You are on page 1of 10

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS

Relevansi Tumbuhan dan Hewan yang digunakan dalam Upacara


Yadnya Otonan dengan Materi IPA SMP/MTs

Nindya Oktaviani1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan


Nindyaoktaviani30@undiksha.ac.id menjelaskan (1) jenis tumbuhan yang digunakan sebagai sarana dalam
pelaksanaan Upacara Otonan, (2) jenis hewan yang digunakan sebagai
I Wayan Subagia2 sarana dalam pelaksanaan Upacara Otonan (3) relevansi tumbuhan dan
Wayan.subagia@undiksha.ac.id hewan yang digunakan dalam upacara Otonan dengan materi IPA
SMP/MTs. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan
Luh Mitha Priyanka3 pendekatan studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data
Luh.mitha@undiksha.ac.id dilakukan dengan observasi serta diperkuat dengan metode wawancara
dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik
analisis kualitatif deskriptif berupa kata-kata. Hasil penelitian diperoleh
bahwa jenis tumbuhan bahan upakara pada pelaksanaan upacara
Otonan ditemukan 39 jenis tumbuhan yang berasal dari 25 famili dan
hewan yang ditemukan dalam upacara Otonan terdiri dari 5 spesies
yang berasal dari famili yang berbeda. Tumbuhan dan hewan yang
digunakan sebagai sarana upakara pada pelaksanaan Upacara Otonan
memiliki relevansi terhadap materi IPA SMP kelas VII Semester I materi
Klasifikasi Makhluk Hidup, dan kelas IX Semester I Kurikulum 2013
materi Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan.

Kata Kunci: relevansi, tumbuhan dan hewan, upacara Otonan, materi


IPA SMP/MTs

1
Universitas Pendidikan Ganesha Abstract: This research aimed at describe and explain (1) the types of
2
Universitas Pendidikan Ganesha plants were used as a means of carrying out the Otonan ceremony, (2)
3
Universitas Pendidikan Ganesha the type of animal were used as a means of carrying out the Otonan
ceremony (3) the relevance of plants and animals used in Otonan
Corresponding author (*) ceremonies with junior high school science material. This type of
research was descriptive qualitative with a case study approach. Data
collection techniques were carried out by observation and strengthened
by interview methods and document studies. The data analysis
technique used the descriptive qualitative analysis technique in the form
of words. The results of the study showed that the types of plants used
for materials ritual in the implementation of the Otonan ceremony found
39 species of plants from 25 families and the animals found in the
Otonan ceremony consisted of 5 species from different families. Plants
and animals used as a means of ritual in the implementation of Otonan
ceremonies had relevance to science material for Junior High School
student namely for VII grade in Semester I about the Classification of
living things, and IX grade in Semester I Curriculum 2013 material
namely Plant and Animal Reproduction System.

