You are on page 1of 15
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 10 TAHUN 2019 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, dilaksanakan pemberian tambahan penghasilan yang dimulai pada tahun anggaran 2018; b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi _pelaksanaan pemberian tambahan penghasilan dimaksud belum mampu mengakselerasi peningkatan kinerja pegawai, sehinyga Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2018 tentang Mekanisme Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2018 tentang Mekanisme Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar perlu dicabut/diganti; Mengingat c. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil berdasarkan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi_ kerja, dan/atau pertimbangan objektif lainnya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Mekenisme Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar; 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Dacrah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten /Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan —-Peraturan —Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); . Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah bebrapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258); + Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); . Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. 11, 12, 13% 14. 15. 16. cts Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Daiam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021; Se 16.Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG MEKANISME PEMBERIAN oa sen 10. i: TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Daerah adalah Kabupaten Blitar. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. Bupati adalah Bupati Blitar. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Blitar. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Dacrah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingket PNS adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. 12. ns! 14. 15, 16. 17. 18. 19, 20. 21. 22. BG= Jabatan Fungsional Pelaksana adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tenggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit. “Evaluasi Jabatan adalah suatu proses untuk menilai suatu jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terhadap informasi faktor jabatan untuk menentukan nilai jabatan dan kelas jabatan. -Nilai Jabatan adalah nilai kumulatif dari faktor jabatan yang mempengaruhi tinggi rendahnya jenjang jabatan berdasarkan informasi jabatan. Kelas Jabatan adalah penentuan dan pengelompokan tingkat jabatan berdasarkan nilai jabatan. Harga Jabatan adalah faktor pengkali dalam satuan rupiah untuk menghasilkan besaran TPP setiap kelas jabatan yang ditentukan secara Proporsional. Tingkat Kehadiran adalah perhitungan skor kehadiran pegawai dalam satu bulan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. . Kegiatan Kedinasan adalah aktivitas harian yang dilakukan oleh pegawai berhubungan dengan kedinasan. Tingkat Serapan Anggaran adalah ketepatan realisasi serapan anggaran Per tribulan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Kas per Tribulan semua kegiatan yang dijalankan pada masing-masing perangkat dacrah. Tambahan Penghasilan PNS yang selanjutnya disingkat TPP adalah penghasilan yang diberikan kepada PNS diluar gaj Waktu Kerja Efektif adalah jam kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja, 23 (Sistem Daitar Kehaditai'yang selanjutnya disebut S#D8R adalah aplikasi elektronik yang menggunakan sidik jari PNS dan rekam wajah untuk mengidentifikasi kehadiran PNS secara online dan dikendalikan oleh Perangkat Daerah yang membidangi kepegawaian, 24 (SiSteARINEHADACHAH yang selanjutnya disebut S#K@H@@adalah aplikasi berbasis web online yang digunakan untuk menyusun dan penilaiaan Sasaran