Professional Documents
Culture Documents
Book HumanResourceManagement
Book HumanResourceManagement
net/publication/369225060
CITATIONS READS
46 3,113
13 authors, including:
All content following this page was uploaded by Khamaludin Khamaludin on 14 March 2023.
Penulis :
Dr. Asmirin Noor, M.M
Dr. Adrian Radiansyah, S.E., M.M
Selfiana, S.E., M.M
Riani Prihatini Ishak S.Pi., M.M
Dr. Chairul Hakim, S.P., S.E., M.M
Syamsu Rijal, S.E., M.Si., Ph.D
Budi Harto, S.E., M.M
Anitha Paulina Tinambunan, S.E., M.Si
Indra Rustiawan S.T., M.M
NIning Purwatmini, Ir., M.M
Lina Parlina, S.Pd., M.M
Deddy Novie Citra Arta, S.P., M.M
Khamaludin, S.T., M.T
Siti Napisah,S.E., M.M
Tengku Ine Hendriana, S.Pd.,M.M
Penerbit:
Human Resource Management
(Manajemen Sumber Daya Manusia)
Penulis :
Dr. Asmirin Noor, M.M
Dr. Adrian Radiansyah, S.E., M.M
Selfiana, S.E., M.M
Riani Prihatini Ishak S.Pi., M.M
Dr. Chairul Hakim, S.P., S.E., M.M
Syamsu Rijal, S.E., M.Si., Ph.D
Budi Harto, S.E., M.M
Anitha Paulina Tinambunan, S.E., M.Si
Indra Rustiawan S.T., M.M
NIning Purwatmini, Ir., M.M
Lina Parlina, S.Pd., M.M
Deddy Novie Citra Arta, S.P., M.M
Khamaludin, S.T., M.T
Siti Napisah,S.E., M.M
Tengku Ine Hendriana, S.Pd.,M.M
ISBN : 978-623-09-2519-1
Editor:
Sepriano, M.Kom
Efitra, S.Kom., M.Kom
Penyunting :
Andra Juansa
Desain sampul dan Tata Letak:
M. Yusuf, S.Kom., M.S.I
Penerbit :
PT. Sonpedia Publishing Indonesia
Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129 Tel +6282177858344
Email: sonpediapublishing@gmail.com Website: www.sonpedia.com
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, Tim penulis dapat
menyelesaikan penulisan buku berjudul Human Resource
Management (Manajemen Sumber Daya Manusia). Tidak lupa kami
ucapkan bagi semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan
buku ini.
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Manajemen
Sebuah organisasi dapat saja menjalankan kegiatannya tanpa
menggunakan kaidah – kaidah manajemen. Organisasi tersebut
mungkin saja dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, namun
belum pasti mencapai tujuan dengan efisien dan efektif. Disitulah
peran manajemen akan terlihat, yaitu membantu organisasi
mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber – sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini
terdiri dari enam unsur (6M) yaitu: man, money, methode,
materials, machines, dan market (Hasibuan, 2011) dalam (Uyun,
2021a)
E. TUJUAN MSDM
1. Tujuan sosial
Tujuan ini bertanggung jawab secara sosial dan etis
terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat seraya
2. Tujuan organisasi
Sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu
organisasi mencapai tujuan dengan harapan dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan dan
mendayagunakan pekerja secara efektif dan efisien,
mengembangkan dan mempertahankan kualitas kehidupan
kerja, keamanan dan kenyaman kerja serta mengelola
perubahan sehingga saling menguntungkan bagi individu,
kelompok, perusahaan dan masyarakat.
3. Tujuan fungsional
Untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber
daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Dalam hal ini departemen sumber daya manusia
dituntut agar menyediakan program rekrutmen, pelatihan,
dan pengembangan yang inovatif dan menemukan
pendekatan manajemen yang akan menahan dan
memotivasi orang-orang terbaik yang ada dalam organisasi
tersebut.
4. Tujuan pribadi
Tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak
dicapai melalui aktivitasnya di dalam organisasi. Apabila
tujuan organisasi dan tujuan pribadi tidak harmonis, maka
karyawan akan memilih menarik diri dari perusahaan.
Konflik antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi akan
menyebabkan kinerja yang buruk
Mengutip Kasali (2021) ada 3 pola yang harus dilihat dalam zona
waktu untuk meningkatkan kompetensi SDM di era 4.0 diantaranya:
past, present and future. Kompetensi tidak lepas dari persaingan atau
kompetisi;
• Pertama, past competence yakni kompetensi dalam merakit,
bekerja dalam satu instansi atau lembaga, melakukan kegiatan
input maupun output dalam industri serta standarisasi yang dari
dulu sampai sekarang masih digunakan.
• Kedua, present competence yang hampir sama dengan past
competence.
• Ketiga, future competence yakni kompetensi yang akan dihadapi
pada masa depan. Kualitas SDM yang harus berbeda dan lebih
baik dari past dan present competence seiring perubahan di
institusi atau lembaga mengikuti perkembangan zaman
Putaran
Umpan-Balik
dengan
Gambar 2.1. Model Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia
(Sumber : Sikula, Andrew E. 1981)
-Prakiraan
Teknologi Permintaan
-Prakiraan Pasokan Sumber
dengan
Sumber Daya
Ekonomi Manusia: Daya Manusia:
-Prakiraan
Pasar -Pekerjaan -Ketenagakerjaan
-Perencanaan Tahunan yg ada inventaris
Dibandingkan
Organisasi Persyaratan -Setelah penerapan
-Perencanaan -Angka kerugian yang
Investasi -Keterampilan diharapkan dan
-Rencana -Kategori tingkat gesekan
Operasi Pekerjaan Pekerjaan
Tahunan
Kekurangan
Perbedaan Berhentii
Tidak
Kelebihan
Keputusan Tindakan
Keputusan:
Lembur,
Keputusan:
Rekrutmen,
PHK,
dll
Pensiun,
dll
Berhenti
Berhenti
Ketentuan Contoh
Pekerjaan Assistant Executive
Posisi Secretary to General Manager
Kewajiban Mempersiapkan rapat mingguan
Tugas Membuat undangan rapat
Aktivitas Membuat konsep surat undangan rapat
Elemen Menggerakan jari-jari tangan untuk menekan tuts /
keyboard komputer untuk mengetik surat
undangan rapat.
