You are on page 1of 25

MAKALAH

KOMUNIKASI KERJA

Diajukan untuk memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah

Manajemen SDM Lanjutan

Dosen Pengampuh :

DR. Muchtar Achmad, S.Pd., M.Si.

Di Susun Oleh :

Kelompok 4

Ganesha Jumadil Usman (931421113)

Putri Ayu Malanua (931421039)

Sitti Zulaeha Biahimo (931421156)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh....

Puji syukur kami sebagai penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun tugas Mata
Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan ini dengan baik. Tugas ini berisi
tentang Makalah “Komunikasi Kerja.”

Tugas ini kami susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya :
Bapak DR. Muchtar Achmad, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Gorontalo. Oleh karena itu, kami sampaikan terima kasih atas waktu,
tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari bahwa hasil dari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata
Semoga tugas ini dapat memberikan setitik manfaat bagi kami sendiri sebagai penulis dan
semua pihak yang mungkin kelak membaca makalah ini.

Sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, 14 September 2023


Penulis

Kelompk 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Kerja ...................................................... 4
2.2 Model Komunikasi ...................................................................................................... 5
2.3 Struktur Dan Arus Komunikasi ................................................................................. 8
2.4 Proses Komunikasi .................................................................................................... 11
2.5 Arti Dan Peran Komunikasi..................................................................................... 12
2.6 Tataran Komunikasi ................................................................................................. 13
2.7 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi .................................................................... 14
2.8 Hambatan Komunikasi Yang Efektif Dan Cara Mengatasinya ............................ 17
2.9 Pentingnya Komunikasi Kerja ................................................................................. 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 20
3.2 Saran........................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan terus terjadi dan akan selalu berdampak pada pelaku bisinis
perusahaan. Dengan adanya perkembangan tersebut, diperlukan adanya
kemampuan dasar perusahaan dalam me-manage perusahaannya untuk
menghadapi tantangan yang semakin komplek. Untuk itu perusahaan bisnis/calon-
calon pebisnis dan para mahasiswa yang nantinya akan berkecimpung di dunia
bisnis perlu mengetahui lebih dulu dasar-dasar manajemen.

Menurut Dr. (Cand) SUHARDI, S.E., M.M. 2018 dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Manajemen dan Aplikasinya” mengatakan bahwa
manajemen itu sebagai ‘proses’, dan juga sebagai ‘seni’. Manajemen sebagai
‘seni’ artinya bahwa ada kemampuan atau keterampilan pribadi seseorang, mulai
dari berkomunikasi, perencanaan, keputusan dan lain-lain yang selalu bervariasi,
dan sang pemimpin tersebut menggunakan pendekatan artistik (seni) kreatifitas,
sedang manajemen sebagai ‘proses’ adalah cara sistematis untuk melakukan suatu
kegiatan/pekerjaan tersebut tanpa memandang adanya kecakapan atau
keterampilan khusus dan harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan/diinginkan.

Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai posisi sentral dalam


mewujudkan kinerja pembangunan, yang menempatkan manusia dalam
fungsinya sebagaiResourcepembangunan. Sumber daya manusia sangat berperan
dalam menentukan kemajuan suatu negara.Eksistensi bangsa Indonesia ditengah
percaturan era global sekarang, akan dipengaruhikemampuan sumber daya
manusia Indonesia, terutama yang bercirikan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan pemantapan iman dan taqwa terhadapTuhan
Yang Maha Esa. Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen
adalah sumber daya manusiahuman resources. (Yudi Ardian Rahman, 2020)

1
Manajemen SDM merupakan sebuah seni sekaligus strategi dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia yang terdiri dari fungsi perencanaan,
penerapan, perekrutan, pelatihan, pengembangan karier karyawan atau pegawai
serta melakukan inisiatif terhadap pengembangan organisasional sebuah
organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya, tidak ada perusahaan yang tidak
membutuhkan manajemen SDM atau istilah kerennya Human Resource (HR).
Bagian Human Resource itulah yang bertanggung jawab untuk mengurus berbagai
kebutuhan perusahaan yang terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM)
termasuk di dalamnya ada Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sehingga
semua kegiatan atau pekerjaan berjalan dengan lancar dan lebih efisien. (Faroman
Syarief, et all 2022)

