You are on page 1of 21

Makalah

FILSAFAT ALJABAR
( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Matematika dari dosen
pengampu Bapak DR. Hasan S. Panigoro, S.pd., M.si. )

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Sriwahyuni Punina : 412423018 (A)
2. Rahmatika Labagou : 412423002 (A)
3. Muh. Rauf Asy Shidiq : 412423034 (A)
4. Moh. Chaikal Yusuf : 412423004 (B)
5. Moh. Stario Bobihu : 412423021 (B)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan banyak
kenikmatan. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta sahabat-sahabatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Matematika yang membahas mengenai “FILSAFAT ALJABAR”. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna.
Baik dari segi penyusuna bahasa ataupun teknik penulisannya. Oleh karena itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon maaf dan meminta kritik atau saran
dari pembaca, khususnya dari dosen pengampu mata kuliah Filsafat Matematika
guna menjadi acuan bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bone bolango, September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3

1.3 Tujuan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4

2.1 Pengertian Aljabar........................................................................................4

2.1.1 Suku Suku Pembentuk Dalam Aljabar.........................................................4

2.2 Sejarah dan asal usul Aljabar...........................................................................5

2.3 Cara Menyelesaikan Operasi Aljabar...............................................................9

2.4 Karya Legenda Al khawarizmi.....................................................................12

2.5 Penerapan Aljabar dalam kehidupan sehari hari............................................14

BAB III PENUTUP.............................................................................................16

3.1 Kesimpulan................................................................................................16

3.2 Saran...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memahami Aljabar seseorang harus mengetahui tentang sejarah
Aljabar itu sendiri, karena dengan memahami hasil penelitian atau penemuan
sebelumnya, seseorang akan merasa yakin bahwa aspek-aspek tertentu masih
terbuka untuk dikembangkan, atau memerlukan pengujian kembali secara lebih
mendalam. Bagi seorang peneliti, aspek yang belurn diteliti dapat dipilih untuk
digali dan dikembangkan sesuai dengan minat dan kemampuannya, kondisi sarana
yang tersedia, perkembangan ilmu dan teknologi serta kebijakan negara dimana
penelitian dilakukan. Sains melibatkan serangkaian sejarah penmuan, dan
merupakan proses, produk serta paradigma etika.

Aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan,


dan kuantitas. Sedang filsafat adalah pangkal yang mempelajari ilmu, keduanya
mempunyai hubungan yang erat dimana matematika adalah ibu dari segala ilmu.
Plato, seorang filsuf besar dari Yunani, menegaskan hubungan yang sangat erat
antara matematika dan filsafat. Ditegaskannya bahwa matematika adalah cabang
filsafat yang paling jelas dan paling mudah dipahami. Karena filsafat matematika
merupakan hasil pemikiran filsafati yang sasarannya adalah matematika itu
sendiri. Dalam matematika, prinsip pertama dan utama adalah abstraksi, karena
bagi para filsafat Yunani yang mengembangkan matematika, kebenaran pada
hakikatnya hanya bersangkut paut dengan suatu entitas permanen serta suatu
keterhubungan dan pertalian yang tidak berubah-ubah.

Oleh karenanya, dalam Filsifat Aljabar dipilih materi termasuk konsep-


konsep, metode dan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak
serta tujuan instruksionalnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai
berbagai problem atau permasalahan yang berkaitan dengan aljabar. Berbagai
bidang kehidupan telah mengangkat permasalahan-permasalahan aljabar ke dalam
bidang mereka sendiri. Baik dari bidang ekonomi maupun bidang-bidang lainnya,
aljabar selalu diterapkan untuk mencapai suatu keputusan dan hasil yang baik.

4
Sehingga tak heran bila kita akan mendapatkan materi pembelajaran Aljabar
ketika belajar di kelas. Dewasa ini, banyak siswa yang belum mengenal bahkan
mengetahui tentang materi aljabar. Mereka menganggap aljabar sebagai pelajaran
yang menakutkan. Bahkan tak sedikit pula yangbenar-benar membenci pelajaran
ini. Beranjak dari situlah, materi aljabar selalu berusaha disajikan dalam bentuk
yang lebih menyenangkan. Penampilan-penampilan yang terasa baru memang
patut dipertunjukkan untuk meningkatkan kecintaan terhadap aljabar.

