan hak dan tanggung kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan.
jawab masing-masing ketika memberikan Pada dasarnya landasan utama tenaga kesehatan
pelayanan kesehatan atau mendapatkan layanan untuk dapat melakukan tindakan medik terhadap
kesehatan. orang lain adalah ilmu pengetahuan, teknologi,
Kasus penuntutan oleh pasien terhadap dan kompetensi yang dimiliki, yang diperoleh
tenaga kesehatan dan tanggung jawab rumah melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan
sakit atas kesalahan pelayanan kesehatan akhir- yang dimilikinya harus terus menerus
akhir ini telah mengakibatkan berubahnya dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan
hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu
Dasar perubahan tersebut sejalan dengan suatu sendiri.
anggapan, bahwa perubahan itu terjadi karena Tenaga kesehatan dengan perangkat
perkembangan ilmu dan teknologi (Sidarta, 1990). keilmuan yang dimilikinya mempunyai
Perkembangan tersebut dengan cepat telah karakteristik yang khas. Kekhasannya ini terlihat
memengaruhi bidang hukum kesehatan itu dari pembenaran yang diberikan oleh hukum yaitu
sendiri. Rumah sakit yang mempunyai misi utama diperkenankannya melakukan tindakan medik
sebagai suatu lembaga sosial kemanusiaan yang terhadap tubuh manusia dalam upaya memelihara
mengutamakan upaya pelayanan kesehatan bagi dan meningkatkan derajat kesehatan. Tenaga
masyarakat dengan tidak mengambil keuntungan kesehatan di tempat-tempat pelayanan kesehatan
secara komersil, namun demikian dengan terdapat banyak profesi dengan bidang keahlian

72
hubungan hukum, tanggung jawab, radiographer, rumah sakit ISSN 2252-7230

yang spesifik dan khusus dibidangnya masing- hukum perdata rumah sakit atas kesalahan
masing dalam upaya peningkatan derajat radiografer dalam hubungannya dengan
kesehatan.Yang termasuk tenaga kesehatan terdiri penegakan diagnosa. Pendekatan yang digunakan
atas : dokter, dokter gigi tenaga keperawatan, dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
bidan, tenaga kefarmasian, dan termasuk empirik, yang meliputi penelitian terhadap asas-
radiografer, radiografer atau penata rontgen yang asas, kaedah-kaedah hukum. Dikatakan sebagai
bekerja dibagian radiologi, radioterafi dan penelitian terhadap asas-asas, kaedah-kaedah
kedokteran nuklir adalah salah satu tenaga hukum karena yang diteliti menyangkut asas-asas,
kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan kaedah-kaedah hukum yang berkaitan dengan
tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang pertanggung jawaban hukum perdata rumah sakit
untuk melakukan kegiatan radiografi dan imajing atas kesalahan radiografer dalam hubungannya
di unit pelayanan kesehatan atau di rumah sakit. dengan penegakan diagnosa yang dilakukan di
Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang rumah sakit.
memberi kontribusi bidang radiografi dan imajing
dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan Populasi dan Sampel
kesehatan. Radiografer mempergunakan alat Populasi adalah wilayah generalisasi yang
supercanggih dalam dunia kedokteran karena terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
hampir semua teknologi kedokteran untuk kualitas, kuantitas dan karakteristik tertentu yang
penegakan diagnosa dipergunakan oleh ahli-ahli ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
radiografi, misalkan Pesawat X-ray, CT Scan, ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu penulis
MRI, SPECT,PET,USG adalah merupakan alat menentukan yang dianggap memenuhi kriteria
yang mampu memperlihatkan kelainan anatomi yang menjadi populasi adalah Tenaga Kesehatan
dan fisiologi tubuh manusia dengan sangat akurat di Rumah Sakit TK II Pelamonia.
dengan nilai informasi diagnosa penyakit yang
tepat. Jenis dan Sumber Data
Radiografer lebih banyak didayagunakan Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian
dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan dan ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
penunjang utamanya pelayanan kesehatan yang dilapangan melalui wawancara langsung dan
menggunakan peralatan yang mengeluarkan pengamatan observasi terhadap pelaksanaan
radiasi pengion dan non pengion. Radiografer pelayanan sedangkan data sekunder yaitu data
diangkat oleh Menteri kesehatan dan badan data yang diperoleh untuk mendukung berupa
Kepegawaian Negara (BKN) yang diberi tugas penelitian berupa penelitian kepustakaan (library
dan tanggung jawab, wewenang untuk melakukan research) guna mendapatkan teori-teori dan
pelayanan radiografi di unit pelayanan kesehatan pendapat ahli atau tulisan-tulisan dari buku-buku
(Permenkes nomor 375 Tahun 2007), Sedangkan dan literature.
Radiografer swasta diangkat oleh Direktur atau
kepala Pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini Teknik Pengumpulan Data
adalah untuk mengetahui tanggung jawab rumah Untuk mengumpulkan data yang diperlukan
sakit apabila terjadi kesalahan radiografer di dalam penelitian ini maka pengumpulan data yang
dalam pelayanan kesehatan. digunakan adalah studi kepustakaan dan studi
dokumen, yaitu menelaah bahan hukum primer
METODE PENELITIAN dan bahan hukum sekunder . Teknik wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data primer yang
Sifat dan Tipe Penelitian
dilakukan melalui Tanya jawab secara lisan antara
Penelitian mengenai pertanggung jawaban
peneliti dan narasumber sementara observasi atau
hukum perdata rumah sakit atas kesalahan
pengamatan langsung dilakukan untuk
radiografer dalam hubungannya dengan
mendapatkan gambaran dan pemahaman yang
penegakan diagnosa adalah deskritif analitis.
lebih luas di bagian radiologi Rumah Sakit
Dikatakan deskriftif karena hasil dari penelitian
Pelamonia.
ini diharapkan dapat mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematis terperinci dan
Analisis Data
menyeluruh mengenai pertanggung jawaban