Menurut Dr. Wehelmina Rumawas, S.Sos, MSi dalam bukunya yang


berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia” mengatakan bahwa Manajemen
sumber daya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang lebih khusus
penerapannya terhadap sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia
tidak semudah manajemen sumber daya lain, karena yang diatur adalah manusia
yang memiliki akal, perasaan dan tujuan yang berbeda, maka keberhasilan atau
kegagalan manajemen sumber daya manusia akan berdampak sangat luas.

Kinerja karyawan akan meningkat dan dapat menguntungkan perusahaan


apabila lingkungan perusahaan atau organisasi dapat membantu dalam
mewujudkannya. Komunikasi yang baik antar pemimpin dan karyawan serta
karyawan dan karyawan bisa menjadi salah satu faktor yang dapat membangun
motivasi bagi karyawan sehingga kinerja karyawan meningkat.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah yang di maksud dengan komunikasidan Komunikasi Kerja ?


2. Bagaimanakah Model Komunikasi?
3. Bagaimana Struktur dan Arus Komunikasi?

2
4. Bagaimana Proses Komunikasi
5. Apa arti dan peran komunikasi?
6. Apa saja Tataran Komunikasi
7. Apa fungsi komunikasi dalam organisasi?
8. Apa saja hambatan komunikasi yang efektif dan bagaimana cara
mengatasinya?
9. Mengapa Komunikasi kerja itu penting?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan komunikasi dan Komunikasi


Kerja
2. Untuk Mengetahui Model Komunikasi
3. Untuk mengetahui struktur dan arus komunikasi
4. Untuk mengetahui proses komunikasi.
5. Untuk mengetahui arti dan peran komunikasi
6. Untuk mengetahui tataran komunikasi.
7. Untuk mengetahui fungsi komunikasi dalam organisasi
8. Untuk mengetahui hambatan komunikasi yang efektif dan cara mengatasinya
9. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi kerja

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Kerja
Dalam penelitian Andre Fitriano dkk. 2020 mengatakan bahwa Menurut
Thoha (2011:167), komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan
penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi
yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampaian berita tadi
menyampaikan secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam
bentuk distorsi.

Menurut Siti Roskina Mas dan Ikhfan haris dalam bukunya yang berjudul
“Komunikasi dalam organisasi (Teori dan Aplikasi)” Definisi komunikasi secara
umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua
atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa
pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Komunikasi adalah pesan
yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber)
melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan
maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang
diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which
channel. to whom, with what effect.

Penelitian Aperinda Bu”ulolo dkk. tahun 2021 mengatakan bahwa


Menurut Solihin (2010:170) bahwa “Komunikasi kerja merupakan salah satu
bagian terpenting dari aktivitas manusia.” Artinya bahwa komunikasi tidak dapat
terlepas dari kehidupan manusia dimana hal tersebut menjadi perantara antara
individu terhadap orang lain. Selanjutnya, menurut Afandi (2018:47) bahwa
“Komunikasi kerja merupakan suatu proses dimana sumber mentransmisikan
pesan kepada penerima melalui berbagai saluran.” Berdasarkan kedua pendapat
tersebut, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi kerja merupakan suatu proses

4
dimana terjadinya pemindahan informasi dari yang satu terhadap yang lain untuk
memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan dilaksanakan.

2.2 Model Komunikasi


Menurut Ismawati Doembana dkk. Dalam bukunya ajar mereka yang
berjudul Manajemen dan Strategi Komunikasi Pemasaran Hal. 33-39 mengatakan
bahwa Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah gambaran yang
sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara suatu
komponen komunikasi dengan komponen lainya. Penyajian model dalam bagian
ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.

