You are on page 1of 13

PROJECT EQUIT ANALYSIS REPORT

PT EXPRESS TRANSINDO UTAMA TBK

DISUSUN OLEH :
WAHYUNI SINAGA ( 4112111058 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2023
Profil Perusahaan
PT Express Transindo Utama Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia yang bergerak dalam
penyediaan layanan transportasi darat di Indonesia, terutama layanan taksi. Bisnisnya diklasifikasikan ke
dalam tiga lini layanan: taksi reguler, taksi premium, dan bisnis transportasi bernilai tambah (VATB).
Daerah operasional dari lini taksi regulernya, yang dioperasikan oleh anak perusahaannya, adalah
Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi), Surabaya, Semarang, dan Medan. Lini taksi
premiumnya dioperasikan oleh afiliasinya, PT Express Kencanakelola Jayajasa, dengan nama merek Tiara
Express di daerah Jadetabek. Daerah operasional VATB-nya, termasuk limousine dan layanan carter bus,
adalah Jakarta, Bandung, Bali, dan Lombok. Beberapa anak perusahaannya adalah PT Semesta Indo
Prima, PT Ekspres Sarana Batu Ceper,PT Indo Semesta Luhur, PT Wahyu Mustika Kinasih, PT Express
Kencana Lestari, PT Express Limo Nusantara, dan PT Nirbaya Transarana.

Sektor : Transportasi dan Logistik


Sub sektor : Transportasi

Sejarah Singkat Perusahaan


Express Transindo Utama Tbk (dahulu bernama PT Kasih Bhakti Utama) (TAXI) didirikan 11
Juni 1981 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Kantor pusat TAXI berlokasi
di Gedung Express, Jl. Sukarjo Wiryopranoto No.11, Jakarta 11160 – Indonesia.Telp : (62-21)
2650-7000 (Hunting), Fax : (62-21) 2650-7001. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan TAXI adalah berusaha dalam bidang pengangkutan darat. Kegiatan usaha TAXI
memiliki keterkaitan dengan Anak Usaha (Express Group) yaitu sama- sama menjalankan
kegiatan usaha jasa transportasi darat. Express Group merupakan perusahaan yang
mengoperasikan taksi merek Express dan Eagle untuk wilayah Jadetabek, Surabaya, Semarang,
Medan dan Padang.

Analisis Ekonomi Global dan Lokal


Ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan pada 2021 dan berlanjut pada 2022, meski masih dibayangi
gangguan rantai pasok dan kenaikan kasus COVID-19. Proses pemulihan ekonomi domestik diprakirakan
terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi pada 2022. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
diprakirakan tetap baik. Nilai tukar Rupiah terjaga didukung oleh ketahanan sektor eksternal Indonesia
dan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia, di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang
meningkat. Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Kondisi likuiditas sangat
longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank Indonesia dengan
Pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Suku bunga kebijakan moneter yang tetap
rendah dan likuiditas yang sangat longgar mendorong suku bunga kredit perbankan terus dalam tren
menurun. Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan fungsi intermediasi perbankan melanjutkan
perbaikan secara bertahap. Bank Indonesia akan terus memperluas digitalisasi sistem pembayaran untuk
mempercepat integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital termasuk untuk mendorong ekonomi-
keuangan inklusif dan pertumbuhan ekonomi. Atas pertimbangan berbagai asesmen tersebut, Rapat
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Desember 2021 memutuskan untuk
mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility
sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya
menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran
kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya
perbaikan ekonomi lebih lanjut. Bank Indonesia terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk
menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih
lanjut, melalui berbagai langkah berikut:
1. Menegaskan arah bauran kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2022 sebagaimana disampaikan dalam
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 tanggal 24 November 2021. Kebijakan moneter tahun 2022
akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas, sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran,
pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau, tetap untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi;
2. Melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan
fundamental dan mekanisme pasar;
3. Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan
moneter akomodatif;
4. Memperkuat kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman
perkembangan spread suku bunga kredit terhadap suku bunga deposito per kelompok bank;
5. Melanjutkan masa berlaku tarif SKNBI sebesar Rp1 dari Bank Indonesia ke bank dan maksimum
Rp2.900 dari bank kepada nasabah, dari semula berakhir 31 Desember 2021 menjadi sampai dengan 30
Juni 2022 untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional;
6. Menargetkan 15 juta pengguna baru QRIS pada 2022 untuk mendorong peningkatan transaksi QRIS
melalui koordinasi dengan Penyelenggara Jasa Pembayaran dan Kementerian/Lembaga terkait; dan
7. Memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi
penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait. Pada Desember 2021
dan Januari 2022 akan diselenggarakan promosi investasi di Tiongkok dan Finlandia.
Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan
kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
Ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan pada 2021 dan berlanjut pada 2022, meski masih
dibayangi gangguan rantai pasok dan kenaikan kasus COVID-19.
Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada
pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan perbaikan ekonomi
Eropa, Jepang, dan India. Perkembangan tersebut didorong oleh akselerasi tingkat vaksinasi, stimulus
kebijakan, dan pemulihan kegiatan usaha secara bertahap. Berbagai indikator ekonomi pada November
2021, antara lain Purchasing Managers’ Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel,
menunjukkan pemulihan yang terus berlangsung, di tengah indikator waktu transportasi (PMI Suppliers’
Delivery Times Index) barang global yang masih tertahan. Dengan perkembangan tersebut, Bank
Indonesia memprakirakan ekonomi dunia tumbuh sesuai proyeksi sekitar 5,7% pada 2021 dan 4,4% pada
2022. Kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia masih berlanjut, sehingga menopang
prospek ekspor negara berkembang. Ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut di tengah
penyebaran COVID-19 varian Omicron dan pengumuman siklus pengetatan kebijakan moneter the Fed
yang lebih cepat. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara
berkembang, termasuk Indonesia.

