Professional Documents
Culture Documents
Kel Ii Kep Jiwa-1
Kel Ii Kep Jiwa-1
Wahyudin S.Kp,M.Kes
Oleh
Kelompok II
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantinatikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
kesehatan jiwa I dengan judul ” PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA PADA
SITUASI BENCANA ”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................3
2.1 Definisi Bencana .................................................................................................3
2.2 Fase-Fase Bencana ..............................................................................................4
2.3 Permasalahan Dalam Penanggulangan Bencana .................................................5
2.4 Kelompok Rentan Becana ...................................................................................5
2.5 Paradigma Penanggulangan Bencana .................................................................6
2.6 Pengurangan Risiko Bencana ..............................................................................6
2.7 Trauma Pasca Bencana .......................................................................................7
2.8 Peran Perawat Komunitas Dalam Manajemen Kejadian Bencana ......................11
2.9 Peran Mahasiswa Keperawatan Dalam Tanggap Bemcana ................................14
2.10 Jenis Kegiatan Siaga Bencana ...........................................................................14
BAB III PENUTUP .......................................................................................................18
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................18
3.2 Saran ....................................................................................................................18
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses bencana alam seringkali tidak terduga. Bencana alam memakan jiwa yang
jumlahnya tidak sedikit, sehingga banyak yang tidak siap dan tanggap dalam
memperkirakan bencana alam yang datang tiba-tiba. Profesi keperawatan bersifat luwes
dan mencakup segala kondisi, dimana perawat tidak hanya terbatas pada pemberian
asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga
tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal
memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam
menghadapi kondisi seperti ini. Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam
keadaan siaga bencana dapat dilakukan oleh proesi keperawatan. Berbekal pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat bisa melakukan pertolongan siaga
bencana dalam berbagai bentuk. Aspek Psikologis erat kaitannya dengan proses
kehilangan, tidak hanya fisik: kehilangan barang milik, kehilangan orang yang dikasihi
tetapi juga sosial: kehilangan aktivitas, kehilangan ikatan kekeluargaaan dan lain-
sebagainya. Mengingat dampak psikologis bencana sangat besar dalam arti jumlah
mereka yang mengalami dampak besar namun jumlah profesional kesehatan mental
terbatas (jumlah psikolog klinis dan psikiater sedikit). Belum lagi proses penanganan
aspek psikologis bencana tidak singkat melainkan merupakan proses yang relatif
panjang. Sehingga perlu dirancang sebuah strategi penanganan bencana untuk
mengatasi masalah psikologis yang berkelanjutan dengan menggunakan suatu system
teknologi modern. Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan pentingnya peran
perawat dalam situasi tanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa dilakukan perawat
dalam keadaan tanggap bencana. Terutama permasalahan dalam mengatasi masalah
psikis dari penderita bencana alam yang dapat mengganggu dan berpengaruh terhadap
masalah kesehatan dari klien.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran penting mahasiswa dalam proses keperawatan jiwa dalam
situasi tanggap bencana
2. Untuk mengetahui bentuk peran dan kegiatan yang bisa dilakukan oleh
mahasiswa dalam proses keperawatan jiwa dalam situasi tanggap bencana.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jenis-jenis bencana :
1) Bencan Lokal, bencana ini memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan, misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran kimia dan lainnya.
2) Bencana regional, jenis bencan ini memberikan dampak atau pengaruh pada area
geografis yang cukup luas dan biasanya disebabkan leh faktor alam seperti alam, banjir,
letusan gunung dan lainnya.
2. 2 Fase-fase bencana
Menurut Barbara santamaria (1995),ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana
yaitu fase pre impact,impact,dan post impact
1) Fase pre impact merupakan warning phase,tahap awal dari bencana.Informasi didapat
dari badan satelit dan meteorologi cuaca.Seharusnya pada fase inilah segala persiapan
dilakukan dengan baik oleh pemerintah,lembaga dan masyarakat.
3) Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat.Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas
normal.Secara umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons
4
fisiologi mulai dari penolakan (denial),marah (angry),tawar –menawar
(bargaing),depresi (depression),hingga penerimaan (acceptance).
Kerentanan adalah keadaan atau sifat (perilaku) manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan menghadapi bahaya atau ancaman dari potensi bencana
untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya
tertentu. Kerentanan terbagi atas:
5
2.5 Paradigma Penanggulanngan Bencana
2) Tanggap darurat, tahapan ini mencakup pengkajian terhadap loksi, kerusakan dan
sumber daya; penentuan status keadan darurat; penyelamatan dan evakuasi korban,
pemenuhan kebutuhan dasar; pelayanan psikososial dan kesehatan.
