You are on page 1of 5

TUGAS ASYNCHRONOUS

HARMONIS, LOYAL, ADAPTIF

“Menganalisa Nilai Harmonis, Loyal, Dan Adaptif Dalam Video Tersebut Masing-Masing
Peserta Melakukan Searching di Youtube Video Tentang Contoh Pelayanan Publik di
Indonesia”

Pembimbing: Tutik Yamasita, SE., MM

Disusun Oleh:
Rohmiyani, A.Md.Farm.
Ria Indah Oktara, A.Md.Farm.
Ririn maria ulfa, AMd.KL
Siti Atina Haifa, A.Md.
Tita Prasetia, A.Md
Surya Ari Anjar Wulan, A.Md
Yeyen Nolandia Umairoh, A.Md.Tra
Tamara Desia, A.Md.Tra
Riyan Suganda, A.Md. Tra
Yoga Dwi Setiawan, A.Md

PESERTA PELATIHAN DASAR


CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II
ANGKATAN XVII
TAHUN 2023
Tugas Pembelajaran Agenda II
Harmonis, Adaptif dan Loyal

Berdsarkan tugas yang telah diberikan untuk menganalisis video tentang pelayanan publik,
berikut ini adalah video yang akan kelompok kami analisis dengan judul “Ironi Korupsi Bansos
Covid 19” yang dapat diakses melalui link berikut ini :

https://www.youtube.com/watch?v=_8yiQvEMkOM

Berikut Hasil Analisis :

Nilai Harmonis
Indikator : Kepedulian Terhadap Sesama

Disaat masyarakat Indonesia sedang berusaha menahan diri dan bertahan di tengah
kesulitan akibat pandemi covid 19, oknum politikus dan pejabat seakan tak memiliki rasa peduli
terhadap masyarakat. Pandemi yang merenggut banyak sumber mata pencaharian membuat
warga saling bahu membahu memberikan pertolongan. Namun politikus dan pejabat yang
memiliki wewenang terhadap dana bantuan sosial justru melakukan korupsi demi kepentingan
pribadi. Hal ini jelas melanggar nilai nilai harmonis yaitu suka menolong.

Pada kasus penyaluran dana bantuan sosial beberapa oknum menunjukkan sikap tidak
peduli pada masyarakat. Bantuan sosial yang harusnya sepenuhnya menjadi hak masyarakat
justru diambil untuk kepentingan pribadi. Seharusnya pemerintah sebagai pelayan masyarakat
mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan dan keuntungan pribadi.
Akibat dari hal tersebut banyak masyarakat yang tidak menerima bantuan, sasaran bansos yang
tidak tepat, hingga kualitas dari bansos yang tidak layak.

Lalu Kebijakan Pemerintah terkait dana bantuan sosial covid 19 justru disalahgunakan
dalam bentuk tidak adanya keterbukaan pada distribusi bantuan ke masyarakat baik tingkat pusat
hingga daerah juga adanya pengurangan penerima bantuan bahkan ada warga yang tidak
menerima bantuan sama sekali, selain itu bantuan yang diberikan sangat tidak sesuai dan jauh
dari kata layak jika dibandingkan dengan nominal yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Nilai Loyal
Indikator : Berdedikasi dan Mengutamakan Kepentingan Bangsa dan Negara.

Pandemi covid 19 ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai sebuah bencana nasional,
tidak heran dikarenakan dampaknya yang sangat besar terhadap negara akibat roda
perekonomian yang berhenti serta merenggut banyak nyawa masyarakat. Namun oknum yang
terlibat dalam kasus korupsi ini masih saja memanfaatkan kondisi seperti itu untuk kepentingan
diri sendiri dan golongan. Berusaha menambah harta kekayaan pribadi bukannya
mememntingkan bangsa dan negara disaat darurat seperti ini.

Kurangnya Koordinasi dan buruknya regulasi penyaluran bantuan sosial dan kurangnya
pengawasan dari pemerintah merupakan akar dari timbulnya praktek korupsi dana bantuan sosial
covid 19. Hal ini dibuktikan dengan adanya deteksi kecurangan dalam data penerima bantuan
sosial berupa pengurangan kuota penerima dan data fiktif yaitu tidak ada sosok nyata dari
penerima bantuan namun dana tetap dikeluarkan serta tidak menyeluruhnya pendataan
penerimaan bansos, sehingga ada warga yang tidak menerima bantuan sama sekali.