Keywords: relevance, plants and animals, Otonan ceremony, junior


high school science material

181
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

PENDAHULUAN “ethos” dengan makna “bangsa” serta kata


Pengembangan kurikulum 2013 pada latin “scientia” yang maknanya pengetahuan.
pembelajaran IPA mempertimbangkan Etnosains bisa diasumsikan sebagai
kearifan budaya lokal identitas bangsa, system of knowledge and cognition typical of
karakter maupun adat istiadat lokal. a given culture. Beragam tipe kajian
Karakteristik langkah pembelajaran kurikulum etnosains yang sukses diteliti ahli antropologi
2013 diantaranya: 1) Memfokuskan pada 3 yang membentuk hakikat etnosains, yakni
domain yaitu pengembangan ranah sikap, sebuah kebudayaan sebagai sistem
pengetahuan maupun keterampilan; 2) pengetahuan yang berwujud (a) bermacam
Pendekatan ilmiah atau penemuan; 3) kategori melalui bahasa lokal maupun istilah
Tematik; 4) Pembelajaran kooperatif serta lokal serta budaya lokal (b) norma yang
kontekstual. Dasarnya Kurikulum 2013 yang didasari oleh klasifikasi budaya lokal, (c)
berlandaskan karakter serta pengetahuan pelukisan sistem pengetahuan asli
memfokuskan pada upaya memahami (Indigenous Science) yang ada di budaya
pengetahuan dengan mandiri masyarakat maupun kelompok tertentu
mengaplikasikan pendekatan contextual (Sudarmin, 2015).
teaching and learning (Pramita, 2016). Sistem belajar yang diterapkan
Pendekatan kontekstual sebuah mestinya komprehensif menggabungkan
teknik yang dipergunakan mengenalkan isi konsep dengan potensi budaya lokal yang
melalui beragam cara pembelajaran aktif muncul di masyarakat. Lingkungan alam pun
yang disusun memfasilitasi siswa mengaitkan bisa dimanfaatkan sebagai sumber
apa yang telah diketahuinya terhadap apa pembelajaran melalui pengaitan pada
yang diinginkan saat mempelajarinya, serta pengetahuan asli terhadap science. Namun
guna membentuk ilmu yang baru dari analisa faktanya yang ada ditemukan, mutu
serta rangkuman proses pembelajaran. pendidikan sains di Indonesia bisa
Nasruddin (2011) mengungkapkan disebutkan relative kurang yang diperkirakan
kearifan lokal adalah bagian dari budaya menjadi alasan minimnya perhatian pada
yang sangat utama dalam melindungi lingkungan sosial budaya sebagai sumber
kelanjutan budaya serta kelestariannya. ajar (Ely, 2005). Pembelajaran IPA hanyalah
Kearifan lokal yang muncul akibat bersifat teoritis dengan minim pengaplikasian
kebudayaan bisa dimanfaatkan sebagai pada kehidupan nyata sehingga
pedoman ketika melalui perkembangan pembelajaran nantinya kurang berarti.
zaman, kearifan lokal adalah budaya Keberagaman budaya inilah belum banyak
kontekstual yang sumbernya dari kehidupan diaplikasikan sebagai sumber ajar pada
manusia. Kearifan lokal yang menjadi bagian pembelajaran sains sebab 90% guru
materi lokal bisa dimanfaatkan pada mengungkapkan keinginannya membangun
pembelajaran sebagai wujud penerapan pembelajaran yang berdasar budaya lokal
kurikulum 2013 sebab nilai yang terdapat maupun etnosains, tetapi hanyalah 20% yang
pada kearifan lokal tidak sekedar berfungsi mempunyai informasi maupun wawasan
pada pembangunan karakter manusia dalam mengembangkannya
berdasarkan karakter budaya bangsa namun mengembangkannya (Suastra, 2010).
juga mampu membentuk pengetahuan siswa Kurangnya referensi dan kepekaan
sesuai dengan informasi lokal yang terhadap upaya untuk mengeksplorasi
masyarakat setempat miliki. kegiatan masyarakat yang dapat dikonstruksi
Sudarmin (2015) mendeskripsikan menjadi pengetahuan ilmiah. Kurangnya
adanya 370 suku bangsa Indonesia, kajian relevansi pada materi IPA terhadap
sehingga penting agar membentuk kearifan lokal menjadikan para guru kurang
(merekonstruksi) pengetahuan sains ilmiah mampu mengemas pembelajaran IPA yang
yang berlandaskan budaya atau etnosains. dikaitkan dengan kearifan lokal. Minimnya
Istilah ‘ethnoscience berawal dari kata Yunani wawasan/pengetahuan guru untuk mencari
contoh fenomena yang mengandung nilai

182
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

kearifan lokal yang ditunjukkan dengan lainnya. Tumbuhan dan hewan yang
rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam pembuatan upakara
disusun guru masih sedikit yang mengaitkan terutama dalam upacara Otonan juga perlu di
dengan budaya lokal (Hadi 2017). Hal ini deskripsikan dan dikaji secara secara sains
menyebabkan konsep-konsep sains dalam untuk mengetahui morfologinya, sehingga
kearifan lokal belum diaplikasikan. Oleh siswa nantinya dapat mengaitkan nilai
sebab itu, dibutuhkan usaha dalam kearifan lokal dalam upacaranya dengan
memperkaya referensi untuk guru maupun sains ilmiah.
siswa agar lebih emudahlannya saat Hal yang diteliti dalam penelitian ini
menerapkan aktivitas pembelajaran yang adalah tumbuhan dan hewan yang digunakan
berlandaskan etnosains maupun budaya dalam pembuatan sarana upakara/banten,
lokal, utamanya bagi masyarakat di Pulau tumbuhan dan hewan tersebut akan dikaji
Bali. secara sains ilmiah untuk mengetahui tingkat
Masyarakat Bali terutama yang morfologi serta kaitannya dengan Materi IPA.
beragama Hindu dalam kesehariannya Hal ini dapat menjadi suatu kajian referensi
bersembahyang dan berupacara baru bagi guru untuk mengaitkan
menggunakan sarana upakara. Setiap pembelajaran sains dengan kearifan lokal
pelaksanaan upacara disertai dengan yang ada di masyarakat.
upakara/banten (sesajen) sebagai Berdasarkan latar belakang masalah
sarananya. Banten tersebut menggunakan yang telah dipaparkan, penulis mengangkat
berbagai jenis tumbuhan atau hasil bumi dan penelitian dengan judul “Relevansi
bahkan ada yang menggunakan hewan. Tumbuhan dan Hewan yang digunakan
Pemanfaatan tanaman sebagai bagian dari dalam Upacara Yadnya Otonan dengan
ritual upacara adat juga tidak hanya sebagai Materi IPA SMP/MTs”. Penelitian ini dibatasi
pelengkap semata. Masyarakat beragama pada masalah kurangnya kajian relevansi
Hindu di Bali mempercayai bahwa setiap tumbuhan dan hewan dengan materi IPA
tumbuhan yang digunakan memiliki makna, terhadap kearifan lokal terutama pada
simbol-simbol tertentu serta fungsi yang bisa Upacara Otonan.
diterjemahkan. Terdapat nilai yang
terkandung secara simbolis dalam setiap METODE
tanaman yang digunakan yang kemudian Penelitian ini merupakan penelitian
direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
Penelitian ini memfokuskan pada merupakan penelitian yang menjelaskan
Upacara Otonan. Upacara Otonan data-data yang berbentuk lisan dan tulisan
merupakan upacara Manusa Yadnya yang (Iskandar, 2013). Pendekatan yang
paling sering dijumpai dalam Masyarakat. digunakan dalam penelitian ini adalah studi
Upacara Otonan merupakan peringatan hari kasus (case study) dengan rancangan single
lahir menurut tradisi agama Hindu di Bali case study (studi kasus tunggal) yakni
yang didasarkan pada Sapta wara, Panca Upacara Otonan. Studi kasus cenderung
wara, dan Wuku. Upacara Otonan dalam meneliti jumlah unit yang kecil tetapi
kalender Bali dirayakan setiap 210 hari mengenai variabel-variabel dan kondisi yang
(setiap 6 bulan bali). Pelaksanaan upacara besar jumlahnya. Studi kasus tunggal
Otonan dilakukan di Desa Banjar Melanting. umumnya tujuan atau fokus penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Desa Banjar langsung mengarah pada konteks atau inti
Melanting dikarenakan desa ini masih terjaga dari permasalahan.
kelestarian budayanya dalam pembuatan Penelitian ini berlokasi di rumah milik
sarana upakara/banten untuk upacara keluarga Putu Agus Pernata. Lokasi tersebut
keagamaan. Pelaksanaan Upacara Otonan di merupakan lokasi acara upacara Otonan
dalamnya menggunakan sarana upakara. yang mana Peneliti datang langsung ke
Kelengkapan dari upakara biasanya tempat Upacara Otonan untuk mendapatkan
menggunakan hewan dan bagian dari dokumentasi dan hasil wawancara.
tanaman atau tumbuh-tumbuhan seperti Kegiatan mengidentifikasi tumbuhan
batang, daun, bunga, buah atau bagian dan hewan dilakukan langsung di lapangan.