Proses pemulihan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi
pada 2022.
Pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik pada triwulan IV 2021 sejalan dengan meningkatnya
mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh Pemerintah dalam pengendalian COVID-19
varian Delta. Kinerja konsumsi swasta, investasi, serta konsumsi Pemerintah diprakirakan terus
meningkat, di tengah tetap terjaganya kinerja ekspor. Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja
Lapangan Usaha utama, antara lain Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan yang
diprakirakan tetap baik. Sejumlah indikator hingga Desember 2021 menunjukkan proses pemulihan yang
berlanjut, seperti peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai daerah, kenaikan penjualan eceran,
penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi PMI Manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan
ekonomi 2021 berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2-4,0%. Pada 2022, perbaikan
ekonomi terutama didukung konsumsi swasta yang meningkat, dan kinerja ekspor serta belanja fiskal
Pemerintah yang tetap terjaga. Hal tersebut sejalan dengan mobilitas yang terus meningkat, pembukaan
ekonomi yang semakin luas, serta stimulus kebijakan yang berlanjut. Dengan perkembangan tersebut,
Bank Indonesia memprakirakan ekonomi domestik 2022 tumbuh lebih tinggi menjadi 4,7-5,5%.
Tinjauan Persaingan Industri
Perkembangan industri taksi yang terjadi di Jakarta pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya
mengalami perkembangan yang signifikan. Ada banyak perusahaan taksi di industri ini. Namun demikian
ada dua perusahaan yang sangat dominan dalam persaingan bisnis taksi di Jakarta yaitu PT Express
Transindo Utama Tbk (Express Group) dan Blue Bird Group. Express Group menerapkan argo tarif
bawah sedangkan Blue Bird Group menerapkan argo tarif atas. Pada penelitian ini dilakukan analisis
strategi bisnis pada perusahaan taksi Express Group yang memiliki jumlah armada taksi terbesar kedua
setelah Blue Bird Group. Analisis untuk memformulasikan strategi bersaing bisnis taksi menggunakan
pendekatan Playing To Win. Ada lima pertanyaan penting yang saling terkait yang harus dijawab dalam
menggunakan pendekatan ini yaitu: (1) Apa aspirasi kemenangan perusahaan (What is our winning
aspiration?), (2) Di mana perusahaan akan bermain (Where will we play?), (3) Bagaimana kita akan
menang? (How will we win?), (4) Apa kapabilitas yang harus dimiliki perusahaan? (What capabilities
must be in place?), (5) Apa sistem manajemen yang harus dimiliki perusahaan? (What management
systems are required?). Untuk menjawab kelima pertanyaan tersebut maka dilakukan analisis eskternal
dan internal. Analisis eksternal dilakukan dengan menganalisis kondisi lingkungan umum dan lingkungan
industri menggunakan analisis Porter’s Five Forces. Analisis internal dilakukan dengan menganalisis
kondisi internal Express Group menggunakan metode analisis rantai nilai (value chain) terhadap sumber
daya dan kapabilitas serta menggunakan analisis VRIO untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif
berkelanjutan yang dimiliki oleh Express Group. Dengan menerapkan pendekatan Playing To Win,
analisis eksternal dan internal untuk formulasi strategi bisnis Express Group dalam bersaing pada industri
taksi maka dihasilkan strategi bisnis yang paling sesuai dengan kondisi Express Group adalah strategi
Best Cost Provider. Strategi Best Cost Provider berfokus pada cost leadership dan diferensiasi yang
merupakan keunggulan kompetitif berkelanjutan Express Group.
LAPORAN KEUANGAN ( 2018 – 2022 )
2022

