You are on page 1of 7

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIF DAN TEKNIK

PENGUMPULAN DATA FOKUS PEMERIKSAAN FISIK

MAKALAH KELOMPOK 5

KELAS F

DISUSUN OLEH :
Indriani Yusuf 202309094
Rani Zyarwani 202309154
Darmiati. M 202309144
Rahmi A 202309113

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan. Agar dapat melekat dalam
diri setiap insan hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian
masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
pencegahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar
dapat dikembangkan suatu system kesehatan nasional yand semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S,2007) Departemen kesehatan
(Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia
meninggal dunia sebelum umurnya 1 tahun. Data bersumber dari survey terakhir
pemerintah, yaitu survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI).
Dalam hal ini tenaga kesehatan titik utama sebagai pemberi informasi yang
menurapakan perantara dari pemerintah, juga diperlukan upaya dari semua pihak baik
pemerintah, tenaga kesehatan terutama bidan dalam berbagai aspek asuhan, serta promosi
kesehatan guna pemberdayaan masyarakat yang peduli akan kesehatan individu dan
keluarga. Selain itu bodan juga perlu melakukan pemeriksaan fisik pada bayi mauoun
balita, karena pemeriksaan fisik adalah salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data
yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan
status pasien dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam
melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, antara lain
inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan auskultasi (mendengar)
(Prawirohardjo, 2005)
Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat persalinan. Pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan , karena
sangat penting untuk diketahui, yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada
bayi, keadaan suhu diluar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut.
Kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam rahim (Prawirohardjo,2010).
Observasi (pengamatan secara seksama) pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari
ujung rambut sampai ujung kaki namun tidak harus dengan urutan tertentu, pemeriksaan
yang menggunakan alat seperti pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh, tekanan
darah, dan lain-lainnya, sebaiknya dilakukan paling akhir , karena dengan melihat atau
memakai alat-alat, umumnya anak menjadi takut atau merasa tidak nyaman, sehingga
menolak diperiksa lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya akan kami bahas pada BAB II
Pembahasan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian Promosi Kesehatan ?
2. Bagaimana Promosi Kesehatan Pada Bayi?
3. Bagaimana Promosi Kesehatan pada anak balita?
4. Bagaimana tekhnik pengumpulan data pada bayi dan balita?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Promosi Kesehatan
2. Mengetahui Promosi Kesehatan pada bayi
3. Mengetahui Promosi Kesehatan pada balita
4. Mengetahui upaya-upaya promotif dan preventif pada bayi dan balita
5. Mengetahui teknik pengumpulan data fokus melalui pemeriksaan fisik pada bayi dan
anak balita
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Menurut WHO (1947), pengertian kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek medis,
tetapi aspek mental dan social, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat
dan kelemahan (Muliana, 2009), sedang kesehatan menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif serta social dan ekonomis. Hal ini berarti kesehatan tidak
hanya diukur dari aspek fisik mental dan social saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi (Notoatmodjo, 2010).
Hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan
bahwa promosi kesehatan adalah suatu proes untuk memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain. Promosi kesehatan adalah
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010).
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu-individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan factor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak dari
pengertian yang dirumuskan WHO, Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan
bersumberdaya masyarakat sesuai social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan public
yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2005).
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan individu, keluarga,
kelompok masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber
dari masyarakat serta terciptanga lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut. Tujuan promosi kesehatan ada tiga tingkatan yaitu tujuan program; tujuan
pendidikan dan tujuan perilaku. Adapun tujuan promosi kesehatan bagi petugas, program
maupun instansi kesehatan adalah untuk melakukan promosi kesehatan dalam setiap program
kesehatan yang diselenggarakan, mendukung tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat,
serta meningkatkan mutu layanan kesehatan yang dapat memberikan kepuasan pada masyarakat.

2.2 RUANG LINGKUP


Kesehatan masyarakat mencakup 4 aspek pokok, yaitu : promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Ahli lainnya membaginya menjadi dua aspek, yakni aspek promotif dengan sasaran
kelompok orang yang sehat, aspek preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit
2.3. UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF
 Upaya promosi kesehatan dalam bentuk advokasi, KIE, Pemberdayaan masyarakat dan
bina suasana yang berfokus pada bayi dan balita.
 Upaya preventif kesehatan pada bayi dan balita seperti imunisasi, pemberian vit. A,
pemberian obat cacing, pemberian PMT serta penyuluhan yang dilakukan di posyandu
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA FOKUS MELALUI PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI DAN ANAK
BALITA
1. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan
data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh
dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien,
dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam melakukan
pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, antara lain inspeksi
(melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan auskultasi (mendengar)
(Prawirohardjo,2005).
2. Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan
fisik pasien
3. Komunikasi sebelum pemeriksaan fisik
 Bicara terlebih dahulu pada orang tua
 Mulai kontak dengan anak
 Gunakan mainan sebagai pihak ketiga
 sambil duduk atau di tempat tidur, atau di pangku oleh orangtuanya
 Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling terakhir
 Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan rasa takut

2.5 PEMERIKSAAN FISIK BALITA DAN APRAS


 Pemeriksaan Kesadaran pada balita terbagi menjadi 2 yaitu kualitatif dan kuantitatif
 Pemeriksaan status gizi meliputi pemeriksaan berat badan,tinggi badan, lingkar lengan
atas dan pemeriksaan klinis dan laboratorium
 Pemeriksaan Nadi
 Pemeriksaan pernafasan untuk menilai frekuensi pernafasan
 Pemeriksaan suhu dengan cara oral,rectal dan aksila
 Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai waarna adanya sianosis,ikterus,ulkus dan
turgor kulit.
 Pemeriksaan kepala dan leher meliputi pemeriksaan kepala secara umum
 Pemeriksaan Dada
 Pemeriksaan Abdomen dilakukan dengan cara inspeksi,auskultasi,perkusi dan palpasi.
 Pemeriksaan Genetalia
 Pemeriksaan Tulang belakang dan ekstremitas
2.6 TEKHNIK PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
 Menentukan tinggi badan
 Menentukan berat badan
 Pengukuran tanda-tanda vital
 Pengkajian sistem tubuh
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

 Upaya promosi kesehatan dalam bentuk advokasi, KIE, Pemberdayaan masyarakat dan
bina suasana yang berfokus pada bayi dan balita.
 Upaya preventif kesehatan pada bayi dan balita seperti imunisasi, pemberian vit. A,
pemberian obat cacing, pemberian PMT serta penyuluhan yang dilakukan di posyandu
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh dari
riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam melakukan pemeriksaan
fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, antara lain inspeksi (melihat), palpasi
(meraba), perkusi (ketukan), dan auskultasi (mendengar)

You might also like