Professional Documents
Culture Documents
Bonus Kahoot Drill Ped Jul 2
Bonus Kahoot Drill Ped Jul 2
2023
2
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
2
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
1 •Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
1
Seorang bayi perempuan baru saja lahir dari ibu G2P1A0 usia kehamilan 38-39
bulan secara pervaginam dengan berat badan lahir 3300 gram dengan
keadaan bernapas dengan spontan dan tonus baik. Oleh tim dilakukan
perawatan rutin bayi baru lahir. Bayi dihangatkan, isap lendir, pemantauan tanda
vital, dan perawatan tali pusat.
Berikut merupakan managemen bayi baru lahir usia 0-6 jam, kecuali?
A. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
B. Inisiasi Menyusu Dini
C. Injeksi vitamin K1
D. Pemberian salep mata antibiotic
E. Pemberian imunisasi Hepatitis B0
Seorang bayi perempuan baru saja lahir dari ibu G2P1A0 usia kehamilan 38-39
bulan secara pervaginam dengan berat badan lahir 3300 gram dengan
keadaan bernapas dengan spontan dan tonus baik. Oleh tim dilakukan
perawatan rutin bayi baru lahir. Bayi dihangatkan, isap lendir, pemantauan tanda
vital, dan perawatan tali pusat.
Berikut merupakan managemen bayi baru lahir usia 0-6 jam, kecuali?
A. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
B. Inisiasi Menyusu Dini
C. Injeksi vitamin K1
D. Pemberian salep mata antibiotic
E. Pemberian imunisasi Hepatitis B0
Penilaian Awal
Sebelum lahir
1. Cukup bulan?
2. Air ketuban (jernih/meconium)
Setelah lahir
3. Napas spontan?
4. Tonus otot?
• Pemotongan dan perawatan tali pusat • Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD) eksklusif
• Injeksi vitamin K1 • Memeriksa kesehatan dengan menggunakan
• Pemberian salep/tetes mata antibiotic pendekatan MTBM
• Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0) • Injeksi Vit K1 (bagi yang belum mendapatkan)
• Injeksi Hep B0 (<24 jam bagi yang belum
mendapatkan)
• Penanganan dan rujukan kasus neonatal
komplikasi
Bayi lahir
HAIKaL
Hangatkan
Atur posisi Tatalaksana awal
Isap lendir
Keringkan
rangsang taktiL
HR <100 HR >100
HR <60
Epinefrine 0,1-
0,3ml/kgbb
9
> 10 MENIT à Hentikan Resusitasi
10
A. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusifà dalam 6jam-28
hari
B. Inisiasi Menyusu Dini à benar
C. Injeksi vitamin K1 à benar
D. Pemberian salep mata antibioticà benar
E. Pemberian imunisasi Hepatitis B0à benar
11
2
Seorang ibu G3P2A0 32-33 minggu datang ke IGD RS pada dini hari dengan perut
kencang-kencang dan keluar lendir darah dari jalan lahir. Pada saat
pemeriksaan didapatkan presentasi keplala, pembukaan lengkap. Saat
dilahirkan bayi tidak menangis spontan, kemudian dilakukan resusitasi bayi baru
lahir. Pada pemeriksaan ulang didapatkan TTV HR 120 RR 70 Suhu 36.1, retraksi
intercostal dan subcostal.
Etiologi distress napas pada anak di atas adalah?
A. Disstress napas karena retensi cairan di paru
B. Disstress napas karena aspirasi meconium
C. Disstress napas karena kollaps paru karena pemakaian alat bantu napas
D. Disstress napas karena maturitas struktur paru
E. Disstress napas karena insufisiensi produksi surfaktan
Seorang ibu G3P2A0 32-33 minggu datang ke IGD RS pada dini hari dengan perut
kencang-kencang dan keluar lendir darah dari jalan lahir. Pada saat
pemeriksaan didapatkan presentasi keplala, pembukaan lengkap. Saat
dilahirkan bayi tidak menangis spontan, kemudian dilakukan resusitasi bayi baru
lahir. Pada pemeriksaan ulang didapatkan TTV HR 120 RR 70 Suhu 36.1, retraksi
intercostal dan subcostal.
Etiologi distress napas pada anak di atas adalah?
A. Disstress napas karena retensi cairan di paru
B. Disstress napas karena aspirasi meconium
C. Disstress napas karena kollaps paru karena pemakaian alat bantu napas
D. Disstress napas karena maturitas struktur paru
E. Disstress napas karena insufisiensi produksi surfaktan
3B
Definisi
Faktor Risiko
Gejala Klinis
• Gejala dalam 24 jam pertama:
• Takipneu, grunting, retraksi dinding dada, sianosis
15
3B
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Analisis gas darah
• Rasio lesitin/sfingomielin pada cairan paru (L/S ratio) < 2:1
Pemeriksaan Radiologi
16
3B
Stadium
• 1 : pola retikulogranuler
• 2 : stadium 1 + air bronchogram
• 3 : stadium 2 + batas jantung paru kabur
• 4 : stadium 3 + white lung
Tatalaksana
• Resusitasi neonatus
• Terapi oksigen
• Surfaktan
• Antibiotik à bila ada tanda infeksi
17
Asfiksia Neonatorum
HMD TTN MAS BPD
Usia Preterm (FR: Pemakaian
Preterm Aterm Aterm – Post term
Kehamilan ventilator)
Etiologi Retensi cairan di paru Aspirasi meconium EC:
dan faktor Defisiensi surfaktan FR à SC, Ibu dengan DM, • KPD Kolaps paru
risiko makrosomia • Postmatur
• Fisura interlobaris terisi
cairan • Hiperinflasi
• Ground glass
• Efusi • Diafragma mendatar
Rontgen • Air bronchogram Atelectasis
• Hiperinflasi paru • infiltrate kasar / patchy
• Infiltrat retikulogranular
• Garis perihilar infiltrate
prominen / fuzzy vessel
Tatalaksan • Surfaktan • Suction
Oksigen
a • CPAP • Ventilasi mekanik
18
HMD
Faktor Resiko: HMD
Kurang bulan, ibu DM
Asfiksia perinatal
Riwayat saudara menderita hyalin
membrane disease
Manifestasi Klinis
• Gejala dalam 24 jam pertama:
• Takipneu, grunting, retraksi dinding dada,
sianosis
Definisi
Distres nafas yang sering ditemui pada
bayi premature karena imaturitas struktur
paru dan insufisiensi produksi surfaktan
Tatalaksana
•Resusitasi neonatus
•Terapi oksigen
•Surfaktan
Patogenesis •Antibiotik bila ada tanda infeksi
Defisiensi surfaktan sebabkan
alveolus kolaps dan daya kembang
paru kurang sesak nafas
19
A. Disstress napas karena retensi cairan di paruà TTN
B. Disstress napas karena aspirasi meconium à MAS
C. Disstress napas karena kollaps paru karena pemakaian alat bantu napas à
BPD
D. Disstress napas karena maturitas struktur paru à immaturitas
E. Disstress napas karena insufisiensi produksi surfaktanà HMD
20
3
Seorang anak perempuan usia 3 hari dibawa orang tuanya ke puskesmas karena
anak terlihat kuning dan rewel. Anak mendapatkan ASI sejak lahir sebanyak 3-5x
per hari. BAB dan BAK anak tampak normal. Pada pemeriksaan fisik anak RR 25
HR 110 T 37.1, Kramer III, mata cowong, bibir kering, anak masih mau minum
dengan pipet berisi air disentuhkan pada bibir anak.
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
A. Foto terapi
B. Transfusi tukar
C. Menghentikan susu
D. Meningkatkan jumlah pemberian susu
E. Mengganti asi dengan susu formula
Seorang anak perempuan usia 3 hari dibawa orang tuanya ke puskesmas karena
anak terlihat kuning dan rewel. Anak mendapatkan ASI sejak lahir sebanyak 3-5x
per hari. BAB dan BAK anak tampak normal. Pada pemeriksaan fisik anak RR 25
HR 110 T 37.1, Kramer III, mata cowong, bibir kering, anak masih mau minum
dengan pipet berisi air disentuhkan pada bibir anak.
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
A. Foto terapi
B. Transfusi tukar
C. Menghentikan susu
D. Meningkatkan jumlah pemberian susu
E. Mengganti asi dengan susu formula
2
Definisi
• Diskolorasi kuning pada kulit, membrane mukosa, dan sklera karena peningkatan kadar bilirubin
dalam darah
• Hampir semua bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin serum
24
2
Kramer’s Scale
25
2
Ikterus Fisiologis
26
2
Tatalaksana
27
Diagnosa Banding Ikterus Neonatorum
Fisiologis Patologis
Breastfeeding Jaundice (BFJ) Breastmilk Jaundice (BMJ) Inkompatibilitas Resus Inkompatibilitas ABO
• Ibu Resus (-), anak Resus (+) • Ibu Gol. O, anak A/B
• Kurang ASI (<8x/hari) • ASI cukup
• Kehamilan kedua dst • Kehamilan pertama
• usia 2 – 5 hari • usia 5 – 10 hari
• Coombs test (+) • Coombs test (+/-)
28
A. Foto terapi à kurang tepat
B. Transfusi tukar à kurang tepat
C. Menghentikan susu à kurang tepat
D. Meningkatkan jumlah pemberian susu à tx pada brest feeding jaundice
minimal 8x/hari
E. Mengganti asi dengan susu formula à kurang tepat
29
4
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari datang diantar orang tua ke IGD karena anak
tampak lemas disertai dengan keluhan kuning sejak dilahirkan. BAB, BAK dalam
batas normal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan HR 120 RR 35 T 37.1
kramer IV. Ayah memiliki golongan darah B, pasien merupakan anak kedua dari
pasangan tersebut, anak pertama juga pernah mengalami hal yang sama
karena ketidak cocokan darah ibu dan anak.
Diagnosis dan penyataan yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu B dan anak O
B. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu A dan anak O
C. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu O dan anak B
D. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu O dan anak A
E. Inkompatibilitas rhesus, rhesus darah ibu + dan anak -
Seorang bayi laki-laki usia 2 hari datang diantar orang tua ke IGD karena anak
tampak lemas disertai dengan keluhan kuning sejak dilahirkan. BAB, BAK dalam
batas normal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan HR 120 RR 35 T 37.1
kramer IV. Ayah memiliki golongan darah B, pasien merupakan anak kedua dari
pasangan tersebut, anak pertama juga pernah mengalami hal yang sama
karena ketidak cocokan darah ibu dan anak.
Diagnosis dan penyataan yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu B dan anak O
B. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu A dan anak O
C. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu O dan anak B
D. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu O dan anak A
E. Inkompatibilitas rhesus, rhesus darah ibu + dan anak -
2
Definisi Etiologi
• Inkompatibilitas Resus
• Inkompatibilitas ABO (tersering)
Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Resus
Insidensi Sering Jarang
Kejadian pada
Sering Jarang
kehamilan pertama
33
2
Inkompatibilitas ABO
34
2
Inkompatibilitas Resus
35
2
Tatalaksana
Pre-natal
Transfusi darah intrauterine à terutama pada inkompatibilitas rhesus, untuk mencegah terjadinya
hydrops fetalis
Injeksi Anti-D (RhoGAM) à untuk mencegah terbentuknya antibodi pada ibu
untuk mencegah terjadinya hydrops fetalis
Post-natal
• Anemia à transfusi tukar pada janin
• Pada kondisi hiperbilirubinemia, dapat dilakukan fototerapi dan transfusi tukar
• Pada kasus berat, dapat diberikan immunoglobulin intravena (IVIg)
36
Inkompatibilitas ABO
Faktor Resiko: Inkompatibilitas ABO
Perbedaan golongan darah ibu dan
anak
Manifestasi Klinis
• Gejala dalam 24 jam pertama:
• jaundice
Definisi
Kondisi yang ditandai dengan
penghancuran eritrosit peningkatan
unconjugated bilirubin ikterus.
