Professional Documents
Culture Documents
SPKN
SPKN
SPKN
SPKN Buku Peserta
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
E. Supervisi ............................................................................................................................. 67
BAB VI.......................................................................................................................................... 70
STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN .................................................................................... 70
KEUANGAN NEGARA ................................................................................................................. 70
A. Pendahuluan ...................................................................................................................... 71
B. Ketentuan Pelaporan Pemeriksaan .................................................................................. 72
MARS DAN HYMNE BPK .............................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 83
PROFIL PENULIS ........................................................................................................................... 84
SINOPSIS ...................................................................................................................................... 85
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat diharapkan mampu
menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
lain karena setiap mata diklat akan menguraikan secara detail aspek
pemeriksaan keuangan negara dalam SPKN.
C. Metodologi Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah metode
orang dewasa (andragogi), yakni:
1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab;
2. Diskusi kelompok untuk menganalisis permasalahan dan mengkritisi
permasalahan yang berkaitan dengan materi diklat dengan cara:
3. Studi Kasus
4. Mencari faktor-faktor penyebab;
5. Merumuskan alternatif solusi.
Pendahuluan
Independensi membuat
kita percaya akan kemampuan diri
sendiri dan tidak terpengaruh atas
perkataan orang lain
BAB II
LANDASAN HUKUM
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu
memahami Landasan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara
Pasal 23E
Pasal 23F
Pasal 23G
Isi Pasal 23E tersebut menjadi titik pijak awal untuk pembahasan
aspek hukum tata negara dalam perencanaan pemeriksaan, dan
pembahasan tugas serta wewenang BPK pada umumnya. Pasal 23E UUD
1945 menjadikan BPK sebagai sebuah lembaga yang memiliki tugas
dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Pasal tersebut tidak menjelaskan tentang keuangan
negara. UUD 1945 mendelegasikan pada UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara untuk menjelaskan pengertian keuangan negara.
Kata-kata “bebas dan mandiri” dalam Pasal 23E menunjukkan bahwa
kedudukan BPK bukan di bawah lembaga-lembaga negara lain, baik
eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
Penjabaran tugas BPK dalam UU No. 17 Tahun 2003 diatur dalam Pasal
30 Ayat (1) yang berbunyi:
Pasal 60 Ayat (1) dan 61 Ayat (1) mengatur bahwa setiap kerugian
negara dan daerah wajib dilaporkan oleh atasan langsung dan
diberitahukan kepada BPK. Pasal 62 mengatur bahwa pengenaan ganti
kerugian negara/daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh BPK.
objek yang akan diperiksa oleh BPK harus berpedoman pada lingkup
tugas dan kewenangan BPK sesuai dengan kekuasaan yang dimiliki
berdasarkan kedudukan kelembagaan BPK dalam struktur
ketatanegaraan Indonesia.
SOAL LATIHAN
1. Gambarkan pola landasan hukum pemeriksaan keuangan negara dalam
bentuk mindmap.
2. Jelaskan bagaimana hubungan SPKN dengan peraturan lainnya, terutama di
BPK
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu memahami
Kerangka Konseptual Pemeriksaan Keuangan Negara
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tujuan negara tersebut dimuat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945). Untuk mencapai tujuan bernegara tersebut, UUD
1945 mengamanatkan Pengelolaan Keuangan Negara dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk, Kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara/perusahaan daerah. Kekayaan pihak lain yang dikuasai
oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan/atau kepentingan umum; dan Kekayaan pihak lain yang diperoleh
dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
1. Mandat
BPK melaksanakan pemeriksaan dalam koridor yang telah
digariskan pada UUD 1945. Mandat diberikan kepada BPK untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
secara bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan BPK disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai
lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan kewenangannya. Hasil
pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan
badan lain sesuai dengan undang-undang. Mandat tersebut
dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan.
a. Kriteria pemeriksaan
1. Kode Etik
Untuk mewujudkan BPK yang independen, berintegritas, dan
profesional demi kepentingan negara, setiap Anggota BPK dan
Pemeriksa Keuangan Negara harus mematuhi kode etik. Kode etik
adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK
dan Pemeriksa Keuangan Negara selama menjalankan tugasnya untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK. Kode etik
ditetapkan oleh BPK. Independensi, integritas, dan profesionalisme
adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh Anggota BPK dan
Pemeriksa Keuangan Negara.
