You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PERCOBAAN II
PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH

OLEH :
NAMA : GIAN PURNAMA SARI
STAMBUK : F1D1 20 008
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN PEMBIMBING : MUHAMAD YUSUF

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan energi di Indonesia dipengaruhi oleh meningkatnya

pertumbuhan penduduk dan meningkatnya perkembangan industri.

Penggunaan fosil sebagai bahan baku menyebabkan kelangkaan energi karena

fosil tidak dapat diperbaharui, karena itu pengembangan energi alternatif

sangat dibutuhkan. Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkannya

bioenergi sebagai sumber bahan baku pengganti energi fosil karena merupakan

negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah. Bioenergi

merupakan energi yang diproduksi melalui biomassa yaitu berasal dari material

hidup secara biologis maupun waste dari hewan. Bioenergi dihasilkan melalui

proses konversi untuk menghasilkan energi berupa heat, biopower dan biofuel.

Biogas merupakan gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses

fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. komponen biogas terdiri

atas 55-75% metana, 25- 45%, karbondioksida, dan hidrogen sulfida (H ₂S) dan

sisa uap air (H₂O). Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan

yang dapat menjawab kebutuhan energi alternatif. Biogas mempunyai beberapa

keunggulan dibandingkan dengan BBM yang berasal dari fosil. Sifatnya yang

ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan keunggulan dari biogas

dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik

secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang

sebagian besar berupa gas metana (CH₄) dan karbondioksida (CO ₂). Proses
dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama

bakteri penghasil metan. Serangkaian proses yang terjadi pada pembentukan

biogas meliputi hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis.

Biogas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak, penerangan, dan

bahan bakar motor atau genset. Berdasarkan uaraian diatas maka dilakukan

praktikum dengan judul Produksi Biogas dari Limbah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan bioenergi dari limbah sayuran bayam?

2. Bagaimana cara produksi bioenergi dari kotoran sapi dan ayam?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan bioenergi dari limbah sayuran bayam.

2. Umtuk mengetahui cara produksi bioenergi dari kotoran sapi dan ayam.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang ingin diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui proses pembuatan bioenergi dari limbah sayuran bayam.

2. Dapat cara produksi bioenergi dari kotoran sapi dan ayam.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bioenergi

Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari biomassa sebagai fraksi

produk biodegradasi, limbah, dan residu dari pertanian (berasal dari nabati dan

hewani), industri kehutanan dan terkait, dan sebagian kecil biodegradasi dari

limbah industri dan kota. Bioenergi modern bergantung pada konversi

teknologi yang efisien untuk aplikasi skala rumah tangga, usaha kecil dan

industri. Input biomassa padat atau cair dapat diproses untuk menjadi energi

yang lebih nyaman, hal ini termasuk biofuel yang solid (misalnya kayu bakar,

serpihan kayu, pellet, aran, dan briket), biofuel gas (biogas, gas sintesis,

hidrogen) dan biofuel cair (misalnya bioetanol, biodiesel) (Sari & Hadiyanto,

2013).

B. Biogas

Biogas merupakan sumber energi alternatif yang diperoleh melalui

dekomposisi bahan organik oleh bakteri secara anaerob sehingga bersifat

terbarukan (renewable). Teknologi biogas merupakan teknologi konversi

energi yang mudah diaplikasikan, ramah lingkungan dan bahan bakunya

mudah didapat. Biogas merupakan hasil dekomposisi bahan organik melalui

proses fermentasi anaerob yang menghasilkan gas bio berupa gas metana

(CH₄) yang dapat dibakar, dimana dapat dikembangkan untuk kebutuhan

rumah tangga serta industri (Haryanto et al., 2019).


C. Tahap Pembuatan Biogas

Tahap pembuatan biogas meliputi hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis

dan metanogenesis. Tahap hidrolisis, kompleks bahan organik (polimer)

didekomposisi menjadi unit yang lebih kecil, selama proses tersebut, polimer

seperti karboidrat, lipid, asam nukleat dan protein diubah menjadi glukosa,

gliserol, purin dan pirimidin. Proses asidogenesis, produk hidrolisis dikonversi

oleh bakteri asidogenik menjadi substrat metanogen. Gula sederhana, asam

amino dan asam lemak terdegradasi menjadi asetat, karbondioksida dan

hidrogen (70%) serta menjadi Volatile Fatty Acid (VFA) dan alkohol (30%).

Proses asetogenesis, produk dari asidogenesis yang tidak dapat diubah secara

langsung menjadi metana oleh bakteri metanogen akan diubah menjadi substrat

metanogen. VFA dan alkohol dioksidasi menjadi substrat metanogen seperti

asetat, hidrogen dan karbondioksida. Metanogenesis merupakan reaksi

biokimia paling lambat dalam proses. Produksi metana dan karbondioksida dari

produk antara dilakukan oleh bakteri metanogen, 70% dari metana yang

terbentuk berasal dari asetat, sedangkan 30% sisanya dihasilkan dari konversi

hidrogen (H) dan karbondioksida (CO₂) (Megawati & Aji, 2015).

D. Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Biogas

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas adalah kondisi

anaerob, kandungan atau senyawa dalam bahan, temperatur, derajat keasaman

(pH), ketersediaan nutrisi, pengadukan, zat racun (toxic) dan pengenceran

(kadar air). Namun variasi komposisi pada pencampuran limbah juga memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap kadar metan yang akan dihasilkan dalam

pembentukan biogas. Pencampuran kedua limbah dapat mempengaruhi nilai

derajat keasaman (pH), rasio C/N serta pengenceran (kadar air). Nilai ratio C/N

dibutuhkan dalam pembentukan biogas mencapai 20-30 dengan nilai pH 6,8-

8,5 (Ramdiana, 2017).

E. Bakteri Metanogen

Bakteri metanogen merupakan bakteri yang terdapat pada bahan-bahan

organik dan menghasilkan gas metana serta gas-gas lainnya dengan proses

keseluruhan rantai secara anaerobik. Bakteri metanogen merupakan bakteri

obligat anaerobik dan sangat sensitif pada perubahan lingkungan. Bakteri

metanogenesis termasuk dalam genus Archaebacter yaitu kelompok bakteri

yang memiliki struktur morfologi yang sangat heterogen, sifat biokimia yang

umum, serta sifat biologis yaitu kondisi molekul yang berbeda dengan bakteri

lain. Ciri khas yang dimiliki bakteri metanogen adalah dapat menghasilkan gas

metana (CH₄). Bakteri metanogen terdapat pada berbagai macam habitat

anaerobik termasuk sedimen, sludge dan digester kotoran hewan, buangan

kotoran hewan dan manusia dalam jumlah besar (Kurniati et al., 2021).
C. Pembahasan

Biogas merupakan salah satu sumber energi atau bahan bakar berupa gas

yang mudah terbakar dan murah. Sifat dari biogas ini adalah bersih, tidak

berbau, tidak larut dalam air dan tidak reaktif. Biogas dihasilkan apabila bahan-

bahan organik terdegradasi dari senyawa-senyawa pembentuknya dalam

keadaan tanpa oksigen atau kondisi anaerob. Biogas mengandung gas metan

sebesar 50-80% dan karbondioksida sebesar 20-50%. Biogas akan

menghasilkan energi ketika dilakukan pembakaran. Energi ini dapat

dimanfaatkan untuk memasak, menjalankan mesin-mesin pembakaran, alat

penerangan dan lain-lain

Praktikum ini dilakukan mengetahui cara pembuatan biogas dari berbagai

substrat dan mengetahui substrat manakah yang lebih bagus untuk pembuatan

biogas. Praktikum ini dilakukan dengan melakukan perakitan bioreaktor yang

digunakan sebagai wadah dalam pembuatan biogas dan juga sebagai tempat

menyiman wadah air pada biogas. Bioreaktor ini dibuat dengan menyiapkan 2

botol besar dan 1 botol kecil, kemudian memotong satu botol besar hingga

setengahnya. Tahap selanjutnya membuat lubang pada penutup botol dan di

pasangkan selang untuk disambungkan dengan botol yang berisi subsrat,

kemudian mengisi air pada botol kecil hingga setelah dan dimasukkan pada

botol besar yang dipotong tadi, kemudian pada botol kecil diberikan tanda dan

diukur penurunan air yang terjadi.

Pembuatan biogas dilakukan dengan mencampurkan substrat kedalam

botol sebanyak 1 liter dengan beberapa perbandingan, kemudian menambahkan


satu tutup botol EM4 dan dicampur rata. Tahap selanjutnya menutup botol,

yang dimana tutupnya sudah dilubangi dan di beri selang, kemudian tutup botol

direkatkan dengan lakban dan dilakukan inkubasi selama 2 minggu. Pembuatan

biogas ini menggunakan substrat yang berbeda-beda terdapat substrat yang

murni menggunakan kotoran dan ada juga yang di campur dengan limbah

sayuran. Limbah sayuran ini berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi

mikroorganisme dalam pembuatan biogas.

Hasil yang didapatkan pada praktikum ini pada semua subsrat

menunjukkan penurunan kadar air yang berbeda-beda, dimana hasil penurunan

kadar air ini disebabkan karena adanya tekanan gas metana yang mendorong

air untuk turun kebawah, sehingga semakin banyak gas metana yang terbentuk

akan semakin sedikit air dalam botol.