2021 & 2020


2019 & 2018

2021 & 2020

2022
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Analisis rasio keuangan adalah upaya yang dilakukan untuk mengukur keadaan keuangan dalam
perusahaan atau bisnis. Cara menganalisis rasio keuangan yaitu dengan memanfaatkan data dari
laporan keuangan untuk membuat perbandingan. Di bidang akuntansi, analisis rasio keuangan
biasanya dilakukan di akhir periode suatu perusahaan dalam satu tahun. Analisis rasio keuangan
ini umumnya dimanfaatkan untuk menentukan strategi pada perencanaan perusahaan atau bisnis
di masa mendatang. Selain untuk kebutuhan internal, analisis rasio keuangan juga dapat
dimanfaatkan sebagai cara dalam menunjukkan performa suatu perusahaan atau bisnis pada
investor. Melalui analisis tersebut, harapannya akan terlihat potensi kelayakan dalam
mendapatkan investasi atau dana.

1. Analisis Rasio Likuiditas


Dari tabel dibawah, pada current rasio menunjukan berapa kali aset lancar tidak
dapat membiayai hutang lancar lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan. Berdasarkan hasil pada
tabel dibawah, rata – rata rasio lancar selama tiga tahun dari tahun 2019 sampai dengan
2021 adalah 0,25 hal ini diartikan bahwa di 3 tahun terakhir selama periode 2018 sampai
dengan 2020 aset lancar tidak dapat menjamin 100% hutang lancar perusahaan. Namun
jika menurut rata-rata industri kondisi perusahaan dikatakan kurang baik. Dalam hal ini
menunjukan bahwa PT. Express Transindo Utama, Tbk memiliki likuiditas yang kurang
baik pada 3 tahun terakhir.
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar CR %

499.247.06 1.603.238.37
2018 7 2 0,311399 31%
209.703.46 720.977.43
2019 8 0 0,29086 29%
160.199.11 582.958.84
2020 2 0 0,274803 27%
81.644.82 11.342.15
2021 7 1 7,198355 720%
67.573.22 8.793.67
2022 7 6 7,684298 768%

2. Analisis Rasio Aktivitas


Pada tabel dibawah, rasio pada tahun 2018 menunjukkan 0,19 kali. Apabila rata-
rata industri untuk ITO adalah 20 kali, berarti ITO lebih baik. Perusahaan menahan
sediaan dalam jumlah yang berlebihan (tidak produktif). Sedangkan pada tahun 2019 dan
2020 menunjukkan 0,28 dan 0,09 kali sediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun,
berarti ITO kurang baik. Perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan
(tidak produktif).
Pada rasio perputaran aset mengalami penurunan dari tahun ke tahun hal ini
menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat mengoptimalkan asetnya. Rata–rata rasio
perputaran aset selama tiga tahun terakhir selama 2020 sampai dengan 2022 adalah
sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa pada tiga tahun tersebut berada jauh di bawah
standar industri yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam hal
perputaran total aktivanya kurang baik.