Melakukan kerja sama yang hanya menguntungkan beberapa pihak, dengan cara Mantan
Mensos memilih pejabat pembuat keputusan kemudia melakukan kerja sama bersama dengan
pihak eksternal menerima suap. Mantan Mensos juga meminta fee dalam penyaluran bansos
yang dibantu oleh anak buahnya tersebut.

Nilai Adaptif
Indikator : Mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai perubahan

Data penerima bansos banyak yang salah sasaran kepada orang yang mampu atau bahkan
ada juga kepada orang yang telah meninggal. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang ini
seharusnya proses pengumpulan serta pengolahan data bukan menjadi hal yang sulit seperti dulu.
Jika tidak mampu beradaptasi menggunakan teknologi yang ada dengan sebaik mungkin tidak
heran apabila data yang dimiliki berantakan dan tidak akurat yang berujung kepada salah sasaran
dana bansos.
Setelah menyaksikan dan memahami video tersebut terkait korupsi dana bantuan sosial covid 19,
kami sadar bahwa kerugian besar justru harus dialami masyarakat yang seharusnya dapat
memperoleh pelayanan yang berkualitas dari para pemerintah. Kami sekelompok pun harus terus
mempersiapkan diri dan terus belajar agar dapat menajdi ASN yang mampu menghadapi segala
perubahan baik dari segi teknologi ataupun pengetahuan.

Dampak yang terjadi :

Akibat pandemi banyak sumber mata pencaharian masyarakat menjadi hilang. Ada yang
di PHK dari tempat nya bekerja serta tidak memiliki tabungan untuk dapat terus bertahan
memenuhi kebutuhan hidup. Jika dana bansos di korupsi bagaimana masyarakat bertahan, hal ini
mengakibatkan kasus masyarakat yang terkena virus Covid-19 terus bertambah, dan tidak cuma
itu angka kriminalitas juga bertambah karena banyak orang yang melakukan segala cara agar
dapat terus bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari hari keluarganya.

Dampak yang terjadi terhadap proses pelayanan public apabila nilai harmonis, loyal dan
adaptif tidak diterapkan diantaranya dapat mencoreng nama baik instansi dalam hal ini
Kementerian Sosial, hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah, dan negara mengalami
kerugian akibat praktek korupsi dana bantuan sosial covid 19.

Krisis kepercayaan publik kepada pemerintah menjadi keprihatinan bersama. Apalagi,


banyak studi empiris menunjukkan dampak negatif yang ditimbulkan, khususnya terhadap sosial
dan ekonomi bangsa.

Dibutuhkan upaya yang terstruktur, sistematis, dan masif agar kepercayaan publik
kepada pemerintah dan aparaturnya segera pulih. Pemulihan akan optimal apabila pendekatan
yang digunakan sesuai dengan tahapan krisis yang dialami. Ketika orang-orang yang memegang
kekuasaan tersebut terlibat dalam tindakan korupsi, maka mereka akan kehilangan integritas dan
masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada institusi negara. Dalam hal ini, korupsi dapat
merusak integritas institusi dan menciptakan ketidakpercayaan dalam sistem hukum dan
pemerintahan, sehingga membatasi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial. Misalnya, dalam
pengelolaan anggaran negara, tindakan korupsi dapat menyebabkan dana yang seharusnya
digunakan untuk pembangunan infrastruktur atau program-program sosial, malah digunakan
untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. korupsi juga dapat membatasi kemajuan
sosial-ekonomi karena korupsi merugikan negara dan masyarakat secara keseluruhan. Korupsi
mengarah pada pemborosan sumber daya yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur,
meningkatkan layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan, dan memberikan bantuan
kepada mereka yang membutuhkan. Korupsi juga dapat mempengaruhi investasi asing dan
domestik dengan mengurangi kepercayaan investor pada pemerintah dan lembaga negara. Ini
dapat mengakibatkan berkurangnya investasi dan kurangnya lapangan kerja, serta menurunkan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Korupsi juga dapat menghambat perkembangan bisnis kecil dan menengah. Karena bisnis
kecil dan menengah biasanya memiliki akses terbatas pada sumber daya dan tidak memiliki
hubungan politik yang kuat, mereka menjadi lebih rentan terhadap tindakan korupsi yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang lebih berkuasa.

You might also like