183
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

Pengumpulan data dilakukan dengan mengungkapkan bahwa terdapat beberapa


observasi serta diperkuat dengan metode jenis tumbuhan yang sering digunakan dalam
wawancara dan studi dokumen. Kegiatan banten untuk Upacara Otonan:
observasi dilakukan oleh peneliti dengan Peneliti: Apa sajakah jenis tumbuhan dan
cara terlibat langsung dalam kegiatan hewan yang digunakan sebagai sarana
upacara adat serta wawancara terhadap upacara Otonan?
informan kunci dan responden Tukang banten: Jenis tumbuhan yang
menggunakan tipe wawancara semi digunakan itu banyak, semakin tinggi
terstruktur, wawancara bebas dan tingkatannya semakin banyak digunakan.
wawancara mendalam. Tapi yang harus ada itu buah-buahan dan
Informan kunci ditentukan dengan bunga. Tumbuhan yang digunakan itu
kriteria tertentu dan Informan lainnya Nyuh Gading/Kelapa Gading, Bija (Padi),
ditentukan dengan metode snowballing Pisang, Jeruk, Rambutan, Buah Naga,
berdasarkan atas petunjuk dan rekomendasi Manggis, Salak, Tanaman Pacar Air,
dari keluarga yang menggelar upakara Bunga Kembang Seribu, Kamboja,
Otonan dan masyarakat terhadap seseorang Kenanga, Gumitir, Daun Pandan, Jeruk
yang dianggap mampu memberikan Nipis, Kacang Tanah, Daun Dadap, Bunga
informasi sesuai kebutuhan penelitian. Tanjung, manga, kacang, nyuh bulan,
Informan kunci yang terpilih adalah Tukang pinang, lontar, Anggur, Daun Sirih,
Banten dan Pinandita (Pemangku agama). Tingkih/Kemiri, dan Cendana. Sedangkan
Sumber data dalam penelitian ini Hewan yang digunakan itu ayam
diperoleh dari data primer dan data kampung, bebek dan ikan, ayam kampung
sekunder. Data primer di dapat dari sumber jantan dan ikan tuna yang diolah menjadi
informan yaitu individu atau perseorangan sate lilit. Semua itu ditaruh di dalam
seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh banten, selain itu juga ada ikan nyalian,
peneliti. Data primer ini antara lain catatan kepiting kecil itu yuyu, Cuma memang sulit
hasil wawancara, dan hasil observasi dicari sekarang.
lapangan. Data sekunder digunakan untuk Berdasarkan hasil observasi dan
mendukung informasi primer yang telah wawancara yang telah didapatkan, jenis-jenis
diperoleh yaitu dari bahan pustaka, tumbuhan bahan upakara yang ditemukan
penelitian terdahulu, dan buku. pada pelaksanaan upacara Otonan yakni 39
Instrumen dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan yang berasal dari 25 famili.
pedoman observasi, pedoman wawancara Jenis tumbuhan tersebut berasal dari famili
dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan Poaceae yaitu sebanyak 6 spesies yang
data dilakukan dengan observasi, merupakan tumbuhan perennial dan herba,
wawancara dan studi dokumentasi. Analisis seperti alang-alang (Imperata culindrica L.),
data yang digunakan adalah Teknik analisis bambu (Bambusa vulgaris Schard.), tebu
data deskriptif kualitatif. (Saccaharum officinarum L.), padi (Oryza
sativa L.), padi beras merah (Oryza hivara),
HASIL DAN PEMBAHASAN beras ketan (Oryza sativa varglutinosa Auct.).
Hasil Diantara jenis-jenis tumbuhan tersebut padi
Upacara Otonan merupakan salah (Oryza sativa L.), merupakan tumbuhan
satu bagian upacara Manusa Yadnya, yang bahan upakara yang paling banyak
bertujuan untuk memperingati hari kelahiran digunakan seperti pada daksina, pesucian,
manusia bagi umat hindu di Bali, prosesi tumpeng, dan bija.
tersebut bertujuan untuk kemuliaan dan Selain Poaceae, jenis-jenis tumbuhan
persembahan kesucian lahir dan batin. yang berasal dari famili Arecaceae juga
Persembahan tersebut dilakukan setiap 6 banyak ditemukan yaitu 7 spesies, meliputi
bulan sekali (210 hari). aren (Arenga pinnata Merr.), janur sulawesi,
Pelaksanaan upacara Otonan kelapa (penyemek), kelapa gading (Cocos
menggunakan sarana upakara yang di nucifera L.), pinang (Areca cathecu L.), salak
dalamnya terdapat beberapa jenis tumbuhan (Salaca edulis Reinw.), lontar (Borrasus
dan hewan. Pembuat banten flabelifer L.). Kelapa (Cocos nucifera L.)

