You are on page 1of 10

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PURI HUSADA

NOMOR :
TENTANG : PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI) KAMAH JENAZAH

PANDUAN
PPI KAMAR JENAZAH

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi
Pelayanan kamar jenazah adalah pelayanan atau penanganan yang
dilakukan pada jenazah pasien yang dirawat di rumah sakit maupun pasca
bencana. Penyimpanan jenazah harus dilakukan sebaik-baiknya sebelum
dikuburkan sebagai penghormatan kepada korban.

B. Latar Belakang
Kamar jenazah RSUD Puri Husada Tembilahan bersebelahan dengan
gedung pengelolaan sampah medis dan instalasi listik. Kamar jenazah tidak
dapat di lalui oleh orang yang tidak berkepentingan. Lalu lintas hanya biasa
dilalui oleh petugas kamar jenazah.
Kamar jenazah rumah sakit bukanlah satu satunya pintu keluar , tetapi
masih ada pintu keluar yang lain yaitu pintu kesembuhan. Penanganan
jenazah yang dilakukan di RSUD Puri Husada hanya melakukan perawatan,
sedangkan pemulasaran dilakukan berdasarkan permintaan keluarga atau
keluarga sendiri yang melaksanakannya.
Kamar jenazah merupakan sumber infeksi yang potensial, tidak hanya
untuk petugas , tetapi juga untuk pengunjung dan petugas lainnya.. Beberapa
studi telah melaporkan bahwa dengan berakhirnya kehidupan seseorang,
mikro-organisme patogenik tertentu masih dapat dilepaskan dari tubuh
jenazah, yang jika tidak diwaspadai dapat ditularkan kepada orang-orang
yang menangani jenazah tersebut. Penularan mikro-organisme patogenik
dapat melalui inhalasi aerosol, tertelan, inokulasi direk/tusukan benda tajam,
luka pada kulit dan membrana mukosa mata, hidung dan mulut. Terlebih lagi
setelah meninggal akan didapat sawar darah otak dan sistem retikulo-
endotelial yang sudah tidak berfungsi lagi sehingga patogen dapat menyebar
dengan lebih mudah dalam tubuh jenazah.
Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nasokomial adalah
dengan melakukan standar kamar jenazah yang baik. Selain itu pengetahuan
dan perlakuan petugas kesehatan juga mempunyai peranan yang sangat
penting. Petugas kamar jenazah wajib menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja untuk dirinya dan orang lain, serta bertanggungjawab sebagai pelaksana
kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan bagi RSUD Puri Husada Tembilahan untuk dapat
melaksanakan pelayanan jenazah dalam upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai panduan pelaksanaan pelayanan di kamar jenazah yang
merupak salah satu upaya rumah sakit dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi.

Panduan PPI Kamar Page 2


b. Mencegaha terjadinya infeksi pada petugas kesehatan, pasien
keluarga dan masyarakat
c. Sebagai pedoman kerja untuk melaksanakan pelayanan jenazah
sebelum ditunjukkan dan dibawa pulang oleh keluarga
d. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan
untukterjadinya infeksi silang.

BAB II RUANG
LINGKUP

A. Fungsi Kamar Jenazah

Panduan PPI Kamar Page 3


1. Tempat meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil
keluarganya
2. Tempat memandikan/demontaminasi jenazah
3. Tempat pengeringan jenazah sebelum di mandikan
4. Ruang duka dan pemulasaran

B. Persyaratan Khusus
1. Kamar jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan beberapa
instalasi lain yaitu Instalasi gawat darurat, Instalasi Rawat Inap dan
Instalasi Rawat Intensif
2. Area tertutup tidak dapat di akses oleh orang yang tidak berkepentingan
3. Area yang merupakan jalur jenazah di sarankan berdiding keramik, lantai
kedap air dan tidak berpori sertamudah dibersihkan
4. Akses masuk dan keluar jenazah menggunakan daun pintu ganda/double.