(dengan/tanpa anemia) Tatalaksana
•Anemia transfusi tukar pada janin
• Pada kondisi hiperbilirubinemia, dapat
dilakukan fototerapi dan transfusi tukar
• Pada kasus berat, dapat diberikan
Patogenesis immunoglobulin intravena (IVIg)
Antibodi maternal (anti-A dan/atau
anti-B) menyerang antigen (A atau B)
pada eritrosit anak
37
A. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu B dan anak O à ibu O
B. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu A dan anak O à ibu O
C. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu O dan anak B
D. Inkompatibilitas ABO, golongan darah ibu O dan anak Aà anak B atau O
karena ayah B
E. Inkompatibilitas rhesus, rhesus darah ibu + dan anak - à ibu – anak +
38
5
Anak laki-laki usia 2 hari dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan anak
tampak lemah dari kemarin, pagi ini hanya tidur terus tidak bangun saat
dibangunkan untuk minum ASI. Pasien demam, tampak sesak, muntah 1 x sejak 1
jam SMRS. Ibu melahirkan dengan riwayat ketuban pecah dini. Pada
pemeriksaan fisik anak tampak letargi, HR 150, RR 60, T 37.9, fontanele bulging,
perut distensi, retaksi intercostal. Dari hasil pemeriksaan laboratorium Hb 12 Hct 35
leukosit 27.000.
Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Early onset sepsis neonatorum
B. Late onset sepsis neonatorum
C. Meningitis
D. Ensefalitis
E. Tetanus neonatorum
Anak laki-laki usia 2 hari dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan anak
tampak lemah dari kemarin, pagi ini hanya tidur terus tidak bangun saat
dibangunkan untuk minum ASI. Pasien demam, tampak sesak, muntah 1 x sejak 1
jam SMRS. Ibu melahirkan dengan riwayat ketuban pecah dini. Pada
pemeriksaan fisik anak tampak letargi, HR 150, RR 60, T 37.9, fontanele bulging,
perut distensi, retaksi intercostal. Dari hasil pemeriksaan laboratorium Hb 12 Hct 35
leukosit 27.000.
Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Early onset sepsis neonatorum
B. Late onset sepsis neonatorum
C. Meningitis
D. Ensefalitis
E. Tetanus neonatorum
3B
Definisi
• Sindrom klinik penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi pada satu bulan pertama kehidupan.
Mortalitas mencapai 13-25%
Jenis
• Early Onset = Dalam 72 jam pertama, awitan tiba-tiba, cepat berkembang menjadi syok septik
• Late Onset = Di atas 72 jam, ada fokus infeksi, sering disertai meningitis
Tanda awal
42
3B
Faktor Risiko
Diagnosis
43
3B
Tatalaksana
• Stabilisasi ABC
• Antibiotik
• Ampicilin 100 mg/kgBB/hari (terbagi dalam 2 dosis @ 12 jam) +
• Gentamisisn 5-7,5 mg/kgBB/hari (sekali sehari)
• Jika tidak membaik lakukan kultur dan berikan antibiotik yg sesuai
• Tangani penyakit penyerta/komplikasi (kejang, gangguan metabolik, gangguan hematologi,
hiperbilirubin, dll)
• Tangani penyakit penyerta/ komplikasi (kejang, gangguan metabolik, gangguan hematologi,
hiperbilirubin, dll)
44
Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatorum à sindroma klinik penyakit
Faktor Resiko:
• Prematuritas, BBLR Sepsis Neonatorum sistemik disertai bakteremia dalam 1 bulan
pertama kehidupan
• KPD >18 jam
• Ibu demam pada masa peripartum
(>38 C), korioamnionitis
Klasifikasi
Etiologi • Dini à 72 jam pertama (etiologi prenatal, peripartum)
• Streptokokus grup B • Lambat à > 72 jam (postnatal, umumnya alat-alat yang
• Eschericia coli terkontaminasi)
• Listeria monocytogenes
• Enterococcus
• Haemophilus influenza
• Anaerob
Tatalaksana
Diagnosis •Stabilisasi ABC
•Tidak spesifik namun umumnya •Pemberian Antibiotik tidak menunggu hasil kultur (terapi
dapat ditemukan >1 gejala pada empiris)
minimal 4 sistem Ampicilin 100 mg/kgBB/hari (terbagi dalam 2 dosis @ 12
•Dapat dilakukan pemeriksaan jam)
kultur darah, CSF (LP), urin maupun dan
tinja Gentamisisn 5-7,5 mg/kgBB/hari (sekali sehari)
• Tangani penyakit penyerta/komplikasi
45
A. Early onset sepsis neonatorumà dalam 72 jam
B. Late onset sepsis neonatorum à lebih dari 72 jam
C. Meningitis à perlu dibuktikan dengan pemfis dan pungsi lumbal analisis
CSF
D. Ensefalitisà CT Scan Kepala
E. Tetanus neonatorum à tidak mengarah ke tetanus
46
6
Bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena sempat kejang selama 5
menit, 20 menit SMRS. Sekarang pasien lemas. Bayi tidak mau menetek dan mulut
mencucu. ANC tidak tratur, tidak mendapatkan vaksin saat hamil. Berat badan
anak 3000 g. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 30 HR 130 T 38.0˚C, otot kaku, mulut
mencucu, tali pusat bau.
Apa etiologi yang dapat menyebabkan kasus tersebut?
A. Basil gram positif tidak berspora, anaerob obligat
B. Basil gram positif berspora, anaerob obligat
C. Basil gram positif berspora, aerob obligat
D. Basil gram negatif berspora, anaerob obligat
E. Basil gram negatif tidak berspora, anaerob obligat
Bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena sempat kejang selama 5
menit, 20 menit SMRS. Sekarang pasien lemas. Bayi tidak mau menetek dan mulut
mencucu. ANC tidak tratur, tidak mendapatkan vaksin saat hamil. Berat badan
anak 3000 g. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 30 HR 130 T 38.0˚C, otot kaku, mulut
mencucu, tali pusat bau.
Apa etiologi yang dapat menyebabkan kasus tersebut?
A. Basil gram positif tidak berspora, anaerob obligat
B. Basil gram positif berspora, anaerob obligat
C. Basil gram positif berspora, aerob obligat
D. Basil gram negatif berspora, anaerob obligat
E. Basil gram negatif tidak berspora, anaerob obligat
3B
Definisi
• Tetanus neonatorum (disease of the seventh day) merupakan tetanus generalisata yang terjadi
pada neonatus akibat adanya inokulasi kuman C.tetani yang terjadi pada saat persalinan
maupun sesaat setelah persalinan
Etiologi
• Clostridium tetani (basil gram positif berspora, anaerob obligat) à pada pewarnaan mikrobiologi
tampak “drumstick appearance” atau “tennis racket”
50
3B
Klasifikasi Tetanus
Pada kasus pasca trauma kepala atau otitis media, klinis berupa parese nervus
Tetanus cephalica
kranialis
51
3B
Patofisiologi
• Spora C. tetani melepaskan 2 jenis toksin, yaitu tetanolisin (menyebabkan hemolisis) dan
tetanospasmin (menyebabkan spasme otot)
• Kedua toksin ini akan berikatan dengan neuron dan kemudian menimbulkan gejala klinis
Manifestasi Klinis
• Iritabilitas
• Kesulitan untuk menetek
• Rigiditas dengan spasme
• Grimacing
Pemeriksaan Fisik
Manifestasi Klinis
Etiologi
•Trismus
• Clostridium tetani
•Rissus Sardonicus
• Mikroskopis: drumstick appereance
•Opistotonus
• Produksi tetanolisin dan tetanospasmin
•(-) menyusu à pada neonatus
à spasme otot
Tatalaksana
•Wound treatment
•Antibiotik:
Pemeriksaan à Diagnosis Klinis •Metronidazole 4 x 30mgbb 10 hari
•Tes spatula atau
•Penicilin G 100.000 IU/kgbb 10 hari
•Antitoksin
•HTIg 500 IU IM
•ATS 5000-10.000 IU IM
•Vaksinasi
53
A. Basil gram positif tidak berspora, anaerob obligat à tidak tepat
B. Basil gram positif berspora, anaerob obligat
C. Basil gram positif berspora, aerob obligat à tidak tepat
D. Basil gram negatif berspora, anaerob obligat à tidak tepat
E. Basil gram negatif tidak berspora, anaerob obligat à tidak tepat
54
7
Anak perempuan berusia 8 bulan datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan anak belum bisa tengkurap serta tidak merespon dengan baik ketika
diajak berkomunikasi. Anak lahir secara normal dan cukup bulan, dengan BBL 2.9
kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 25 T 36.5, simian crease, sela
hidung datar, lipatan epikantal, low set ear.
Berdasarkan pemeriksaan yang sudah dilakukan kelainan terletak pada
kromosom?
a. Kromosom 13
b. Kromosom 15
c. Kromosom 18
d. Kromosom 21
e. Kromosom 42
Anak perempuan berusia 8 bulan datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan anak belum bisa tengkurap serta tidak merespon dengan baik ketika
diajak berkomunikasi. Anak lahir secara normal dan cukup bulan, dengan BBL 2.9
kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 25 T 36.5, simian crease, sela
hidung datar, lipatan epikantal, low set ear.
Berdasarkan pemeriksaan yang sudah dilakukan kelainan terletak pada
kromosom?
a. Kromosom 13
b. Kromosom 15
c. Kromosom 18
d. Kromosom 21
e. Kromosom 42
Sindroma Down
Definisi
• Kelainan kromosom yang terjadi pada kromosom 21 dimana terdapat satu atau sebagian kromosom berlebih
(trisomy)
Manifestasi Klinis
58
Kelainan Genetik
SINDROM PENJELASAN
• Kelainan pada kromosom 21
• Ciri : microcephal dg bagian anteroposterior mendatar, sela hidung datar, macroglossia,
SINDROMA DOWN mata menjadi sipit dengan sudut bagian bawah tengah membentuk lipatan (epicanthal
folds) dan melebar, tangan pendek, jarak antara jari pertama dan kedua (baik tangan
dan kaki) melebar
• Kelainan pada kromosom 13
SINDROM PATAU • Defek saraf pusat ,retardasi mental
• Sumbing bibir, dan palatum, polidaktili, anomali pola dermis, abnormalis jantung, genitalia.
59
Kelainan Genetik
Sindrom Patau Sindrom Edward Sindrom Down
MED+EASY
PED 13-18-21
Down Syndrome
Faktor Resiko: Down Syndrome
Genetik keluarga
Manifestasi Klinis
Definisi •Mikrosefali
• Kelainan kromosom yang terjadi pada •Makroglossia
kromosom 21 dimana terdapat satu •Epicanthal fold
atau sebagian kromosom berlebih •Sela hidung datar
(trisomy) •Low set ears
Tatalaksana
•Sesuai dengan penyakit bawaan yang
diderita
•Fisioterapi
61
a. Kromosom 13 à patau
b. Kromosom 15 à Sindrom Prader-Willi
c. Kromosom 18 à edward
d. Kromosom 21 à down
e. Kromosom 42à kromosom autonom manusia hanya 22 pasang
62
8
Seorang ibu membawa anaknya ke posyandu untuk memeriksakan tumbuh
kembang anaknya. Anak laki-laki berusias 18 bulan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 110 RR 28 Suhu 36.2, tinggu badan 75 cm, berat badan 11 kg,
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Kader sedang mewawancarai orang
tua terkait dengan perkembangan anak.
Pada anak usia di atas dalam keaadaan normal sudah bisa melakukan apa?
A. Angkat badan, mau berdiri, jalan dituntun
B. Berdiri tanpa pegangan, berdiri jongkok berdiri, jalan mundur
C. Jalan naik tangga, menendang bola kecil
D. Berdiri 1 kaki selama 2 detik
E. Berdiri 1 kaki selama 6 detik
Seorang ibu membawa anaknya ke posyandu untuk memeriksakan tumbuh
kembang anaknya. Anak laki-laki berusias 18 bulan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 110 RR 28 Suhu 36.2, tinggu badan 75 cm, berat badan 11 kg,
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Kader sedang mewawancarai orang
tua terkait dengan perkembangan anak.
Pada anak usia di atas dalam keaadaan normal sudah bisa melakukan apa?