2. Observasi langsung
Mengamati seseorang yang sedang melakukan pekerjaan tanpa
melibatkan objek yang diamati, dapat menggunakan kamera.
Melalui pengamatan langsung, diperoleh informasi tentang sifat
pekerjaan, persyaratan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan.
4. Telaah dokumen
Telaah dokumen pada metode pengumpulan data pekerjaan
melalui dokumen arsip, yaitu laporan auditor internal dan
konsultan eksternal, catatan keluhan pelanggan, memorandum
internal, laporan kecelakaan dan rekam medis, catatan kehadiran.
Contoh: catatan keluhan pelanggan berguna untuk mengetahui
perilaku kerja para pekerja dan yang sangat penting bagi
pelanggan.
1. Unsur-Unsur Organisasi
Unsur organisasi terdiri dari :
a. Pendekatan mekanik berupaya mengidentifikasi setiap tugas
dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu, tenaga
biaya dan pelatihan.
b. Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan
oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menentukan
urutan dan keseimbangan pekerjaan.
c. Praktek-praktek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan, ini bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam
perusahaan, perjanjian atau kontrak serikat kerja karyawan.
2. Unsur-Unsur Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah
tersedianya tenaga kerja yang potensial, yang mempunyai
kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan pengharapan-pengharapan sosial, yaitu dengan
tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan
jaminan hidup yang layak (Handoko, 2000)
A. PENGERTIAN REKRUTMEN
Berikut ini cara untuk menarik minat pelamar agar datang melamar
yaitu:
1. Informasi yang disajikan benar-benar memberikan informasi
yang jelas tentang, nama organisasi, bidang usaha, posisi yang
ditawarkan, kompensasi yang diberikan, jenjang karier dan
fasilitas menarik lainnya yang ditawarkan.
Oleh karena itu, perusahaan dapat lebih fleksibel dalam proses seleksi
mereka dengan menggunakan strategi atau metode yang tepat untuk
menarik minat pelamar. Selain itu, sudah sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, jadi semakin banyak yang mendaftar, semakin baik.
Kenyataannya tidak banyak orang yang benar-benar melamar,
terutama untuk pekerjaan yang kurang diminati. Selain itu,
kemungkinan hanya sejumlah kecil lamaran yang muncul karena
persyaratan yang ditetapkan terlalu tinggi, yang berarti banyak
pelamar yang gagal memenuhinya. Akibatnya, HRD harus mahir
mengidentifikasi persyaratan atau tidak, terutama untuk lokasi
tertentu.
B. TUJUAN REKRUTMEN
D. PROSES SELEKSI
E. TUJUAN SELEKSI
Ada tujuan tertentu (tujuan khusus) selain tujuan dasar seleksi yang
tersebut diatas. Adapun tujuan khusus seleksi yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Untuk merebut karyawan pesaing, Artinya sengaja merekrut
karyawan dari organisasi lain. Hal ini dilakukan agar karyawan
organisasi pesaing pindah ke organisasinya dengan iming-iming
berbagai fasilitas yang menjanjikan lebih dari sebelumnya.
Namun cara ini dilakukan kurang baik dan jarang sukses,
karena pihak lain akan melakukan hal yang sama. Biasanya
organisasi melakukannya secara diam-diam.
2. Mencari karyawan yang sudah memiliki pengalaman, Artinya
organisasi sengaja mencari tenaga kerja yang khusus memiliki
pengalaman yang memadai sehingga organisasi, tidak perlu lagi
memberikan pelatihan. Keuntungan dari cara ini adalah
memperoleh karyawan yang sudah memiliki pengalaman dan
reputasi tertentu, sehingga mampu membantu organisasi untuk
menjalankan strateginya. Sedangkan kelernahan dari tujuan
Berikut ini jenis metode seleksi yang sering dilakukan oleh berbagai
organisasi yaitu.
G. TAHAPAN SELEKSI
A. INTRODUCTION
B. DEFINITION OF HR DEVELOPMENT
PURPOSE OF HR DEVELOPMENT
HR development has important and strategic goals in order to
support organizational effectiveness and performance. According to
Lawrence (2000) the purpose of developing human resources is to
encourage and accelerate the utilization of human resources through
clear and cohesive policies in the fields of education, training and
health as well as employment at all levels both on an organizational
The view of the process stages reflects that there are main stages
in the HR development process and each stage has important and
critical relationships to achieve the expected results. One of the
biggest professional problems faced by HRD practitioners is to
appreciate each of these stages. Kusy and Mattson in Swanson and
Holton III (2001) state a study of human resource development
which concludes that there are obstacles at the analysis and
evaluation stages (assessment). This is the most strategic stage in
the HR development process. Obstacles that interfere are not
visible because the relationship between each stage depends on
the stage of analysis in determining its direction and substance.
furthermore,
b. Step 2: Design
After the analysis, we have to make or design training and
what strategies we will provide according to the gaps that
we have obtained in the analysis stage. All strategies used
c. Step 3: Development
After getting the design and strategies needed, the next is
the development stage. We have to develop all kinds of
designs that have been designed, both in terms of
participants, materials, and instructors needed in the
training process. This is intended so that the results to be
achieved are more optimal. If there is no development
process, then the training will be static.
d. Step 4: Implementation
In the implementation phase we carry out the training
program and convey what has been designed for the
participants. Training implementation is the most critical
process for participants and training organizers. Problems
that often arise in the implementation of training and need
to be considered include credibility, personal experience,
problem learners, participation, questions, feedback,
facilities and media, opening and closing the training.
e. Step 5: Evaluation
After holding the training process which previously started
with analysis, design, development, and implementation,
then the next is the evaluation process. In the evaluation
stage we evaluate the training we have carried out. Are the
results as effective as we want or not. If so, we will design
better training for the next time. If not, then we must make
improvements or improvements to the training program.
1. Context of HR Development
The development function in the context of a host organization is
very broad which includes companies/corporations, businesses,
industries, government agencies or non-profit organizations both
small and large scale. The parent organization is a system with a
mission that drives goals and results. In an international context, the
main organization for human resource development is a country.
Strategic investment in developing human resources at the country
level covers the range from maintaining the high competitiveness of
the national workforce to alleviating poverty. The parent
organization is also a multinational/global organization operating in
various countries around the world. HR development can be viewed
as a functioning subsystem within a large system that aims to
promote, support and harmonize the main system.