C. Pelayanan
Prinsip Pelayanan Jenazah
Perawatan jenazah terutama pada penderita dengan penyakit menular
dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan universal dengan
memperhatikan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya. Setiap
petugas kesehatan terutama perawat dan mengambil tindakan harus dapat
memberikan pendidikan kepada keluarga jenazah danmengambil tindakan
yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah resiko penularan
penyakit. Tradisi yang terkait dengan pemberlakuan jenazah dapat diizinkan
dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas. Perlu di ingatkan seperti pada
jenazah penderita HIV/AIDs, bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan
berkembang pada tubuh manusia yang hidup, maka beberapa waktu setelah
penderita infeksi HIVmeninggal, virus pun akan mati.
Jenazah secara etis di perlakukan penghormatan sebagaimana
manusia, karena ia adalah manusia. Martabat kemanusiaan ini secara khusus
adalah perawatan kebersihan sebagaiamana kepercayaan dan adatnya,
perlakukan dengan sopan dan tidak merusak badannya tanpa indikasi atau
kepentingan kemanusiaannya. Oleh karenanya kamar jenazah harus bersih
dan bebas dari kontaminasi khususnya hal hal yang membahayakan petugas.

D. Jenis Pelayanan Terkait Kamar Jenazah


Pelayanan jasa terkait dengan kamar jenazah dapat dikelompokkan
dalam 3 (tiga) kategori sebagai berikut :
1. Perawatan jenazah di ruang perawatan dan pemindahan jenazah ke kamar
jenazah
2. Perawatan/pengelolaan jenazah di kamar jenazah
3. Persiapan pemakaman/kerumah duka.

E. Tujuan Pelayanan
1. Pencegahan penularan penyakit
Apabila kamar jenazah menerima jenazah yang meninggal karena
penyakit menular misalnya HIV/AIDS, maka dalamperawatan jenazah
perlu diterapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang disekitarnya
menjadi tertular

Panduan PPI Kamar Page 4


b. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah ( kencing, darang,
kotoran dan lain-lainnya ) mengandung kuman sehngga menjadi
sumber penularan
c. Penerapan Universal Precaution
Menggunakan tutup kepala, kacamata ( googles ), masker, sarung
tangan,apron dan sepatu bot.
d. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan dengan cara
dekontaminasi ( perendaman dengan cairan desinfektan ) selama 10-
15 menit.
2. Penegakan hukum
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1981 ( KUHP ), bahwa setiap dokter
baik dokter umum, dokter ahli kedokteran Kehakiman (Dokter Spesialis
Forensik), maupun dokter spesialis klinik lain wajib member bantuan
kepada pihak yang berwajib untuk kepentingan peradilan, bila diminta
oleh petugas kepolisian/pihak penyidik yang berwenang.
Pada pelaksanaan pelayanan pemeriksaan medis secara kedokteran
forensic sekalipun dapat dimintakan kepada setiap dokter, baik dokter
umum, dokter spesialis klinik maupun dokter spesialis forensic, namun
untuk memperoleh hasil yang optimal baik ditinjau dari segi kepentingan
pelayanan kesehatan sebaiknya pemeriksaan dilakukan oleh dokter
sepesialis forensic.

BAB III TATA


LAKSANA

A. Ketentuan Umum Penanganan Jenazah


1. Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika
menangani pasien yang meninggal.
2. APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika
pasien tersebut meninggal dalam masa penularan
3. Jenazah dapat dibungkus dengan kain kapan atau lainnya, setelah
dibungkus jenazah tidak boleh dibuka lagi

Panduan PPI Kamar Page 5


4. Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong
jenazah
5. Pindahkan sesegera mungkin ( 2 jam setelah dinyatakan meninggal ) ke
kamar jenazah setelah pasien dinyatakan meninggal dunia oleh dokter,
atau langsung di bawa pulang oleh keluarga.
6. Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diizinkan untuk melakukannya
sebelum jenazah dimasukkan kedalam kantong jenazah dengan
menggunakan APD
7. Petugasharus meberikan penjelasan kepada keluarga tentang penanganan
khusus bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensivitas
adat istiadat dan budaya harus diperhatikan ketika seseorang pasien
dengan penyakit menularmeninggal dunia.
8. Jika diperlukan untuk membersihkan jenazah dengan kasus tertentu
seperti SARS, Swine Flu, H5N1, maka air pencucinya diberikan
desinfekstan.
9. Tidak ada pelayanan pembalseman atau penyuntikan untuk pengawetan
jenazah
10. Jenazah yang sudah di bungkus tidak boleh di buka lagi
11. Pengelolaan sampah dikamar jenazah disesuaikan dengan pengelolaan
sampah pada umumnya.

B. Kewaspadaan Universal Pada Pemulasaran Jenazah


Secara umum , kewaspadaan Universal meliputi :
1. Pengelolaan alat kesehatan habis pakai
2. Cuci tangan dengan sabun guna mencegah infeksi silang
3. Gunakan APD
4. Pengelolaan benda tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang
7. pengelolaan linen.