73
Syahrir AR ISSN 2252-7230

Data yang dikumpulkan dari kasus yang disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
diambil akan dianalisis secara kualiatatif, dengan sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya.
mekanisme yakni setelah data terkumpul, Rumah sakit dalam melaksanakan tanggung
kemudian data tersebut dikelompokkan menurut jawabnya terhadap pasien dengan memberikan
jenisnya berdasarkan masalah pokok penelitian, segala sumber dayanya, pada Undang-undang No.
selanjutnya data dari hasil observasi tersebut 44 tahun 2009 tentang rumah sakit bahwa
disajikan dalam uraian kalimat yang jelas dan pengaturan penyelenggaraan rumah sakit
sederhana serta mudah dipahami selanjutnya data bertujuan memberikan perlindungan terhadap
dianalisis dengan menghubungkan kepada para keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
ahli atau peraturan perundang-undangan dalam rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
pengambilan kesimpulan secara induktif. sakit. Radiografer adalah sumber daya rumah
sakit yang melaksanakan tugas pekerjaannya
HASIL berhak mendapatkan perlindungan hukum dari
rumah sakit, apabila radiografer melakukan
Rumah sakit merupakan bagian dari sistem
tindakan atau kesalahan maka rumah sakit
pelayanan publik dalam bidang kesehatan,
bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
menurut siregar menyatakan bahwa rumah sakit
Rumah sakit sebagai institusional bertanggung
adalah suatu organisasi yang kompleks
jawab terhadap segala konsekwensi yang ditimbul
menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit
berkenaan dengan pelanggaran terhadap
dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personil
kewajiban tenaga radiografer dalam melaksanakan
terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan
pelayanan kesehatan.
menangani masalah medik modern yang
Menurut Undang-undang No 44 Tahun 2009
semuanya terkait bersama-sama dalam maksud
tentang Rumah sakit Pasal 29 menyebutkan
yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan
kewajiban Rumah sakit yaitu Setiap rumah sakit
kesehatan yang baik. Rumah sakit sebagai salah
mempunyai kewajiban, Memberikan informasi
satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
masyarakat, Memberi pelayanan yang aman,
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan
mengutamakan kepentingan pasien sesaui dengan
kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik
standar pelayanan rumah sakit, Memberi
dan organisasi yang sangat kompleks berbagai
pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
kemampuan pelayanannya, Berperan aktif dalam
keilmuannya masing-masing berinteraksi satu
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai dengan kemampuan pelayanannya,
kedokteran yang berkembang sangat pesat yang
Menyediakan sarana dan pelayanan seuai bagi
harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
masyarakat tidak mampu atau miskin,
pemberian pelayanan yang bermutu, membuat
Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan
semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah
memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak
sakit.
mampu/miskin pelayanan gawat darurat tanpa
Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi
uang muka, ambulans gratis, pelayanan korban
sebagai tempat penyembuhan penyakit dan
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial
pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud
bagi misi kemanusiaan, Membuat melaksanakan
memiliki makna tanggung jawab. Tanggung
dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia
rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien,
adalah keadaan wajib menanggung segala
Menyelenggarakan rekam medis, Menyediakan
sesuatunya, berkewajiban menanggung memikul
sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya
saran ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk
atau memberikan jawab dan menanggung
orang cacat, wanita menyusui, lanjut usia,
akibatnya. Tanggung jawab hukum adalah
Melaksanakan system rujukan, Menolak
kesadaran manusia akan tingkah laku atau
keinginan pasien yang bertentangan dengan
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
standar profesi dan etika serta peraturan

