FAUZAN S. JUSUP F11217033 HAMZAH HASANUDIN F11217048 MUHAMMAD IKSAN SUMARDI F11217038 SHA’BIR A. SAGAF F11217045
REACTIVE POWDER CONCRETE
Pengetian Reactive Powder Concrete
Reactive powder concrete (beton bubuk reaktif) adalah jenis
beton baru yang memiliki kuat tekan ultra tinggi. Komponen penyusunnya adalah bubuk sangat halus yang memiliki kandungan silika tinggi. Reactive Powder Concrete (RPC) termasuk dalam jenis beton paling mutakhir yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan material konstruksi berkekuatan tinggi. RPC merupakan Ultra High Performance Concrete (UHPC) atau Ultra High Strength Concrete (UHSC) yang mempunyai karakteristik sebagai material sangat padat dengan kuat tekannya mencapai 200-800 MPa. Kekuatan yang sangat tinggi tersebut dapat dicapai karena w/c yang digunakan pada campuran RPC bernilai ekstrim rendah (0,15 – 0,26), dan dilakukan optimalisasi struktur-micro matriks beton dengan gradasi material partikel sehingga didapat matriks beton yang ultra padat. Material Pembentuk Reactive Powder oncrete 1. Semen Portland Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakeristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Menurut ASTM C-150, 1985, semen Portland didefenisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. 2. Silica Fume Silica fume merupakan material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika lebih banyak dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon dan alloy, besi silikon dikenal sebagai gabungan antara microsilica dengan silica fume. Silica fume merupakan bahan pengisi (filler) dalam beton yang mengandung kadar silica yang tinggi. Kandungan SiO2 mencapai lebih dari 90%. Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. 3. Superplasticizer Superplasticizer merupakan salah satu bahan chemical admixture yang berfungsi untuk meningkatkan kemudahan pelaksanaan pekerjaan pengecoran (workability) beton dengan menggunakan air yang seminimum mungkin, digunakan bahan tambah kimia seperti superplasticizer sehingga dapat dihasilkan beton segar (flowing concrete). Beton berkekuatan tinggi dapat dihasilkan dengan pengurangan kadar air, akibat pengurangan kadar air akan membuat campuran lebih padat sehingga pemakaian superplasticizer sangat diperlukan untuk mempertahankan nilai slump yang tinggi Keistimewaan penggunaan superplasticizer dalam campuran pasta semen maupun campuran beton antara lain : • Menjaga kandungan air dan semen tetap konstan sehingga didapatkan campuran dengan workability tinggi. • Mengurangi jumlah air dan menjaga kandungan semen dengan kemampuan kerjanya tetap sama serta menghasilkan faktor air semen yang lebih rendah dengan kekuatan yang lebih besar. • Mengurangi kandungan air dan semen dengan faktor air semen yang konstan tetapi meningkatkan kemampuan kerjanya sehingga menghasilkan beton dengan kekuatan yang sama tetapi menggunakan semen lebih sedikit. • Tidak ada udara yang masuk. • Tidak adanya pengaruh korosi terhadap tulangan. 4. Air Air diperlukan pada pembuatan beton untuk proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang banyak mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula atau bahan kimia yang lainnya, bila dipakai dalam dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan. Kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung kotoran. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal serta kekuatan beton setelah mengeras. Adanya lumpur dalam air diatas 2 gram/Liter dapat mengurangi kekuatan beton. Air dapat memperlambat ikatan awal beton sehingga beton belum mempunyai kekuatan dalam umur 2-3 hari. Sodium karbonat dan potasium dapat menyebabkan ikatan awal sangat cepat dan konsentrasi yang besar akan mengurangi kekuatan beton. 5. Pasir Kuarsa Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 1.715°C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12°C–100°C. 6. Steel Fiber Serat baja mulai digunakan untuk beton sejak tahun 1900. Awalnya serat baja hanya di potong sesuai kebutuhan dan digunakan lurus. Serat baja modern digunakan dengan berbagai bentuk, permukaan kasar, ujung berangkur, bergelombang dan beberapa bentuk lain terbukti kemampuan lentur, daktilitas, ketahanan menahan retak, ketahanan torsi dan ketahanan lelah (As’ad, 2008). Prinsip yang menjadi dasar dikembangkannya RPC : • Memperbaiki homogenitas campuran. • Meningkatkan kerapatan kepadatan kering • Memperbaiki mikro struktur • Meningkatkan daktilitas