A. Angkat badan, mau berdiri, jalan dituntun
B. Berdiri tanpa pegangan, berdiri jongkok berdiri, jalan mundur
C. Jalan naik tangga, menendang bola kecil
D. Berdiri 1 kaki selama 2 detik
E. Berdiri 1 kaki selama 6 detik
4A
Interpretasi:
• Jika jawaban ya ≤6 (penyimpangan) : dicurigai ada gangguan perkembangan & perlu dirujuk
• Jika jawaban ya 7-8 (meragukan) : nasehati ibu untuk beri stimulasi jadwalkan kunjungan
ulang 2 minggu kemudian untuk pemeriksaan. Jika hasil masih meragukan, rujuk ke RS
• Jika jawaban ya 9-10 (sesuai usia) : dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur
selanjutnya dianjurkan dilakukan pemeriksaan ulang
66
Perkembangan Anak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
Angkat kepala 45 derajat, Ngoceh spontan:
Balas senyum,
0 – 3 bln gerakkan kepala kaki Melihat/ menatap wajah ooh aah, bereaksi
mengenali ibu
tangan terhadap suara
Duduk tidak pegangan, Memungut 2 benda sekaligus, Bersuara tanpa arti Tepuk tangan,
6-9 bln
merangkak, belajar berdiri meraup benda kecil : mamama dadada mencari mainan
67
Perkembangan Anak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
Memegang
Menumpuk 4 kubus, cangkir, makan
18-24 bln Berlari tanpa jatuh menjimpit, menggelindingkan 3 – 6 kata berarti minum sendiri,
bola membantu
pekerjaan RT
Membantu
Bicara baik 2 kata, memungut
Jalan naik tangga, menyebut 2 benda mainan, makan
24-36 bln Corat coret pada kertas
menendang bola kecil atau lebih, menunjuk tidak banyak
bagian tubuh tumpah, melepas
pakaian sendiri
Cuci tangan,
Berdiri 1 kaki
2-4 warna, memakai sepatu,
selama 2 detik, Gambar garis lurus, menumpuk
36-48 bln menyebut nama, pakai celana
melompat 1 kaki diangkat, 8 kubus
umur, tempat panjang,kemeja,ba
bersepeda roda 3
ju
Sebut nama
lengkap tanpa
Berdiri 1 kaki 6 Menggambar x, o, orang Berpakaian, gosok
dibantu, senang
48-60 bln detik, melompat 1 kaki , dengan 3 bagian, kancingkan gigi, tidak rewel
bertanya, jawab
menari baju saat ditinggal
benar nama har/
angka
68
4A
69
A. Angkat badan, mau berdiri, jalan dituntun à 9-12 bulan
B. Berdiri tanpa pegangan, berdiri jongkok berdiri, jalan mundur à 12-18
bulan
C. Jalan naik tangga, menendang bola kecil à 24-36 bulan
D. Berdiri 1 kaki selama 2 detik à 36-48 bulan
E. Berdiri 1 kaki selama 6 detik à 48-60 bulan
70
9
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang ke puskesmas atas saran kader
posyandu untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan bantuan PMT dari
puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, anak
tampak kurus, terkesan hanya kulit dan tulang, iga gambang, baggy pants, tidak
didapatkan edema.
Etiologi skenario di atas adalah?
A. Marasmus
B. Kwarsiorkor
C. Marasmus-kwarsiorkor
D. Defisiensi kalori
E. Defisiensi protein
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang ke puskesmas atas saran kader
posyandu untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan bantuan PMT dari
puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, anak
tampak kurus, terkesan hanya kulit dan tulang, iga gambang, baggy pants, tidak
didapatkan edema.
Etiologi skenario di atas adalah?
A. Marasmus
B. Kwarsiorkor
C. Marasmus-kwarsiorkor
D. Defisiensi kalori
E. Defisiensi protein
4A
KLINIS BB/TB
74
Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Kemenkes 2011
Malnutrisi Energi Protein
Dibagi menjadi:
• Marasmus: defisiensi kalori
• Kwarshiorkor: defisiensi protein
• Marasmus-kwarshiorkor: gabungan
Marasmus Kwashiokor
75
Gizi Buruk
Marasmus Kwarshiorkor
76
Gizi Buruk
Tatalaksana
MED+EASY
GeTe Deh Ente
Ini GiLASIh
Kejar Kembang
Rumah FASE STABILISASI (hari 1-2)
Diet F75
Energi: 80-100 kkal/kg/hari
1. hipoGlikEmia Protein: 1-1,5 gram/kg/hari
2. hipoTErmia
3. Dehidrasi FASE TRANSISI (hari 3-7)
4. ElEktrolit Diet F100
Energi: 100-150 kkal/kg/hari
5. Infeksi Protein: 2-3 gram/kg/hari
6. Gizi mikro
7. Stabilisasi transisi FASE REHABILITASI (minggu 2-6)
8. Tumbuh KEJAR Diet F135
9. Tumbuh KEMBANG Energi: 150—220 kkal/kg/hari
Protein: 4-6 gram/kg/hari
10. Tindak lanjut di
RUMAH
77
Gizi Buruk
Gizi Buruk
Antoprometri : BB/PB <-3SD
Klasifikasi Klinis
Marasmus Kwarsiorkor
• Kekurangan Kalori Marasmus • Kekurangan Protein
• Wajah tua (Old man face) • Edema
• Baggy Pants Kwarsiorkor • Rambut Jagung
• Iga gambang • Atrofi otot
Fase: STR
Stabilisasi (Hari 1-2) F75 80-100kkal/kg
Atasi Hipoglikemi Dextrose à 10% 5cc/kg
Tatalaksana Atasi Hipotermi
Atasi Dehidrasi à Resomal 5cc/kg / 30 menit
Transisi (Hari 3-7) F100 100-150kkal/kg
Rehabilitasi (Minggu 2-6) F135 150-220kkal/kg
78
A. Marasmus à merupakan diagnosis bukan etiologi
B. Kwarsiorkor à ada edema
C. Marasmus-kwarsiorkor à gabungan
D. Defisiensi kalorià etiologi marasmus
E. Defisiensi protein à etiologi kwarsiorkor
79
10
Seorang ibu G1P1A0 datang untuk memeriksakan kesehatan anaknya yang baru
berusia 1 bulan. Ibu juga ingin berkonsultasi terkait dengan nutrisi pada anaknya.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, dan antropometri
didapatkan dalam batas normal. Kemudian ibu menanyakan terkait dengan
MPASI untuk mempersiapkan MPASI untuk anaknya.
Pernyataan yang tepat terkait dengan MPASI adalah sebagai berikut, kecuali?
A. Mulai diberikan pada usia 6 bulan
B. Jika ASI tidak cukup maka dapat diberikan paling dini usia 4 bulan
C. Boleh diberikan lebih lambat dari usia 6 bulan
D. Disarankan tidak menggunakan madu untuk anak usia < 1 tahun
E. Hindari makanan mengandung nitrat pada bayi usia < 6 bulan
Seorang ibu G1P1A0 datang untuk memeriksakan kesehatan anaknya yang baru
berusia 1 bulan. Ibu juga ingin berkonsultasi terkait dengan nutrisi pada anaknya.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, dan antropometri
didapatkan dalam batas normal. Kemudian ibu menanyakan terkait dengan
MPASI untuk mempersiapkan MPASI untuk anaknya.
Pernyataan yang tepat terkait dengan MPASI adalah sebagai berikut, kecuali?
A. Mulai diberikan pada usia 6 bulan
B. Jika ASI tidak cukup maka dapat diberikan paling dini usia 4 bulan
C. Boleh diberikan lebih lambat dari usia 6 bulan
D. Disarankan tidak menggunakan madu untuk anak usia < 1 tahun
E. Hindari makanan mengandung nitrat pada bayi usia < 6 bulan
4A
Umur Makanan
83
4A
84
4A
85
4A
86
A. Mulai diberikan pada usia 6 bulan à benar
B. Jika ASI tidak cukup maka dapat diberikan paling dini usia 4 bulan à benar
C. Boleh diberikan lebih lambat dari usia 6 bulan à tidak boleh lebih dari 6
bulan
D. Disarankan tidak menggunakan madu untuk anak usia < 1 tahun à benar
E. Hindari makanan mengandung nitrat pada bayi usia < 6 bulan à benar
87
11
Seorang bayi laki- laki baru saja lahir dari seorang ibu G2P1A0 dengan usia
kandungngan 35 bulan dengan riwayat HbsAg +. Bayi lahir menangis spontan
dengan BBL 2500 gram. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan fisik dalam batas
normal. Bayi dilakukan perawatan rutin dan bidan akan mempertimbangkan
pemberian imunisasi pada anak.
Imunisasi apa yang sebaiknya diberikan atau ditunda?
A. Tunda semua imunisasi hingga terbukti HbsAg –
B. Berikan imunisasi HepB0 secepatnya
C. Vaksin HepB0 + HBIg dalam 12 jam
D. Berikan vaksin HepB0 saja dalam 12 jam
E. Tidak memerlukan imunisasi HepB0
Seorang bayi laki- laki baru saja lahir dari seorang ibu G2P1A0 dengan usia
kandungngan 35 bulan dengan riwayat HbsAg +. Bayi lahir menangis spontan
dengan BBL 2500 gram. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan fisik dalam batas
normal. Bayi dilakukan perawatan rutin dan bidan akan mempertimbangkan
pemberian imunisasi pada anak.
Imunisasi apa yang sebaiknya diberikan atau ditunda?
A. Tunda semua imunisasi hingga terbukti HbsAg –
B. Berikan imunisasi HepB0 secepatnya
C. Vaksin HepB0 + HBIg dalam 12 jam
D. Berikan vaksin HepB0 saja dalam 12 jam
E. Tidak memerlukan imunisasi HepB0
Jadwal Vaksinasi
91
4A
1. HEPATITIS B
•Vaksin Hep-B1 diberikan segera setelah lahir < 24 jam setelah injeksi Vitamin K1 pada paha berbeda +- 30
menit sebelumnya à mencegah perdarahan
•Bayi dari ibu HBsAg (+) à berikan tambahan HBIg untuk mencegah infeksi perinatal
2. POLIO
3. BCG
•Vaksin BCG diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum umur 1 bulan
•Jika diberikan pada usia ≧ 3 bulan à uji tuberculin dahulu
4. DPT
92
4A
VAKSINASI PADA
BAYI DENGAN IBU HEPATITIS B POSITIVE
RISIKO PENULARAN
• Ibu terinfeksi di TRIMESTER I DAN II RESIKO KECIL karena antigen dalam darah sudah negatif pada kehamilan cukup bulan dan anti HBs
sudah muncul
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah KENAIKAN SERUM ALT, YANG MULAI NAIK SEBELUM TIMBUL GEJALA, SEKITAR 6-7 MINGGU
SESUDAH PEMAJANAN.
• Periksa kadar HBsAg dan IgM anti-HBc. Kadar antigen akan terdeteksi dalam darah bayi pada usia 6 bulan, dengan kadar puncak
pada usia 3-4 bulan. Jangan ambil darah umbilikal karena
§ (1) terkontaminasi dengan darah ibu yang mengandung antigen positif atau sekresi vagina,
§ (2) adanya kemungkinan antigen noninfeksius dari darah ibu.
TATALAKSANA
• Berikan dosis awal VAKSIN HEPATITIS B 0,5 ML IM DALAM 12 JAM SETELAH LAHIR dilanjutkan dosis ke-2 dan ke-3 pada usia 1 dan 6
bulan.