6
2.7 Trauma Pasca Bencana
1. Stress
Stress merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan
seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. Setiap harikadang kita harus
tergesa bangun, membereskan pekerjaan rumah kadang hingga lupa atau tidak sempat
sarapan, lari mengejar kendaraan umum untuk Sekolah atau menjalani aktivitas,
berkonflik dengan teman atauorang lain, kehabisan uang padahal harus membeli
keperluan harian dan seterusnya. Semua kejadian itu dapat memunculkan stres.
Meski cukup sering menganggu, stres tidak perlu selalu dilihat sebagaihal negatif.
Dalam hal tertentu ,stres memiliki dampak positif. Eustressadalah stres dalam artian
positif yakni keadaan yang dapat memotivasi,dan berdampak menguntungkan. Sebagai
contohnya, ada orang-orangyang bila sudah terdesak waktu, tiba-tiba akan
terbangkitkan kreativitasnya. Ada pula yang karena merasa tertinggal, memotivasi
dirisendiri dan dapat berprestasi gemilang.
2. Trauma
7
kontrol/kendali seseorang, bahkan seringkalimembahayakan kehidupan atau
mengancam jiwa. Peristiwa ini begitumengagetkan, menyakitkan dan melebihi situasi
stres yang kita alamisehari-hari. Peristiwa ini dinamakan sebagai peristiwa
traumatis.Ciri-ciri peristiwa traumatis adalah :
Gejala trauma sebenarnya dapat juga dialami oleh orang yang tidakmengalami
langsung peristiwa traumatis. Misalnya, seseorang yangmenonton berita bencana secara
terus menerus. Ia kemudian menjadisulit tidur, mengalami rasa takut dan waspada
berlebihan. Hal semacam ini disebut sebagai trauma sekunder, yaitu stres traumatis
yang dialamioleh orang yang tidak mengalami secara langsung.Siapapun orangnya,
sekuat dan sehebat apapun dia, biasanya akanmenunjukkan respon tertentu. Respon
yang muncul mungkin berbeda- beda bagi tiap orang, namun umumnya respon yang
muncul adalah:
a.Memiliki ingatan atau bayangan yang sulit dilupakan, seperti mencengkeram, atau
ingatan lainnya tentang traumanya
8
d.traumatis karena sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan, ataudiciumnya.
a.Cepat sedih
b.Cepat marah
c.Ingin menangis
d.Merasa bersalah
b.Gemetar
d.Mudah tersinggung
g.Gelisah
9
Mengalami gangguan makan, seperti : mual, muntah, tidak maumakan, atau justru
terlalu banyak makan
n.Sesak napas
Biasanya perubahan perilaku maupun perasaan tersebut akan berkurang seiring dengan
berjalannya waktu. Namun, kita perlu mewaspadai apabila perubahan tersebut dirasakan
lebih dari 6-8 minggu danmengganggu kehidupan kita sehari-hari. Dampak yang kita
alami mungkin lebih besar dar ipada yang kita bayangkan.
1.Extreme peritraumatic stress reactions (reaksi stres & trauma)Gejala ini muncul pada
masa kurang dari 2 hari. Gejala ini ditandaidengan simptom-simptom yang muncul
setelah bencana, di antaranya:
2.Acute stress disorder (ASD)Gejala ini muncul pada masa 2 s.d 30 hari/4 minggu yang
ditandaidengan:
10
b.Peningkatan keterbangkitan psikologis, misalnya kewaspadaantinggi, mudah kaget,
sulit konsentrasi, sulit tidur, mudah tersinggungdan gelisah.
3.Post traumatic stress disorder (PTSD)Gejala ini muncul di atas 30 hari/1 bulan yang
ditandai dengan:
a.Gangguan muncul akibat suatu peristiwa hebat yang mengejutkan, bahkan sering tidak
terduga dan akibatnya pun tidak tertahankanoleh orang yang mengalaminya.
1.Peran dalam Pencegahan PrimerAda beberapa hal yang dapat dilakukan perawat
dalam masa pra bencanaini, antara lain:
11
b.Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency(makanan, air, obat-
obatan, pakaian dan selimut, serta tenda),
TRIASE :
a.Merah
12
paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancamkehidupan sebagian besar
pasien mengalami hipoksia, syok, traumadada, perdarahan internal, trauma kepala
dengan kehilangankesadaran, luka bakar derajat I-II.
b.Kuning
penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injurydengan efek sistemik namun
belum jatuh ke keadaan syok karenadalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat
bertahan selama30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel,fraktur
terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajatII.
c.Hijau
prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah frakturtertutup, luka bakar minor,
minor laserasi, kontusio, abrasio, dandislokasi.
d.Hitam
meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapatselamat dari bencana, ditemukan
sudah dalam keadaan meninggal.