184
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

merupakan tumbuhan yang paling banyak dalamnya selalu menggunakan bahan yang
digunakan, mulai dari janur, slepan (daun terdiri dari beberapa tumbuhan. Jenis-jenis
tua), dan buahnya yang merupakan lambang tumbuhan bahan upakara yang ditemukan
dari kepala yang kelima dari Dewa Brahma. pada pelaksanaan upacara Otonan
Selain kelapa (Cocos nucifera L.), tumbuhan ditemukan 39 jenis tumbuhan yang berasal
pinang (Areca cathecu L.) yang juga dari 25 famili. Jenis tumbuhan tersebut
merupakan lambang dari Dewa Brahma, aren berasal dari famili Poaceae yaitu sebanyak 6
(Arenga pinnata Merr.) dan janur sulawesi spesies yang merupakan tumbuhan
juga sangat banyak digunakan. Sedangkan
perennial dan herba, seperti alang-alang
pada famili Papillionaceae ditemukan
(Imperata culindrica L.), bambu (Bambusa
sebanyak 3 spesies tumbuhan meliputi:
vulgaris Schard.), tebu (Saccaharum
kacang putih (Canadalia ensiformis L.),
kacang merah (Vigna sinensis L.), dan officinarum L.), padi (Oryza sativa L.), padi
kacang komak (Dolichos lablab). Jenis beras merah (Oryza hivara), beras ketan
tumbuhan kacangkacangan banyak (Oryza sativa varglutinosa Auct.). Diantara
digunakan pada setiap bagian banten dalam jenis-jenis tumbuhan tersebut padi (Oryza
upacara tersebut, seperti pada rasmen, dan sativa L.), merupakan tumbuhan bahan
rake suci. upakara yang paling banyak digunakan
Pelaksanaan upacara Otonan juga seperti pada daksina, pesucian, tumpeng,
menggunakan sarana upakara atau banten dan bija.
yang di dalamnya terdapat beberapa jenis Selain Poaceae, jenis-jenis tumbuhan
hewan. Terdapat lima spesies hewan yang yang berasal dari famili Arecacee juga
digunakan dalam sarana upakara banyak ditemukan yaitu 7 spesies, meliputi
diantaranya sebagai berikut. aren (Arenga pinnata Merr.), janur sulawesi,
kelapa (penyemek), kelapa gading (Cocos
Tabel 1. Nama spesies hewan sarana nucifera L.), pinang (Areca cathecu L.), salak
upakara (Salaca edulis Reinw.), lontar (Borrasus
No Nama Hewan Nama Ilmiah flabelifer L.). Kelapa (Cocos nucifera L.)
1 Ayam Kampung Gallus domesticus merupakan tumbuhan yang paling banyak
2 Bebek Anas digunakan, mulai dari janur, slepan (daun
platyrhynchos tua), dan buahnya yang merupakan lambang
domesticus dari kepala yang kelima dari Dewa Brahma.
3 Ikan Tuna Thunnus sp Selain kelapa (Cocos nucifera L.), tumbuhan
4 Yuyu Gecarcinucoidea pinang (Areca cathecu L.) yang juga
5 Ikan Nyalian Rasbora merupakan lambang dari Dewa Brahma,
lateristriata aren (Arenga pinnata Merr.) dan janur
Tumbuhan dan hewan yang sulawesi juga sangat banyak digunakan.
digunakan pada pelaksanaan Upacara Sedangkan pada famili Papillionaceae
Otonan memiliki keterkaitan atau relevansi ditemukan sebanyak 3 spesies tumbuhan
pada Materi IPA. Relevansi tersebut terdapat
meliputi: kacang putih (Canadalia ensiformis
pada materi IPA SMP kelas VII Semester I
L.), kacang merah (Vigna sinensis L.), dan
Kurikulum 2013 yakni Materi Klasifikasi
kacang komak (Dolichos lablab). Jenis
Makhluk Hidup, dan kelas IX Semester I
Kurikulum 2013 Sistem Perkembangbiakan tumbuhan kacangkacangan banyak
Tumbuhan dan Hewan digunakan pada setiap bagian banten dalam
upacara tersebut, seperti pada rasmen, dan
Pembahasan rake suci.
1) Jenis Tumbuhan yang digunakan Tumbuhan yang digunakan juga memiliki
dalam Upacara Otonan di Desa Banjar simbol atau makna dalam upacara Otonan.
Melanting Berikut simbol atau makna dari beberapa
Setiap sarana upakara/banten dalam tumbuhan dalam Upacara Yadna Otonan.
upacara keagamaan umat hindu di 1. Kelapa (Cococ nucifera)