• Bila tersedia, berikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) 200 IU (0,5 mL)
• YAKINKAN IBU UNTUK TETAP MENYUSUI BAYINYA
IBU MASIH BOLEH MEMBERIKAN ASI PADA ANAK; DENGAN SYARAT ANAK SUDAH DIVAKSINASI
93
4A
IMUNOPROFILAKSIS HEPATITIS B
PADA BAYI PREMATUR DAN BBLR
• Vaksin HepB (dalam 12 jam) + HBIg (dalam • Vaksin HepB + HBIg (dalam 12 jam)
TIDAK 7 hari) • Periksa HBsAg ibu segera, jika tidak dapat
DIKETAHUI • Periksa HBsAg ibu segera, bila positif dilakukan dalam 12 jam maka berikan HBIg
maka berikan HBIg segera segera
• Vaksin HepB dalam 12 jam • Vaksin Hep B diberikan dalam 30 hari usia
NEGATIF • Vaksin HepB dalam 3 dosis yaitu pada kronologis jika klinis stabil Vaksin diberikan 3
0,1 dan 6 bulan (usia kronologis) dosis yaitu 1-2, 2-4, dan 6 bulan usia kronologis
94
A. Tunda semua imunisasi hingga terbukti HbsAg – à tidak tepat
B. Berikan imunisasi HepB0 secepatnya à tidak tepat
C. Vaksin HepB0 + HBIg dalam 12 jam
D. Berikan vaksin HepB0 saja dalam 12 jam à tidak tepat
E. Tidak memerlukan imunisasi HepB0 à tidak tepat
95
12
Seorang anak usia 1.5 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan diare
sejak 3 hari yang lalu. Diare kurang lebih 4-5x perhari, disertai dengan keluhan
muntah 1x tadi pagi sebelum dibawa ke puskesmas. BAB cair berisi ampas, lendir
(-), darah(-). Demam sejak 3 hari yang lalu naik turun dengan pemberian obat
penurun panas. Keluhan lainnya disangkal. BB: 10 kg. Pada pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan HR 105, RR 20, suhu 37.9, mata cowong-/-, anak tidak
tampak kehausan, bising usus meningkat, turgor kembali cepat. Pemeriksaan
laboratorium darah rutin didapatkan hasil dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien diatas adalah?
A. ORS 50- 100 ml setiap kali BAB
B. ORS 100-200 ml setiap kali BAB
C. ORS 750 dalam 3 jam pertama
D. Rehidrasi IV 300 ml 1 jam
E. Rehidrasi IV 700 cc 5 jam
Seorang anak usia 1.5 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan diare
sejak 3 hari yang lalu. Diare kurang lebih 4-5x perhari, disertai dengan keluhan
muntah 1x tadi pagi sebelum dibawa ke puskesmas. BAB cair berisi ampas, lendir
(-), darah(-). Demam sejak 3 hari yang lalu naik turun dengan pemberian obat
penurun panas. Keluhan lainnya disangkal. BB: 10 kg. Pada pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan HR 105, RR 20, suhu 37.9, mata cowong-/-, anak tidak
tampak kehausan, bising usus meningkat, turgor kembali cepat. Pemeriksaan
laboratorium darah rutin didapatkan hasil dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien diatas adalah?
A. ORS 50- 100 ml setiap kali BAB
B. ORS 100-200 ml setiap kali BAB
C. ORS 750 dalam 3 jam pertama
D. Rehidrasi IV 300 ml 1 jam
E. Rehidrasi IV 700 cc 5 jam
4A
TANDA-TANDA DEHIDRASI ?
• Gelisah/cengeng
Tanda Utama •lemah/letargi/koma
•Haus, turgor kulit abdomen menurun
99
4A
PENILAIAN DEHIDRASI
BERDASARKAN KRITERIA WHO
100
Lima Pilar Tatalaksana Diare pada Anak
1.Rehidrasi
• Tanpa dehidrasi à rencana terapi A
• Dengan dehidrasi tak berat à rencana terapi B
• Dengan dehidrasi berat à rencana terapi C
2.Dukungan Nutrisi
• Tetap diteruskan sesuai umur anak à menu sama pada anak sehat
• ASI tetap diteruskan à frekuensi lebih sering dari biasanya
3.Suplementasi Zinc (10 – 14 hari)
• < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
• > 6bulan : 20mg (1tablet) perhari
4.Antibiotik Selektif (diare berdarah (disentri) dan kolera)
5.Edukasi
101
4A
102
Diare (Gastroenteritis Akut/GEA)
Diare
Derajat Dehidrasi Diare BAB >3x/hari atau Klasifikasi
>10cc/bb
Tanpa dehidrasi: Akut: <14 hari
• Mata cekung (-)
Persisten: > 14 hari infeksius
• Turgor kembali cepat
5 Pilar Diare Kronik: > 14 hari (-) infeksius
Dehidrasi ringan-sedang:
• Mata cekung(+)
• Rasa haus (+) Rehidrasi • Tanpa Dehidrasi (A), Oralit:
• Turgor Kembali lambat • < 2 tahun = 50- 100 ml setiap kali BAB
Dehidrasi berat • ≥ 2 tahun = 100-200 ml setiap kali BAB
• Mata cekung(+) • Dehidrasi Ringan-Sedang (B), Oralit:
Nutrisi • 75 cc X kgBB dalam 3 jam pertama
• Tidak mau minum
• Turgor Kembali sangat • Dehidrasi Berat (C), RL atau NaCI:
lambat • 6 bulan < I tahun =
Zinc 30 ml/kgBB (I jam) & 70 cc/kgBB (5 jam)
• Anak > I tahun =
30 ml/kgBB (30 menit) & 70 ml//kgBB (2.5 jam)
Antibiotik Selektif
•< 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
•> 6bulan : 20mg (1tablet) perhari
Edukasi
103
A. ORS 50- 100 ml setiap kali BAB à benar tatalaksana plan A < 2 tahun
B. ORS 100-200 ml setiap kali BAB à plan A usia > 2 tahun
C. ORS 750 dalam 3 jam pertama à plan B
D. Rehidrasi IV 300 ml 1 jam à plan C rehidrasi awal
E. Rehidrasi IV 700 cc 5 jamà plan C rehidrasi lanjutan
104
13
Seorang anak usia 10 bulan dibawa orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu dan berbau tidak enak. Mual muntah disangkal.
Demam disangkal. MPASI diberikan seperti biasa, tetapi sehari yang lalu ibu
mencoba untuk memberikan susu formula untuk menggantikan ASI karena ASI ibu
sedang tidak banyak. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 25 Suhu 36.7, perut
kembung, bising usus meningkat, anus kemerahan.
Etiologi kasus diatas adalah?
A. Defisensi enzyme Beta Glukoronidase
B. Defisiensi enzim laktase
C. Hipersensitivitas terhadap protein susu sapi
D. Keracunan susu formula
E. Super infeksi rotavirus pada GIT
Seorang anak usia 10 bulan dibawa orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu dan berbau tidak enak. Mual muntah disangkal.
Demam disangkal. MPASI diberikan seperti biasa, tetapi sehari yang lalu ibu
mencoba untuk memberikan susu formula untuk menggantikan ASI karena ASI
ibu sedang tidak banyak. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 25 Suhu 36.7,
perut kembung, bising usus meningkat, anus kemerahan.
Etiologi kasus diatas adalah?
A. Defisensi enzyme Beta Glukoronidase
B. Defisiensi enzim laktase
C. Hipersensitivitas terhadap protein susu sapi
D. Keracunan susu formula
E. Super infeksi rotavirus pada GIT
Definisi Etiologi
• Kelainan akibat defisiensi enzim laktase sehingga tidak dapat mencerna lactosa yang terdapat
dalam makanan (susu)
Patofisiologi
• Malabsorbsi laktosa à lumen usus terisi cairan hiperosmotik à menyerap cairan dan
menyebabkan diare
• Laktosa yang tidak diserap usus difermentasi oleh bakteri menjadi zat asam (fatty acid,
organic acid) dan berbagai macam gas.
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
109
Intoleransi Laktosa vs Alergi Susu Sapi
110
A. Defisensi enzyme Beta Glukoronidase à tidak tepat, breastmilk jaundice
B. Defisiensi enzim laktase
C. Hipersensitivitas terhadap protein susu sapi à tidak tepat, pada alergi susu
sapi
D. Keracunan susu formula à tidak tepat, dari anamnesis dan PE
E. Super infeksi rotavirus pada GIT à tidak tepat, vital sign dalam batas normal
111
14
Seorang bayi laki-laki berusia 14 hari datang dengan keluhan BAB cair disertai
dengan lendir darah. Bayi lahir kurang bulan dengan BBL 2300 gram. Bayi
mendapatkan susu formula karena ASI ibu belum keluar saat bayi dilahirkan. BAB
berdarah baru tadi pagi 2x, disertai dengan muntah sejak kemarin sekitar 3x
perhari. Keluhan lain disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 29 suhu
37.3, distensi abdomen, bising usus menurun. Pada pemeriksaan foto abdomen 3
posisi didapatkan adanya udara dalam dinding usus.
Tatalaksana yang tepat diberikan pasien tersebut adalah, kecuali?
A. Pasang NGT pada anak
B. Berikan cairan peroral dengan NGT
C. Pemberian nutrisi parenteral
D. Antibiotik spektrum luas
E. Laparotomi di OK jika ada perforasi
Seorang bayi laki-laki berusia 14 hari datang dengan keluhan BAB cair disertai
dengan lendir darah. Bayi lahir kurang bulan dengan BBL 2300 gram. Bayi
mendapatkan susu formula karena ASI ibu belum keluar saat bayi dilahirkan. BAB
berdarah baru tadi pagi 2x, disertai dengan muntah sejak kemarin sekitar 3x
perhari. Keluhan lain disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 29 suhu
37.3, distensi abdomen, bising usus menurun. Pada pemeriksaan foto abdomen 3
posisi didapatkan adanya udara dalam dinding usus.
Tatalaksana yang tepat diberikan pasien tersebut adalah, kecuali?
A. Pasang NGT pada anak
B. Berikan cairan peroral dengan NGT
C. Pemberian nutrisi parenteral
D. Antibiotik spektrum luas
E. Laparotomi di OK jika ada perforasi
Enterokolitis Nekrotikans 1
Definisi
• Sindrom nekrosis intestinal akut pada neonatus yang ditandai oleh kerusakan dinding intestinal
berat akibat proses inflamasi vaskular, mukosa dan metabolik pada usus yang imatur
• Biasanya terjadi pada neonatus usia 2-3 minggu kehidupan. Faktor risiko: bayi prematur, terlalu dini
memberi susu formula.