74
hubungan hukum, tanggung jawab, radiographer, rumah sakit ISSN 2252-7230

perundang-undangan, Memberikan informasi prestasi yakni sesuatu yang wajib dipenuhi oleh
yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan pihak yang dituntut (debitor) terhadap pihak
kewajiban pasien, Menghormati dan melindungi penuntut (kreditor).
hak-hak pasien, Melaksankan etika rumah sakit, Tidak terpenuhinya prestasi oleh radiografer
Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan karena perbuatan, kejadian, keadaan yang
penanggulangan bahaya, Melaksanakan program menimbulkan peristiwa hukum yang menciptakan
pemerintah di bidang kesehatan, Membuat daftar hubungan hukum antara radiografer dan pasien
tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran dan antara rumah sakit dan pasien dimana setiap
dan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya, pihak memiliki hak dan kewajiban, Pihak yang
Menyusun dan melaksanakan peraturan interna satu mempunyai hak untuk menuntut sesuatu
rumah sakit (hospital by laws), Melindungi dan terhadap pihak lainnya dan pihak yang lainnya
memberikan bantuan hukum bagi semua petugas berhak memenuhi tuntutan, juga sebaliknya.
rumah sakit dalam melaksanakan tugas ,
Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit PEMBAHASAN
sebgai kawasan tanpa rokok.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
Kewajiban rumah sakit yang tidak terpenuhi
tanggung Jawab perdata Rumah sakit terhadap
oleh tenaga kerja rumah sakit termasuk
kesalahan radiografer dalam pelayanan rumah
radiografer harus dipertanggung jawabkan oleh
sakit. Rumah sakit diharuskan bertanggung jawab
rumah sakit.Dalam Pasal 1367 BW berbunyi
karena adanya objek perikatan yang dilakukan
:Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk
antara rumah sakit atau radiografer dan pasien
kerugian yang disebabkan pebuatannya sendiri,
objek perikatan adalah prestasi yakni sesuatu yang
tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
wajib dipenuhi oleh pihak yang dituntut (debitor)
perbuatan orang-orang yang menjadi
terhadap pihak penuntut (kreditor).
tanggungannya atau disebabkan oleh barang-
Berdasarkan Pasal 4 UU No 44 Tahun 2009,
barang yang berada di bawah pengawasannya.
rumah sakit mempunyai tugas memeberikan
Radiografer di rumah sakit apabila melakukan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
kesalahan terhadap pasien rumah sakit
Pasal 5 UU No 44 Tahun 2009 disebutkan bahwa
berkewajiban bertanggung jawab karena
untuk menjalankan tugas, rumah sakit mempunyai
radiografer merupakan sumber daya rumah sakit
fungsi yaitu 1) Penyelenggaraan pelayanan
dan berada dalam pengawasan rumah sakit. Pasien
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
berhak menuntut kerugian yang ditimbulkan oleh
dengan standar pelayanan rumah sakit, 2)
radiografer sebagaimana Pasal 58 ayat (1)
Pemeliharaan dan peningkatan perorangan
Undang-undang No 36 tahun 2009 : Setiap orang
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna
berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang,
tingkat kedua dan ketiga sesui kebutuhan medis,
tenaga kesehatan, dan atau peneyelenggara
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan
kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang diterimanya.
kesehatan, 4) Penyelenggaraan penelitian dan
Meskipun setiap orang di dalam hidup
pengembangan serta penapisan teknologi bidang
bermasyarakat dikatakan mempunyai tanggung
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
jawab (responsibibylity) terhadap setiap tindakan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
atau perbuatannya dalam hal ini tindakan hukum
pengetahuan bidang.
atau hubungan hukum karena adanya hak dan
Rumah Sakit behak atas segala sesuatu yang
kewajiban tetap saja kesalahan radiografer yang
berhak didapatkan dan diperolehnya. Imbalan jasa
mengakibatkan kerugian terhadap pasien yang
merupakan balasan jasa yang diberikan pihak
berhak bertanggung jawab adalah Rumah sakit
pasien sebagai konsumen yang merupakan
sebagai pengelola sumber daya dan fasilitas
kewajiban pasien. Imbalan jasa yang diberikan
pelayanan kesehatan. Rumah sakit diharuskan
dapat menjadi sebagai pendorong semangat untuk
bertanggung jawab karena adanya objek perikatan
bekerja bagi para tenaga medis dan meningkatkan
yang dilakukan antara rumah sakit atau
kinerja perawat. Hal tersebut dapat mempengaruhi
radiografer dan pasien objek perikatan adalah
dalam faktor individu yang terdiri dari