185
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

Buah kelapa (Cococ nucifera) tersebut diletakkan di dalam banten yang


berdasarkan warnanya capat pula digunakan pada saat upacara Otonan.
dipergunakan sebagai lambang Terdapat jenis hewan yang
kemahakuasaan Panca Dewata (5 dewa) keberadaannya sudah sulit ditemukan namun
atau Dewata Nawasanga (9 dewa). Daun tetap digunakan dalam sarana upacara, yakni
dari kelapa ini digunakan dalam ikan nyalian dan kepiting air tawar/yuyu. Ikan
bebantenan, dan canang. Buah dari nyalian (Rasbora sp.) sulit ditemukan di
kelapa ini digunakan dalam banten, nyuh sungai-sungai karena disebabkan beberapa
gading (kuning) lambang faktor diantaranya pencemaran,
kemahakuasaan Bhatara/Dewa penangkapan yang tidak ramah lingkungan,
Mahadewa. ikan introduksi dan adanya mutasi gen.
2. Padi (Oryza sativa L) Namun di Desa Banjar Melanting masih ada
Simbol beras atau padi dalam yang membudidayakan dan menjual Ikan
upacara Otonan yakni sebagai lambang Nyalian sehingga masih banyak yang
pralina atau kematian dari Bhatara/Dewa menggunakannya sebagai sarana upakara.
Iswara Ikan nyalian juga dapat diganti dengan ikan
3. Apel (Malus sylvestris Mill.) mas untuk prosesi Napak Sithi. Selain ikan
Warna buah apel yang berwarna nyalian, kepiting air tawar/Yuyu juga
merah merupakan lambang digunakan sebagai sarana upakara pada
kemahakuasaan Bhatara/Dewa Brahma. prosesi Napak Sithi pada Upacara Otonan.
4. Pisang (Musa paradisiaca L.) Perbedaan jenis hewan yang digunakan
Buah merupakan lambang pralina bergantung pada tingkatan banten yang
atau kematian dari Bhatara/Dewa Iswara. digunakan. Tingkatan Banten dalam upacara
Contoh lambang ini adalah pohon pisang Otonan dibedakan menjadi 3 (tiga) tingkatan
setelah berbuah akan mati. Buah yang yaitu: Nista, Madya, dan Utama. Adapun
berwarna kuning lambang perbedaan Yadnya tersebut sangat
kemahkuasaan Bhatara/Dewa tergantung dari kemampuan ekonomi dan
Mahadewa dan pisang berwarna hijau perhatian setiap manusia. Dilihat dari segi
merupakan lambang kemahakuasaan kualitas tingkatan-tingkatan Yadnya tersebut
Bhatara/Dewa Wisnu. tidak ada bedanya, sekalipun dalam
5. Tanaman Bunga Jepun/Kamboja pelaksanaannya menggunakan tingkatan
(Plumeria sp.) yang paling kecil.
Bunga kamboja memiliki simbol untuk
memuja Hyang Widhi dengan sebutan 3) Relevansi Tumbuhan dan Hewan
Mahadewa atau Dewa Siwa Hyang Upacara Yadnya Otonan dengan
memiliki kekuatan Nagapasa, yang Materi IPA SMP/MTs
memancarkan sinar warna kuning. Relevansi tumbuhan dan hewan dalam
upacara yadnya Otonan dengan materi IPA
2) Jenis Hewan yang digunakan dalam SMP ini dianalisis oleh peneliti sendiri
Upacara Otonan di Desa Banjar berdasarkan materi yang relevan pada
Melanting kurikulum IPA SMP/MTs.
Keunikan sarana upakara dalam Relevansi tersebut terdapat pada materi
upacara Otonan terdapat pada jenis hewan IPA SMP kelas VII Semester I Kurikulum
yang digunakan. Berdasarkan hasil 2013 yakni Materi Klasifikasi Makhluk Hidup,
observasi serta wawancara, jenis hewan dan Materi IPA SMP kelas IX Semester I
yang ada pada sarana upakara Otonan yaitu Kurikulum 2013 Sistem Perkembangbiakan
Ayam kampung (Gallus domesticus), Tumbuhan dan Hewan.
bebek/itik (Anas platyrhynchos domesticus), a) Relevansi Tumbuhan dan Hewan
Ikan Tuna (Thunnus sp.), Yuyu Upacara Yadnya Otonan dengan Materi
(Gecarcinucoidea), dan Ikan nyalian Klasifikasi Makhluk Hidup
(Rasbora lateristriata). Kelima jenis hewan
186
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