Vance (1998) menyatakan bahwa aljabar terkadang didefiniskan sebagai


generalisasi dari aritmetika, namun penekanan aljabar jauh lebih luas dari sekedar
sekumpulan aturan-aturan untuk memanipulasi simbol, yakni aljabar merupakan
cara berpikir. Sehingga fokus utama dalam mempelajari aljabar adalah bagaimana
mempersiapkan siswa untuk berpikir aljabar. Berkenaan dengan berpikir aljabar,
Herbert & Brown (1997) mengemukakanbahwa berpikir aljabar adalah
penggunaan simbol dan alat untuk menganalisis situasi yang berbeda dengan
menggali informasi dari situasi, merepresentasikan informasi ke dalam kata-kata,
diagram, tabel, grafik, atau persamaan, dan menafsirkan serta menerapkannya
dalam temuan matematika. Menurut Mc Clure (Yumiati, 2015) berpikir aljabar
adalah cara berpikir yang meliputi hubungan antara kuantitas, memperhatikan
struktur, mempelajari perubahan, generalisasi, pemecahan masalah, pemodelan,
justifikasi, membuktikan, dan memprediksi.

Sudah lenyapkah kepedulian kita untuk membangun Peradaban Islam ?


Kemanakah perginya otak – otak yang berisi pemikiran – pemikiran luar biasa ?
Seperti hanyut di arus keburukan zaman. Hilang ditelan bumi. Terbang terbawa
angin kemalasan. Perkataan hanya tinggal retorika tanpa ada implementasi nyata.
Pergerakan cuma ilusi yang sengaja diciptakan oleh integritas palsu. “Tangan
diatas lebih baik daripada tangan dibawah” hanya ocehan dini hari. Oleh karena
itu, penting bagi kita semua khususnya kaum muda untuk mempelajari Peradaban
dan Pemikiran Islam agar dapat menjadi insan Ulil Albab yang Amar Ma‟ruf
Nahi Munkar. Salah satu cara belajar tentang Peradaban dan Pemikiran Islam
ialah dengan mempelajari Tokoh – Tokoh Islam yang ada yang sudah

5
menyumbangkan banyak hal dan pemikiran mereka dalam banyak bidang. Mulai
dari tokoh Islam peradaban dulu hingga peradaban sekarang. Berawal dari
kekhawatiran dan keresahan akan Peradaban Islam yang dirasa tidak maju dan
berkembang, bahkan seperti semakin mundur di tekan oleh banyak faktor yang
sudah disampaikan diawal. Paper ini pun dibuat untuk dibaca seluruh umat
sebagai salah satu bentuk tindakan pencegahan akan kemunduran Peradaban
Islam. Kita tak bisa lagi terus dibodohi, kita sudah seharusnya mengejar
ketertinggalan, tak bisa lagi hanya berjalan, kita harus berlari. Kita tak boleh
berada jauh dibelakang, kita sudah seharusnya melangkah beberapa puluh langkah
kedepan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian dari Aljabar? Bagaimana suku suku Pembentuknya?

2. Bagaimana Sejarah Asal usul Aljabar?

3. Bagaimanakah cara melakukan pengoperasian dalam aljabar?

4. Karya Legenda Al Khawarizmi pencetus revolusi

5. Apa saja manfaat aljabar dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari aljabar serta suku-suku yang membentuk
aljabar.
2. Mengetahui asal usul mengenai aljabar.
3. Mengetahui cara melakukan operasi dalam aljabar.
4. Mengetahui cara memfaktorkan suku-suku dalam aljabar.
5. Agar mengetahui manfaat aljabar dalam kehidupan sehari hari

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aljabar
Aljabar berasal dari Bahasa Arab “al-jabr” yang berarti “pertemuan”,
“hubungan” atau “perampungan”) adalah cabang matematika yang dapat dicirikan
sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga merupakan nama
sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang. Aljabar adalah
cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan dan kuantitas. Untuk
mempelajari hal-hal ini, dalam aljabar digunakan simbol (biasanya berupa huruf)
untuk merepresentasikan bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan
dan alat bantu memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan yang
diketahui dan y bilangan yang ingin diketahui.