2. Basic HR Development
Basic HR development is needed for HR development professionals
as a frame of reference in the implementation and decision making
of HR development. The following will briefly explain the basic
assumptions of human resource development, which serve as the
motivation and frame of reference for the HRD profession:
a. Organization is a man-made entity that depends on human
expertise in planning and achieving set goals. In this case it is
recognized that organizations are inherently changeable and
susceptible to change.
Gilley and Maycunich in Swanson and Holton III (2001) reveal the
following principles that guide HR development practice.
a. Integrates eclectic theoretical disciplines.
b. Based on the satisfaction and expectations of stakeholders.
c. Responsive and responsible.
d. Using evaluation as a continuous improvement process.
e. Designed to increase organizational effectiveness.
f. Depend on the relationship map to improve operational
efficiency.
g. Linked to strategic business goals and objectives, organization.
h. Based on partnership.
i. Results oriented.
j. Puts credibility first.
k. Utilize strategic plans to help organizations integrate vision,
mission, strategy and practice.
l. Depends on the analysis process to identify priorities.
m. Based on clear objectives and measures.
n. Promote diversity and fairness in the workplace.
3. HR Development Expertise
Swanson and Holton III (2001) state that human resource
development is a large skill/profession and works in a variety of
organizational areas. Therefore, it is sometimes difficult for various
1. Major Trends
To find out the organization's business environment, the 3 (three)
main trends that need to be considered are as follows.
a. Demographics, namely characteristics of the population/work
force, for example age, gender or social status. This may relate
to retirement benefits, insurance plans.
b. Diversity, namely variation in the population/work force, for
example ethnicity, gender and gender.
c. Qualifications and skills, namely high skill levels to meet the
needs of modern industry.
2. Individual Responses
To know how individuals respond to changes in the labor market, it
is necessary to understand.
a. Geographic distribution, i.e. how far do employees live from
the workplace? Long distances require transportation and
facilities as costs that must be incurred.
b. Position Structure, namely the norms and values of different
careers in the organization.
c. Generational Differences, namely age difference categories
of employees who have certain characteristics, for example
behavior and expectations of the organization.
4. Framework
Development is a framework for expanding human capital within an
organizational scope or in a new regional or national approach. HR
development is a combination of training and education, and in a
broader context covering health and employment policies, to ensure
continuous improvement and growth for both individuals and
organizations, as well as the utilization of national human resources.
5. Structure
Human resource development is a structure that enables individual
development, potentially meeting organizational needs and national
goals. Individual development will generate benefits for both
individual, organizational or national and citizens. Within the
corporate vision, the HR development framework views employees
as an asset to the company whose value will increase through
development. The focus of HR development is employee growth
and development.
6. Training
At the organizational level, a successful HR development program
will prepare individuals to perform jobs at a higher level. In this
sense, human resource development is a framework that focuses on
early-stage organizational competence, training, and further
development of employees through education, to meet the long-
term needs of the organization and individual career goals and the
value of current and future employees.
B. DEFINISI KINERJA
2. Faktor Kelompok
Faktor kelompok yang mempengaruhi kinerja meliputi norma
kelompok, tekanan kelompok, dan interaksi antar anggota
kelompok. Menurut (Robbins S. &., 2017), norma kelompok
dapat mempengaruhi perilaku individu dalam kelompok,
sedangkan kinerja individu dapat dipengaruhi oleh tekanan
kelompok baik positif ataupun negatif.
3. Faktor Organisasi
Faktor organisasi yang mempengaruhi kinerja termasuk struktur
organisasi, kebijakan dan prosedur, budaya organisasi,
kepemimpinan, dan sumber daya manusia. Menurut (Robbins S.
&., 2017), struktur organisasi yang efektif dapat meningkatkan
kinerja organisasi, sedangkan kebijakan dan prosedur yang jelas
dapat meningkatkan kinerja individu.
4. Faktor Tugas
Faktor tugas yang mempengaruhi kinerja meliputi kompleksitas
tugas, kejelasan tujuan tugas, dan autonomi dalam menjalankan
tugas. Menurut (Hackman & Oldham, 1980), tugas yang kompleks
dan memberikan otonomi pada karyawan dapat meningkatkan
motivasi dan kinerja karyawan.
5. Faktor Penghargaan
Faktor penghargaan yang mempengaruhi kinerja meliputi imbalan
finansial, pengakuan atas kinerja, kesempatan untuk berkembang,
dan keadilan dalam pengelolaan imbalan. Menurut (Lawler,
6. Faktor Komunikasi
Faktor komunikasi yang mempengaruhi produktivitas meliputi
efektivitas komunikasi antar pihak di kedua sisi masalah maupun
di antara anggota tim. Menurut (Baran & Davis, 2015),
komunikasi yang efektif dan baik dapat meningkatkan
produktivitas individu dan kelompok..
1. Meningkatkan produktivitas
Dengan memahami dan meningkatkan kinerja, karyawan dan
organisasi dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
pekerjaan mereka. Ini dapat menghasilkan lebih banyak hasil
dalam waktu yang lebih singkat dan membantu organisasi
mencapai tujuan bisnis mereka lebih cepat. .
2. Meningkatkan kualitas
Dengan meningkatkan kinerja, individu dan organisasi dapat
meningkatkan kualitas produk atau layanan yang mereka
hasilkan. Hal ini dapat memperkuat reputasi organisasi dan
membantu meningkatkan loyalitas pelanggan.
1. Evaluasi kinerja
Menurut (Milkovich & Boudreau, 2010), evaluasi kinerja
merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan berdasarkan tujuan dan standar kinerja yang telah
ditetapkan.
3. Balanced Scorecard
Metode ini (Kaplan & Norton, 1996), adalah jenis indikator
kinerja yang menghubungkan berbagai indikator kinerja yang
berbeda, seperti uang, orang, proses bisnis, pembelajaran dan
pengembangan, serta persuasi.
5. Penugasan khusus
Menurut (DeNisi & Pritchard, 2006), penugasan khusus
dilakukan dengan menugaskan tugas khusus kepada karyawan,
dan kemudian menilai kinerja mereka berdasarkan hasil yang
dicapai dalam penugasan tersebut.
6. Self-Assessment
Menurut (Sari & Sutedjo, 2019), self-assessment adalah metode
di mana karyawan mengevaluasi kinerja mereka sendiri.
Metode ini membantu karyawan mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan mereka, serta memperoleh umpan
balik yang berguna untuk meningkatkan kinerja.