75
Syahrir AR ISSN 2252-7230

kemampuan dan keterampilan, faktor psikologi di luar negeri. Serta pengetahuan /pemahaman
terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan sosio kultural berbagai negara, Selain itu, dalam
motivasi, sedangkan faktor organis berefek tidak menjalankan tugas dan fungsinya radiografer
langsung terhadap pelaku dan kinerja individu Indonesia diwajibkan juga memenuhi hukum dan
yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan dan etika profesi yang berlaku. Tanggung jawab
struktur. Apabila Pasien yang tidak membayar Radiografer secara umum adalah menjamin
imbalan jasa yang tidak sesuai dengan pemakaian, terselenggaranya pelayanan kesehatan bidang
maka pihak rumah sakit berhak menggugat pihak radiologi / radiografi dengan tingkat keakurasian
yang mengakibatkan kerugian. Hal tersebut dan keamanan yang memadai.
merupakan perbuatan melawan hukum yang Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi
merugikan pihak lain atau disebut wanprestasi. semua sarana pelayanan kesehatan bidang
Dalam Pasal 1365 KUH Perdata menyatakan: Radiologi mulai dari Puskesrnas sampai dengan
“Setiap perbuatan melawan hukum yang oleh Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan
karena itu menimbulkan kerugian pada orang lain, Radiodiagnostik, Radioterapi dan Kedokteran
mewajibkan orang yang karena kesalahannya Nuklir. Kompetensi ini penting bagi Radiografer
menyebabkan kerugian tersebut mengganti Indonesia dan bertujuan untuk menjadi acuan
kerugian”. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dalam menjalankan tugas dan fungsinya disarana
berhak melakukan gugatan kepada pasien yang pelayanan kesehatan serta dalam mengembangkan
melakukan wanprestasi. pengetahuan dan keahlian dalam rangka
Rumah Sakit dapat menolak mengungkapkan meningkatkan profesionalisme Radiografer.
segala informasi kepada public yang berkaitan Kompetensi Radiografer ini mencakup
dengan rahasia kedokteran. Pasien dan/atau kompetensi umum yaitu kompetensi yang harus
keluaga yang menuntun Rumah Sakit dan dimiliki dan dikuasai dalam rangka globalisasi
menginformasikannnya melalui media msa, dan kompetensi khususnya, yaitu kompetensi
dianggap telah melepaskan hak rahasia yang berkaitan dengan tugas dan fungsi yang
kedokterannya kepada umum. Penginformasian dimiliki oleh radiografer Indonesia.
kepada media massa memberikan kewenangan Setiap manusia mempunyai kepentinga
kepada Rumah Sakit untuk mengungkapkan Kepentingan itu sangat beragam di antara anggota
rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab masyarakat. Dikatakan beragam karena antara
Rumah Sakit. Rumah Sakit tidak bertanggung kepentingan orang yang satu dengan orang yang
jawab secara umum apabila pasien dan/atau lain tidak mungkin sama. Keragaman kepentingan
keluarganya menolak atau menghentikan ini merupakan suatu hal yang wajar, mengingat
pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien sifat masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu,
setelah adanya penjelasan medis yang kepentingan, pandangan serta tujuan yang hendak
komprehensif. Rumah Sakit tidak dapat dituntut dicapai oleh masing-masing anggota masyarakat
dalam melaksanakan tugas dalam rangka tidak selalu seiring, tetapi juga tidak tertutup
menyelamatkan nyawa manusia. Rumah Sakit kemungkinan saling bertentangan (Mertokusumo,
bertanggung jawab secara hukum terhadap semua 1984). Untuk menghindari kemungkinan
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang terjadinya pertentangan kepentingan ini, maka
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit. orang memerlukan suatu perlindungan terhadap
Tuntutan masyarakat terhadap mutu kepentingannya. Salah satu cara perlindungan
pelayanan kesehatan bidang radiologi yang terhadap kepentingan yang dimaksud adalah
semakin meningkat, mengharuskan setiap melalui hukum.
Radiografer untuk bekerja secara profesional. Sehubungan dengan perlindungan terhadap
Oleh karena Itu, Radiografer Indonesia dituntut kepentingan ini, Mertokusumo mengatakan,
untuk memiliki kompetensi standar yang wajib bahwa dalam melindungi kepentingan masing-
dimiliki oleh setiap Radiografer untuk bekerja di masing, maka manusia di dalam masyarakat harus
sarana pelayanan kesehatan. Kompetensi standar mengingat, memperhitungkan,menjaga dan
Radiografer yang mengacu pada kompetensi menghormati kepentingan manusia lain, jangan
sejenis di luar negeri, akan menempatkan sampai terjadi pertentangan atau konflik yang
Radiografer Indonesia setara dengan Radiografer merugikan orang lain. Tidak boleh kiranya dalam