Manifestasi Klinis
SISTEMIK SALURAN PENCERNAAN
• Distress napas • Distensi abdomen (terisi gas)
• Letargis atau iritabilitas • Eritema dinding abdomen
• Suhu tubuh tidak stabil • Muntah (bilier, darah)
• Toleransi minum buruk • Diare dengan tinja berdarah
• Asidosis • Residu lambung
• Oliguria • Tanda-tanda ileus: Bising usus
• Hipotensi berkurang/menghilang
• Syok sepsis
Keywords: Neonatus, premature, susu formula à Diare berdarah dan distensi abdomen
115
Enterokolitis Nekrotikans 1
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• LED dan CRP meningkat à penanda inflamasi
• Asidosis metabolik pada AGD
• Pencitraan à Rontgen abdomen
• Pneumatosis intestinalis à terbentuknya gelembung gas di dalam dinding usus
• Dilatasi usus proksimal à akibat stenosis bagian distal Pneumoperitoneum à bila terjadi perforasi
usus
116
Enterokolitis Nekrotikans 1
Tatalaksana
117
Enterokolitis Nekrotikans
Faktor Resiko:
Prematuritas
Enterokolitis Nekrotikans
Pemberian makanan/minuman tidak
sesuai usia (terlalu dini) Manifestasi Klinis
• Distensi abdomen (terisi gas)
Patofisiologi • Eritema dinding abdomen
kerusakan dinding intestinal berat akibat proses • Muntah (bilier, darah)
inflamasi vaskular, mukosa dan metabolik pada • Diare dengan tinja berdarah
usus yang imatur • Residu lambung
• Tanda-tanda ileus: Bising usus
berkurang/menghilang
Pemeriksaan Penunjang
•Laboratorium
Tatalaksana
o LED dan CRP meningkat •Dekompresi dengan NGT à tata laksana awal
o Asidosis metabolik • Bowel rest à Pemberian nutrisi parenteral
• Antibiotik spektrum luas
•Pencitraan à Rontgen abdomen •Ampisilin 100 mg/kg/hari terbagi 2 dosis DAN
o Pneumatosis intestinalis à •Gentamisin 5 mg/kg/hari DAN
terbentuknya gelembung gas •Metronidazole 15-30 mg/kg/hari terbagi 3 dosis
di dalam dinding usus •Eksisi usus yang nekrotik à laparotomy
• Indikasi: perforasi usus, peritonitis, ataupun
o Pneumoperitoneum à perburukan
apabila (+) perforasi
Keywords: Neonatus, premature, susu formula à Diare berdarah dan distensi abdomen
118
A. Pasang NGT pada anak à benar, untuk dekompresi
B. Berikan cairan peroral dengan NGT à salah, puasakan
C. Pemberian nutrisi parenteral à benar, bowel rest
D. Antibiotik spektrum luas à benar, sambal menunggu kultur
E. Laparotomi di OK jika ada perforasi à benar
119
15
Seorang anak perempuan usia 1 bulan datang ke IGD dengan keluhan kejang
selama kurang lebih 15 detik, seluruh tubuh. Keluhan demam disangkal. Keluhan
lain disangkal. Ibu melahirkan didukun dan tidak mendapatkan perawatan rutin
paska lahir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, UUB
menonjol, papil edema. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil leukosit
5000 trombosit 120.000 hb 12, APTT dan PT memanjang.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Vit K 0.5 mg IM 3x1 hari
B. Vit K 0.5 mg IM selama 3 hari
C. Vit K 1 mg IM 1x1 hari single dose
D. Vit K 1 mg IM 3x1 hari
E. Vit K 1 mg IM selama 3 hari
Seorang anak perempuan usia 1 bulan datang ke IGD dengan keluhan kejang
selama kurang lebih 15 detik, seluruh tubuh. Keluhan demam disangkal. Keluhan
lain disangkal. Ibu melahirkan didukun dan tidak mendapatkan perawatan rutin
paska lahir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, UUB
menonjol, papil edema. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil leukosit
5000 trombosit 120.000 hb 12, APTT dan PT memanjang.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Vit K 0.5 mg IM 3x1 hari
B. Vit K 0.5 mg IM selama 3 hari
C. Vit K 1 mg IM 1x1 hari single dose
D. Vit K 1 mg IM 3x1 hari
E. Vit K 1 mg IM selama 3 hari
Definisi
Anamnesis
• Bayi kecil (1-6 bulan), sebelumnya sehat tiba tiba tampak pucat dan malas minum, banyak tidur
• Minum ASI, tidak mendapat suntikan vit K saat lahir
• Kejang fokal
Pemeriksaan Fisik
• Pucat tanpa perdarahan yang nyata
• Peningkatan tekanan intrakranial, UUB Menonjol, penurunan kesadaran, papil edema
• Defisit neurologis : kejang fokal, hemoparesis, peresis nervus kranial
123
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Pemeriksaan PT dan APTT dapat normal atau memanjang
• USG atau CT scan Kepala
Tatalaksana
Pemantauan
124
Defisiensi Vitamin K
Faktor Resiko: Defisiensi vitamin K
Tidak mendapatkan suntikan Vit K1
(Phytonadione) profilaksis saat lahir
Manifestasi Klinis
•Pucat tanpa perdarahan yang nyata
Patofisiologi •Peningkatan tekanan intracranial (UUB
Defisiensi kompleks protrombin yang didapat Menonjol, penurunan kesadaran, papil
akibat kurangnya vitamin K (acquired edema)
prothrombin complex deficiency / APCD) •Defisit neurologis : kejang fokal,
hemoparesis, peresis nervus kranial
Pemeriksaan Penunjang
•Darah lengkap
•Pemeriksaan PT dan APTT dapat
normal atau memanjang Tatalaksana
•USG atau CT scan Kepala •Vit K 1 mg IM selama 3 hari berturut turut
•Transfusi FFP 10-15ml/kg selama 3 hari
•Transfusi PRC (sesuai HB)
•Tatalaksana Kejang dan peningkatan TIK (mannitol
0,5-1gram/kgBB/kali)
Keywords: •Konsultasi bedah saraf
• Bayi kecil (1-6 bulan), onset akut berupa
anemis (pucat) dan tidak aktif
• Minum ASI
• Tidak mendapat suntikan vit K saat lahir
• Kejang fokal
125
A. Vit K 0.5 mg IM 3x1 hari à dosis tidak tepat
B. Vit K 0.5 mg IM selama 3 hari à dosis tidak tepat
C. Vit K 1 mg IM 1x1 hari single dose à frekuensi pemberian tidak tepat
D. Vit K 1 mg IM 3x1 hari à frekuensi pemberian tidak tepat
E. Vit K 1 mg IM selama 3 hari
126
16
Seorang anak laki laki usia 10 tahun diantar ibunya ke IGD rumah sakit karena
lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa sejak tadi pagi. Keluhan
lain disangkal oleh pasien. Sebulan ini pasien sering terbangun malam hari karena
tidak bisa menahan untuk buang air kecil. Pasien juga sering merasa lapar dan
haus sehingga makan dan minum lebih sering, tetapi berat badan tidak
meningkat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 HR 100 RR 22 Suhu 36.7,
tidak ditemukan tanda dehidrasi, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan GDS stik didapatkan kadar gula darah pasien 250.
Etiologi tersering kasus diatas adalah??
A. Resistensi Insulin dalam tubuh
B. Penurunan sekresi insulin karena disfungsi sel β pankreas
C. Destruksi sel beta pankreas
D. Peningkatan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas
E. Peningkatan produksi glukosa di hepar
Seorang anak laki laki usia 10 tahun diantar ibunya ke IGD rumah sakit karena
lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa sejak tadi pagi. Keluhan
lain disangkal oleh pasien. Sebulan ini pasien sering terbangun malam hari karena
tidak bisa menahan untuk buang air kecil. Pasien juga sering merasa lapar dan
haus sehingga makan dan minum lebih sering, tetapi berat badan tidak
meningkat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 HR 100 RR 22 Suhu 36.7,
tidak ditemukan tanda dehidrasi, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan GDS stik didapatkan kadar gula darah pasien 250.
Etiologi tersering kasus diatas adalah??
A. Resistensi Insulin dalam tubuh
B. Penurunan sekresi insulin karena disfungsi sel β pankreas
C. Destruksi sel beta pankreas
D. Peningkatan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas
E. Peningkatan produksi glukosa di hepar
2
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Etiologi Destruksi sel beta pankreas Resistensi Insulin
(defisiensi insulin absolut)
Usia Usia muda Usia dewasa
Gejala Pasien kurus Pasien obesitas
Klinis
Terapi Insulin OAD atau Insulin
130
2
Etiologi
• Destruksi sel beta pankreas karena proses autoimun atau idiopatik à defisiensi insulin absolut
Gejala Klinis
• Polidipsi
• Poliuri
• Polifagi
• Penurunan BB dalam 2-6 minggu
• Mudah lelah, malaise, irritable
• Gagal tumbuh
• Pruritus
131
2
Kriteria Diagnosis
atau
atau
atau
HbA1c ≥6.5%
132
2
Tatalaksana
PADA ANAK TIDAK ADA TEMPAT ORAL ANTI DIABETIK, SELALU INSULIN
133
DM pada Anak
Klinis
C-peptide
N DMT2
3P (poliuri, polidipsi, ↑
polifagi) DMT1
+
penurunan BB ↓ Periksa Autoantibodi
MODY
↓
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Etiologi Destruksi sel beta pankreas Resistensi Insulin
(defisiensi insulin absolut)
Pada anak tidak ada tempat oral anti diabetik,
Usia Usia muda Usia dewasa
selalu insulin
Gejala Pasien kurus Pasien obesitas
Klinis
Terapi HANYA Insulin OAD atau Insulin
134
A. Resistensi Insulin dalam tubuh à DM tipe 2
B. Penurunan sekresi insulin karena disfungsi sel β pankreas à DM tipe 2
C. Destruksi sel beta pankreas
D. Peningkatan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas à DM tipe 2
E. Peningkatan produksi glukosa di hepar à DM tipe 2
135
17
Seorang anak perempuan usia 15 bulan datang ke IGD karena anak rewel sejak
tadi pagi. Pasien juga keringat dingin. 3 hari ini pasien sulit makan, hanya 1-2
sendok saja sekali makan, minum susu juga tidak mau karena pasien terlihat mual
saat diberikan susu. Selama 2 hari ini pasien lebih banyak mengonsumsi air putih
karena tidak membuatnya mual. Keluhan lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 130 RR 25 Suhu 36.1, pasien tampak gelisah, keringat dingin,
pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hb 11, leukosit 4500, trombosit 157.000, gula darah sewaktu 30.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien di atas adalah?
A. Glukosa oral
B. Glukosa 50%; 2 ml/kgBB IV
C. Glukosa 25%; 2 ml/kgBB IV
D. Glukosa 10%; 2 ml/kgBB IV
E. Glukosa 5%; 2 ml/kgBB IV
Seorang anak perempuan usia 15 bulan datang ke IGD karena anak rewel sejak
tadi pagi. Pasien juga keringat dingin. 3 hari ini pasien sulit makan, hanya 1-2
sendok saja sekali makan, minum susu juga tidak mau karena pasien terlihat mual
saat diberikan susu. Selama 2 hari ini pasien lebih banyak mengonsumsi air putih
karena tidak membuatnya mual. Keluhan lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 130 RR 25 Suhu 36.1, pasien tampak gelisah, keringat dingin,
pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hb 11, leukosit 4500, trombosit 157.000, gula darah sewaktu 30.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien di atas adalah?
A. Glukosa oral
B. Glukosa 50%; 2 ml/kgBB IV
C. Glukosa 25%; 2 ml/kgBB IV
D. Glukosa 10%; 2 ml/kgBB IV
E. Glukosa 5%; 2 ml/kgBB IV
4A
• < 45 mg/dl pada bayi atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala.
• < 35 mg/dl pada neonatus aterm berusia <72 jam
• < 25 mg/dl pada neonatus prematur dan KMK berusia < 1 minggu
Manifestasi Klinis
139
4A
Etiologi
• IUGR
• Prematur
• Intake kalori tidak adekuat
Kombinasi
• Stres perinatal (syok, sepsis, asfiksia, hipotermia, distres respirasi)
• Defek metabolism karbohidrat
• Defisiensi endokrin (insufisiensi adrenal, hypopituitarism)
140
4A
141
4A
ASIMPTOMATIS SIMPTOMATIS
SADAR TIDAK
142
A. Glukosa oral à jika pasien sadar dan kooperatif
B. Glukosa 50%; 2 ml/kgBB IV à untuk anak lebih dari 12 tahun
C. Glukosa 25%; 2 ml/kgBB IV à untuk anak usia 2-12 tahun
D. Glukosa 10%; 2 ml/kgBB IV à untuk anak < 2 tahun
E. Glukosa 5%; 2 ml/kgBB IV à tidak tepat
143
18
Seorang bayi perempuan lahir dari ibu G1P0A0 usia kandungan 38-39 minggu
dengan riwayat hipertiroid sedang dalam pengobatan. Bayi lahir menangis
spontan. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 110, RR 30, Suhu 36.0, lidah besar, kulit
kering.
Kapan waktu yang tepat jika dokter ingin melakukan pemeriksaan skrining
hipotiroid kongenital pada anak dan bagaimana interpretasinya?
A. Skrining di usia 2-5 jam, positif jika TSH ≥ 10 mU/L
B. Skrining di usia 2-5 jam, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
C. Skrining di usia 2-5 hari, positif jika TSH ≥ 10 mU/L
D. Skrining di usia 2-5 hari, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
E. Skrining di usia 2-5 minggu, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
Seorang bayi perempuan lahir dari ibu G1P0A0 usia kandungan 38-39 minggu
dengan riwayat hipertiroid sedang dalam pengobatan. Bayi lahir menangis
spontan. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 110, RR 30, Suhu 36.0, lidah besar, kulit
kering.