Hasil perolehan gas CH₄ menunjukkan bahwa 3 pembuatan biogas ini

berhasil dan 4 tidak berhasil. Perolehan nilai terendah yang berhasil yaitu 29,85

cm3 pada biogas substrat kotoran sapi 25% dan limbah sayur 75%, dimana dan

yang tertinggi yaitu 46,43 cm³ pada substrat kotoran sapi 100%. Pembuatan

biogas yang tidak berhasil yaitu pada subsrat kotoran sapi 50% + limbah sayur

50%, kotoran ayam 100%, kotoran ayam 50% + limbah sayur 50% dan kotoran

ayam 25% + limbah sayur 75% hasilnya gagal atau meledak.

Pengamatan yang tidak berhasil rata-rata gagal gagal karena

bioreaktornya meledak. Hal ini dapat dipengaruhi adanya human error pada

proses pembuatan biogas, selain itu dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi pembuatan biogas ini. Faktor yang dapat


mempengaruhi pembuatan biogas yaitu seperti substrat yang digunakan, pH,

suhu dan rasio C/N. Menurut (Muhammad dkk., 2016) Pembentukan biogas

dan kadar gas metana pada umumnya tergantung dari beberapa faktor seperti

ratio C/N, pH, dimana pH yang terlalu asam atau terlalu basa sangat

mempengaruhi kerja mikroba ini. pH antara 6.8 sampai 8 merrupakan pH

optimum dalam proses pembentukan biogas. Faktor lainnya yaitu suhu, dimana

suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan kurang atau tidak

aktifnya mikroba penghasil biogas, sehingga kurang baik untuk proses

pembentukan biogas. Suhu yang baik adalah kisaran 32°C-37°C merupakan

suhu yang baik untuk pembentukan biogas. Faktor selanjutnya kadar air dan

karakter substrat, dalam hal ini kandungan air dari sampah dan juga kondisi

pengadukan. selain itu ratio C/N (karbon dan nitrogen) serta ukuran dari

partikel sangat berpengaruh terhadap bioproses. Ukuran partikel punya peran

signifikan dalam bioproses, terutama selama proses hidrolisis.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Cara pembuatan bioenergi dari limbah sayuran yaitu dibuatkan bioreactor,

lalu diblender limbah bayam yang dicampurkan dengan EM ₄, kemudian

dimasukan ke dalam botol bioreaktornya dan selanjutnya diinkubasi selama

2 minggu. Lalu dihitunng persen biogas yang terdapat pada biorektornya.

2. Cara produksi bioenergi dari kotoran sapi dan ayam yaitu dilakukan dengan

pembuatan biorektor terlebih dahulu, dimana dibutuhkan 2 botol 1lt dan 600

ml yang berguna untuk melihat penurunan kadar air selama masa inkubasi,

kemudian dilanjutkan dengan pembuatan biogas dengan substrat yaitu

kotoran sapi dan kotoran ayam yang dicampurkan dengan EM₄ dan

selanjutnya diinkubasi selama 2 minggu. Lalu dihitung biogas yang terdapat

didalam biorektornya.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk laboratorium, diharapkan selalu dijaga kebersihannya guna

kenyamanan bersama saat praktikum.

2. Untuk asisten, diharapkan tetap semangat dalam membimbing praktikannya.

3. Untuk praktikan, diharapkan menjaga kekompakkannya selama praktikum

dan mendengarkan arahan dari asisten.


DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, A., Okfrianas, R. & Rahmawati W. (2019). Pengaruh Komposisi


Subsrat dari Campuran Kotoran Sapi dan Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum) terhadap Produktivitas Biogas pada Digester Sem Kontinu,
Jurnal Rekayasa Proses, 13(1): 47-48.

Kurniati, Y., Rahmat A., Malianto B.I., Nandayani D. & Pratiwi W.S.W. (2021).
Review Analisa Kondisi Optimum dalam Proses Pembuatan Biogas,
Jurnal Rekayasa, 14(2): 272-273.

Megawati & Aji, K.W. (2015). Pengaruh Penambahan EM 4 (Effective


Microorganism-4) pada Pembuatan Biogas dari Eceng Gondok dan Rumen
Sapi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 4(2): 42-43.

Muhammad, R.F., Soeroso, Prasana, S., Akbar, Sudarno & Wardhana I.W.
(2016). Pengaruh Pengenceran dan Pengadukkan terhadap Produksi
Biogas pada Anaerobik Digestion dengan menggunakan Ekstrak Rumen
Sapi sebagai Starter dan Limbah Dapur sebagai substrat. Jurnal
Presipitasi, 13(2): 88-89.

Ramdiana. (2017). Pengaruh Variasi Komposisi pada Campuran Limbah Cair


Aren dan Kotoran Sapi terhadap Produksi Biogas, Jurnal Eksergi, 14(2):
12-13.

Sari, D.A. & Hadiyanto. (2013). Proses Produksi Bioenergi berbasiskan


Bioteknologi, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(3): 108-109.

You might also like