2.1.1 Suku Suku Pembentuk Dalam Aljabar


Koefisien = adalah bilangan yang diikuti variabel dibelakangnya pada
tiap-tiap suku.

Contoh:

5x , artinya 5 adalah koefisien x

8y , artinya 8 adalah koefisien y

a2, artinya 1 adalah koefisien a2

Variabel = adalah lambang dari suatu bilangan yang belum diketahui


nilainya. Variabel disimbolkan dengan huruf kecil, misalnya; a, b, c, …. ,
x, y, z.

Contoh:

3p, artinya p adalah variabel dari 3

7
4q, artinya q adalah variabel dari 4

Konstanta = merupakan bilangan tetap yang tidak memiliki variabel.

Contoh konstanta dari operasi berikut:

5x + 2xy2 + y – 35

Konstanta dari operasi diatas adalah (-35).

Suku = adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah
atau selisih. Memuat variabel beserta koefisiennya atau hanya konstanta.

Bentuk aljabar dengan dua suku disebut suku dua.

Contoh: 5x – 2y, a + b2

Bentuk aljabar dengan lebih dari dua suku disebut suku banyak (polinom).

Contoh: a2 + 4b – c, 6x + 1 – 3y + xy2

2.2 Sejarah dan asal usul Aljabar


Asal mula Aljabar dapat ditelusuri berasal dari bangsa Babilonia Kuno yang
mengembangkan sistem aritmatika yang cukup rumit, dengan hal ini mereka
mampu menghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar sekarang ini. Dengan
menggunakan sistem ini, mereka mampu mengaplikasikan rumus dan menghitung
solusi untuk nilai yang tak diketahui untuk kelas masalah yang biasanya
dipecahkan dengan menggunakan persamaan Linier, Persamaan Kuadrat dan
Persamaan Linier tak tentu. Sebaliknya, bangsa Mesir, dan kebanyakan bangsa
India, Yunani, serta Cina dalam milenium pertama sebelum masehi, biasanya
masih menggunakan metode geometri untuk memecahkan persamaan seperti ini,
misalnya seperti yang disebutkan dalam ‘the Rhind Mathematical Papyrus’,
‘Sulba Sutras’, ‘Euclid’s Elements’, dan ‘The Nine Chapters on the Mathematical
Art’. Hasil karya bangsa Yunani dalam Geometri, yang tertulis dalam kitab

8
Elemen, menyediakan kerangka berpikir untuk menggeneralisasi formula
matematika di luar solusi khusus dari suatu permasalahan tertentu ke dalam sistem
yang lebih umum untuk menyatakan dan memecahkan persamaan, yaitu kerangka
berpikir logika Deduksi.
Sekitar tahun 300 S.M seorang sarjana Yunani kuno Euclid menulis buku
yang berjudul “Elements”. Dalam buku itu ia mencantumkan beberapa rumus
aljabar yang benar untuk semua bilangan yang ia kembangkan dengan
mempelajari bentuk-bentuk geometris. Perlu diketahui, orang-orang Yunani kuno
menuliskan permasalahan-permasalahan secara lengkap jika mareka tidak dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut dengan menggunakan
geometri. Metode inilah yang kemudian menjadikan kemampuan mereka untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan yang mendetail menjadi terbatasi.

Seiring dengan perkembangan zaman, Pada abad ke-3, Diophantus of Alexandria


(250 M) menulis sebuah buku berjudul Aritmetika, dimana ia menggunakan
simbol-simbol untuk bilangan-bilangan yang tidak diketahui dan untuk operasi-
operasi seperti penambahan dan pengurangan. Sistemnya tidak sepenuhnya dalam
bentuk simbol, tetapi berada diantara sistem Euclid dan apa yang digunakan
sekarang ini.Lambat laun bangsa Arab mulai mengenal teori yang dimiliki negara
jajahan tersebut.
Kemudian munculah tokoh yang sekarang ini dianggap sebagai penemu
teori Aljabar, dialah Al-Khawarizmi , seorang muslim keturunan Usbekistan dan
lahir pada tahun 780 masehi atau 194 Hijriah menurut kalender islam. Dibidan
pendidikan, telah dibuktikan bahwa ialah seorang tokoh Islam yang
berpengetahuan luas. Pengetahuan dan kemahiran al-Khawarizmi bukan hanya
meliputi bidang syariat tetapi juga dalam bidang falsafah, logika, aritmetik,
geometri, musik, sastra, sejarah Islam dan ilmu kimia. Keahlian dirinya pada ilmu
matematika telah membawa dirinya menciptakan pemakaian Secans dan Tangens
dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda ia telah bekerja
di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, daerah Bayt al-Hikmah di Baghdad.
al-Khawarizmi bekerja dalam sebuah observatory atau tempat ilmu matematik dan