Kapan waktu yang tepat jika dokter ingin melakukan pemeriksaan skrining
hipotiroid kongenital pada anak dan bagaimana interpretasinya?
A. Skrining di usia 2-5 jam, positif jika TSH ≥ 10 mU/L
B. Skrining di usia 2-5 jam, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
C. Skrining di usia 2-5 hari, positif jika TSH ≥ 10 mU/L
D. Skrining di usia 2-5 hari, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
E. Skrining di usia 2-5 minggu, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
2
147
2
148
2
Terapi L-Tiroksin
DOSIS
USIA
(microgram/kg/hari)
0-3 bulan 10-15
3-6 bulan 8-10
6-12 bulan 6-8
1-5 tahun 4-6
6-12 tahun 3-5
> 12 tahun 2-4
149
Hipotiroid Kongenital
Faktor Resiko: Tanda dan Gejala Skor
• Riwayat lahir di daerah Kesulitan Minum 1
endemik kekurangan
iodium
Hipotiroid kongenital Obstipasi 1
Kurang aktif/letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilicalis 1
Diagnosis Macroglossia 1
• Skoring à Skor Billewicz >4 Skin mottling 1
Manifestasi Klinis • Skrining à kadar TSH ≥ 20 mU/L Kulit kering 1.5
Ubun ubun besar pada usia 2-5 hari Fontanella posterior terbuka 1.5
Dull face • Pemeriksaan darah à TSH, fT4, Coarse facies 3
Lidah besar (makroglossi) Darah lengkap Total 13
Kulit kering • Radiologi à Bone age, skintigrafi
Hernia umbilikalis tiroid
Hipoaktif
Mottling, jaundice
Sekilas mirip syndrome down
Tatalaksana
•Pemberian L-tiroksin sedini mungkin
150
A. Skrining di usia 2-5 jam, positif jika TSH ≥ 10 mU/L à tidak tepat
B. Skrining di usia 2-5 jam, positif jika TSH ≥ 20 mU/L à tidak tepat
C. Skrining di usia 2-5 hari, positif jika TSH ≥ 10 mU/L à tidak tepat
D. Skrining di usia 2-5 hari, positif jika TSH ≥ 20 mU/L
E. Skrining di usia 2-5 minggu, positif jika TSH ≥ 20 mU/L à tidak tepat
151
19
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun diantar kedua orang tuanya ke klinik tumbuh
kembang karena postur tubuh anak yang sangat tinggi di atas rata-rata anak
seusianya. Keluhan lainnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
100/80 HR 100 RR 20 suhu 37.0, perawakan tinggi dan gemuk, makrosefali,
pertumbuhan tangan dan kaki yang berlebihan, dengan kulit jari-jari tangan dan
kaki yang tebal.
Mekanisme keluhan pada pasien di atas adalah?
A. Menurunnya aktivitas IGF-I sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup
B. Meningkatnya aktivitas IGF-I sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup
C. Menurunnya aktivitas IGF-I setelah lempeng pertumbuhan epifisis menutup
D. Meningkatnya aktivitas IGF-I setelah lempeng pertumbuhan epifisis menutup
E. Meningkatnya aktivitas IGF-I sepanjang hidupnya
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun diantar kedua orang tuanya ke klinik tumbuh
kembang karena postur tubuh anak yang sangat tinggi di atas rata-rata anak
seusianya. Keluhan lainnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
100/80 HR 100 RR 20 suhu 37.0, perawakan tinggi dan gemuk, makrosefali,
pertumbuhan tangan dan kaki yang berlebihan, dengan kulit jari-jari tangan dan
kaki yang tebal.
Mekanisme keluhan pada pasien di atas adalah?
A. Menurunnya aktivitas IGF-I sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup
B. Meningkatnya aktivitas IGF-I sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup
C. Menurunnya aktivitas IGF-I setelah lempeng pertumbuhan epifisis menutup
D. Meningkatnya aktivitas IGF-I setelah lempeng pertumbuhan epifisis menutup
E. Meningkatnya aktivitas IGF-I sepanjang hidupnya
1
Definisi
• Gigantisme merupakan keadaan dimana terjadi abnormalitas
pertumbuhan yang cepat oleh karena aktivitas insulin-like growth factor-
1(IGF-I) sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup.
Manifestasi Klinis
• Perawakan tinggi
• Obesitas ringan hingga sedang
• Makrosefali
• Pertumbuhan tangan dan kaki yang berlebihan, dengan kulit jari-jari
tangan dan kaki yang tebal
Diagnosis
• Kadar IGF-1
• Kadar Growth Hormone (GH)
• MRI kepala
Gigantisme
Faktor Resiko:
• genetik
Gigantisme
Manifestasi klinis
• Perawakan tinggi
Definisi • Obesitas ringan hingga sedang
Gigantisme merupakan • Makrosefali
keadaan dimana terjadi • Pertumbuhan tangan dan kaki
abnormalitas pertumbuhan yang berlebihan, dengan kulit jari-
yang cepat oleh karena jari tangan dan kaki yang tebal
aktivitas insulin-like growth
factor-1(IGF-I) sebelum
lempeng pertumbuhan epifisis
menutup.
Diagnosis
•Kadar IGF-1
•Kadar Growth Hormone (GH)
•MRI kepala
156
A. Menurunnya aktivitas IGF-I sebelum lempeng pertumbuhan epifisis menutup
à meningkat
B. Meningkatnya aktivitas IGF-I sebelum lempeng pertumbuhan epifisis
menutup
C. Menurunnya aktivitas IGF-I setelah lempeng pertumbuhan epifisis menutup
à sebelum lempeng menutup
D. Meningkatnya aktivitas IGF-I setelah lempeng pertumbuhan epifisis
menutup à sebelum lempeng menutup
E. Meningkatnya aktivitas IGF-I sepanjang hidupnya à sebelum lempeng
menutup
157
20
Seorang anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan ruam muncul diseluruh tubuh tadi pagi saat bangun tidur.
Sebelumnya, 2 hari yang lalu pasien demam naik turun, turun jika diberikan obat
penurun panas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 22 Suhu 38.3, ruam
makulo popular generalisata, pembesaran kelenjar getah bening di posterior
leher.
Tanda patognomik penyakit pada pasien di atas adalah?
A. Koplik’s spot
B. Rose spot
C. Forscheimer spot
D. Strawberry tongue
E. Slapped cheek
Seorang anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan ruam muncul diseluruh tubuh tadi pagi saat bangun tidur.
Sebelumnya, 2 hari yang lalu pasien demam naik turun, turun jika diberikan obat
penurun panas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 110 RR 22 Suhu 38.3, ruam
makulo popular generalisata, pembesaran kelenjar getah bening di posterior
leher.
Tanda patognomik penyakit pada pasien di atas adalah?
A. Koplik’s spot
B. Rose spot
C. Forscheimer spot
D. Strawberry tongue
E. Slapped cheek
4A
Klinis
161
Demam dengan Ruam
Definisi Demam dengan ruam pada anak
Telapak tangan,
Dermatomal
Demam + ruam Demam à ruam Seluruh tubuh telapak kaki,
tunggal
dan mulut
“Slapped Wajah ke tubuh, Limfadenopati Varicella/ Herpes zoster/ Hand foot mouth
Tubuh à wajah
cheek” dan 3c (cough, postauricular Chickenpox/ Shingles disease
dan ekstremitas
ruam “lacy” coryza, dan suboccipital Cacar air (VZV) (Reaktivasi VZV) (Coxsackie A16)
conjunctivitis) +
koplik spot
Eritema Rubella/ Roseola
infeksiosum Campak jerman infantum
(Parvovirus B19) (Rubellavirus) (HHV 6)
Rubeola/measles/
Morbili/campak
(Morbilivirus)
162
Demam dengan Ruam
Definisi
Demam dengan ruam pada anak
Suatu penyakit yang bermanifestasi
sebagai erupsi difus pada kulit (ruam)
à berhubungan dengan penyakit
sistemik oleh infeksi
Peteki/purpura Deskuamasi
163
A. Koplik’s spot à campak
B. Rose spot à demam thypoid
C. Forscheimer spot à rubella
D. Strawberry tongue à scarlet fever
E. Slapped cheek à eritema infeksiosum
164
21
Seorang bayi laki-laki usia 3 bulan datang dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan ruam muncul diseluruh tubuh tadi pagi saat bangun tidur. Pasien demam
sejak 4 hari yang lalu pasien , namun tadi pagi sudah turun dengan sendirinya.
Ruam muncul ketika anak tidak demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR
130 RR 25 Suhu 36.3, ruam generalisata, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diagnosis pasien di atas adalah?
A. Rubella
B. Rubeola
C. Roseola infantum
D. Kawasaki disease
E. Scarlet fever
Seorang bayi laki-laki usia 3 bulan datang dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan ruam muncul diseluruh tubuh tadi pagi saat bangun tidur. Pasien demam
sejak 4 hari yang lalu pasien , namun tadi pagi sudah turun dengan sendirinya.
Ruam muncul ketika anak tidak demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR
130 RR 25 Suhu 36.3, ruam generalisata, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diagnosis pasien di atas adalah?
A. Rubella
B. Rubeola
C. Roseola infantum
D. Kawasaki disease
E. Scarlet fever
3B
Klinis
• Demam tinggi mendadak (40oC), anak iritabel, anoreksia
• Bisa disertai gejala ISPA
• Demam menetap 3-5 hari dan turun mendadak hingga suhu
normal, diikuti muncul ruam dari sumbu tubuh lalu menyebar ke
kepala dan ekstremitas
• Ruam exanthema merah muda, tidak meninggalkan bekas berupa
pigmentasi atau deskuamasi
Terapi
• Self limiting
• Simtomatis (antipiretik)
Demam dengan Ruam
Definisi Demam dengan ruam pada anak
Telapak tangan,
Dermatomal
Demam + ruam Demam à ruam Seluruh tubuh telapak kaki,
tunggal
dan mulut
“Slapped Wajah ke tubuh, Limfadenopati Varicella/ Herpes zoster/ Hand foot mouth
Tubuh à wajah
cheek” dan 3c (cough, postauricular Chickenpox/ Shingles disease
dan ekstremitas
ruam “lacy” coryza, dan suboccipital Cacar air (VZV) (Reaktivasi VZV) (Coxsackie A16)
conjunctivitis) +
koplik spot
Eritema Rubella/ Roseola
infeksiosum Campak jerman infantum
(Parvovirus B19) (Rubellavirus) (HHV 6)
Rubeola/measles/
Morbili/campak
(Morbilivirus)
169
Demam dengan Ruam
Definisi
Demam dengan ruam pada anak
Suatu penyakit yang bermanifestasi
sebagai erupsi difus pada kulit (ruam)
à berhubungan dengan penyakit
sistemik oleh infeksi
Peteki/purpura Deskuamasi
170
A. Rubella à tidak tepat, ruam muncul saat panas tinggi
B. Rubeola à ada pembesaran KGB
C. Roseola infantum à ruam muncul saat panas turun
D. Kawasaki disease à ada gejala CREAM dan demam setidaknya 5 hari
E. Scarlet fever à patognomik ada strawberry tongue
171
22
Seorang bayi perempuan usia 7 hari datang diantar orang tua ke puskesmas
karena demam sejak 3 hari yang lalu. Demam disertai dengan mual muntah. Ibu
pasien juga mengatakan bahwa perut bayi kemerahan dan keluar cairan
kekuningan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 119 RR 30 Suhu 38.7, regio
umbilical eritema, terdapat pus dari umbilical cord.
Tatalaksana awal yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Resusitasi cairan parenteral
B. Berikan obat penurun panas
C. Berikan antibiotic secara oral
D. Bersihkan luka dengan povidone iodine
E. Berikan antibiotic secara parenteral
Seorang bayi perempuan usia 7 hari datang diantar orang tua ke puskesmas
karena demam sejak 3 hari yang lalu. Demam disertai dengan mual muntah. Ibu
pasien juga mengatakan bahwa perut bayi kemerahan dan keluar cairan
kekuningan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 119 RR 30 Suhu 38.7, regio
umbilical eritema, terdapat pus dari umbilical cord.