13
f.Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakitmenular maupun
kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diridan lingkungannya berkoordinasi
dengan perawat jiwa.
i.Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater.
Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis
korban. Selama masa perbaikan perawat membantumasyarakat untuk kembali pada
kehidupan normal. Beberapa penyakitdan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka
waktu yang lama untuknormal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan
terjadi.
14
memberikan pertolongan lebih dahulu dibandingkan dengan mahasiswa keperawata,
walaupun ada itu sudah terkesan lambat.
1) Pengobatan dan pemulihan kesehatan fisik Bencana alam yang menimpa suatu
daerah, selalu akan memakan korban dan kerusakan, baik itu korban meninggal, korban
luka luka, kerusakan fasilitas pribadi dan umum, yang mungkin akan menyebabkan
isolasi tempat, sehingga sulit dijangkau oleh para relawan. Hal yang paling urgen
dibutuhkan oleh korban saat itu adalah pengobatan dari tenaga kesehatan. Mahasiswa
keperawatan bisa turut andil dalam aksi ini, baik berkolaborasi dengan tenaga perawat
atau pun tenaga kesehatan ka nadanal, ataupun juga melakukan pengobatan bersama
mahasiswa keperawatan lainnya secara cepat, menyeluruh dan merata di tempat
bencana. Pengobatan yang dilakukan pun bisa beragam, mulai dari pemeriksaan fisik,
pengobatan luka, dan lainnya sesuai dengan profesi keperawatan.
2) Pemberian bantuan
Mahasiswa keperawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban bencana,
dengan menghimpun dana dari berbagai kalangan dalam berbagai bentuk, seperti
makanan, obat obatan, keperluan sandang dan lain sebagainya. Pemberian bantuan
tersebut bisa dilakukan langsung oleh mahasiswa keperawatan secara langsung di lokasi
bencana dengan memdirikan posko bantuan. Selain itu,Hal yang harus difokuskan
dalam kegiatan ini adalah pemerataan bantuan di tempat bencana sesuai kebutuhan yang
di butuhkan oleh para korban saat itu, sehinnga tidak ka nada lagi para korban yang
tidak mendapatkan bantuan tersebut dikarenakan bantuan yang menumpuk ataupun
tidak tepat sasaran.
15
3) Pemulihan kesehatan mental Para korban suatu bencana biasanya akan
mengalami trauma psikologis akibat kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa
berupa kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan berat. Tidak sedikit trauma
ini menimpa wanita, ibu ibu, dan anak anak yang sedang dalam massa pertumbuhan.
Sehinnga apabila hal ini terus berkelanjutan maka akan mengakibatkan stress berat dan
gannguan mental bagi para korban bencana. Hal yang dibutukan dalam penanaganan
situasi seperti ini adalah pemulihan kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh
mahasiswa keperawatan. Pada orang dewasa, pemulihannya bisa dilakukan dengan
sharing dan mendengarkan segala keluhan keluhan yang dihadapinya, selanjutnya
diberikan sebuah solusi dan diberi penyemangat untuk tetap bangkit. Sedangkan pada
anak anak, cara yang efektif adalah dengan mengembalikan keceriaan mereka kembali,
hal ini mengingat sifat lahiriah anak anak yang berada pada masa bermain. Mahasiswa
keperawatan dapat memdirikan sebuah taman bermain, dimana anak anak tersebut akan
mendapatkan permainan, cerita lucu, dan lain sebagainnya. Sehinnga kepercayaan diri
mereka akan kembali seperti sedia kala.
Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu adanya beberapa hal yang harus
dimiliki oleh seorang mahasiswa keperawatan, diantaranya:
16
bencana, haruslah mumpuni dalam skill keperawatan, dengan bekal tersebut mahasiswa
akan mampu memberikan pertolongan medis yang baik dan maksimal.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
https://kupdf.net/download/pelayanan-keperawatan-jiwa-dalam-situasi-bencana-
alam_5ca5420ee2b6f5bc409adc23_pdf
https://www.academia.edu/9824865/BAB_I_LATAR_BELAKANG
19
20