9
astronomi yang ia gali lebih dalam. Al-Khawarizmi juga dipercayai memimpin
perpustakaan khalifah.

Sedikit tambahan dari penulis Sumbangsih terbesar al-Khawarizmi adalah karya


yang terangkum dalam buku bukunya yang berjudul sebagai berikut.

 Al-Jabr wa’l Muqabalah : Penciptaan pemakaian secans dan tangens dalam


penyelidikan trigonometri dan astronomi.

 Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Sebuah buku yang merangkum


pemecahan dari permasalan masalah matematika yang sebagian telah
dikemukakan bangsa Babilonia kuno. Dan Kebenarannya diakui oleh al-
Khawarizmi .

 Sistem Nombor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting


dalam sistem nombor pada zaman sekarang.

Seperti telah disinggung di atas istilah ‘Aljabar’ berasal dari kata arab “al-jabr”
yang berasal dari kitab ‘Al-Kitab al-Jabr wa-l-Muqabala’ (yang berarti “The
Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing”), yang ditulis
oleh Matematikawan Persia Muhammad ibn Musa al-Kwarizmi. Kata ‘Al-Jabr’
sendiri sebenarnya berarti penggabungan (reunion).
Matematikawan Yunani di jaman Hellenisme, Diophantus, secara
tradisional dikenal sebagai ‘Bapak Aljabar’, walaupun sampai sekarang masih
diperdebatkan siapa sebenarnya yang berhak atas sebutan tersebut Al-Khwarizmi
atau Diophantus?. Mereka yang mendukung Al-Khwarizmi menunjukkan fakta
bahwa hasil karyanya pada prinsip reduksi masih digunakan sampai sekarang ini
dan ia juga memberikan penjelasan yang rinci mengenai pemecahan persamaan
kuadratik. Sedangkan mereka yang mendukung Diophantus menunjukkan Aljabar
ditemukan dalam Al-Jabr adalah masih sangat elementer dibandingkan Aljabar
yang ditemukan dalam ‘Arithmetica’, karya Diophantus. Matematikawan Persia
yang lain, Omar Khayyam, membangun Aljabar Geometri dan menemukan
bentuk umum geometri dari persamaan kubik. Matematikawan India Mahavira

10
dan Bhaskara, serta Matematikawan Cina, Zhu Shijie, berhasil memecahkan
berbagai macam persamaan kubik, kuartik, kuintik dan polinom tingkat tinggi
lainnya.

Peristiwa lain yang penting adalah perkembangan lebih lanjut dari aljabar,
terjadi pada pertengahan abad ke-16. Ide tentang determinan yang dikembangkan
oleh Matematikawan Jepang Kowa Seki di abad 17, diikuti oleh Gottfried
Leibniz sepuluh tahun kemudian, dengan tujuan untuk memecahkan Sistem
Persamaan Linier secara simultan dengan menggunakan Matriks. Gabriel Cramer
juga menyumbangkan hasil karyanya tentang Matriks dan Determinan di abad ke-
18. Aljabar Abstrak dikembangkan pada abad ke-19, mula-mula berfokus pada
teori Galois dan pada masalah keterkonstruksian (constructibility)

Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam kategori berikut ini:

1. Aljabar Elementer, yang mempelajari sifat-sifat operasi pada bilangan riil


direkam dalam simbol sebagai konstanta dan variabel, dan aturan yang
membangun ekspresi dan persamaan Matematika yang melibatkan simbol-simbol.
Aljabar Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang diajarkan
pada siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika apapun selain
daripada Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika, di mana bilangan
dan operasi Aritmatika (seperti +, −, ×, ÷) muncul juga dalam Aljabar, tetapi
disini bilangan seringkali hanya dinotasikan dengan simbol (seperti a, x, y). Hal
ini sangat penting sebab: Hal ini mengijinkan kita menurunkan rumus umum dari
aturan Aritmatika (seperti a + b = b + a untuk semua a dan b), dan selanjutnya
merupakan langkah pertama untuk penelusuran yang sistematik terhadap sifat-
sifat sistem bilangan riil.