Karakteristik RPC :
RPC mempunyai karakteristik sebagai material sangat padat
dengan kuat tekannya mencapai 800 Mpa. Kekuatan yang tinggi tersebut dapat dicapai karena(fas) yang digunakan pada campuran RPC bernilai ekstrim rendah (0,15-0,26). Berhubung nilai fas yang digunakan ekstrim rendah, maka dibutuhkan superplastisizer agar beton segar. Prinsip Prinsip Untuk Mengembangkan RPC • Penghapusan kasar agregat untuk peningkatan homogenitas. • Pemanfaatan sifat pozzolan silika fume. • Optimalisasi campuran granular untuk peningkatan kepadatan dipadatkan. • Penggunaan optimal dari superplasticizer untuk mengurangi w/c dan meningkatkan workability. • Penerapan tekanan (sebelum dan selama pengaturan) untuk meningkatkan pemadatan. • Postset perlakuan panas untuk peningkatan mikro. • Penambahan serat baja berukuran kecil untuk meningkatkan daktilitas. Sifat Mekanis dan Durabilitas RPC Kuat tekan dan kinerja RPC sangat tergantung pada bahan baku, proporsi material, jenis perawatan (curing) dan kontrol kualitas keseluruhan produksi. RPC memiliki kuat tekan antara 120 MPa - 800 MPa dengan modulus elestisitas antara 30 Gpa - 75 GPa dan kuat tarik lentur berkisar 22 MPa - 121 Mpa. RPC memiliki durabilitas ultra tinggi yang dihasilkan dari ekstrim rendahnya porositas matriks beton. Penetrasi ion klorida rata-rata lebih rendah 20 kali dibanding HPC, absorpsi air rata-rata 4 kali lebih rendah dibanding HPC dan kehilangan bobot akibat penetrasi asam/sulfat rata-rata 2,5 kali lebih rendah dibanding HPC. Keunggulan RPC : • Lebih unggul dalam hal kuat tekan, kuat tekan RPC 3 kali lebih besar dibandingkan kuat tekan beton normal sehingga dapat mereduksi beban mati dengan demensi struktur yang lebih ramping. Struktur RPC memiliki bobot antara 1/3 – 1/2 dari bobot struktur konfensional. Reduksi dimensi struktur akan meningkatkan daya guna ketinggian lantai pada gedung-gedung bertingkat. • Lebih unggul dalam hal durabilitas (keawetan), durabilitas RPC yang tinggi berdampak pada berkurangnya biaya perawatan. Tingkat impermaebilitas RPC hampir mendekati kedap air/udara, memberikan daya tahan terhadap karbonisasi, penetrasi klorida dan penetrasi sulfat. RPC memiliki ketahanan aus tinggi yang dapat meningkatkan umur penggunaan lantai jembatan dan lantai industri. RPC Juga memiliki daya tahan tinggi terhadap korosi sehingga memberikan perlindungan yang cukup baik dalam lingkungan yang ekstrim. • Tanpa tulangan baja, RPC mengeleminasi penggunaan tulangan baja, hal ini mengurangi biaya buruh yang dipakai untuk merakit dan memasang tulangan. • Mereduksi ketebalan elemen beton, memberikan keuntungan pada penghematan material dan biaya. • Lebih unggul dalam hal daktilitas, daktilitas RPC rata-rata 300 kali lebih besar dibanding high performance concrete (HPC) yang menggunakan agregat kasar. • Kualitas permukaan beton sangat halus. Kelemahan RPC : • Kandungan semen tinggi, berat semen dalam RPC berkisar antara 800-1000 kg/m3 (3-4 kali lebih besar dibanding beton normal) mengakibatkan biaya produksi tinggi dan menghasilkan efek negatif dari panas hidrasi yang menyebabkan masalah susut. • RPC secara umum mahal dan tidak dapat menggantikan beton konfensional pada keseluruhan aplikasi. Hal ini terjadi apabila campuran beton konfensional telah memenuhi kriteria kinerja (performance) dengan biaya yang lebih ekonomis.