Tatalaksana awal yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Resusitasi cairan parenteral
B. Berikan obat penurun panas
C. Berikan antibiotic secara oral
D. Bersihkan luka dengan povidone iodine
E. Berikan antibiotic secara parenteral
4A
Definisi
•Infeksi pada sisa tali pusat dan umbilikus dan jaringan sekitarnya pada bayi baru lahir
Etiologi
•Infeksi polimikrobial
•Staphylococcus aureus
•Streptococcus pyogenes, dll
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Darah lengkap: Leukositosis
• Kultur discharge: untuk menentukan etiologi
Tatalaksana
176
Omfalitis
Faktor Resiko:
• hiegiene
Omfalitis
Manifestasi klinis
• Keluar pus / darah dari sisa tali
pusat
• Bau busuk area umbilikus
• Gejala sistemik meliputi:
Definisi • Demam
Infeksi pada sisa tali pusat dan • Poor feeding
umbilikus dan jaringan • Irritable
sekitarnya pada bayi baru
lahir
Tatalaksana
•Umbilical cord care terapi awal
• Chlorhexidine 4% setiap hari ATAU
• Povidone iodine setiap hari
• Dilakukan rutin hingga tali pusat terlepas sendiri
177
A. Resusitasi cairan parenteral à lihat apakah ada dehidrasi, bukan tx awal
pada omfalitis
B. Berikan obat penurun panas à bukan terapi awal
C. Berikan antibiotic secara oral à secara parenteral
D. Bersihkan luka dengan povidone iodine
E. Berikan antibiotic secara parenteral à terapi definitif
178
23
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun diantar orang tua ke puskesmas
karena anak rewel dan tidak mau makan. Demam dirasakan sejak 2 hari yang
lalu. Pasien mengeluhkan nyeri pada sekitar pipi hingga ke telinga, sehingga nyeri
ketika digunakan untuk menelan. Teman bermain pasien juga sedang
mengalami gejala yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 120 RR 23
Suhu 38.1, bengkak pada pipi kanan, kemerahan, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-).
Mekanisme penyebaran penyakit pada kasus di atas adalah?
A. Secara fekal – oral
B. Secara droplet
C. Secara sentuhan pada cairan tubuh
D. Ditularkan melalui serangga
E. Ditularkan melalui luka pada tubuh
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun diantar orang tua ke puskesmas
karena anak rewel dan tidak mau makan. Demam dirasakan sejak 2 hari yang
lalu. Pasien mengeluhkan nyeri pada sekitar pipi hingga ke telinga, sehingga
nyeri ketika digunakan untuk menelan. Teman bermain pasien juga sedang
mengalami gejala yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 120 RR 23
Suhu 38.1, bengkak pada pipi kanan, kemerahan, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-).
Mekanisme penyebaran penyakit pada kasus di atas adalah?
A. Secara fekal – oral
B. Secara droplet
C. Secara sentuhan pada cairan tubuh
D. Ditularkan melalui serangga
E. Ditularkan melalui luka pada tubuh
4A
Definisi
Etiologi
Manifestasi Klinis
182
4A
Pemeriksaan Penunjang
• Suportif
• Analgetik (NSAID, Paracetamol)
• Cairan
• Kompres dingin untuk bengkak
Komplikasi
183
Mumps
Faktor Resiko:
• Lingkungan keluhan
yang sama Mumps
Manifestasi klinis
• Demam, malaise, nyeri
otot&kepala, anorexia
Definisi • Parotitis Mumps (durasi ≥2 hari)
Infeksi dari virus Mumps • Bengkak parotis bilateral (bisa
unilateral juga)
• Inflamasi di daerah antara lobus
aurikula dan angulus mandibula
Tatalaksana
•Suportif
•Analgetik (NSAID, Paracetamol)
•Cairan
•Kompres dingin untuk bengkak
184
A. Secara fekal – oral à tidak tepat
B. Secara droplet
C. Secara sentuhan pada cairan tubuh à tidak tepat
D. Ditularkan melalui serangga à tidak tepat
E. Ditularkan melalui luka pada tubuh à tidak tepat
185
24
Seorang bayi usia 1 hari datang diantar ibunya dengan membewa rujukan ke
poli anak. Pasien lahir dengan ruam kebiruan diseluruh tubuhnya. Ibu merupakan
G1P1A0 dengan Riwayat demam saat usia kehamilan 18 bulan tetapi tidak
berobat dan hanya mengonsumsi obat warung saja. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 140 RR 50 Suhu 37.8, gambaran blueberry muffin baby, mikrosefali,
tuli sensorineural, dan korioretinitis. Pada pemeriksaan foto kepala didapatkan
kalsifikasi periventricular.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Spiramisin
B. Pirimetamine
C. Sulfadiazine
D. Valasiklovir
E. Ganciclovir
Seorang bayi usia 1 hari datang diantar ibunya dengan membewa rujukan ke
poli anak. Pasien lahir dengan ruam kebiruan diseluruh tubuhnya. Ibu merupakan
G1P1A0 dengan riwayat demam saat usia kehamilan 18 bulan tetapi tidak
berobat dan hanya mengonsumsi obat warung saja. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 140 RR 50 Suhu 37.8, gambaran blueberry muffin baby, mikrosefali,
tuli sensorineural, dan korioretinitis. Pada pemeriksaan foto kepala didapatkan
kalsifikasi periventricular.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Spiramisin
B. Pirimetamine
C. Sulfadiazine
D. Valasiklovir
E. Ganciclovir
3B
Etiologi: Cytomegalovirus
Transmisi
Manifestasi Klinis
• Hidrosefalus, Mikrosefali
• Kalsifikasi Periventrikular
• Tuli Sensorineural
• Korioretinitis
189
3B
Tatalaksana
• Tatalaksana suportif
• Ganciclovir, valganciclovir
190
Infeksi TORCH Kongenital
Infeksi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
• ≤ 18 minggu : Spiramisin 3 x 1
• Trias:
gram
• Korioretinitis
Antibodi IgG dan IgM • > 18 minggu/Neonatus :
Toxoplasmosis • Hidrosefalus
PCR Pirimetamine/Sulfadiazine +
• Kalsifikasi intracranial difus
Leucovorin (Asam folat) sampai
• Purpura dan petekie (blueberry muffin rash)
aterm
VDRL atau RPR
• Jaundice dan hepatosplenomegaly
Sifilis Dark Field Microscopy • Inj. BPG 2,4 juta IU
• Ruam makulopapular
PCR
• IUGR, premature Antibodi IgG dan IgM • Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Varicella Zooster
• Korioretinitis, katarak PCR • VZIG
• Katarak
• Tuli kongenital Antibodi IgG dan IgM
Rubella • Profilaksis: Vaksinasi
• Kelainan jantung (PDA, dll) PCR
• Purpura dan petekie (blueberry muffin rash)
• Korioretinitis
• Ibu: Valasiklovir
Cytomegalovirus • Mikrosefali Antibodi IgG dan IgM
• Neonatus: Ganciclovir
(CMV) • Kalsifikasi intracranial (intraventrikuler) PCR
• Terminasi Kehamilan
• Peteki, purpura, jaundice
192
25
Seorang anak usia 17 bulan datang ke IGD karena sesak napas sejak 1 jam SMRS.
Keluhan disertai dengan demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Riwayat
asma dalam keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 120 RR 40
Suhu 38.0, wheezing pada kedua lapang paru, retraksi intercostal. Pemeriksaan
laboratorium darah rutin didapatkan dalam batas normal.
Gambaran pada foto dada bila dilakukan adalah?
A. Atelektasis
B. Perselubungan pada satu lobus
C. Hiperaerasi
D. Honeycomb appearance
E. Patchy infiltrate
Seorang anak usia 17 bulan datang ke IGD karena sesak napas sejak 1 jam
SMRS. Keluhan disertai dengan demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat asma dalam keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR
120 RR 40 Suhu 38.0, wheezing pada kedua lapang paru, retraksi intercostal.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan dalam batas normal.
Gambaran pada foto dada bila dilakukan adalah?
A. Atelektasis
B. Perselubungan pada satu lobus
C. Hiperaerasi
D. Honeycomb appearance
E. Patchy infiltrate
3B
Definisi
• Inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun
Etiologi
• RSV (tersering)
• Rhinovirus
• Adenovirus
Faktor Risiko
• Sosioekonomi rendah, ortu perokok, prematuritas, PJB
Gejala Klinis
• Demam (tidak terlalu tinggi)
• Rhinorrhea, nasal discharge
• Batuk kering dan mengi→khas
196
3B
Pemeriksaan Fisik
• Takipnea
• Wheezing (+)
• Retraksi dinding dada
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Suportif : oksigen, antipiretik, nebulisasi SABA
197
Gejala:
- Batuk
Diagnosa Banding -
-
Sesak
(+/-) Demam
199
26
Seorang anak usia 3 tahun datang ke IGD RS karena keluhan sesak napas. Sesak
napas dirasakan sejak 4 jam SMRS. Keluhan didahului dengan batuk , pilek,
demam sumer sumer sejak 5 hari yang lalu yang belum membaik dengan obat
warung. Pasien masih mau makan minum porsi lebih sedikit dengan frekuensi
lebih sering. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 140, RR 70, Suhu 38.3, saturasi
darah 95 room air. Didapatkan rhonki di kedua lapang paru, tidak ada retraksi
dada. Rhontgen terdapat gambaran airbronchogram.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Rawat jalan dengan antibiotic amoxicillin
B. Rawat jalan dengan antibiotic gentamisin
C. Rawat inap dengan antibiotic amoxicillin
D. Rawat inap dengan antibiotic ampicillin
E. Rawat inap dengan antibiotic ceftriaxone
Seorang anak usia 3 tahun datang ke IGD RS karena keluhan sesak napas. Sesak
napas dirasakan sejak 4 jam SMRS. Keluhan didahului dengan batuk , pilek,
demam sumer sumer sejak 5 hari yang lalu yang belum membaik dengan obat
warung. Pasien masih mau makan minum porsi lebih sedikit dengan frekuensi
lebih sering. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 140, RR 70, Suhu 38.3, saturasi
darah 95 room air. Didapatkan rhonki di kedua lapang paru, tidak ada retraksi
dada. Rhontgen terdapat gambaran airbronchogram.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Rawat jalan dengan antibiotic amoxicillin
B. Rawat jalan dengan antibiotic gentamisin
C. Rawat inap dengan antibiotic amoxicillin
D. Rawat inap dengan antibiotic ampicillin
E. Rawat inap dengan antibiotic ceftriaxone
Definisi
• infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial.
Etiologi
• S. pneumoniae (tersering)
• Respiratory Syncytial Virus (RSV) tersering pada anak <3 tahun
• Adenovirus
• Parainfluenza virus dan influenza virus.
• Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tersering pada anak >10 tahun.
Manifestasi Klinis
Usia RR (kali/menit)
< 2 bulan ≥ 60
2 – 12 bulan ≥ 50
1 – 5 tahun ≥ 40
204
4
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Leukositosis
• Pemeriksaan dahak à Kultur Sputum (Gold Standard)
Gambaran Radiologis
• Bronkopneumonia:
• Bercak opaque pada paru yang dapat berbentuk
nodul-nodul atau retikulonoduler dan dapat
berkonfluens.
