Professional Documents
Culture Documents
Rangkuman Modul 2 SP - Siti Habibah (858682996)
Rangkuman Modul 2 SP - Siti Habibah (858682996)
NIM : 858682996
Semester : V (Lima)
BPUBJJ : Surabaya / Sampang
Tugas : Strategi Pembelajaran di SD ( Merangkum modul 2 )
B. HAKIKAT BELAJAR
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau
persoalan, menyimak dan latihan. Proses intereraksi lingkungan yang dimaksud nara sumber, teman, guru, situasi dan kondisi nyata.
4 pilar belajar learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.
Learning to know artinya belajar untuk mengetahui ; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat
mengantarkn siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat ; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat.
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama ; yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama
atau hidup dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar menjadi ; yang menjadi target dalam belajar adalah menantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi,
bakat, minat, dan kemampuannya.
KEGIATAN BELAJAR 2
A. KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Belajar merupakan suatu kegiatan pemprosesan kognitif, keterampilan, dan sikap.
a. Teori belajar
4 teori belajar di SD
1) Teori belajar disiplin mental (pengembangan dari kemampuan, kekuatan, dan potensi-potensi yang dimiliki siswa) contoh : siswa jangan takut salah ketika
menjawab soal di papan tulis.
2) Teori belajar asosiasi (
3) Teori insight
4) Teori belajar gestalt
b. Tipe belajar
8 Tipe yang di kemukakan Gegne (1970) yaitu sebagai berikut :
1. Signal Learning (belajar melalui isyarat) merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk prilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap
tertentu, tetapi respon yang di timbulkan dapat brsifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
2. Stimulus respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas). Merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk prilaku melalui pengkondisian
stimulus untuk menghasilkan suatu tindak balas (respons).
3. Chaining Learning (belajar melalui perangkaian) merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui beberapa stimulus atau respons (S-R)
yang berangkai dalam bahasa. Contohnya : menyimpan tas, ganti baju.
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal) merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk prilaku melalui perkaitan verbal.
5. Discrimination Learning (belajar melalui membeda-bedakan) tipe belajar yang dapat membntuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek yang abstrak
maupun konkret.
6. Concept Learning (belajar melalui konsep) merupakan tipe belajar yang dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap suatu benda, peristiwa,
kategori, golongan, dan suatu kelompok.
7. Rule Learning (belajar melalui aturan aturan) merupakan tipe belajar yang dapat membentuk prilaku melalui aturan.
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah) merupakan tipe belajar yang dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
c. Hasil belajar
hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar.
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Esensi proses pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret yaitu suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk
membelajarkan siswa yang berkenaan dengan fakta dan kejadian sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus)
yang telah dikembangkan oleh guru.
B. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Esensi proses pembelajaran kelas tinggi ( kelas 4,5,6). Sekolah dasar adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk
membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan,
melipat, dan membagi).
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi sekolah dasar, di ataranya ; Tanya jawab, latihan, atau drill, belajar
kelompok, observasi atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah, dan diskaveri. Di kelas tinggi, siswa dapat di bombing dengan menggunakan pembelajaran
kontruktivis, artinya siswa di bombing untuk mencari, menemukan, menggolongkan, menyusun, melakukan, mengkaji, dan menyimp4lkan sendiri atau
berkelompok tentang substansi yang di pelajariya.