Kinerja Pegawai serta digunakan dalam penyusunan kegiatan kedinasen, 25.Monitoring realiasasi anggaran yang diambil dari database SimDa Keuangan yang selanjutnya disebut e-Monev adalah aplikasi yang menampilkan realisasi penyerapan anggaran keuangan di setiap Perangkat Daerah, rekap seluruh Perangkat Daerah, prosentase penyerapan Anggaran dan ranking penyerapan anggaran, 26. SIsteMTTAMbAnAN|PENGHABlg yang selanjutnya disebut ;SikPamparr adalah aplikasi berbasis web online yang berfungsi untuk jumlah menghitung jumlah TPP yang didapatkan /dicapai dari jumlah prosentase capaian tingkat kehadiran, prosentase kegiatan kedinasan dan prosentase tingkat serapan anggaran dikalikan dengan besaran TPP, BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman, mekanisme dan Prosedur pemberian TPP di Lingkungan Pemerintah Daerah. Pasal 3 Pemberian TPP bertujuan untuk: a, meningkatkan kesejahteraan pegawai; b. meningkatkan disiplin pegawai; ©. meningkatkan kualitas pelayanan; dan d. meningkatkan kinerja pegawai. BAB III PEMBERIAN TPP Pasal 4 (1) ££ oo dengan memperhatikan ieiaiinee be dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui HAS? (evalasifaBatamyang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. ae (S) Pertimbengan objektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: apTiigitikehadital; BAB IV TATA CARA PERHITUNGAN TPP Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) TPP yang diterimakan diperoleh dengan rumus perhitungan sebagai berikut: TPP = @0% Tingkat KeHaditali x besaran TPP sesuai Kelas Jabatan) +0%y (Kegiatan'Kedinasaty x besaran TPP sesuai Kelas Jabatan) + (20%)P ‘Pingkat!SerapariJAHgparaifitx besaran TPP sesuai Kelas Jabatan). (2) Ketentuan rumus perhitungan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) (dikecualiltan bagi Sekretaris Daerah, Asisten Sektretaris Daérah GaniSiay ABLIBGpatii (3) TPP bagi Sekretatis! Daerah, asistersiSekretariseaerah dan StanTARW Bupati sebagiamana dimaksud pada ayat (2) diperoleh dengan rumus perhitungan sebagai berikut: ‘TPP = (GO6\THBRAPKENBUEH x besaran TPP sesuai Kelas Jabatan) + (60%7 KegidtanKediva&an x besaran TPP sesuai Kelas Jabatan). (4) Besaran TPP sesuai Kelas Jabatan didasarkan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) PNS yang dipindah tugaskan pada bulan berkenaan diberikan TPP sesuai dengan jabatan baru terhitung mulai bulan berikutnya. Pasal 6 (1) Ketipilasi PEFRiRUnEAA MTP beraasar ean TIRBIAEEKEliadiran, Kkegiatan Kedinasan dan Tingkat Serapan Anggaran dihitung melalui aplikasiisigy Taipan? (2) Kepala Perangkat Daerah bertanggungjawab terhadap kebenaran data sebagai dasar perhitungan TPP di Lingkungan Perangkat Daerah masing- masing, =9= Pasal 7 (1) Pengelolaan sistem aplikasi $iDatal Si!KaHdaldan si tanggung jawab Badan 'Kepegawaiah dan! Péhgembangan S Mantisia? (2) Apabila terjadi keadaan yang menyebabkan sistem aplikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat berfungsi pada akhir tibulan, maka perhitungan TPP @ilalisanakani 'sécara fhunwal yang dikoordinasikan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Daya Bagian Kedua Perhitungan Tingkat Kehadiran Pasal 8 (1) (Tingkatkehadinap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) hurufa dihitung berdasarkan pkORKERAGIaipeyawatt (2) Skor kehadiran dihitung menggunakan sistem pReWeHSilelektromikt melalui (@BIIRESTSIDAFE yang diatur dalam Peraturan Bupati yang lain. Bagian Ketiga Perhitungan Kegiatan Kedinasan Pasal 9 (1) Kegiatan Kedinasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b dipengaruhi oleh penilaian aktivitas harian. (2) Penilaian aktivitas harian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperoleh dengan membandingkan antara capaian waktu aktivitas harian kerja PNS pada bulan berkenaan dengan waktu kerja efektif pada bulan berkenaan. (9) sApaiSHlaU IT Penile Ah letinea nea EIEMABAW OU (seratus