Dengan menggunakan simbol, alih-alih menggunakan bilangan secara


langsung, mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika yang
mengandung variabel yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah bilangan x
yang memenuhi persamaan 3x + 1 = 10″). Hal ini juga mengijinkan kita untuk
membuat relasi fungsional dari rumus-rumus matematika tersebut (sebagai contoh

11
“Jika anda menjual x tiket, dan kemudian anda mendapat untung 3x – 10 rupiah,
dapat dituliskan sebagai f(x) = 3x – 10, dimana f adalah fungsi, dan x adalah
bilangan dimana fungsi f bekerja.

2. Aljabar Abstrak, kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang mempelajari


Struktur Aljabar semacam Grup, Ring dan Medan (fields) yang didefinisikan dan
diajarkan secara aksiomatis;

3. Aljabar Linier, yang mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor


(termasuk Matriks);

4. Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari semua Struktur


aljabar.

Dalam studi Aljabar lanjut, sistem aljabar aksiomatis semacam Grup, Ring,
Medan dan Aljabar di atas sebuah Medan (algebras over a field) dipelajari
bersama dengan telaah Struktur Geometri Natural yang kompatibel dengan
Struktur Aljabar tersebut dalam bidang Topologi.

2.3 Cara Menyelesaikan Operasi Aljabar


Pada dasarnya, sifat – sifat penjumlahan dan pengurangan yang berlaku pada
bilangan riil, berlaku juga untuk penjumlahan dan pengurangan pada bentuk –
bentuk aljabar, sbb:
a. Sifat Komutatif
a+b=b+a, dengan a dan b bilangan riil.

b. Sifat Asosiatif
(a+b) + c= a+ (b+c), dengan a,b dan c bilangan riil.

c. Sifat Distributif
a(a+c)=ab+ac, dengan a,b dan c bilangan riil.

 Pengurangan pada Aljabar

12
Berikut adalah contoh operasi pengurangan dalam aljabar

a. (4p²-10p-5) – (8p² + 10p + 15)


Jawab :
(4p²-10p-5) – (8p² + 10p + 15) = 4p² – 8p² – 10p – 10p – 5 -15
= 4p² – 20p -20

b. (10p – 8) – (8p -10)


Jawab :
10p – 8 – 8p + 10 = 2p + 2

c. 7x – 3x = 4x

d. 5pq – 3pq = 2pq

 Penjumlahan pada Aljabar


Berikut adalah contoh soal-soal penjumlahan yang diterapkan kepada
bentuk aljabar.

a. (10x² + 6xy – 12) + (-4x²- 2xy + 10)


Jawab :
10x2 + (-4x2) + 6xy – 2xy -12 + 10 = 6x2 + 4xy -2

b. 7x + 3x = 10x
c. 8x2 + 5x2 = 13 x2

d. –y2 + 7y2 = 6y2

 Perkalian Aljabar

1. Perkalian suku satu dengan suku dua

Contoh soal:

13
a. 2(x + 3) c. x(y + 5)
b. –4(9 – y) d. –9p(5p – 2q)

Jawab:

a. 2(x + 3) = 2x + 6

b. –4(9 – y) = –36 + 4y

c. x(y + 5) = xy + 5x

d. –9p(5p – 2q) = –45p2 + 18pq


2. Perkalian suku dua dengan suku dua
Contoh soal :

a. (2x + 1)2 =

b. (3x + 2)(3x + 1) =

c. (x-5)(2x-3) =

d. (x – 2)(x – 2) =

e. (x + 1)(x + 1) =

Jawab :

a. (2x + 1)2 = (2x + 1)(2x + 1) = 4x2 + 4x + 1

b. (3x +2)(3x + 1) = 9x2 + 3x + 6x + 1 = 9x2 + 9x + 1

c. Sesuai dengan contoh penyelesaian dibawah :