Pada materi IPA Klasifikasi Makhluk Upacara Otonan menggunakan hewan yang
Hidup, tumbuhan dikelompokkan bertulang belakang (Vertebrata). Hewan yang
berdasarkan morfologi (bentuk tubuh), digunakan yakni kelompok Aves dan Pisces
habitat (tempat hidup), manfaat makhluk (ikan). Hewan Aves yang digunakan dalam
hidup (tanaman hias, obat, pangan dan pelaksanaan Upacara Otonan yaitu ayam
sandang). Kaitannya dengan penggunaan kampung jantan dan bebek, sedangkan
sarana upakara, tumbuhan dikelompokkan hewan pisces yang digunakan yakni Ikan
menjadi tiga, yaitu kayu-kayuan (tumbuhan Tuna, Ikan nyalian. Maka dapat
berkambium), bun-bunan (tumbuhan diinterpretasikan bahwa tumbuhan dan
rambat), dan padang-padangan hewan yang digunakan pada pelaksanaan
(rerumputan). Hewan dikelompokan dalam Upacara Otonan memiliki relevansi pada
dua kelompok utama yaitu hewan bertulang materi klasifikasi makhluk hidup.
belakang (Vertebrata) dan hewan yang tidak b) Relevansi Tumbuhan dan Hewan
bertulang belakang (Invertebrata). Kelompok Upacara Yadnya Otonan dengan Materi
Vertebrata ada 5 kelas yaitu: Mamalia, Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan
burung, reptil, amfibi dan ikan. Sementara dan Hewan
dari kelompok Invertebrata yang sering Relevansi Tumbuhan dan hewan dengan
digunakan hanya dari kelas hewan Upacara Otonan pada Materi Sistem
berbuku-buku (Arthropoda), diantaranya Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan
kepiting. Kaitannya dengan penggunaan terdapat pada Kompetensi Dasar 3.2.
hewan upakara, khususnya oleh umat Hindu Menganalisis sistem perkembangbiakan
di Bali, pengelompokan didasarkan atas pada tumbuhan dan hewan serta penerapan
jumlah kaki dan habitat hidup dari hewan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan
tersebut. Pengelompokan hewan dan hewan. 4.2. Menyajikan karya hasil
berdasarkan jumlah kaki, yaitu hewan suku perkembangbiakan pada tumbuhan.
pat (berkaki empat) dan soroh kedis 1. Perkembangbiakan pada Tumbuhan
(burung/aves/unggas). Tumbuhan dapat melakukan
Pengelompokan tumbuhan yang reproduksi/perkembangbiakan dengan
digunakan pada pelaksanaan Upacara dua cara, yaitu secara generatif dan
Otonan sesuai dengan teori tujuan khusus vegetatif. Perkembangbiakan generatif
klasifikasi makhluk hidup yaitu disebut juga dengan perkembangbiakan
mengelompokkan makhluk hidup seksual, sedangkan perkembangbiakan
berdasarkan karakteristik yang diamati. vegetatif disebut juga dengan
Tumbuhan sebagai sarana Upacara Otonan perkembangbiakan aseksual
tergolong tumbuhan dikotil (biji berkeping (Kemendikbud, 2018).
dua) dan monokotil (biji berkeping satu). Tumbuhan yang digunakan sebagai
Tumbuhan yang tergolong biji berkeping dua sarana upakara/banten termasuk
atau dikotil diantaranya Buah Apel, buah kedalam Tumbuhan Angiospermae.
jeruk, buah rambutan, buah manggis, Tumbuhan Angiospermae atau
tanaman pacar air, bunga kembang seribu, tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan
bunga gumitir, kacang tanah dan jeruk nipis. yang memiliki ciri bakal biji berada dalam
Sedangkan tumbuhan yang tergolong biji bakal buah (ovarium). Beberapa
berkeping satu atau monokotil diantaranya tumbuhan yang digunakan dalam sarana
kelapa gading, tanaman padi, buah pisang, upacara Otonan yang termasuk dalam
buah naga, dan pandan. tumbuhan Angiospermae adalah Kelapa
Pengelompokan hewan yang digunakan gading (Cocos nucifera L), Bija/beras
pada pelaksanaan Upacara Otonan sesuai Padi (Oryza sativa L), Apel (Malus
dengan teori tujuan khusus klasifikasi sylvestris Mill), Salak, Bunga tanjung
makhluk hidup yaitu mengelompokkan (Mimusops elengi L), Anggur (Vitis
makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh vinifera L.), Daun siri (Piper betle L.),
(morfologi) dan tempat hidup yang dimiliki. Kemiri (Aleurites moluccana L.),
187
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