• Model Lasswell
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell
(Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia
menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam
melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan
apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa,
dan dengan what effect atau apa efeknya.
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan
kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah
menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai
komunikasi.
Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan.
Pertanyaan ini adalah berhubungan isi komunikasi atau apa pesan yang
disampaikan dalam komunikasi tersebut.
Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya
menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi
atau dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara atau kepada
siapa pesan yang ia ingin disampaikan diberikan.
Pertanyaan yang keempat adalah through what atau melalui media
apa. Yang dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti

5
berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi,
surat,buku dan gambar.
Pertanyaan yang terakhir adalah what effect atau efeknya dari
komunikasi tersebut. Misalnya sebuah sekolah swasta membuat iklan
untuk mengkomunikasikan bahwa mereka akan menerima murid baru.
Sesudah iklan ini disiarkan beberapa hari, sudah berapa orangkah yang
telah mendaftar untuk menjadi murid. Jumlah orang yang mendaftar ini
adalah merupakan efek dari komunikasi.
• Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model
komunikasi dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model
Shannon Wever.
Model Shannon menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Di dalamnya ada konsep gangguan
(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini
bisa merupakan interferensi yang selalu ada bersama saluran bersama
tersebut yang diterima oleh penerima. Contohnya ketika orang sedang
bercakap-cakap tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan muncul bunyi
sirine dari luar rumah, tiba-tiba ada panggilan telepon, atau bahkan ada
Kucing yang berlalu di depan peserta komunikasi.
• Model Scraumn
Wilbur Scraumn memberikan model proses komunikasi yang agak
berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan
pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang
pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima
oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim
pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang
pengalaman,bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan
yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima
diinterpretasikan dengan benar.

6
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu
memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah.
Oleh karena Schraumn menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi,
akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah.
• Model Berlo
Model yang dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960 hanya
memperlihatkan proses komunikasi satu arah dn hanya terdiri dari empat
komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau receiver. Akan
tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor
kontrol. Faktor keterampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem
sosial dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan faktor
penting dalam menentukkan isi pesan, perlakuan, atau treatment dan
penyandian pesan.
Model komunikasi Berlo di samping menekankan komunikasi
sebagai suatu proses, juga menekankan ide bahwa arti pesan yang
dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan
itu sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan
terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang ditafsirkan oleh
si pengirim atau si penerima pesan dan bukan pada apa yang ada dalam
komponen pesan itu sendiri.
• Model Seiler
William J. Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah
dan bersifat lebih universal. Menurut Seiler source atau pengirim pesan
mempunyai empat peranan yaitu menentukan arti apa yang akan
dikomunikasikan, menyandikan arti kedalam suatu pesan, mengirimkan
pesan dan mengamati, dan bereaksi terhadap respon dari penerima pesan.
Model Seiler ini disamping menekankan pentingnya balikan juga
menekankan pentingnya faktor lingkungan dalam proses komunikasi yang
dapat mempengaruhi hakikat dan kualitas dari komunikasi. Misalnya
adalah mudah melakukan pembicaraan secara rutin atau pribadi pada
lingkungan yang menyenangkan dari pada lingkungan yang hiruk pikuk

7
dan tidak menyenangkan. Beberapa lingkungan kadang-kadang
mempercepat proses komunikasi dan beberapa lingkungan seakan
menghambat proses komunikasi.

2.3 Struktur Dan Arus Komunikasi


Menurut Hj. Ilah Holilah, S.Ag., M.Si. 2020, dalam bukunya yang
berjudul Teori-Teori Komunikasi hal. 73-75 mengatakan bahwa dengan
perspektif manapun, perlu dipahami bahwa jaringan komunikasi merupakan
jenis umum pola komunikasi kelompok dan dapat dijumpai di umumnya
kelompok dan organisasiTerdapat lima struktur atau pola jaringan komunikasi,
yaitu:

a. Struktur Lingkaran
Struktur ini tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya
sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua
anggota lain di sisinya.
b. Struktur Roda
Struktur ini memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di
pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan
menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu jika seorang anggota
ingin berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan
melalui pemimpinnya.
c. Struktur Y
Struktur ini relatif kurang terealisasi dibanding dengan struktur
roda, tetapi lebih terealisasi disbanding pola lainnya. Pada struktur ini
terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah), tetapi satu anggota
lain berperan sebagai pemimpin kedua (orang kedua dari bawah). Anggota
ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua yang lainnya. Ketiga
anggota lainnya memiliki keterbatasan komunikasi karena hanya dengan
satu orang lainnya.
d. Struktur Rantai