14
d. (x – 2)(x – 2) = x2 – 2x – 2x + 4 = x2 – 4x + 4

e. (x + 1)(x+1) = x2 + x + x + 1 = x2 + 2x + 1

 Pembagian Aljabar

Contoh soal :

a. 3x : 3 = b. 6x2 : 2x =
c. 8xyz : 4x = d. 10pqr : 2p =

Jawab :

a. 3x : 3 = x

b. 6x2 : 2x = 3x

c. 8xyz : 4x = 2yz

d. 10pqr : 2p = 5qr

2.4 Karya Legenda Al khawarizmi


Karya pertama Al-Khawarizmi ialah “Al-Jabar”, sebuah buku yang
membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Dalam buku ini
diuraikan pengertian – pengertian gemoetris. Ia juga menyumbangkan teorema

15
segitia sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga dan luas jajar
genjang serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal Khawarizmi telah
membuat Aljabar menjadi ilmu eksak. Sejatinya kitab ini berjudul al-Kitab al-
mukhtasar fi hisab al jabr wa‟l-muqabala. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
“The Compendious on Calculation by Completion and Balancing”. Biasa pula
disebut Hisab al-jabr wal-muqabala. Hingga sekarang sangat populer dan menjadi
rujukan para ahli matematika sepanjang zaman itu +-820M. Berkat kitab yang
dirampungkan oleh Al-Khawarizmi ini, dunia matematika modern mengenal
istilah Aljabar. Aljabar berasal dari bahasa Arab al-gabr yang berarti “pertemuan”
atau hubungan”. Aljabar adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari
tentang pemecahan masalah menggunakan simbol – simbol sebagai pengganti
konstanta dan variabel(wikipedia).

Beberapa istilah pada Aljabar yaitu variabel, konstanta dan koefisien.


Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur Aljabar Abstrak, yaitu Aljabar
dalam sebuah bidang. Carl B. Boyer dalam karyanya bertajuk (The Arabic
Hegemony: A History of Mathematics:1968), mengungkapkan, “. Boyer lalu
menambahkan, “kitab karya Khawarizmi itu juga memperkenalkan metode dasar
“mengurangi” dan “keseimbangan/balancing”, yang mengacu pada perubahan
syarat – syarat mengurangi sisi lain sebuah persamaan yaitu pembatalan syarat –
syarat seperti sisi berlawanan dari persamaan”. Kitab Aljabar juga telah menjadi
rujukan para ilmuwan sepanjang masa, baik matematikus Islam maupun Barat.
Beberapa saintis terkemuka juga telah menerbitkan buku dengan nama Kitab
alGabr wa-l-muqabala, diantaranya;Abu Hanifa al-Dinawari serta Abu Kamil
Shuja ibnu Aslam. Selain itu, Abu Muhammad al-„Adli, Abu Yusuf al-Missisi,
„Abd Al-Hamid ibnu Turk, Sind ibu „Ali, Sahl ibnu Bisr dan Sarafaddin al-Tusi
juga termasuk ilmuan Muslim yang banyak terpengaruh pemikiran luar biasa
Khawarizmi.

Bayangkan betapa karya Aljabar milik Al-Khawarizmi bisa membawa


impact sedemikian rupa besarnya bagi matematika modern dan para ilmuwan
terkemuka. R Rashed dan Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk (The

16
Development of Arabic Mathematics:1994), menegaskan bahwa Aljabar karya Al-
Khawarizmi memiliki perbedaan signifikan dibanding karya Diophantus, yang
kerap disebut – sebut sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan kedua ilmuwan
itu, karya Khawarizmi jauh lebih baik di banding karya Diophantus. “Teks karya
Khawarizmi begitu berbeda, tidak hanya dari buku karya orang Babilonia, tetapi
juga dari karya Arithmatika-nya Diophantus. Ini tidak lagi menyangkut sejumlah
masalah untuk diselesaikan, namun sebuah pertunjukan yang dimulai dengan
istilah sederhana yang kombinasinya memberikan semua kemungkinan untuk
persamaan dasar, yang mulai saat ini secara eksplisit merupakan objek studi yang
benar,” papar Rasheed dan Amstrong.