2. Pengendalian Mutu
Untuk meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan
terhadap hasil pemeriksaan BPK, mutlak diperlukan standar
pengendalian mutu. Sistem pengendalian mutu BPK harus sesuai
dengan standar pengendalian mutu supaya kualitas pemeriksaan yang
dilakukan tetap terjaga. Sistem pengendalian mutu harus mencakup,
tetapi tidak terbatas pada, hal-hal seperti supervisi, review berjenjang,
monitoring, dan konsultasi selama proses pemeriksaan. Sistem
pengendalian mutu BPK ditelaah secara intern dan juga oleh badan
pemeriksa keuangan negara lain yang menjadi anggota organisasi
pemeriksa keuangan sedunia.
4. Risiko Pemeriksaan
Pemeriksa mewaspadai, menyadari, mempertimbangkan, dan
mengelola risiko pemeriksaan. Risiko pemeriksaan adalah risiko
bahwa hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Pemeriksa mengembangkan prosedur pemeriksaan dan
melaksanakannya dengan tujuan mengurangi risiko pemeriksaan.
5. Materialitas
Pemeriksa mempertimbangkan materialitas pada proses
pemeriksaan. Konsep materialitas bersifat relevan untuk semua
pemeriksaan. Sesuatu bersifat material jika pengetahuan mengenai
hal tersebut dapat memengaruhi pengambilan keputusan oleh
pengguna LHP. Materialitas ditentukan menggunakan pertimbangan
profesional dan bergantung pada interpretasi pemeriksa terhadap
kebutuhan pengguna LHP dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Materialitas memiliki aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
Pertimbangan materialitas memengaruhi keputusan mengenai sifat,
saat, dan lingkup prosedur pemeriksaan dan evaluasi hasil
pemeriksaan.
6. Dokumentasi Pemeriksaan
7. Komunikasi Pemeriksaan
Pemeriksa membangun komunikasi yang efisien dan efektif
pada seluruh proses pemeriksaan. Komunikasi mencakup proses yang
digunakan oleh BPK atau Pemeriksa dalam pemerolehan data dan
informasi dalam rangka pengumpulan bukti pemeriksaan dan
penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang bertanggung
jawab. Pemeriksa dapat mengomunikasikan hal-hal terkait
pemeriksaan kepada pemangku kepentingan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Soal Latihan
Profesionalisme:
Satu-satunya hal yang dapat
mengatasi ketidakberuntungan
adalah kerja keras.
BAB IV
STANDAR UMUM
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu
memahami Standar Umum Pemeriksaan Keuangan Negara
A. Pendahuluan
1. Ruang Lingkup
Standar umum ini berkaitan dengan etika; independensi,
integritas, dan profesionalisme; pengendalian mutu; kompetensi;
pertimbangan ketidakpatuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan;
komunikasi pemeriksaan; dan dokumentasi pemeriksaan dalam
pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan; hubungan dengan
standar profesi yang digunakan oleh akuntan publik; serta kewajiban
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan akuntan publik dalam
pemeriksaan keuangan negara. Standar ini berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat sejak tanggal diundangkan, yaitu per tanggal
6 Januari 2017.
- Etika
- Independensi, Integritas dan Profesionalisme
- Pengendalian Mutu
2. Tujuan
Tujuan pemeriksa dalam melaksanakan Standar Umum adalah
sebagai dasar untuk dapat menerapkan standar pelaksanaan dan
standar pelaporan secara efektif. Dengan demikian, standar umum ini
B. Ketentuan
1. Pemeriksaan harus dilaksanakan sesuai dengan kode etik dan
mematuhi prinsip independensi, Integritas, dan Profesionalisme
Kode etik mengatur hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
anggota, pemeriksa dan pegawai non pemeriksa BPK. Peraturan BPK
No 4 Tahun 2018 tentang Kode Etik menguraikan hal tersebut secara
rinci. Para pihak yang tidak melaksanakan kode etik dengan benar bisa
Pemeriksaan yang dilakukan sesuai SPKN akan melindungi BPK dari tuntutan
hukum. BPK mengalami beberapa tuntutan hukum sehubungan dengan hasil
pemeriksaannya. BPK memenangi tuntutan tersebut karena pemeriksa telah
melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan SPKN dan panduan pemeriksaan.