Tahun Penjualan Total Asset TATO Kali

241.663.92 1.269.024.96 0,1


2018 4 0 0,190433 9
134.251.10 479.265.33 0,2
2019 3 1 0,280119 8
21.541.63 243.302.33 0,0
2020 4 9 0,088539 9
7.263.06 91.040.49 0,0
2021 1 5 0,079778 8
2.948.50 73.091.55 0,0
2022 4 8 0,04034 4

3. Analisis Rasio Solvency


Tabel dibawah, menunjukkan bahwa rasio hutang mengalami keadaan yang tidak stabil
dan rata – rata selama lima tahun terakhir adalah sebesar 124%. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan dikatakan kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri sehingga akan sulit
bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa
perusahaan hampir separuhnya utang.
Pada rasio hutang terhadap ekuitas mengalami keadaan yang tidak stabil dan rata – rata
selama tiga tahun terakhir adalah sebesar 115%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
dikatakan tidak aman dan beresiko dikarenakan jumlah hutang yang dimiliki perusahaan
mendekati jumlah modal.

Tahun Total Utang Total Aset DAR %

1.853.612.05 1.269.024.96
2018 1 0 1,460658 146%
933.327.88 479.265.33
2019 0 1 1,947414 195%
763.628.95 243.302.33
2020 8 9 3,138601 314%
14.972.23 91.040.49
2021 4 5 0,164457 16%
11.664.49 73.091.55
2022 7 8 0,159587 16%
4. Analisis Rasio Capital Structure
Pada tabel dibawah, menunjukkan bahwa proporsi utang lebih tinggi daripada proporsi
ekuitas dalam Struktur Modal. Menunjukkan juga bahwa hasil untuk ekuitas mengalami nilai
kurang yang banyak. Dan untuk hasil dari analisis ini disebut juga High Leverage.

Tahun Total Utang Total Ekuitas

1.853.612.05 -
2018 1 584.587.091
933.327.88 -
2019 0 454.062.549
763.628.95 -
2020 8 520.326.619
14.972.23 76.068.26
2021 4 1
11.664.49 61.427.06
2022 7 2
3.577.205.62 -
Jumlah 0 1.421.480.936
5. Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas PT. Express Transindo Utama, Tbk pada tahun 2018 sampai dengan
2022 pada margin laba bersih atau net profit margin ratio menunjukkan keadaan perusahaan
yang kurang baik karena presentase yang tidak stabil dan dapat dikatakan bahwa perusahaan
masih belum mampu menghasilkan laba bersih perusahaan. Pada return on investment
perusahaan dalam kondisi kurang mampu dalam memperoleh laba dengan menggunakan modal
perusahaan, kurang mampu disebabkan adanya kenaikan pada total ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan namun laba yang dihasilkan kurang maksimal.

Tahun ROE
2018 143,2%
2019 60,8%
2020 10,2%
2021 247,95%
2022 (23.83)
6. Analisis Rasio Pasar
Pada tabel dibawah, rasio pasar PT. Express Transindo Utama, Tbk menunjukkan bahwa setiap
tahunnya mengalami ketidakstabilan yang dimana pada tahun terakhir mengalami minus yang
berlebihan.

Tahun Harga per saham Laba per saham PER %


2018 50 - 389,81 -0,12827 -13%
2019 50 - 60,11 -0,83181 -83%
2020 50 - 8,64 -5,78704 -579%
2021 50 18,45 2,710027 271%
2022 50 - 1,46 -34,2466 -3425%

Analisis Comparative, Horizontal, Vertical, Common Size, dan Tren


1. Analisis Comparative
Metode analisis komparatif adalah metode analisis yang dilakukan dengan
membandingkan dua atau lebih kumpulan data. Metode ini merupakan salah satu metode yang
paling umum digunakan dalam analisis data. Dengan membandingkan beberapa variabel
penting, kita dapat secara langsung menggambarkan informasi penting, seperti panjang, jumlah,
tinggi, lebar, dan sebagainya, untuk mendapatkan rasio, laju pertumbuhan, efisiensi, dan
indikator lainnya.

You might also like