Hal senada diungkapkan sejarawan sains JJ O‟Connor dan EF Robertson


pada karyanya berjudul (History of Mathematics:anonim). Menurutnya, karya
matematikus Persia itu merupakan karya yang revolusioner. “Mungkin salah satu
kemajuan yang paling signifikan yang dibuat ahli matematika Arab hingga saat ini
adalah karya Khawarizmi, yakni Kitab Aljabar” ujar O’Connor dan Robertson.
Menurut keduanya, kitab Aljabar sungguh sangat revolusioner, karena mampu
beralih dari ari konsep matematika Yunani yang didasarkan pada geometri. Dalam
pandangan O‟Connor dan Robertson, Kitab Aljabar yang ditulis Khawarizmi
berisikan teori permersatu yang menyediakan angka – angka/bilangan rasional,
angka – angka irasional, besar/jarak geometri dan lain – lain. O‟Connor dan
Robertson menambahkan semua bilangan tersebut diperlakukan sebagai “objek
aljabar”. Hal itu dinilai sebagai sebuah perkembangan bagi matematika. Pasalnya,
Kitab Aljabar telah membuka jalan baru bagi konsep yang telah ada sebelumnya.
“Dan ini merupakan sarana yang dapat menjadi kendaraan bagi pembangunan
masa depan. Aspek lain yang penting adalah aspek pengenalan gagasan Aljabar
yang telah disediakan matematika yang akan diterapkan untuk dirinya sendiri
dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya” papar O‟Connor dan
Robertson.

2.5 Penerapan Aljabar dalam kehidupan sehari hari


1. Penerapan aljabar untuk siswa atau mahasiswa

17
SNMPTN ini memerlukan nilai rapor atau prestasi lain yang dimiliki kita.
Kita harus bisa menabung nilai yang dibutuhkan untuk SNMPTN. Kita menabung
nilai tentu membutuhkan strategi. Strategi yang dibutuhkan menggunakan aljabar
ini dengan mendapat nilai rata-rata setiap semester yang sama atau dapat melebihi
rata-rata nilai semester sebelumnya agar lolos melalui jalur SNMPTN. Dengan
strategi aljabar ini kita dapat masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur
SNMPTN.
2. Penerapan aljabar Untuk Ibu Rumah Tangga
Kita tentu selalu mengatur keuangan keluarga agar kebutuhan seluruh
kebutuhan anggota keluarga terpenuhi. Cara yang dapat digunakan untuk
mengatur keuangan keluarga yaitu dengan aljabar. Dengan aljabar ini dapat
mengelompokan mana yang kebutuhan dan keinginan. Dengan begitu kita dapat
mengatur keuangan keluarga dan tidak menggunakan uang secara sia-sia.

3. Penerapan aljabar untuk pedagang


Pedagang sebagai orang yang menjual barang tentu selalu menghadapi
masalah keuangan. Dalam melakukan aktivitas pembelian dan penjualan harus
dibutuhkan pengetahuan sebelum melakukan kegiatan pembelian dan penjualan,
mengapa demikian? Agar tidak memiliki hambatan selama aktivitas penjualan dan
pembelian. Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak hambatan dalam
pembelian dan penjualan. Oleh karena itu, setiap pedagang harus mampu
mengelola keuntungan dan kerugian komoditas dengan bijak. Kebijakan untuk
mengelola keuntungan dan kerugian tersebut dapat dilihat dari kemampuan
masing-masing pedagang dalam mengontrol harga jual dan harga belinya, seperti
yang kita ketahui untuk mengetahui keuntungan dan kerugian komoditas
dibutuhkan perhitungan. Menyikapi keuntungan dan kerugian harusnya berkaitan
dengan namanya aljabar, aljabar merupakan kegiatan di cabang ilmu matematika.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mempelajari aljabar bukanlah sesuatu yang sulit, melainkan sesuatu yang
bisa menantang kita bagaimana cara menyelesaikan suatu soal. Dengan
mempelajari aljabar, kita bisa lebih mengetahui banyak hal dalam menyelesaikan
pertanyaan demi pertanyaan sulit dari berbagai aspek.
Pembangunan Peradaban Islam melalui pemikiran-pemikiran serta karya-
karya sudah tidak lagi sehebat dulu. Kita semakin terus tergerus arus teknologi
dan menjadi konsumtif tanpa ada tindakan kontributif. Sudah seharusnya kita
bangun, sudah semestinya kita bangkit. Kembali merakit niat, memotivasi diri
untuk perduli dalam memajukan Peradaban Islam. Paper adalah salah satu media
akan hal tersebut. Al-Khawarizmi, dan juga teman teman intelektual muslim yang
lain adalah figure sepanjang masa yang dapat kita jadikan suri tauladan dalam
usaha dan upaya membangun dan memajukan kembali Peradaban Islam ke arah
yang lebih baik. Pemikiran serta karya tidak ternilai mereka ialah motivasi bagi
kita untuk bisa menapaki jejak yang sama. Bagaimana rasa keingintahuan mereka
yang besar dalam ilmu pengetahuan. Bagaimana mereka ingin terus membuahkan
hal-hal yang bermanfaat bagi Peradaban.

