Professional Documents
Culture Documents
Mini Project Alk
Mini Project Alk
DISUSUN OLEH :
WAHYUNI SINAGA ( 4112111058 )
Proses pemulihan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi
pada 2022.
Pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik pada triwulan IV 2021 sejalan dengan meningkatnya
mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh Pemerintah dalam pengendalian COVID-19
varian Delta. Kinerja konsumsi swasta, investasi, serta konsumsi Pemerintah diprakirakan terus
meningkat, di tengah tetap terjaganya kinerja ekspor. Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja
Lapangan Usaha utama, antara lain Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan yang
diprakirakan tetap baik. Sejumlah indikator hingga Desember 2021 menunjukkan proses pemulihan yang
berlanjut, seperti peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai daerah, kenaikan penjualan eceran,
penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi PMI Manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan
ekonomi 2021 berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2-4,0%. Pada 2022, perbaikan
ekonomi terutama didukung konsumsi swasta yang meningkat, dan kinerja ekspor serta belanja fiskal
Pemerintah yang tetap terjaga. Hal tersebut sejalan dengan mobilitas yang terus meningkat, pembukaan
ekonomi yang semakin luas, serta stimulus kebijakan yang berlanjut. Dengan perkembangan tersebut,
Bank Indonesia memprakirakan ekonomi domestik 2022 tumbuh lebih tinggi menjadi 4,7-5,5%.
Tinjauan Persaingan Industri
Perkembangan industri taksi yang terjadi di Jakarta pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya
mengalami perkembangan yang signifikan. Ada banyak perusahaan taksi di industri ini. Namun demikian
ada dua perusahaan yang sangat dominan dalam persaingan bisnis taksi di Jakarta yaitu PT Express
Transindo Utama Tbk (Express Group) dan Blue Bird Group. Express Group menerapkan argo tarif
bawah sedangkan Blue Bird Group menerapkan argo tarif atas. Pada penelitian ini dilakukan analisis
strategi bisnis pada perusahaan taksi Express Group yang memiliki jumlah armada taksi terbesar kedua
setelah Blue Bird Group. Analisis untuk memformulasikan strategi bersaing bisnis taksi menggunakan
pendekatan Playing To Win. Ada lima pertanyaan penting yang saling terkait yang harus dijawab dalam
menggunakan pendekatan ini yaitu: (1) Apa aspirasi kemenangan perusahaan (What is our winning
aspiration?), (2) Di mana perusahaan akan bermain (Where will we play?), (3) Bagaimana kita akan
menang? (How will we win?), (4) Apa kapabilitas yang harus dimiliki perusahaan? (What capabilities
must be in place?), (5) Apa sistem manajemen yang harus dimiliki perusahaan? (What management
systems are required?). Untuk menjawab kelima pertanyaan tersebut maka dilakukan analisis eskternal
dan internal. Analisis eksternal dilakukan dengan menganalisis kondisi lingkungan umum dan lingkungan
industri menggunakan analisis Porter’s Five Forces. Analisis internal dilakukan dengan menganalisis
kondisi internal Express Group menggunakan metode analisis rantai nilai (value chain) terhadap sumber
daya dan kapabilitas serta menggunakan analisis VRIO untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif
berkelanjutan yang dimiliki oleh Express Group. Dengan menerapkan pendekatan Playing To Win,
analisis eksternal dan internal untuk formulasi strategi bisnis Express Group dalam bersaing pada industri
taksi maka dihasilkan strategi bisnis yang paling sesuai dengan kondisi Express Group adalah strategi
Best Cost Provider. Strategi Best Cost Provider berfokus pada cost leadership dan diferensiasi yang
merupakan keunggulan kompetitif berkelanjutan Express Group.
LAPORAN KEUANGAN ( 2018 – 2022 )
2022
2022
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Analisis rasio keuangan adalah upaya yang dilakukan untuk mengukur keadaan keuangan dalam
perusahaan atau bisnis. Cara menganalisis rasio keuangan yaitu dengan memanfaatkan data dari
laporan keuangan untuk membuat perbandingan. Di bidang akuntansi, analisis rasio keuangan
biasanya dilakukan di akhir periode suatu perusahaan dalam satu tahun. Analisis rasio keuangan
ini umumnya dimanfaatkan untuk menentukan strategi pada perencanaan perusahaan atau bisnis
di masa mendatang. Selain untuk kebutuhan internal, analisis rasio keuangan juga dapat
dimanfaatkan sebagai cara dalam menunjukkan performa suatu perusahaan atau bisnis pada
investor. Melalui analisis tersebut, harapannya akan terlihat potensi kelayakan dalam
mendapatkan investasi atau dana.
499.247.06 1.603.238.37
2018 7 2 0,311399 31%
209.703.46 720.977.43
2019 8 0 0,29086 29%
160.199.11 582.958.84
2020 2 0 0,274803 27%
81.644.82 11.342.15
2021 7 1 7,198355 720%
67.573.22 8.793.67
2022 7 6 7,684298 768%
1.853.612.05 1.269.024.96
2018 1 0 1,460658 146%
933.327.88 479.265.33
2019 0 1 1,947414 195%
763.628.95 243.302.33
2020 8 9 3,138601 314%
14.972.23 91.040.49
2021 4 5 0,164457 16%
11.664.49 73.091.55
2022 7 8 0,159587 16%
4. Analisis Rasio Capital Structure
Pada tabel dibawah, menunjukkan bahwa proporsi utang lebih tinggi daripada proporsi
ekuitas dalam Struktur Modal. Menunjukkan juga bahwa hasil untuk ekuitas mengalami nilai
kurang yang banyak. Dan untuk hasil dari analisis ini disebut juga High Leverage.
1.853.612.05 -
2018 1 584.587.091
933.327.88 -
2019 0 454.062.549
763.628.95 -
2020 8 520.326.619
14.972.23 76.068.26
2021 4 1
11.664.49 61.427.06
2022 7 2
3.577.205.62 -
Jumlah 0 1.421.480.936
5. Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas PT. Express Transindo Utama, Tbk pada tahun 2018 sampai dengan
2022 pada margin laba bersih atau net profit margin ratio menunjukkan keadaan perusahaan
yang kurang baik karena presentase yang tidak stabil dan dapat dikatakan bahwa perusahaan
masih belum mampu menghasilkan laba bersih perusahaan. Pada return on investment
perusahaan dalam kondisi kurang mampu dalam memperoleh laba dengan menggunakan modal
perusahaan, kurang mampu disebabkan adanya kenaikan pada total ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan namun laba yang dihasilkan kurang maksimal.
Tahun ROE
2018 143,2%
2019 60,8%
2020 10,2%
2021 247,95%
2022 (23.83)
6. Analisis Rasio Pasar
Pada tabel dibawah, rasio pasar PT. Express Transindo Utama, Tbk menunjukkan bahwa setiap
tahunnya mengalami ketidakstabilan yang dimana pada tahun terakhir mengalami minus yang
berlebihan.