7. Cost of Quality
Menurut (Crosby, 1979), Cost of Quality (COQ) merupakan
metode untuk mengukur biaya dari kualitas buruk dan biaya
yang dikeluarkan untuk memperbaiki kualitas tersebut.
8. Productivity Metrics
Menurut (Heizer & 2 Render, 2017), Productivity Metrics
adalah metode pengukuran kinerja yang mengukur tingkat
produktivitas dalam menghasilkan produk atau jasa.
F. STRATEGI KINERJA
1. Pengembangan Karyawan
Pengembangan karyawan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan personel dalam
implementasi tugas dan tanggung jawabnya. Ini dapat dilakukan
melalui pelatihan, pembelajaran mandiri, mentoring, dan
program pengembangan karir (Fachrurazi, et al., 2021; Harto,
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), 2022; Soepriyadi,
et al., 2022).
2. Peningkatan Motivasi
Peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan memberikan
pengakuan, imbalan, dan penghargaan yang sesuai atas kinerja
yang baik, menciptakan lingkungan kerja yang positif dan
mendukung, serta memberikan kesempatan untuk pertumbuhan
dan pengembangan.
4. Manajemen Kinerja
Proses yang dirancang untuk memantau, mengevaluasi, dan
meningkatkan kinerja karyawan. Ini dapat mencakup pengukuran
kinerja, umpan balik, perencanaan kinerja, dan pengembangan
kinerja.
6. Inovasi
Inovasi dapat membantu perusahaan meningkatkan kinerja
mereka dengan menciptakan produk, jasa, atau proses bisnis yang
baru atau ditingkatkan (Wakil, et al., 2022; Harto, 2019). Ini
dapat dilakukan melalui penelitian dan pengembangan,
kolaborasi dengan mitra strategis, dan mendorong ide-ide baru
dari karyawan.
A. PENGERTIAN KOMPENSASI
B. STRATEGI KOMPENSASI
C. PENDEKATAN KOMPENSASI
D. KLASIFIKASI KOMPENSASI
KOMPENSASI
TOTAL
E. KOMPENSASI FINANSIAL
b. Lingkungan kerja
1. Fasilitas yang baik
2. Lingkungan yang kondusif.
1. Produktivitas
Setiap organisasi selalu ingin meningkatkan keuntungannya.
Keuntungan tersebut dapat berupa material dan non material.
Oleh sebab itu organisasi harus aktif dalam memantau
produktivitas karyawan dan kontribusinya terhadap
keuntungan organisasi.
a. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan, umumnya akan
memberikan tingkat kompensasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karyawan lain yang memiliki pendidikan
lebih rendah.
b. Pengalaman
Pengalaman artinya jangka waktu dan keahlian seseorang
dalam bekerja. Pendapat ini dimaksudkan, dengan waktu kerja
yang lebih lama dan memiliki keahlian lebih akan memperoleh
jumlah kompensasi yang lebih tingi.
d. Jabatan
Perbedaan tingkat jabatan yang dimiliki karyawan akan
menentukan jumlah kompensasi yang akan diterima
karyawan.
e. Jenjang kepangkatan
Jenjang kepangkatan atau golongan juga menjadi faktor
pertimbangan untuk menambah kompensasi yang diterima
seseorang. Kenaikan kompensasi akan dihitung sesuai harga
per-satu tingkat jenjang kepangkatan.
f. Prestasi kerja
Kinerja merupakan prestasi kerja yang diperoleh seseorang
dalam jangka waktu tertentu. Prestasi kerja ini, apabila sesuai
atau melebihi aturan yang ditetapkan, maka karyawan akan
memperoleh kompensasi yang lebih tinggi.
Dengan adanya program kompensasi yang jelas, akan menjadi
pendorong bagi karyawan untuk bekerja lebih baik. Besarnya
kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya
ditentukan oleh tiga hal yaitu :
1. Harga atau nilai pekerjaan. Penilaian harga suatu jenis pekerjaan
merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam menentukan
besarnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan.
Penilaian harga pekerjaan harus dilakukan dengan dua cara yakni
:
a. Melakukan analisis jabatan atau analisis pekerjaan.
Berdasarkan analisis jabatan akan didapat informasi yang
berkaitan dengan : jenis keahlian yang dibutuhkan; tingkat
• Biaya Hidup.
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan
dengan besarnya biaya hidup (cost of living). Jika
kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup
minimal, maka yang terjadi adalah proses pemiskinan
bangsa.
• Kebijakan Pemerintah.
Dalam kaitannya dengan kompensasi, pemerintah
menentukan upah minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan
wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan
tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses
pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktek-
praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
A. MOTIVASI KERJA
Konsep diri sebagai suatu proses yang dinamis dan mampu untuk
mengubah merefleksikan dan mengatur perbuatan-perbuatan
individu dalam penyesuaian dan negoisasi tentang keadaan yang
beraneka ragam sosial dan lingkungan (Bruns).
Eksistensi Keamanan
Fisiologikal
B. ETOS KERJA
Etos kerja adalah sikap dan tingkah laku individu dalam bekerja yang
didasarkan pada norma, nilai, dan prinsip moral. Etos kerja sangat
penting karena mempengaruhi kualitas hasil kerja seseorang, serta
menjadi tolak ukur profesionalisme dan integritas seorang individu
dalam bekerja. Etos kerja juga dapat membantu menciptakan
lingkungan kerja yang positif dan kondusif.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang buruk akan menurunkan etos kerja para
karyawan. Sebaliknya, jika kita berada di bawah leadership yang
baik, maka eager untuk menumbuhkan etos kerja pun bisa
semakin meningkat.
4. Budaya organisasi
Setiap organisasi atau perusahaan umumnya memiliki nilai atau
value yang menjadi pedoman setiap karyawan saat bekerja.
Budaya organisasi yang kuat dan terintegrasi dengan nilai-nilai
etos kerja dapat meningkatkan etos kerja seseorang.
7. Jenjang karier
Siapa, sih, yang ingin merasakan karier stuck? Ketika masuk sebuah
perusahaan, salah satu benefit yang dicari seorang karyawan
2. Menghargai waktu
Sejalan dengan disiplin, orang-orang yang memiliki etos kerja
sangat menghargai waktu. Mereka biasanya enggan untuk
melakukan kegiatan yang kurang penting. Mungkin istilah “waktu
adalah uang” termasuk nilai yang mereka pegang.