C. Prosedur Kewaspadaan Universal Pemulasaran Jenazah

1. Perawatan jenazah di ruang perawatan


Persiapan alat:
a. Sarung tangan lateks
b. Gaun pelindung kedap air
c. Kain bersih penutup jenzah
d. Klem dan Gunting
e. Plaster kedap air
f. Kapas dan kasa
g. Pembalut
h. Wadah bahan infeksius
i. Wadah barang berharga

Langlah-langkah :
a. Cuci tangan
b. Pakai APD

Panduan PPI Kamar Page 6


c. Lepaskan selang infuse, kateter dan sebagainya
d. Luka bekas selang infuse dan lainnnya di tutup dengan plester kedap
air
e. Lepaskan pakaiaan kotor
f. Lepaskan perhiasan atau barang berharga
g. Taruh pembalut di daerah perineum dan tutup dengan plester kedap
air
h. Jenazah dam posisi telentang, tangan di lipat didada atau di sisi
tubuh
i. Taruh handuk kecil di belakang kepala untuk menyerap rembesan
darah
j. Tutup kelopak mata dengan kapas lembab
k. Tutup telinga dan mulut dengan kapas dan kasa
l. Bersihkan jenazah
m. Tutup jenazah dengan gaun atau kain bersih,keluarga boleh
menyaksikan
n. Pasang label pengenal pada kaki
o. Pindahkan jenazah ke brangkar untuk di antar ke kamar jenazah
p. Lepaskan sarung tangan
q. Cuci tangan
r. Lepaskan APD
s. Dokumentasikan

2. Pemulasaran Jenazah di kamar jenazah


Persiapan alat
a. Sarung tangan lateks sampai ke siku
b. Sepatu bot sampai lutut
c. Masker
d. Kacamata
e. Gaun/apron kedap air
f. Tempat mandi jenazah
g. Peralatan mandi ( waslap, handuk, baskom berisi air)
h. Plester kedap air
i. Kapas
j. Pembalut
k. Sisir atau sikat
l. Pewangi
m. Wadah barang berharga
n. Brangkar jenazah
o. Label tanda pengenal

Langkah-langkah
a. Petugas melakukan kebersihan tangan
b. Petugas menggunakan APD ( masker, penutup kepala,
googles/kacamata, sarung tangan panjang, apron dan sepatu boot )
c. Petugas memandikan jenazah di kamar jenazah
d. Memandikan harus dilakukan oleh petugas yang telah memahami
cara membersihkan/memandikan jenazah, dengan memperhatikan
beberapa hal.
e. Petugas harus segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air
bila terkena darah atau cairan tubuh

Panduan PPI Kamar Page 7


f. Keringkan dengan handuk
g. Ganti pembalut absorben di perineum
h. Ganti tutup mata, telingan dan mulut
i. Letakkan jenazah dalam posisi telentang tangan disisi tubuh atau
dilipat di dada
j. Taruh handuk kecil di bawah kepala
k. Sampah dan bahan kontaminasi dimasukkan ke kantong plastic
infeksius
l. Setiap percikan atau tumpahan darah/cairan tubuh di permukaan
segera dibersihkan dengan larutan desinfektan
m. Peralatan yang sudah digunakan harus diproses dekontaminasi,
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi
n. Pasang label pengenal/identitas ( untuk jenazah dari luaratau yang
langsung ke kamar jenazah )
o. Bungkus jenazah dengan kain kapan atau linennya sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
p. Jenazah yanag sudah du bungkus tidak boleh di buka kembali
q. Jenazah tidak boleh di balsam, disuntik untuk pengawetan dan otopsi
kecuali oleh petugas khusus
r. Otopsi dapat dilakukan setelah disetujui pimpinan RS
s. Lepaskan APD
1) Rendam tangan yang masih menggunakan sarung tangan karet
dalam larutan desinfekstan, lalu bilas dengan sabun dan air yang
mengalir.
2) Lepaskan kacamata pelindung, rendam dalam larutan desinfektan.
3) Lepaskan masker pelindung dan buang dalam tempat sampah
medis.
4) Lepaskan celemek plastic, buang dalam tempat sampah medis
5) Lepaskan gaun pelindung, jika disposibble buang langsung ke
tempat sampah medis
6) Clupkan bagian luar sepatu dengan larutan desinfektan bilas
dengan air bersih lalu lepaskan sepatu dan letakkan pada tempat
semula
7) Lepaskan sarung tanganplastik atau lapis ke dua, buang ketempat
sampah medis
t. Cuci tangan
u. Dokumentasikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Semua petugas dan keluaga yang akan menangani jenazah harus
menggunakan sarung tangan dan gaun pelindung kedap air
b. Pakai masker dan pelindung mata bila adakemungkinan percikan
c. Lepaskan pakaian kotor dan tempatkan dalam wadah khusus ( plastic
kuning )

3. Pembersihan Kamar Jenazah


a. Petugas kebersihan melakukan kebersihan tangan
b. Petugas kebersihan menggunakan APD ( masker, apron, sarung
tangan rumah tangga, dan sepatu boot ).