Cendana (Santalum album L.), Mangga kawin, pembentukan individu baru


(Mangifera indica L.), Bambu (Bambusa berasal dari bagian-bagian tubuh
vulgaris Schrad), Tebu (Saccharum induknya (Campbell, 2009).
officinarum L), Aren (Arenga pinnata), Perkembangan vegetatif dibagi
Pinang (Areca cathecu L.), Lontar menjadi dua yakni vegetatif alami dan
(Borassus Flabellifer), Pisang (Musa buatan. Tumbuhan yang bereproduksi
paradisiaca), Rambutan (Nephelium secara vegetatif alami adalah pohon
lappaceum L.), Jeruk (Citrus sp.), Buah pisang (Musa paradisiaca L.) dengan
Naga (Hylocereus undatus), Manggis tunas. Tumbuhan yang bereproduksi
(Garcinia mangostana Linn), Tumbuhan secara vegetatif buatan adalah buah
Pacar Air (Impatiens balsamina L.), rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Bunga Kembang Seribu (Hydragea yang dapat dikembangbiakan dengan
macrophylla), Kamboja (Plumeria sp.), cara mencangkok, tumbuhan buah naga
Kenanga (Cananga odorata), Bunga (Hylocereus undatus) dengan cara setek,
Gemitir (Tagetes erecta. L), Pandan tumbuhan manggis (Garcinia
(Pandanus amaryllifolius). mangostana Linn) dengan cara setek,
Tumbuhan Angiospermae dibedakan cangkok, dan menyambung. Tumbuhan
menjadi dua kelas, yaitu monokotil kamboja (Plumeria sp.)
(berkeping satu) dan dikotil (berkeping dikembangbiakkan dengan cara setek
dua). Beberapa tumbuhan yang dan menyambung (mengeten).
digunakan dalam banten termasuk Reproduksi generatif adalah
tumbuhan monokotil dan dikotil. perkembangbiakan tumbuhan secara
Beberapa tumbuhan monokotil yang kawin dan pembuahan. Proses
digunakan dalam upacara Otonan adalah perkembangbiakan generatif ini
Kelapa gading (Cocos nucifera L), membutuhkan alat kelamin jantan dan
Bija/beras Padi (Oryza sativa L), Salak, alat kelamin betina (Diah, 2004).
Bambu (Bambusa vulgaris Schrad), Tebu Tumbuhan yang bereproduksi secara
(Saccharum officinarum L), Aren (Arenga generatif adalah Tanaman padi (Oryza
pinnata), Pinang (Areca cathecu L.), sativa L.) dengan penyerbukan
Lontar (Borassus Flabellifer), Pisang anemogami, Kelapa (Cocos nucifera L)
(Musa paradisiaca), Buah Naga dengan penyerbukan sendiri (Autogami),
(Hylocereus undatus), Kenanga Tanaman Anggur (Vitis vinifera L.), Tebu
(Cananga odorata). Tumbuhan dikotil (Saccharum officinarum L) dengan
yang digunakan dalam upacara Otonan penyerbukan silang (Allogami).
adalah Rambutan (Nephelium
lappaceum L.), Jeruk (Citrus sp.), 2. Perkembangbiakan pada Hewan
Manggis (Garcinia mangostana Linn), Setiap makhluk hidup berkembang biak.
Tumbuhan Pacar Air (Impatiens Seperti perkembangbian tumbuhan,
balsamina L.), Bunga Kembang Seribu perkembangan hewan pun dapat terjadi
(Hydragea macrophylla), Kamboja secara vegetatif atau generatif.
(Plumeria sp.), Kenanga (Cananga Perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa
odorata), Bunga Gemitir (Tagetes erecta. peleburan sel kelamin jantan dan betina.
L), Kacang tanah (Arachis hypogaea L.), Perkembangbiakan vegetatif biasa terjadi
Apel (Malus sylvestris Mill), Jeruk Nipis pada hewan tingkat rendah atau hewan tidak
(Citrus Aurantifolia), Daun Dadap bertulang belakang (Invertebrata).
(Erythrina variegata), Bunga Tanjung Sedangkan perkembangbiakan generatif
(Mimusops elengi). adalah terjadinya peristiwa perkawinan pada
Tumbuhan Angiospermae mengalami saat pertemuan sel kelamin jantan (sperma)
reproduksi vegetatif dan reproduksi dan sel kelamin betina (ovum). Melalui
generatif. Perkembangbiakan vegetatif peristiwa perkawinan tersebut terbentuk
adalah perkembangbiakan secara tidak
188
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