3. Inisiatif
Ini merupakan poin yang cukup penting. Orang yang memiliki
etos kerja tidak akan ragu untuk mengemukakan pendapatnya
ketika memiliki sebuah ide. Mereka cenderung merasa kurang
puas ketika tidak ikut terlibat dalam sebuah aktivitas seperti team
project.
6. Attention to detail
Seseorang yang memiliki etos kerja tinggi dalam perusahaan
biasanya terbiasa untuk menyelesaikan pekerjaan secara detail.
Mereka yang memiliki kelebihan ini tentu tidak pernah
mengabaikan hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi hasil akhir
sebuah pekerjaan.
A. PENDAHULUAN
HR planning
Career Recruitment
Development Program
HR-
procurement
Training &
Selection
Development
Program
Program
Placement
Program
Pengadaan SDM
PEREKRUTAN
ANALISIS
PEKERJAAN,
PERENCANAAN SELEKSI
ANGKATAN
KERJA & SUKSESI
SASARAN
STRATEGIS &
KOMPETENSI
SDM
PELATIHAN,
PENGEMBANGA
KOMPENSASI N&
MANAJEMEN
PEMBELAJARAN
MANAJEMEN
KINERJA
JOB DESCRIPTION
(menjelaskan tugas
dan tanggung jawab
JOB ANALYSIS pemangku pekerjaan)
(menghasilkan
informasi yang JOB SPECIFICATION
diperlukan) (menjelaskan
kompetensi yang
dituntut dari
pemangku pekerjaan)
Make It A Keep In
Big Dea Touch
Train Your
Trust Your
Hiring
Gut
Managers
Look For
Different
Sources
MANAJEMEN
PROGRAM
& PENILAIAN PENEMPATAN
KINERJA
SDM
MENGELOLA
RETENSI &
KARIR
WORKAHO PERSONAL
LISM INITIATIVE
DELAPAN
JOB
FLOW KONSEP INVOLVEMENT
KETERLIBATAN
ORGANIZATION
POSITIVE
AL
AFECTIVITY
COMMITMENT
JOB
SATISFACTI
ON
A. PENDAHULUAN
Selain itu, bab ini juga akan membahas tentang berbagai teknik dan
strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas
kerja. Beberapa contoh teknik yang dapat digunakan antara lain:
manajemen waktu yang efektif, pengaturan lingkungan kerja yang
nyaman, penerapan sistem informasi dan teknologi yang membantu
pekerjaan, dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan
karyawan melalui pelatihan dan pendidikan.
B. PRODUKTIVITAS KERJA
2. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif akan membantu
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Ini termasuk faktor-
faktor seperti pencahayaan, suhu, kebisingan, dan kenyamanan
fisik lainnya.
4. Manajemen waktu
Manajemen waktu yang efektif dapat membantu memaksimalkan
produktivitas kerja karena karyawan dapat menyelesaikan tugas
dan tugas mereka dalam waktu yang tepat.
6. Kultur organisasi
Kultur organisasi yang positif dan memotivasi dapat membantu
meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan dukungan yang
diperlukan.
2. Teknologi
Menggunakan teknologi dan alat digital untuk mempermudah
dan mempercepat pekerjaan.
5. Kultur organisasi
Membangun budaya organisasi yang positif dan memotivasi
untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Efisiensi
Mengerjakan tugas dengan cara yang paling efisien dan cepat
sesuai dengan keterampilan dan pengetahuan individu.
3. Organisasi
Menjaga area kerja rapi dan teratur untuk mempermudah
menemukan informasi dan meminimalkan waktu yang terbuang.
4. Konsentrasi
Menjaga konsentrasi dan fokus selama melakukan tugas untuk
meningkatkan produktivitas dan hasil kerja.
5. Kelola waktu
Membuat rencana kerja dan mengelola waktu dengan baik untuk
memaksimalkan produktivitas.
6. Prioritas
Memprioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan pentingnya untuk
mencapai tujuan dengan efisien.
7. Keterampilan
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui pelatihan
dan pendidikan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
2. Waktu terbatas
Banyak individu dan perusahaan memiliki jadwal padat dan
terbatas waktu untuk menyelesaikan tugas.
4. Burnout
Beban kerja yang berlebihan dan stres dapat menyebabkan
individu dan karyawan merasa lelah dan tidak produktif.
2. Peningkatan hasil
Produktivitas kerja yang tinggi dapat meningkatkan hasil dan
menghasilkan lebih banyak produk atau jasa.
4. Meningkatkan keuntungan
Produktivitas kerja yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan dengan mempermudah proses bisnis dan mengurangi
biaya.
Job Satisfaction atau kepuasan kerja ialah hasil dari sejauh mana
harapan atau tujuan seseorang telah terpenuhi oleh pekerjaannya.
Kerika karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, mereka
cederung merasa lebih positif terhadap perusahaannya, membangun
kepercayaan diri, dan merasa lebih produktif ditempat kerja.
Sebaliknya, ketika karyawan tidak merasa puas dengan pekerjannya,
mereka cenderung merasa stress, kurang termotivasi dan juga
mungkin mencari pekerjaan lain.
2. Teori Kontingensi
Teori kontingensi mengamsusikan bahwa tidak ada satu metode
manajemen sumber daya manusia (SDM) yang tepat untuk semua
situasi. Sebaliknya, suatu pendekatan manajemen atau gaya
kepemimpinan yang efektif tergantung pada faktor-faktor
kontekstual yang mempengaruhi situasi tertentu. Metode
manajemen SDM harus disesuaikan dengan karakteristik
organisasi, lingkungan dan kondisi pasar kerja yang berbeda.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku mengamsusikan bahwa perlikau atau sikap dari
karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti motivasi,
kebutuhan dan sikap. Human Resource Management (HRM)
wajib memperhatikan faktor – faktor ini untuk mempengaruhi
perilaku karyawan serta mencapai tujuan organisasi. Teori
perilaku adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk
mempelajari perilaku manusia, termasuk bagaimana perilaku
dipengaruhi oleh faktor-faktor internai dan eksternal. Berikut ini
ialah contoh teori perilaku :
a. Teori Klasik
Teori kalasik memungkinkan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan juga stimulus
eksternal yang muncul dilungkungan sekitar. Contohnya
peneparan ialah pemakaian randangan kondisional untuk
dapat menghasilakn respon tertentu.