Panduan PPI Kamar Page 8


c. Petugas kebersihan membersihkan debu pada pintu, jendela, mebel
dengan lap basah ( air sabun ), kemudian lap basah air bersih lalu lap
kering
d. Bila terkena percikan darah atau cairan tubuh lainnya maka
pembersihannya dengan menggunakan larutan desinfektan terlebih
dahulu
e. Petugas kebersihan menyiapkan troly yang berisi :
1) Lap 2-3 buah
2) Ember 1 (berisi air sabun ) untuk mencuci pel kotor
3) Ember 2 ( berisi air bersih ) Untuk mencuci/membilas
4) Ember 3 berisi larutan desinfektan
5) Pel 1 ( warna kuning ) untuk mengepel ruang dalam
6) pel 2 ( warna biru ) untuk mengepel diluar ruangan
f. Petugas kebersihan membersihkan lantai dari kotoran kasar dengan
mop (jangan sampai debu berterbangan), untuk debu di hilangkan
dengan cara dipel
g. Petugas kebersihan memulai mengepel dari ujung ke ujung atau dari
ujung ke dekat pintu, dengan pelyang telah dibasahi dengan larutan
desinfektan
h. Petugas kebersihan mengulangi pengepelan pertama dengan
pengepelan kedua dengan cara yang sama
i. Biarkan 10menit dengan tidak di injak
j. Petugas kebersihan membawa peralatan ke spoel hock
k. Petugas kebersihan menggunakan APD tambahan ( googles )
l. Petugas kebersihan mencuci kain pel di spoel hock
m. Petugaskebersihan membereskan alat-alat
n. Petugas kebersihan melepaskan APD
o. Petugas kebersihan melakukan cuci tangan dan kaki

4. Dekontaminasi Alat
Dekontaminasiadalah suatu tindakan yang dilakukan agar alat-alat
kesehatan dapat ditangani secara aman oleh petugas pembersih alat medis.
Alat kesehatan yang dimaksud adalah meja pemeriksaan, alat-alat bedah,
sarung tangan dan peralatan kesehatan lainnya yang terkontaminasi oleh
cairan tubuh jenazah setelah pelaksanaan suau prosedur atau tindakan
medis. Alat kesehatan yang digunakan direndam dalam larutan
desinfekstan selama 10-30 menit. Dekontaminasi peralatan yang tidak
bisa direndam misalnya permukaan meja, dapat dilakukan dengan
menggunakan lap yang dibasahi desinfektan. langkah-langkah
dekontaminasi peralatan sebagai berikut:
a. Pencucian dan pembilasan
Pencucian alat kesehatan adalah proses secara fisik untuk
menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda-benda asing ( debu dan
kotoran ). setelah di cuci dengan deterjendan cairan desinfektan, alat
kesehatan di bilas dengan air bersih.
b. Sterilisasi

Panduan PPI Kamar Page 9


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir edukasi
Berisi tentang kegiatan edukasi kepada keluarga terkait penyakit, prosedur
dan lain-lain.
2. Catatan data jenazah
Semua data tentang jenazah serta segala tindakan yang dilakukan terhadap
jenazah di tulis di sini
3. Formulir penolakan
Jika adakeluarga yang menolak menggunakan jasa ambulan untuk
mengantar jenazah pulang, maka keluarga mengisi dan menandatangani
formulir penolakan
4. Formulir serah terima jenazah
Sebagai tanda bukti penyerah jenazah kepada keluarganya
5. Ceklis pembersihan kamar jenazah
6. Jadwal pembersihan ( jam ) dan tanda tangan petugas kebersihan kamar
jenazah.

Ditetapkan di : Tembilahan
Pada tanggal : Juli 2019

DIREKTUR

Dr. SAUT PAKPAHAN


PEMBINA TK. I/IV.b
NIP. 19611112 199010 1 001

Panduan PPI Kamar Page

You might also like