8
Struktur ini sama dengan struktur lingkaran tetapi anggota yang
paling akhir hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Orang yang
berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka
yang berada di posisi lain.
e. Struktur Semua Saluran
Struktur yang dapat disebut juga dengan pola bintang ini hampir
sama dengan struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan
semuanya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi anggota yang lainnya.
Akan tetapi, dalam struktur ini setiap anggota bisa berkomunikasi dengan
setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota
secara optimum.
Menurut Dr. H Bachruddin Ali Akhmad, M.Si tahun2022, dalam bukunya
yang berjudul Komunikasi Organisasi Hal. 47 mengatakan bahwa arus pesan
komunikasi mengalir melalui saluran struktur komunikasi formal ke empat arah,
yaitu ke bawah, ke atas, ke samping, dan menyilang. Rincian itu menunjukkan arah
arus informasi yang berbeda-beda, yaitu vertikal ke bawah (downward), vertikal ke
atas (upward), horizontal (horizontal), dan diagonal (diagonal).
a. Arus Informasi Kebawah
Arus informasi ke bawah adalah komunikasi utama dan mengikuti mata
rantai berjenjang. Arus informasi kebawah digunakan oleh para manajer untuk
menyampaikan berbagai jenis pesan komunikasi. Jenis pesan ke bawah adalah
sebagai berikut:
1. Instruksi tugas.
2. Penalaran tentang Tugas.
3. Prosedur, kebijakan, dan praktik kerja organisasi.
4. Umpan balik kinerja karyawan.
5. Indoktrinasi organisasi.
6. Perubahan dan inovasi.
7. Keselamatan kerja pelestarian lingkungan
b. Arus Informasi Keatas

9
Arus informasi keatas menjadi populer sejak dimunculkan oleh
Aliran Hubungan Manusiawi. Komunikasi vertikal cenderung menjadi dua
arah-tidak hanya satu arah seperti dalam aliran klasik. Menurut laporan Katz
dan Kahn (1978: 446) dan Gibson dan Hodgetts (1991: 220), Pesan dalam arus
komunikasi ke bawah meliputi hal-hal
1. Umpan balik tentang sikap dan perasaan karyawan.
2. Orang lain dan masalah-masalah mereka.
3. Praktik kerja dan kebijakan organisasi.
4. Saran-saran perbaikan dan ide-ide baru
5. Umpan balik bagi komunikasi ke bawah.
6. Informasi keluhan karyawan.
7. Peningkatan keterlibatan karyawan.
c. Arus Informasi Horizontal
Komunikasi horizontal dalam praktik banyak 67% dari seluruh
komunikasi organisasi. itu memperteguh kesimpulan Jay Jackson (1959: 61)
tentang manajer rendah dan menengah: Mereka lebih sibuk komunikasi kepada
sesama manajer daripada bawahan di unit kerja sendiri, karena kuatnya motif
mengharapkan pengertian dan dukungan kolega’. Dalam konsep flat
organization, yaitu organisasi yang datar, terutama melaksanakan komunikasi
horizontal mendominasi komunikasi manajerial (Lewis, 1976).
Dalam struktur organisasi formal, tujuan pesan-pesan komunikasi
horizontal dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Koordinasi tugas kerja antardepartemen.
2. Membangun sistem dukungan sosial.
3. Membangun kebersamaan informasi.
4. Memfasilitasi pemecahan masalah.
5. kampus.
6. Solusi konflik
d. Arus Informasi Diagonal
Arus komunikasi Diagonal terjadi di antara dua orang yang berbeda
jenjang kedudukan dalam struktur hierarkis dan berbeda divisi atau jalur fungsi.