b. Teori Operant
Teori operant adalah teori yang mengemukakan bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh konsekuensi dari Tindakan
mereka. Jika Tindakan tersebut diikuti oleh konsekuensi
posisith, maka perilaku tersebut cenderung diulangi dan jika
diikuti oleh konsekuensi negative, maka perilaku tersebut
cenderung dihindari.
c. Teori Belajar
d. Teori Kognitif
Teori kognitif mengemukakan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh proses kognitif, termasuk persepsi,
pengambilan keputusan dan juga motivasi. Teori ini
menekankan bahwa perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor – faktor ekternal, tetapi juga oleh bagaimana
seseorang memandang serta memproses informasi.
e. Teori Ekologi
Teori ekologi manusia mengemukakan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh interaksi antara individu serta
lingkungan fisik dan sosial mereka. Teori ini menekankan
bahwa perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor –
faktor internal atau eksternal, tetapi juga oleh faktor – faktor
lingkungan seperti kebijakan public, budaya, dan sumber daya
yang tersedia.
5. Teori Kritis
Teori Kritis memandang pendekatan yang berbeda dalam
memandang manajemen sumber daya manusia, namun tujuannya
adalah untuk membantu organisasi mengelola karyawan dengan
cara yang efektif dan mencapai tujuan organisasi dengan optimal.
Teori kritis adalah pendekatan interdisipliner dalam ilmu sosial
yang mencoba untuk mengungkapan dalam memahami kekuatan
dan struktur sosial yang menghasilakn ketidakadilan dan
ketimpangan sosial, politik dan ekonomi. Berikut ini ialah
beberapa contoh teori kritis :
1. Teori Kritis Marxis (Marxist Critical Theory)
Teori kritis marxis atau marxist critical theory berfokus pada
studi hubungan antara kelas dan eksploitasi, dan bagaimana
struktur sosial politik dapat dilihat sebagai konsekuensi dari
pertentangan antara kelas tersebut. Teori kritis marxis juga
menyoroti dampak kapitalisme pada masyarakat dan
2. Pengembangan Karir
Karyawan yang merasa bahwa pekerjaannya memberikan
kesempatan untuk belajar serta berkembang biasanya lebih puas
dengan pekerjaanya.
6. Fleksibilitas
Karyawan yang memiliki fleksibilitas dalam waktu kerja, seperti
jadwal kerja yang fleksibel atau dapat melakukan pekerjaan dari
rumah, cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaannya.
A. PENDAHULUAN
1. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja tidak diharapkan oleh siapapun, baik oleh
tenaga kerja, pengusaha atau pun perusahaan. Hal ini tidak
diinginkan karena kerugian yang diperoleh bukan hanya kerugian
materiil saja namun bisa saja mengakibatkan luka, cacat hingga
hilangnya nyawa seseorang yang tentunya akan berdampak pada
menurunnya kepercayaan konsumen pada perusahaan. Menurut
(Aprilliani et al., 2022) bahwa kecelakaan kerja adalah kejadian
yang tidak diharapkan dan tidak diduga, tidak ada unsur
kesengajaan dalam peristiwa tersebut apalagi direncanakan.
b. Meningkatnya produktivitas
Suasana aman dan nyaman dengan diterapkannya Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
meningkatkan produktivitas krayawan. Dalam penelitiannya
(Wahyuni et al., 2018) mengatakan bahwa implementasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Hal
yang sama disimpulkan oleh (Hidayatullah & Tjahjawati, 2017)
dan (Rosento et al., 2021) dalam penelitiannya.
A. PENDAHULUAN
Maka dari itu iklim organisasi baik secara internal maupun eksternal
dapat membentuk karakter sumber daya manusia mengarah kepada
setiap orang mempunyai kemampuan baik dari segi keilmuan yaitu
meningkatkan kemampuan mereka, dan meningkatkan performa
mereka melalui keterampilan, keahlian dan pribadi yang ingin lebih
sukses dalam mengembangkan pribadinya. Kompetensi individu
dipengaruhi oleh iklim organisasi terlihat pada; a). job description
C. PENGERTIAN KOMPETENSI
4. Wibowo (2011:324)
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi juga
menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang
dimuliki dan dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan
mereka untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka
secara efektif dan meningkatkan standar kualitas professional
dalam pekerjaan mereka.
7. Sedarmayanti (2011:125)
Kompetensi mencakup berbagai faktor tenis dan non teknis,
kepribadian dan tingkah laku, soft skills dan hard skills.
Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecakapan,
keterampilan, kemampuan, atau atribut/ karakteristik seseorang
yang membuatnya berhasil dalam pekerjaan.
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan informasi yang digunakan orang dalam
usaha membedakan bidang pekerjaan tertentu. Pengetahuan lahir
melalui proses dua tingkat (Darsono dan Siswandoko, 2011:92), yaitu
tingkat sensasi dan tingkat rasio. Pengetahuan tingkat sensasi
(sensasional) adalah pengetahuan yang langsung ditangkap oleh
kemampuan indera manusia secara apa adanya dari praktek.
Pengetahuan itu bersifat parsial namun menjadi bahan baku untuk
menyiapkan pengetahuan rasional (rasio). Pengetahuan rasional
ialah pengetahuan hasil penangkapan indera terhadap kondisi
obyektif, hasil penelitian, hasil perenungan, dan hasil penyimpulan
dari pengetahuan sensasional. Pengetahuan sensasional akan menjadi
berguna bagi ilmu pengetahuan jika ditingkatkan menjadi
pengetahuan rasional.
2. Keterampilan (Skills)
Dalam bidang pekerjaan tidak semua orang memiliki kemampuan
yang sama dalam menangani pekerjaan dan menghadapi situasi. Ada
orang yang cepat tanggap dan terampil serta mampu mengambil
suatu keputusan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sebaliknya ada
juga mereka yang lambat dan tidak terampil untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan tepat waktu. Maka dari itu keterampilan(skills)
selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan dan
penyelesaian suatu masalah.
Keterampilan (Skills) terbagi dua, soft skills dan hard skills. Soft skills
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kepribadian
seseorang yang bersifat subjektif dan mempunyai ciri tersendiri dalam
3. Kecakapan (Ability)
Menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin komptetitif,
dibutuhkan kemampuan dan keterampilan yaitu berupa bakat yang
melekat dan dapat dikembangkan, dipelajari, diasah atau diperbaiki
dan juga dapat diperbaharui guna meningkatkan kompetensi dan
kecakapannya yang akan mendorong individu untuk bertindak dan
berperilaku.