76
hubungan hukum, tanggung jawab, radiographer, rumah sakit ISSN 2252-7230

melindungi kepentingannya sendiri, dalam diharuskan bertanggung jawab karena adanya


melaksanakan haknya berbuat semaunya, objek perikatan yang dilakukan antara rumah sakit
sehingga merugikan kepentingan manusia. Setiap atau radiografer dan pasien objek perikatan adalah
orang menghendaki agar keinginannya atau prestasi yakni sesuatu yang wajib dipenuhi oleh
kepentingannya tercapai. Namun, perlu disadari pihak yang dituntut (debitor) terhadap pihak
bahwa manusia hidup bukanlah seorang diri, penuntut (kreditor). Sebaiknya rumah sakit
melainkan hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, membuat aturan yang jelas siapa yang akan
tidak mustahil akan terjadi konflik atau bertanggung jawab bila ada senketa antara pasien
pertentangan kepentingan di antara anggota dengan rumah sakit dalam bentuk aturan yang
masyarakat yang hendak mengejar keinginannya jelas.
atau kepentingannya. Seseorang di dalam
mengejar keinginannya atau kepentingannya DAFTAR PUSTAKA
menimbulkan kerugian pada pihak lain maka
Abbiding R. (1989). Pertanggunggugatan Perdata
kerugian yang ditimbulkan dari perbuatannya ini,
Rumah Sakit, Pro Justitis.
ia harus bertanggung jawab.
Azis N.M. (2010). Hubungan Tenaga Medik
Dengan demikian, tanggung jawab berarti,
Rumah Sakit dan Pasien, Badan Pembinaan
orang harus menanggung untuk menjawab
Hukum Dan HAM Kementerian Hukum Dan
terhadap segala perbuatannya atau segala yang
HAM RI, Jakarta.
menjadi kewajibannya dan di bawah
Julianta E. (2012). Konsekuensi Hukum Dalam
pengawasannya beserta segala akibatnya (Patrik,
Profesi Medik, Karya Putra Darwati,Bandung
1990). Setiap orang di dalam hidup
Machmud S. (2012). Penegakan Hukum Dan
bermasyarakat dikatakan mempunyai tanggung
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang
jawab (responsibiliy) terhadap setiap tindakan
Diduga Melakukan Medikal Malpraktek,
atau perbuatannya. Tindakan manusia harus
Karya Putra Darwati,Jakarta.
dibedakan antara tindakan atau perbuatan sehari-
Mertokusumo S. (1984). Bunga Rampai Ilmu
hari dan tindakan atau perbuatan yang
Hukum, Yogyakarta
berhubungan dengan hukum. Tindakan atau
Nurbani E.S. (2014). Penerapan Teori Hukum
perbuatan yang berhubungan dengan hukum ini
Pada Penelitian Disertasi Dan Tesis, PT
disebut hubungan hukum. Hubungan hukum
Grfindo Persada, Jakarta.
tercermim pada hak dan kewajiban,
Patrik P. (1990). Hukum Perdata II (Perikatan
(Mertokusumo, 1984). Oleh karena hubungan
Yang lahir Dari Perjanjian Dan Undang-
antara anggota masyarakat dilindungi oleh hukum
undang, Semarang
maka mereka harus mentaati hubungan hukum ini.
Sidharta A. B. (1990). Keseimbangan Etik Dan
Kehendak untuk menaati hubungan hukum
Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan, pro
disebut tanggung jawab hukum ( Legal
Justitia.
responsibility ).
Undang-Undang Kesehatan ( UU RI No.36 Tahun
2009) dilengkapi Dengan UU NO 44 Tahun
KESIMPULAN DAN SARAN
2009 Tentang Rumah Sakit, Sinar Grafika,
Berdasarka hasil dan pembahasan maka Jakarta
dapat disimpulkan bahwa tanggung Jawab perdata Undang- Undang Tenaga Kesehatan (UU NO 36
Rumah sakit terhadap kesalahan radiografer Tahun 2014), Sinar Grafika, Jakarta.
dalam pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

77

You might also like