persen), make ER fiinig BEBE) 100%seratus persen). Pasal 10 q) PeHHIHIA gan waktw kerjayefeletit ditetapkan palingy sediKi="6I000 (enam ribu) menitsetapiulannya. (2) Perhitungan waktu kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada bulan-bulan tertentu, ditentukan sesuai dengan hari kerja efektif bulan berkenaan. -10- (3) Perhitungan waktu kerja cfektif tidak berlaku kumulatif pada bulan berikutnya. Pasal 11 (1) Pengisian aktivitas harian dilakukan secara elektronik melalui si-Kanda. (2) Waktu pengisian aktivitas harian pada sistem si-Kanda ditetapkan mulai uk hari berkenaan sampai dengan pukullBOONWIEyp hari beriiutnya. (9) dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pengisian aktivitas harian padashari lan Minggwiniatpin Haribir? lainnya dapat (dua puluh empat) jam. (4) Batas waktu pengisian aktivitas harian pada sistem SiKanida” dilak@anldkan tidak melébihi/akhhit bulan beFkenaans Pasal 12 Creag alton Leclnotan) (1) Aktivitas harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 a¥at (2) AilBKeGKan? ve . (2) BatesyiwaleeUNVerihkASIVEaHMValidasiy aktivitas harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk bulan berjalan dilaksanakanpalinglambat ‘arigaal'S (Witla) PACA bilan berikutnya, (2) Beas raiet verifies ea VatiaaaaLeivtas SebERAInRA? dimalcsud pada ayat (2) dapat ditibah lebih depatlatan lebihilambat Wengai alasan’yane (capa taipertangatingjawabiean cat diberitanukan helalur Sura PaRrER? ati At HOLARAS alan sicKaridae Bagian Keempat Perhitungan Tingkat Serapan Anggaran Pasal 13 FEPSPAN (1) Tingkat Serapan Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c dipengaruhi oleh ketepatan akumulasi rédlisasi'serapan @nggaranny perieribuiaiy dibandingkan: ) denganjakuntulasi Rericana!Anggeran'Kas per!” ‘TaBaIaA).? (2) Realisasi Serapan Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) — merupaken al masing peranekat dderan! (3) Data serapan anggaran merupakan data realisasi anggaran Perangkat Daerah yang diperoleh melalute=Motiew ti. (4) Serapan Anggaran yang dihitung merupakan akumulasi serapan sampai dengan tribulan berkenaan, (5) Faktor Koreksi Tingkat serapan anggaran : &. Tingkat Serapan Anggaran lebih dari §O%@f maka skor serapan anggaran adalah 160%)” b, Tingkat Serapan Anggaran lebih dari S0%lsampaivdengan’80%, maka skor serapan anggaran adalah 60%; ¢. Tingkat Serapan Anggaran lebih dari SO%I8éWipalldengan'so%, maka skor serapan anggaran adalah @0%8! dan d. Tingkat Serapan Anggaran sampai dengan 90%!/maka skor serapan anggaran adalah 0%) Pasal 14 (1) Tingkat Serapan Anggaran PNS dihitung berdasarkan tingkat serapan anggaran masing-masing Perangkat Daerah dimana PNS ditugaskan. (2) Tingkat Serapan Anggaran PNS yang ditugaskan pada Bagian di Sekretariat Daerah dihitung berdasarkan tingkat (Serapan Anggaran masirig-masing Bagian| BABV TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15 (1) Kepala Perangkat Daerah mengajukan permohonan (pembayaran ’TpP yang ditujukan kepada" Kepala "Badan! Pengelola:Keuangan' dan vAset? DACA dilengkapi dokumen sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan, (2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Rekap Perhitungan BeSafaHiiTPPrmasing-masing PNS, hasil cetak dari aplikasi si-TamPan yang ditandatangani oleh Kepala Perangkat Daerah; b. Rekap SUraEIPEHNtAHIMEMBAVEF sejumlah 2 (dua) rangkap; c. Surat Perintah Membayar sejumlah 5 (lima) rangkap; 4d. E-Biling Pajak PPh Pasal 21 sejumlah 3 (tiga) rangkap; e. Lembar Kontrol; f. Surat Permintaan Pembayaran lembar 1,2 dan 3; &. SPD (Surat Penyediaan Dana); ei: h. Surat Pernyataan Tanggung Jawab mutlak Kepala SKPD tentang Pengajuan Pencairan TPP; dan i, Surat Keterangan Pencairan Dana TPP ditandatangani oleh PPK-SKPD dan Pengguna Anggaran. Pasal 16 (1) TPP dihitang setiap bulan dan dibayarkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. TPP berdasarkan