individu baru yang merupakan perpaduan (Rasbora lateristriata). Tumbuhan dan hewan
dari kedua induknya (Kemendikbud, 2018). yang digunakan pada pelaksanaan Upacara
Fertilisasi pada hewan berdasarkan Yadnya Otonan memiliki keterkaitan atau
tempat terjadinya dibedakan menjadi dua, relevansi pada Materi IPA. Relevansi tersebut
yaitu fertilisasi eksternal dan fertilisasi terdapat pada materi IPA SMP kelas VII
internal. Kelompok hewan yang mengalami Semester I Kurikulum 2013 yakni Materi
fertilisasi internal adalah Reptilia, Aves, dan Klasifikasi Makhluk Hidup, dan Materi IPA
Mammalia. Hewan dalam sarana upakara SMP kelas IX Semester I Kurikulum 2013
yang termasuk dalam fertilisasi internal Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan
adalah Ayam kampung (Gallus domesticus) Hewan.
dan Bebek (Anas platyrhynchos
domesticus). Sedangkan yang termasuk Saran
dalam fertilisasi eksternal adalah Ikan Tuna Berdasarkan hasil penelitian ini disampaikan
(Thunnus sp.), Yuyu (Gecarcinucoidea), dan beberapa saran sebagai berikut.
Ikan Nyalian (Rasbora lateristriata). Setelah 1. Kajian Relevansi ini dapat menjadi bahan
terjadi pembuahan atau fertilisasi, maka kajian materi IPA untuk guru dalam
akan terbentuk zigot yang nantinya pembelajaran dengan mengaitkan
berkembang menjadi embrio. kearifan lokal yang terjadi di masyarakat.
Perkembangan dan kelahiran embrio dapat Diharapkan dengan adanya penelitian
terjadi melalui tiga cara, yaitu ovipar, vivipar, ini, guru dapat menambah referensi baru
dan ovovivipar. Ayam kampung (Gallus agar dapat mengemas pembelajaran IPA
domesticus), bebek (Anas platyrhynchos yang dikaitkan dengan kearifan lokal
domesticus), Ikan tuna (Thunnus sp.) dan sehingga lebih mempermudah dalam
ikan nyalian (Rasbora lateristriata) termasuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam Ovipar. yang berbasis Etnosains.
Keterbatasan dalam penelitian ini 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang
terdapat pada minimnya sumber studi berkaitan dengan relevansi materi IPA
dokumentasi buku pedoman terkait upacara dengan kearifan lokal lainnya. Hasil
otonan. Serta kendala yang dihadapi yakni penelitian ini juga diharapkan dapat
sulitnya mencari tambahan referensi dan menjadi penunjang bagi peneliti
mencari waktu untuk wawancara tambahan selanjutnya dalam melakukan penelitian
kepada para informan. yang lebih luas sehingga lebih banyak
sumber maupun referensi terkait
SIMPULAN DAN SARAN penelitian serupa.
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan DAFTAR RUJUKAN
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Campbell, N.A, etc. 2009. Biologi. 8th
Upacara Manusa Yadnya terutama Upacara edition. Pearson Benjamin
Otonan menggunakan sarana Cumming: San Fransisco.
upakara/banten yang di dalamnya terdapat Diah. Aryulina, dkk. 2004. Biologi SMA
berbagai jenis tumbuhan dan hewan. untuk kelas XI. Penerbit Erlangga:
Jenis-jenis tumbuhan bahan upakara yang Jakarta.
ditemukan pada pelaksanaan upacara Hadi, Wiwin Puspita. 2017. “Kajian
Otonan ditemukan 39 jenis tumbuhan yang Etnosains Madura dalam Proses
berasal dari 25 famili. Produksi Garam sebagai Media
Jenis hewan yang digunakan dalam Pembelajaran IPA Terpadu”. Jurnal
sarana upakara dalam upacara Otonan ada Ilmiah Rekayasa. 10 (2), 79-86.
lima yakni Ayam kampung (Gallus Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian
domesticus), bebek (Anas platyrhynchos Pendidikan dan Sosial. Jakarta:
domesticus) dan Ikan Tuna (Thunnus sp.), Referensi.
Yuyu (Gecarcinucoidea), Ikan nyalian
189
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 2, Oktober 2021 ISSN: 2623-0852

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


2018. Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas IX. Edisi Revisi
Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Nasruddin, Kusumah, S.D dan Purwana,
B.H.S. 2011. Kearifan Lokal Di
Tengah Modernisasi. Jakarta:
Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Republik Indonesia.
Pramita, M, dkk. 2016. “Implementasi
Desain Pembelajaran Pada
Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan
Kontekstual”. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian dan
Pengembangan, 1 (3), 289-296.
Suastra, I. W. 2010. “Model pembelajaran
sains berbasis budaya lokal untuk
mengembangkan kompetensi dasar
sains dan nilai kearifan lokal di
SMP”. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, 43(1),8-16.
Sudarmin, WE Rahayu. 2015.
“Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berbasis Etnosains Tema Energi
dalam Kehidupan untuk
Menanamkan Jiwa Konservasi
Siswa”. Jurnal Unnes Science
Education. Vol 4 No 2.

190

You might also like