You are on page 1of 9

BAB III

HAKIKAT MODEL DAN STRATEGI


PEMBELAJARAN GEOGRAFI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Dalam Bab III ini akan dijelaskan perbedaan antara model, strategi, pendekatan, metode, teknik dan
taktik pembelajaran. Dengan memahami perbedaan dan fokus masing-masing istilah tersebut diharapkan
pembaca dalam menentukan pilihan yang tepat ketika merancang suatu perencanaan pembelajaran.

Relevansi
Uraian materi di dalam bab ini sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat
mata kuliah (Goals). Pemahaman yang baik oleh guru akan membantu mereka untuk dapat memilih
model/strategi/metode/pendekatan/teknik pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik
materi/mata pelajaran serta kondisi siswa.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Membedakan antara model, strategi, pendekatan, metode, teknik dan taktik pembelajaran.
b. Menganalisis model, strategi, pendekatan, metode, teknik dan taktik pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran Geografi.

PENYAJIAN MATERI
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) model
pembelajaran, 2) pendekatan pembelajaran, (3) strategi pembelajaran, (4) metode pembelajaran, (5)
teknik pembelajaran, (6) taktik pembelajaran. Tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemampuan guru dalam memilih model, strategi,
pendekatan, metode, teknik dan taktik pembelajaran yang tepat. Agar istilah-istilah tersebut tidak
tercampur baur dan mengalami „interexchanging” maka berikut diuraikan satu per satu.

1. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan dan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Karena masih dalam bentuk pola maka dalam suatu model
pembelajaran berisi sketsa umum pembelajaran yang nantinya akan diturunkan dalam aktivitas-aktivitas
spesifik dalam bentuk metode dan teknik pembelajaran. Menurut Hanafiah (2009), Model pembelajaran
merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara
adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik
dan gaya belajar guru.

1
Joyce dalam Trianto (2011) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran juga bisa didefinsikan sebagai suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Suprijono (2009), Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dan
merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arend model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran. Model pembelajaran dapat didefenisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Trianto
(2010) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dan
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan peran guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.
Gunter et al (1990) mendefinisikan an instructional model is a step-by-step procedure that leads to
specific learning outcomes. Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran
cenderung deskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An instructional strategy
is a method for delivering instruction that is intended to help students achieve a learning objective
(Burden & Byrd, 1999). Kemudian, pendapat Arends (1997) mengatakan bahwa “the term teaching model
refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment and
management system”. Artinya, istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar, perangkat pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah:
a. Rasional teoretik yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya
b. Landasan pemikiran tentang apa bagaimana siswa belajar
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model dapat dilaksanakan dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

Sebelum menentukan Model Pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya yaitu :
a. Pertimbangan terhadap tujuan yang ingin dicapai
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa
d. Pertimbangan lainnya yang bersifat non teknis

2
Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran
memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil (1980), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional
pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3)
principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan
merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant
effects).
Model adalah suatu yang menggambarkan adanya pola berfikir. Sebuah model biasanya
menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya
untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari
variabel-variabel yang terdapat dalam teori tersebut (Pribadi, 2011:86). Model pembelajaran bisa
dikatakan juga sebagai disain atau pedoman pembelajaran yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran dan digunakan sebagai pedoman pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai penilaian pembelajaran. Bell (1981:222) menyatakan “a
teaching/learning model is a generalized instructional process which may be used for many different
topic in a variety of subject”.
Joyce (1992) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai petunjuk/pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, termasuk
pembelajaran tutorial, untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran, kurikulum. Model
pembelajaran juga mengacu kepada pendekatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan manajemen
kelas (Arends:1997).
Terkait dengan Model Pembelajaran, Joyce, Weil dan Shower (1992:13-16) menyatakan bahwa
suatu model pembelajaran dapat dianalisis sesuai dengan empat konsep inti operasional model
pembelajaran tersebut yaitu; 1) sintaksis, yaitu urutan aktivitas mengajar dan belajar, 2) sistem sosial,
peran guru dan hubungan siswa dengan guru, 3) prinsip reaksi, cara guru memandang dan merespons
siswa terhadap apa yang dilakukan, 4) sistem pendukung, persyaratan dan dukungan apa yang diperlukan
di luar fasilitas teknis. Pada penjelasan berikutnya, Joyce and Weil (1996) menjelaskan bahwa ada
komponen lain model pembelajaran yaitu; 5) tujuan dan asumsi, 6) dampak pembelajaran dan dampak
pengiring pembelajaran.