10
Di bawah ini adalah beberapa dampak dan tujuan yang lazim ditemui dalam
komunikasi diagonal:
1. Memperkokoh keterbukaan komunikasi.
2. Memperlancar pelaksanaan koordinasi antar departemen.
3. Meningkatkan efisiensi-penghematan waktu dan uang.

2.4 Proses Komunikasi


Menurut Dr. Redi Panuju, M.Si. 2018, dalam bukunya yang berjudul
PENGANTAR STUDI (ILMU) KOMUNIKASI Komunikasi sebagai Kegiatan
Komunikasi sebagai Ilmu Hal. 39-40 mengatakan bahwa Proses komunikasi
adalah setiap langkah mulai saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh
komunikasi. Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu. Joseph D Vito (1996) komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut
dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan proses di mana komponen-
komponen saling terkait. Para peserta komunikasi saling beraksi dan bereaksi
sebagai satu kesatuan dan keseluruhan (Tommy Suprarto, 2009: 7).

Proses komunikasi dapat diterangkan dengan berbagai cara. Cara yang


paling banyak digunakan dalam buku-buku komunikasi adalah dengan
menyajikan elemen-elemen komunikasi. Ada beberapa elemen komunikasi yang
selalu terlibat dalam komunikasi, yakni:

1. Komunikator. Komunikator adalah mengirim atau penyampai pesan.


2. Pesan (Message). Merupakan sesuatu, entah dalam bentuk ide, abstraksi
realitas atau bahkan hal yang bersifat ekspektasi (harapan) yang disampaikan
oleh komunikator kepada penerima.
3. Saluran (Source). Merupakan sarana atau media yang digunakan oleh
komunikator kepada komunikan.
4. Komunikan (penerima). Merupakan penerima pesan, baik bersifat
individual, kelompok, massa, maupun anggota organisasi.
5. Hambatan atau gangguan. Dalam setiap komunikasi pasti ada faktor yang
menyebabkan proses komunikasi tidak berjalan efektif, tidak seperti yang
diinginkan, dan bahkan acap kali menimbulkan salah pengertian. Gangguan

11
bisa berasal dari komunikator, isi pesan, media yang digunakan, maupun
pada penerimanya.
6. Umpan balik (feedback). Merupakan respons, tanggapan, ataupun reaksi atas
suatu pesan. Umpan balik bisa dalam bentuk yang netral, ada yang
mendukung (positif), dan ada yang menolak (negatif).
7. Efek. Merupakan akibat yang timbul dari komunikasi, baik berupa emosi,
pikiran maupun perilaku.
8. Situasi. Merupakan keadaan yang ada atau terjadi pada saat berlangsung
komunikasi. Situasi ini bisa berupa suhu, cuaca, tata ruang, sikap peserta
komunikasi, dan tujuan tujuan berkomunikasi.
9. Selektivitas. Merupakan filter yang digunakan peserta komunikasi untuk
menyaring pesan. Baik berupa nilai-nilai budaya, mitos, prasangka, dan
lainnya.
10. Lingkungan. Merupakan pihak lain yang ikut campur atau intervensi dalam
komunikasi.

2.5 Arti Dan Peran Komunikasi


Menurut Onong Uchjana Effendi (1992:3) dijelaskan bahwa komunikasi
merupakan bahasa Latin: communication, yang jika diterjemahkan secara
sederhana menjadi “pemberitahuan” atau “pertukaran pemikiran”. Sedangkan
menurut Shannon & Weaver komunikasi berarti proses yang melibatkan
interaksi di dalamnya.

Melalui pengertian sederhana di atas, secara garis besar komunikasi


merupakan proses yang di dalamnya terdapat komponen-komponen kesamaan
makna agar tercapainya pertukaran antara si penyampai pesan (komunikator)
dan si penerima pesan (komunikan).