4. Kepribadian (Personality)
Organisasi merupakan wadah bagi orang-orang untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mengembangkan karir mereka. Setiap karyawan
yang masuk ke dalam organisasi tersebut tentunya tidak serta merta
mempunyai keahlian. Tanggung jawab organisasi adalah merubah
diri pribadi pekerja menjadi karyawan yang memiliki kinerja tinggi
guna menambah nilai ekonomi dan mampu bersaing di pasar
industri. Tanggung jawab ini tentunya tidaklah mudah, karena
merubah perilaku seseorang akan berhasil apabila orang tersebut
termotivasi untuk merubah perilakunya.
E. MOTIVASI KERJA
Pola kerja saat ini bukan hanya memberi rangsangan berupa upah,
akan tetapi lebih dari itu adalah memberikan penghargaan, sikap
adil, adanya kesempatan, kepercayaan, dan suasana yang kondusif
akan mendatangkan kepuasan kerja karyawan, tentunya akan
mendorong gairah kerja dan memacu produktivitas yang tinggi, tidak
lagi berupa ‘perintah dan kendali’ melainkan ‘nasehat dan
persetujuan’. Membangun motivasi haruslah dapat memastikan
bahwa lingkungan dimana pekerja berada memenuhi sejumlah
kebutuhan mereka.
Dewasa ini banyak hal yang disadari oleh semakin majemuk pihak
yang menyatakan bahwa pada saat menjalankan rota sebuah
organisasi, manusia ialah komponen yang paling penting, berkaitan
dengan hal tersebut di atas maka pemeliharaan karyawan dalam satu
organisasi yang dilakukan secara berkesinambungan akan dapat
memaksimalkan fungsi karyawan di dalam organisasi tersebut.
1. Komunikasi
Komunikasi ialah prosedur penyampian informasi yang didalamnya
terdapat bentuk dari ide atau informasi yang dikemukakan oleh
seseorang kepada orang lain. Pada saat menyampaikan ide tersebut
komunikasi sangat dibutuhkan. Komunikasi memiliki fungsi sebagai
instructive, informative, influencing, serta ecaluative. Komunikasi
pula dinamakan efektif bila pada informasi yang diungkapkan
menggunakan Bahasa singkat, jelas, mudah dimengerti, serta
diterapkan dengan tujuan komunikator. Dari sebuah komunikasi
2. Insentif
Menurut Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya
Manusia”, insentif ialah suatu daya peransang yang diterima oleh
tenaga kerja terpilih yang didasari atas prestasi kerja yang dimiliki
supaya tenaga kerja tersebut terdorong dalam meningkatkan
produktivitas kinerjanya (Hasibuan, Melayu, 2019). Berikut ini ialah
ragam insentif dalam buku Melayu Hasibuan terbagi atas dua yaitu:
- Insentif positif ialah suatu daya peransang dengan membagikan
sebuah reward baik berupa materi ataupun non materi kepada
tenaga kerja yang memiliki suatu prestasi kerja di atas prestasi
tenaga kerja yang lain.
E. PROGRAM KESEJAHTERAAN
6. Tujuan Kesejahteraan
Pemberian kemakmuran mempunyai tujuan untuk menyokong
supaya tercapinya tujuan sebuah perusahaan, tenaga kerja serta
7. Jenis-Jenis Kesejahteraan
Beraneka ragam kesejahteraan yang diberikan ialah sebuah finansial
serta nonfinansial yang mempunyai tipe eknomis, dan juga
memberikan fasilitas serta pelayanan. Berbagai ragam kesejahteraab
akan dapat diberikan wajib selektif serta efektif menyokong
tercapainya visi dari perusahaan, tenaga kerja dan juga keluarganya.
Maka, yang menentukan ragam kesejahteraan wajib berhati – hati,
bukan menggunakan emosi atau acak dalam memberi saja.
Fasilitas:
• Mushala/Tempat Ibadah
• tempat makan
• centra olahraga
• pusat kesenian
• promosi pendidikan
• cuti
• koprasi/toko
• izin
Pelayanan :
• Tempat kesehatan
• jemputan karyawan
• penitipan anak
• pendamping hukum
• konsultan keuangan
• jaminan
• kredit rumah
2. Peraturan Pemerintah
“Sesuai dengan undang – undang yang berlaku yang diaman
mengatur asas keamanan serta keselamatan kerja yang tertian
pada UU No.1 Tahun 1970 yang termuat dalam lembaran
Negara No.1 Tahun 1970 yang menyatakan bahwa Suatu
Perusahaan bertujuan agar produknya dapat digunakan atau
dipakai oleh masyarakat”.
3. Ekonomi
Laba rugi didalam melakukan pendayagunaan keamanan serta
keselamatan merupakan sebuah kerja penyokong terkuat
didalam sebuah perusahaan. Hal ini dapat dimengerti, bahwa
pada suatu perusahaan didalam aktivitasnya akan selalu aktif
terdapat pergerakan menurut pertimbangan-pertimbagan
ekonomis. Dengan adanya penerapan dalam pendayagunaan
oleh perusahaan malan perusahaan tersebut wajib
mengeluarkan biaya yang lumayan banyak. Tetapi biaya yang
perlu dikeluarkan akan menjadi lebih besar jika terjadi
kecelakaan kerja yang dialami oleh tenga kerja. Dari karen hal
tersebut, sebuah perusahaan yang akan melaksankan
pendayagunaan keaman serta keselamatan dalam bekerja
dapat berhemat hal tersebut karena biaya dalam pemulihan
akibat kecelakaan berkerja dapat dipankas.
Andika Rindi, dkk. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Persaingan Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Melalui Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening Pada Pegawai Universitas Pembangunan Panca
Budimedan. Jurnal Manajemen Tools, 11(1), 189–204.
Baykal, E. (2020). Digital Era and New Method for Employee Recruitment.
Dalam U. Hacioglu, Handbook of Research on Strategic Fit and
Design in Business Ecosystems (hal. 412-430). Hershey PA: IGI Global.
Brewster, C., Morley, B., Michael, & Ilona. (2010). The reality of human
resource management in Central and Eastern Europe. Baltic Journal
of Management.
Dhini Rama Dhania. (2010). Pengaruh Stres Kerja , Beban Kerja Terhadap
Kepuasan( Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus ). Jurnal
Psikologi Universitas Muria Kudus, I(1), 15–23.