Selanjutnya, Joyce dan Weil (1992) menjelaskan bahwa salah satu strategi pembelajaran, model
pembelajaran (models of teaching) dapat dikelompokkan menjadi empat rumpun yaitu; 1) rumpun sosial,
2) rumpun proses informasi, 3) rumpun personal, 4) rumpun sistem perilaku.
a. Rumpun sosial, model pembelajaran rumpun sosial ini didasarkan kepada sifat-sifat manusia yang
mengambil bentuk mulai dari yang sangat sederhana yaitu proses mengatur siswa untuk bekerja
bersama-sama secara demokratis dalam upaya melakukan analisis terhadap masalah-masalah sosial
dan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan di suatu lingkungan. Bentuk kerja sama antar siswa,
misalnya membantu satu sama lain dalam memahami tugas-tugas sosial yang disampaikan kepada
mereka. Manfaat dari rumpun sosial ini adalah para siswa dapat bekerja sama memperoleh
pengetahuann dan membentuk konsep-konsep serta membangun hipotesis-hipotesis. Kerja sama
yang positif akan mempengaruhi hasil secara akademik, perkembangan sosial dan mereka dapat
membangun konsep diri, khususnya menghargai kemampuan diri sendiri.

3
b. Rumpun proses informasi yaitu bagaimana proses mencari informasi, mengatur atau
mengorganisasi informasi-informasi tersebut, membangun hipotesis dan menerapkan hal-hal yang
dipelajari dalam kegiatan-kegiatan yang lebih mandiri.
c. Rumpun personal yaitu bagaimana seorang fasilitator menggunakan teknik yang bersifat non
direktif atau tidak langsung, dengan menggali informasi dari siswa mengenai dunia sekitarnya.
Tekanan dilakukan untuk membantu siswa memahami dirinya sendiri, apa yang diceritakan,
tanggung jawab yang harus dipikul dan arah hidupnya. Suasana yang diciptakan dalam rumpun
personal ini adalah kesejajaran antara siswa dan fasilitator yang sama-sama dalam proses menjadi
manusia. Salah satu aspek yang dikembangkan dalam rumpun personal adalah konsep diri, yaitu
bagaimana gambaran tentang diri seseorang baik jasmani maupun rohaninya serta kemampuan
sosial, stabilitas emosi dan kemampuan lain. Diharapkan dengan konsep diri yang positif,
seseorang menjadi lebih realistis terhadap keadaan dirinya.
d. Rumpun Perilaku yaitu rumpun yang dimotori oleh Skinner yang berakar pada aliran behavioristik.
Rumpun model perilaku direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan dengan
teori pembelajaran. Aktivitas mengajar harus ditujukan pada timbulnya dan atau berubahnya
perilaku siswa ke arah yang sejalan dengan harapan.

Model pembelajaran akan terlihat jika pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan
Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan
istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

4
Gambar 5. Model Strategi Pembelajaran
Sumber : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau
calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk
kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menemukan
sumber-sumber literaturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori
dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana
dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan
mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

Strategi Pembelajaran
Secara umum, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yang dapat
membedakan fasilitas atau bantuan kepada pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something”. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target)
yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.

5
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya
(2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,
bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)
exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara
strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih
konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode
adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Strategi pembelajaran merupakan komponen penting dalam system pembelajaran. Strategi
pembelajaran terkait dengan bagaimana materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan
materi pebelajaran tersebut, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat digunakan untuk mendapatkan
umpan balik pembelajaran. Namun, strategi pembelajaran yang menjadi sorotan decade terakhir adalah
bagaimana guru dapat merancang strategi itu agar para siswa dapat menikmati pembelajaran dengan
menyenangkan. Karena otak berfikir hanya mampu berfungsi secara optimal, jika stimulus dari luar
lingkungan (terutama guru) sangat menyenangkan. Uraian berikut diawali dengan strategi pembelajaran,
kemudian dilanjutkan dengan informasi tentang strategi pembelajaran menyenangkan. (Darmansyah,
2010:17).
Strategi Pembelajaran, menurut Romiszowski (1981: 292) dirinci ke dalam strategi pembelajaran,
rencana pembelajaran, taktik pembelajaran, dan latihan-latihan pembelajaran, yang keempat-empatnya
dianggap sebagai empat tingkatan metode pembelajaran.

Pendekatan Pembelajaran
Mulyasa (2006) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada

6
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi,
metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) sumbang saran; (8) debat, (9) simposium, dan
sebagainya

Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong
aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.
Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada
kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Taktik Pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of
humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,

7
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih
banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).

Rangkuman
a. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar, perangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
c. Pendekatan Pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
d. Metode metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
e. Teknik Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
f. Taktik merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu
yang sifatnya individual.
Daftar Rujukan
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Arends, R. I. 1998. Learning to teach.Singapore: Mc Graw-Hill book Company.

Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching.New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung:
FPTK-IKIP Bandung

8
Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta. Kalam Mulia

Rusman. 2012. Model Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali
Pers

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran.Jakarta : Bina Aksara

You might also like