Soal Latihan :
Independensi adalah
melaksanakan tugas dengan bebas
dan objektif
BAB V
STANDAR PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu
menerapkan Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan Negara
A. Pendahuluan
1. Ruang Lingkup
2. Tujuan
Tujuan standar ini adalah untuk:
a. merencanakan pemeriksaan yang berkualitas agar dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif; dan
b. merancang dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk
memperoleh bukti yang cukup dan tepat.
3. Definisi
Untuk tujuan standar ini, istilah di bawah ini bermakna sebagai berikut:
B. Perencanaan
BPK dan Pemeriksa harus merencanakan pemeriksaan dengan sebaik-
baiknya. BPK harus membuat perencanaan strategis (renstra) untuk
memenuhi pelaksanaan tugas pemeriksaan dan harapan pemangku
kepentingan. Setelah menyusun renstra. Pemahaman atas Renstra
diperlukan untuk memberikan arahan strategis dalam penyusunan rencana
pemeriksaan tahunan, penentuan harapan penugasan, dan tujuan
pemeriksaan. BPK harus berpedoman pada Renstra BPK dalam menyusun
rencana tahunan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan kinerja dan PDTT,
Pemeriksa harus menentukan hal pokok yang akan diperiksa. Pemeriksa
harus menetapkan faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam
penentuan hal pokok tersebut. Faktor-faktor yang menjadi dasar
pertimbangan penentuan hal pokok antara lain ekspektasi masyarakat dan
materialitas suatu hal pokok.
Perencanaan Penugasan
D. Pengembangan Temuan
Pelaksanaan pemeriksaan
1. Pemeriksaan keuangan
a. Pelaksanaan Pengujian Pengendalian Internal;
2. Pemeriksaan kinerja
a. Perolehan dan pengujian data
b. Penyusunan konsep temuan pemeriksaan
E. Supervisi
Pemeriksa harus disupervisi dengan baik. Supervisi dilakukan secara
berjenjang dan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pemeriksaan dan pencapaian kualitas pemeriksaan sesuai dengan standar
pemeriksaan. Pihak yang melakukan supervisi juga memfasilitasi kegiatan
mentoring dalam tim Pemeriksa selama proses pemeriksaan.Sifat dan luas
supervisi, serta review atas hasil pekerjaan Pemeriksa dapat bervariasi
bergantung pada sejumlah faktor, seperti jumlah personel dalam tim
Pemeriksa, pentingnya pekerjaan pemeriksaan, dan pengalaman Pemeriksa.
Soal Latihan
BAB VI
STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat
menerapkankan Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan Negara
A. Pendahuluan
1. Ruang Lingkup Standar Pelaporan
a. Tepat Waktu
b. Lengkap
c. Akurat
d. Objektif
e. Meyakinkan
f. Jelas
LHP harus jelas yaitu mudah dibaca dan dipahami. Pemeriksa harus
menulis laporan dengan bahasa yang jelas, tidak ambigu,
sesederhana mungkin, dan sedapat mungkin menghindari
penggunaan istilah-istilah teknis. Pemeriksa juga harus menyusun
LHP dengan logis untuk memberi kejelasan dan pemahaman bagi
pengguna LHP.
g. Ringkas
LHP harus ringkas yaitu tidak memuat informasi yang tidak perlu atau
tidak sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Laporan yang menyajikan
informasi yang kurang memadai atau memuat hal-hal yang tidak
relevan akan berdampak pada kesalahpahaman pembaca atas
informasi LHP.
2. Unsur LHP
d. Temuan Pemeriksaan
e. Rekomendasi Pemeriksaan
g. Penandatanganan LHP
1. Pemeriksaan keuangan
a. Penyusunan dan Pembahasan Konsep Hasil Pemeriksaan (KHP), dan
b. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP)
2. Pemeriksaan kinerja
a. Penyusunan konsep LHP
b. Perolehan tanggapan atas rekomendasi dan simpulan
c. Penyusunan dan penyampaian LHP
SOAL LATIHAN
MARS BPK
WAHAI SANG ABDI NEGARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
HAYATILAH DAN AMALKAN PENGABDIANMU
DENGAN MENJUNJUNG TINGGGI INDEPENDENSI INTEGRITAS DAN
PROFESIONALISME
MEMERIKSA PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
HYMNE BPK
KAMI SANG ABDI NEGARA
MENGEMBAN TUGAS MULIA
UNTUK TANAH AIR TERCINTA
DEMI BANGSAKU INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan No. 1 Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.
Profil Penulis
SINOPSIS