Salah satu tauladan yang dapat diikuti dari Al-Khawarizmi ialah rasa ingin
tahu beliau yang sangat tinggi tentang ilmu pengetahuan. Al-Khawarizmi selalu
punya rasa keingin tahuan yang besar, lalu dari rasa ingin tahu tersebut dia
melahirkan karya-karya yang hebat yang dikenal banyak orang serta bermanfaat
bagi umat. Rasa ingin tahunya dalam ilmu pengetahuan sangat luar biasa,
dibuktikan dengan karya-karya serta pemikirannya yang melegenda. Dan tidak
sampai disitu saja, rasa ingin tahu beliau yang menarik ialah dia tidak hanya
menjajaki di satu bidang saja. AlKhawarizmi terus menerus memupuk rasa ingin
tahunya banyak bidang. Mulai dari matematika, astronomi, astrologi, geografi,
kesastraan hingga bidang musik sekalipun. Keingin tahuan beliau yang besarlah
yang membuat namanya sampai sekarang begitu dikenal dan karya serta

19
pemikirannya menjadi rujukan sepanjang masa bagi banyak orang. Tauladan yang
lainnya ialah masalah rumit bisa diselesaikan asalkan kita mau terus berusaha
dengan sungguh-sungguh, menempatkan hati, pikiran dan tenaga. Layaknya Al-
Khawarizmi yang memecahkan permasalahan Aljabar dengan
menyederhanakannya.

3.2 Saran
Lihatlah apakah kehadiran kita sudah cukup bermanfaat bagi orang
lain ? Atau justru malah menyusahkan ? Menjadi benalu bukanlah sebuah pilihan,
melainkan sebuah kesalahan. Marilah mulai sekarang kita bersama bergerak.
Menata perubahan Peradaban Islam ke arah yang lebih baik. Ayo hidup para
pemikir, lahirkanlah karya-karya ontentik yang luar biasa. Jadilah Al-Khawarizmi
yang lain yang karyanya akan selalu bermanfaat sepanjang masa. Atau bahkan
jadilah versi lain dari orang hebat yang baru, yang dimana orang lain
menginginkan untuk menjadi dirimu karena begitu suri tauladannya dirimu.

20
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, S. (2009). Penerapan unsur sejarah matematik KBSM bagi topik


Aljabar (Doctoral dissertation, Universiti Teknologi Malaysia).

Pangestu, S. A., & Wahyuni, P. (2020, May). Al Khawarizmi: Sejarah dan


Pengaruh dalam Pembelajaran Matematika. In Prosiding Seminar
Pendidikan Matematika dan Matematika (Vol. 2).

Hidayani, N. (2012). Bentuk Aljabar. PT Balai Pustaka (Persero).

https://www.academia.edu/34618922/
MAKALAH_MATEMATIKA_SEJARAH_ALJABAR

Kurnia, R. A. E. (2011). Teori Aljabar Al-Khawarizmi. Jurisdictie: Jurnal Hukum


dan Syariah.
Lim, B., & Brezina, C. (2016). Al-Khwarizmi: Father of Algebra and
Trigonometry. The Rosen Publishing Group, Inc.

Nurjanah, D., Nurjanah, E., Hasan, A. F., Nabila, A., & Ariany, R. L. (2021).
Kontribusi sejarah aljabar Babilonia dan aljabar Arab terhadap berpikir
aljabar. Jurnal Analisa, 7(2), 2549-5134.

21

You might also like