205
206
Derajat dan Tatalaksana
Rawat Inap
• Gejala dan tanda pneumonia Antibiotik:
• Saturasi O2 < 90% • Ampisilin 50 mg/kg atau benzylpenicilin 50.000
Pneumonia • Distres pernapasan berat U/kg IM/IV / 6 jam selama minimal 5 hari
Berat • Tanda bahaya (tidak mampu • Gentamisin 7,5 mg/kg IM/IV per hari selama
minum, letargi, penurunan minimal 5 hari
kesadaran) Jika gagal à
• Ceftriaxone 80 mg/kg IM/IV per hari
207
A. Rawat jalan dengan antibiotic amoxicillin
B. Rawat jalan dengan antibiotic gentamisin à pakai amox
C. Rawat inap dengan antibiotic amoxicillin à tidak ada tanda bahaya
D. Rawat inap dengan antibiotic ampicillin à tidak ada tanda bahaya
E. Rawat inap dengan antibiotic ceftriaxone à tidak ada tanda bahaya
208
27
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun datang diantar orang tua ke puskesmas
dengan keluhan batuk yang tidak berhenti-berhenti sejak 3 hari yang lalu. Batuk
terus-terusan dan sering terdengar seperti melengking. Kadang pasien harus
menarik napas secara dalam saat ingin batuk dan biasa diakhiri dengan muntah
berisi air. Pasien tidak dilakukan imunisasi sejak pertamakali lahir. Pada
pemriskaan fisik didapatkan HR 130 RR 29 Suhu 37.9. perdarahan konjungitva +/-,
menghitam di bagian mata.
Pernyataan yang tepat terkait kasus di atas adalah? Kecuali
A. Penyebab merupakan bakteri berbentuk basil
B. Penyebab merupakan gram positive
C. Penyebab disebut dengan Bordetella pertussis
D. Dapat ditularkan melalui droplet.
E. Bisa juga disebut dengan baruk 100 hari
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun datang diantar orang tua ke puskesmas
dengan keluhan batuk yang tidak berhenti-berhenti sejak 3 hari yang lalu. Batuk
terus-terusan dan sering terdengar seperti melengking. Kadang pasien harus
menarik napas secara dalam saat ingin batuk dan biasa diakhiri dengan muntah
berisi air. Pasien tidak dilakukan imunisasi sejak pertamakali lahir. Pada
pemriskaan fisik didapatkan HR 130 RR 29 Suhu 37.9. perdarahan konjungitva +/-,
menghitam di bagian mata.
Pernyataan yang tepat terkait kasus di atas adalah? Kecuali
A. Penyebab merupakan bakteri berbentuk basil
B. Penyebab merupakan gram positive
C. Penyebab disebut dengan Bordetella pertussis
D. Dapat ditularkan melalui droplet.
E. Bisa juga disebut dengan baruk 100 hari
4A
Etiologi
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri basil Gram negative Bordetella pertussis melalui droplet.
Nama lain:
• Batuk rejan / whooping cough
• 100 day cough
Faktor Risiko
212
4A
Manifestasi Klinis
213
4A
Pemeriksaan Penunjang
214
4A
Tatalaksana
• Observasi ketat
• Terapi oksigen dan ventilasi mekanik
• Isolasi (terutama bayi) selama 4 minggu, diutamakan sampai 5-7 hari selesai pemberian antibiotik
• Kortikosteroid, albuterol, dan beta adrenergik à belum terbukti efektif
Tidak
< 1 bulan
40-50mg/kg/hari direkomendasikan 10mg/kg/hari dosis
terbagi 4 dosis 15 mg/kg/hari tunggal selama
> 1 bulan selama 14 hari terbagi 2 dosis 5 hari
selama 7 hari
2 g/hari terbagi 4 1 g/hari terbagi 4 Hari 1:500 mg
Remaja
dosis selama 14 hari dosis selama 7 hari Hari 2-5: 250mg
215
Diagnosa Banding Stidor pada Anak
Pertussis Croup Epiglotittis Laryngomalacia
Haemophilus influenza tipe
Etiologi Bordetella Pertussis Parainfluenza virus Kongenital
b
Batuk Whooping cough Barking cough Tidak spesifik (-)
• Demam ringan • 4D (disfagia, drooling, Stridor inspirasi
demam tinggi, dan distres
• Batuk rejan • Demam ringan Dimulai usia 4-6 minggu,
Klinis khas napas)
• Daerah sekitar mata • Batuk menggonggong • Hot potato voice Memuncak usia 6-8 bulan,
menghitam • Posisi tripod Remisi usia 2 tahun
X-ray cervical:
Mikroskopis: X-ray cervical lateral à Laringoskopi :
Penunjang steeple sign/ pencil sign/
bakteri batang gram (-) Thumbprint sign Omega-shaped epiglottis
wine bottle sign
Ringan sedang: Dexamethason
Azitromisin 10mg/kg/hari dosis
PO
Tatalaksana tunggal selama
Berat : oksigen dan nebulisasi
Ceftriaxone + Vankomisin Observasi
5 hari
adrenalin/ epinefrin
A. Penyebab merupakan bakteri berbentuk basil à benar
B. Penyebab merupakan gram positive à gram negatif
C. Penyebab disebut dengan Bordetella pertussis à benar
D. Dapat ditularkan melalui droplet. à benar
E. Bisa juga disebut dengan baruk 100 hari à benar
217
28
Seorang anak perempuan usia 1 bulan dibawa orang tuanya ke poli anak karena
anak sering terlihat sesak berulang yang hilang timbul. Sesak hilang dengan
perubahan posisi bayi dari telentang menjadi miring kekanan atau kiri. Demam
atau keluhan lain disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 124 RR 22 Suhu 36.1,
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dokter akan melakukan pemeriksaan
laringoskopi untuk membantu menegakkan diagnosis.
Gambaran apa yang mungkin muncul pada laringoskop?
A. Bird beak sign
B. Rat tail sign
C. Omega shape
D. Coiling springs
E. Doughnut sign
Seorang anak perempuan usia 1 bulan dibawa orang tuanya ke poli anak
karena anak sering terlihat sesak berulang yang hilang timbul. Sesak hilang
dengan perubahan posisi bayi dari telentang menjadi miring kekanan atau kiri.
Demam atau keluhan lain disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 124 RR 22
Suhu 36.1, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dokter akan melakukan
pemeriksaan laringoskopi untuk membantu menegakkan diagnosis.
Gambaran apa yang mungkin muncul pada laringoskop?
A. Bird beak sign
B. Rat tail sign
C. Omega shape
D. Coiling springs
E. Doughnut sign
Definisi Etiologi
• Kelainan kongenital dari kartilago laring à supraglotis jatuh saat inspirasi à obstruksi
• Kemungkinan karena keterlambatan maturitas laring
• Dimulai usia 4-6 minggu, memuncak usia 6-8 bulan, remisi usia 2 tahun
Manifestasi Klinis
• Stridor inspirasi: memburuk pada posisi
terlentang, saat menangis dan makan
• Tidak ada kesulitan makan atau
pertumbuhan
• Gagal tumbuh dan gangguan
pernapasan saat tidur pada kasus yang
berat
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Observasi à biasanya sembuh pada usia 2 tahun
• Operatif à pada kasus berat (gagal napas)
222
Laryngomalacia
Faktor Resiko:
• Gen
Laryngomalacia
Manifestasi klinis
• Stridor inspirasi: memburuk pada
posisi terlentang, saat menangis
dan makan
Definisi • Tidak ada kesulitan makan atau
Kelainan kongenital dari pertumbuhan
kartilago laring supraglotis • Gagal tumbuh dan gangguan
jatuh saat inspirasi obstruksi pernapasan saat tidur pada kasus
Kemungkinan karena yang berat
keterlambatan maturitas
laring
Dimulai usia 4-6 minggu,
memuncak usia 6-8 bulan,
remisi usia 2 tahun
Tatalaksana
•Observasi biasanya sembuh pada
usia 2 tahun
•Operatif pada kasus berat (gagal
napas)
223
A. Bird beak sign à barium enema akalasia
B. Rat tail signà barium enema akalasia
C. Omega shape à laringoskop laringomalacia
D. Coiling springs à foto abdomen ileus proximal
E. Doughnut sign à USG appendisitis
224
29
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa orang tuanya ke IGD karena
anak tampak lemas dan tertidur post kejang tadi pagi saat jalan-jalan pagi.
Kejang seluruh tubuh sekitar 10 detik 15 menit yang lalu, kejang seluruh tubuh,
mata mendelik ke atas. Pasien demam tinggi baru muncul tadi pagi saat mau
kejang. Sebelumnya demam sumer-sumer, disertai dengan BAB cair sebanyak
3x/hari sejak kemarin. Berat badan 11 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 114 RR
22 Suhu 39.1, pemeriksaan fisik lain dan neurologis dalam batas normal.
Jika anak tiba-tiba kejang lagi tatalaksana yang dapat dilakukan adalah?
A. Berikan stesolid suppo 5 mg
B. Berikan stesolid suppo 10 mg
C. Diazepam IV bolus cepat 5 mg
D. Fenitoin IV bolus cepat 220 mg
E. Fenobarbital IV bolus cepat 220 mg
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa orang tuanya ke IGD karena
anak tampak lemas dan tertidur post kejang tadi pagi saat jalan-jalan pagi.
Kejang seluruh tubuh sekitar 10 detik 15 menit yang lalu, kejang seluruh tubuh,
mata mendelik ke atas. Pasien demam tinggi baru muncul tadi pagi saat mau
kejang. Sebelumnya demam sumer-sumer, disertai dengan BAB cair sebanyak
3x/hari sejak kemarin. Berat badan 11 kg. Pemeriksaan fisik didapatkan HR 114 RR
22 Suhu 39.1, pemeriksaan fisik lain dan neurologis dalam batas normal.
Jika anak tiba-tiba kejang lagi tatalaksana yang dapat dilakukan adalah?
A. Berikan stesolid suppo 5 mg
B. Berikan stesolid suppo 10 mg
C. Diazepam IV bolus cepat 5 mg
D. Fenitoin IV bolus cepat 220 mg
E. Fenobarbital IV bolus cepat 220 mg
4A
Definisi
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38oC) yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial maupun gangguan elektrolit.
Klasifikasi
228
4A
Pemeriksaan Penunjang
229
Tatalaksana Abortif
230
Profilaksis Intermiten
Diazepam oral 0,3 mg/kgBB/kali atau rektal 0,5 mg/kgBB/kali 3 x 1 selama 48 jam pertama demam
Profilaksis Maintenance/Rumatan
232
30
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa orang tua ke klinik tumbuh kembang
karena anak belum bisa berjalan, anak terlihat kesulitan untuk menopang berat
badannya. Ibu merupakan G1P1A0 dengan riwayat persalinan lama. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, tonus otot kedua kaki
meningkat dengan peningkatan refleks.
Diagnosis pasien di atas adalah?
A. Cerebral palsy tipe spastik hemiplegi
B. Cerebral palsy tipe spastik diplegi
C. Cerebral palsy tipe spastik quadriplegi
D. Cerebral palsy tipe diskinetik
E. Cerebral palsy tipe athetoid
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa orang tua ke klinik tumbuh kembang
karena anak belum bisa berjalan, anak terlihat kesulitan untuk menopang berat
badannya. Ibu merupakan G1P1A0 dengan riwayat persalinan lama. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, tonus otot kedua kaki
meningkat dengan peningkatan refleks.
Diagnosis pasien di atas adalah?
A. Cerebral palsy tipe spastik hemiplegi
B. Cerebral palsy tipe spastik diplegi
C. Cerebral palsy tipe spastik quadriplegi
D. Cerebral palsy tipe diskinetik
E. Cerebral palsy tipe athetoid
2
• Merupakan suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang menyebabkan gangguan motorik dan
postural non-progresif
• Faktor resiko:
• Kelahiran prematur
• Asfiksia perinatal - Trauma
• Malformasi intrakranial
Manifestasi Klinis
236
2
Tipe - Tipe
Cerebral Palsy
237
2
Tipe - Tipe
Cerebral Palsy
Tipe Ataxic
• Gangguan keseimbangan dan motorik yang membutuhkan koordinasi otot kecil contoh seperti
menulis, mengmbil cangkir.
Tipe Campuran
• Gabungan dari 2 tipe CP, seperti spastik-dyskinetik CP
238
A. Cerebral palsy tipe spastik hemiplegi à salah satu sisi tubuh (kanan, kiri)
B. Cerebral palsy tipe spastik diplegi à salah satu pasang ekstremitas (atas,
bawah)
C. Cerebral palsy tipe spastik quadriplegi à keempat ekstremitas
D. Cerebral palsy tipe diskinetik à Gerakan involunter
E. Cerebral palsy tipe athetoid à Gerakan involunter
239