Drucker, P. (1967). The Effective Executive. New York: Harper & Row.
Fahmi, Irham, 2014. Perilaku Organisasi. Teori, Aplikasi dan Kasus. Alfabeta.
Jakarta.
Fauzi, A. A., Harto, B., Mulyanto, Dulame, I. M., Pramuditha, P., Sudipa, I.
G., . . . Wulandari, R. (2023). Pemanfaatan Teknologi Informasi Di
Berbagai Sektor Pada Masa Society 5.0. Jambi: PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
Fuad, Noor & Ahmad, Gofur. (2009). Integrated HRD Human Resources
Development. Jakarta: Grasindo.
Griffin, R., & Ebert, R. (2003). Business Essentials. New Jersey: Pearson.
Hargreaves, Pat & Jarvis, Peter. (2000). The Human Resource Development
Handbook. London: Kogan Page.
Hartley, D. E. (1999) Job Analysis at the Speed of Reality. First edit. HRD
Press, Inc.
Harto, B., LN, S. Y., Rukmana, A. Y., Komalasari, R., & Dwijayanti, A.
(2022). Bibliometric Analysis of Transforming Leadership Education
with Artificial Intelligence. The 1ST Workshop on Writing Scientific
Article for International Publication Indexed by Scopus (hal. 385-
390). Sciendo.
Ichsan, R. N., Nasution, L., & Sinaga, S. (2021). Bahan Ajar Manajemen
Sumber Daya Manusia (p. 166). p. 166. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=p1MXEAAAQBAJ
&oi=fnd&pg=PA1&dq=Manajemen+Sumber+Daya+Manusia,+He
nry+Simamora&ots=xewYCTaiJG&sig=A2fFO8xw3Iczc3gfSX-
KndI61aQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Manajemen Sumber Daya
Manusia%2C Henry Simamora&f=false
Juran, J., & Godfrey, A. (1998). Juran's Quality Handbook. New York:
McGraw-Hill.
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Edisi
1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Knox, S., & Freeman, C. (2006). Measuring and Managing Employer Brand
Image in the Service Industry. Journal of Marketing Management.
Kristant, D., Charviandi, A., Juliawati, P., Harto, B., Astuti, T., Ginting, N.,
. . . Manap, A. (2023). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jambi:
Eureka Media Aksara.
Kumbhare, B., Adbaile, A., Rasekar, P., Raut, S., & Kapse, S. (2022). A
Review on Productivity Improvement in Manufacturing Processes.
International Journal of Scientific Research in Engineering and
Management (IJSREM), 1-11.
Muliyati, Mayasari, N., Megaster, T., Fauzan, R., S, N. L., Susanti, I., . . .
Simarmata, N. (2022). Manajemen Sumber Daya Manusia di Era 4.0.
Padang: Global Eksekutif Teknologi.
Noe, R., Hollenbeck, J., Gerhart, B., & Wright, P. (2013). Human Resource
Management: Gaining a Competitive Advantage. New York:
McGraw-Hill Education.
Pramuditha, P., Harto, B., & Parlina, L. (2022). Arti Penting Kualitas
Kehidupan Kerja Dan Etos Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja
Karyawan. ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis (e-Journal), 8(2),
265-270.
Prasetya, A. I., Cahyo, A. D., & Atiqatul, M. (2018). Metode Dan Prosedur
Pelaksanaan Rekrutmen Seleksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.
Rosento, R., Yulistria, R., Handayani, E. P., & Nursanty, S. (2021). Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan. Jurnal Swabumi, 9(2), 154–165.
Sari, N. N., & Sutedjo, A. (2019). The Effect of Self Assessment on Employee
Performance. European Journal of Business and Management
Research, 4(4), 28-33.
Soepriyadi, I., Ristiyana, R., Harto, B., Widiati, E., Hidayati, U.,
Muhammad, K., . . . Sigalingging, L. (2022). Pengantar Manajemen
Sumber Daya Manusia. Padang: Global Eksekutif Teknologi.
Soepriyadi, I., Ristiyana, R., Harto, B., Widiati, E., Hidayati, U., Levyda, . .
. Sigalingging, L. (2022). Pengantar Manajemen Sumber Daya
Manusia. Padang : Global Eksekutif Teknologi.
Stern, J. M., & Shiely, S. W. (2003). The EVA challenge: implementing value-
added change in an organization. John Wiley & Sons.
Sudirman, S., Ohoiledwarin, G. P., Yuliana, R., Arta, D. N. C., & Hartanto,
H. (2023). EFFECT OF COMPETENCE AND DISCIPLINE ON
EMPLOYEE PERFORMANCE AT THE EDUCATION OFFICE. Journal
of Innovation Research and Knowledge, 2(9), 3589–3594.
Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Buku Seru,
Jakarta.
Suriadi, Jasiyah, R., Agustini, I. S., Karyasa, T. B., Munawaroh, Puspita, M.,
. . . Dyanasar. (2021). Buku Ajar Manajemen Sumber Daya Manusia.
Syarief, F., Kurniawan, A., Widodo, Z. D., Nugroho, H., & Rimayanti.
(2022). Manajemen Sumber Daya Manusia (K. P. Utomo (ed.);
Pertama). Widina Bhakti Persada bandung.
www.penerbitwidina.com
Titien Agustina, S. B., Sianipar, M. Y., Widati, E., Saputra, M., Susanti, N., &
Harto, B. (2022). Business Sustainability: Concepts, Strategies and
Implementation. Bandung: Media Sains Indonesia.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani S., 2011. Manajemen Sumber Daya untuk
Perusahaan: Teori ke Praktik. PT. RajaGrasindo Persada. Jakarta.
Victor H. Vroom. Work and Motivation, (New York : John Wiley & Son,
Inc., 1964), dikutip tidak langsung oleh Malayu S.P. Hasibuan.
Organisasi dan Motivasi,.(Jakarta : Bumu Aksara, 2007),
Wakil, A., Cahyani, R. R., Harto, B., Latif, A. S., Hidayatullah, D.,
Simanjuntak, P., . . . Sihombing, F. A. (2022). Transformasi Digital
Dalam Dunia Bisnis. Padang: Global Eksekutif Teknologi.
Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166
Kota Jambi 36129
Tel +6282177858344
Email: sonpediapublishing@gmail.com
Website: www.sonpedia.com