Tingkat Kehadiran, Kegiatan Kedinasan dan Tingkat Serapan Anggaran bulan Januari, Pebruari dan Maret dibayarkan Paling lama pada tanggal 18 /Biilait ‘April? b. TPP berdasarkan Tingkat Kehadiran, Kegiatan Kedinasan dan Tingkat Serapan Anggaran bulan April, Mei dan Juni dibayarkan paling lama Pada tenggal JSysUlanIVUliy'? ®- TPP berdasarkan Tingkat Kehadiran, Kegiatan Kedinasan dan Tingkat Serapan Anggaran bulan Juli, Agustus dan September dibayarkan paling lama pada tanggal 15 BulAn/OKtobeF; d. TPP berdasarkan Tingkat Kehadiran dan Kegiatan Kedinasan bulan Oktober dan Nopember dibayarkan paling lama pada tanggal SSIS1HIEHD DESSHVER GAH ©. TPP berdasarkan Tingkat Kehadiran dan Kegiatan Kedinasan bulan Desember serta Tingkat Serapan Anggaran bulan Oktober, Nopember dan Desember dibayarkan paling lama pada tanggal"lS bulanlariuariy Tahun Anggaran berikutnya; (2) Pembayaran TPP dibeyarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan Mekanisme Langsung dengan Non Tunai ke Rekening yang bersangkutan. (3) TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan Pajak Penghasilan (PPRIPEBAPSY)’ sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI KRITERIA PENERIMA TPP Pasal 17 (1) TPP diberikan kepada PNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah. (2) PNS pihdahari dari kementerian/lembaga non kementerian/ Provinsi/kabupaten/kota lain, dengan surat perintah melaksanakan tugas pada tahun berkenaan kepada yang bersangkutan Giberikan/ TPP? Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung mulai 'tabth @riggaran! beriktitnya:; : (3) Bagi PNS ivand(penditn) dan/ ated Hieninggal dunia 4ib@HKaHUTPP pada bulan berkenaan geBesal MM yang bersangkutan. (4) TPP tidak diberikan kepada PNS yang: &. Derstatus sebagai Calon’Pegawai’Negeri'Sipili(CPNS) b. diperbantukan /dipekerjakansditluar iiistawgi ‘Pemerintah’ Kabupaten Blitar; ©: menjadi KépalalDésajatau PERRREKAPDESa; 4. berstatusteSanGka dan dikenarenanany e. berstatus terpidaneyy f. dibertientikan senientara;! & ditugaskan qebagaiEUPL, kepalaseK6léh dan pengawa@wekelan? sn CURT BRIEFaR i, ditugaskan padayPOShestiasy i; ditugaskan pada Perangkat Daerah dengan menerapkan pola Pengelolaan (badalh |layanian uri Gaga, h. sedang menjalani nasa bebas'tigas untuk tiasa peisiapal penguA! Pasal 18 PNS yang ditunjuk sebagaippelaksana tugas (Pit) pada jabatan strulhiral” selama melaksanakan tugasnya dapat diberikangTPP se8tiai denganikelasy: Sepanjang tingkatan jabatan yang diemban tersebut lebih tinggi daripada jabatan organik yang didudukinya. BAB VII PENGAWASAN Pasal 19 (1) Pengawasan terhadap pemberian TPP dilaksanakan melalui: a. pengawasan internal; dan b. pengawasan fungsional. ae (2) (PERGAWEBAR! interAal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan di masing-masing @eraH@kaWDEErEHPolch atasan langsung secara berjenjang. (3) (PERBAWASAHUTUARSIOHA! sebagaimana dimaksud seas ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh @paraelllipet sani (4) Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII PENGANGGARAN Pasal 20 Sumber pembiayaan TPP berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 21 Pemberian TPP Tahun Anggaran 2019 terhitung sejak bulan Januari 2019. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blitar Nomor 17 Tahun 2018 tentang Mekanisme Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2018 Nomor 17/E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor 51 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2018 tentang Mekanisme Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2018 Nomor 51/E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. aie Pasal 23 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar. Ditetapkan di Blitar pada tanggal 25 Yaret 2019 Diundangkan di Blitar pada tanggal 2% Jaret 2019 BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2019 NOMOR 10/3

You might also like