Tujuan dari diadakannya sebuah proses komunikasi ialah agar terjadi


kesepahaman antara dua individu atau lebih yang sedang berinteraksi. Namun,
sebelum sampai kepada proses saling memahami, terdapat sebuah tahapan di
mana pesan akan disampaikan oleh komunikator (decoder) yang kemudian
diterima oleh komunikan (encoder) sesuai apa yang sudah disampaikan oleh

12
penyampai pesan. Melalui penyampaian pesan itulah akan muncul suatu proses
interpretasi. Selanjutnya pihak penerima pesan akan memberikan reaksi atau
umpan balik, baik berupa tanggapan positif atau negatif.

Peran komunikasi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang mendasar di


berbagai jenjang kehidupan. Mulai dari dunia akademik, bisnis, politik,
kebudayaan hingga sosial semua kini sudah disesuaikan dengan fungsi
komunikasi yang bersifat; persuasif, edukatif, dan informatif. Namun informasi
tidak serta merta begitu saja tersampaikan. Diperlukan media sebagai wadah
penyampainya. Seperti misalnya sebuah komunikasi yang dilangsungkan
dengan bercakap-cakap, akan mengandung makna yang dapat dimengerti jika
disampaikan dengan pemakaian bahasa yang dapat dimengerti pula satu sama
lain.

2.6 Tataran Komunikasi


Dilihat dari jumlahnya, komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas
satu orang, banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar, atau organisasi), dan
massa. Sementara itu, berdasarkan kategori jumlah manusia yang terlibat di
dalamnya, komunikasi dapat terjadi dalam bentuk antar pribadi, kelompok kecil
kelompok besar/public, organisasi dan massa. Penggolongan berdasarkan hal ini
kita sebut dengan tataran komunikasi, Daryanto (2012:34) :

a. Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi didalam diri


komunikator atau lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri.
b. Komunikasi Antarpribadi dapat berlangsung secara tatap muka atau
menggunakan media komunikasi antarpribadi (non-media massa), seperti
telepon. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator relative cukup
mengenal komunikan, dan sebaliknya, pesan dikirim dan diterima, pesan
dikirim dan diterima secara stimultan dan spontan, relative kurang
terstruktur, demikian pula pula halnya dengan umpan balik yang dapat
diterima dengan segera. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi berlangsung
secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan relative setara.

13
c. Komunikasi Kelompok, dalam komunikasi kelompok, komunikator
relative mengenal komunikan, demikian juga antarkomunikan. Bentuk
komunikasi kelompok kecil, misalnya pertemuan, rapat, dan lain-lain.
Umpan balik diterima dengan segera, menentukan penyampaian pesan
berikutnya. Namun, pesan relative lebih terstruktur daripada komunikasi
antarpribadi, bersifat format ataupun informal.
d. Komunikasi Publik disebut juga komunikasi kelompok besar karena
melibatkan komunikan khalayak yang relative besar sehingga sulit mengenal
secara dalam satu per satu. Contoh komunikasi public adalah rapat akbar,
tabligh akbar, kuliah umum, dan sejenisnya. Dalam komunikasi public
proses komunikasi relative bersifat linier atau satu arah. Dengan demikian,
komunikasi public membuka peluang agar pesan lebih ditujukan afektif,
emosi, dan perasaan komunikannya.
e. Komunikasi Organisasi, terjadi di dalam organisasi ataupun
antarorganisasi, baik bersifatformal ataupun informal. Semakin formal
sifatnya, semakin terstruktur pesan yang disampaikan. Komunikasi formal
adalah komunikasi menurut struktur organisasi: Komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah, ataupun horizontal.
f. Komunikasi Massa, Dalam tataran komunikasi ini, komunikator dan
komunikan serta antar komunikan relative tidak saling mengenal secara
pribadi, anonym dan sangat heterogen. Komunikator dapat berbentuk
organisasi. Pesanpesannya relative bersifat umum, disampaikan secara
relative tidak ada atau bersifat tunda. Komunikator cenderung sulit
mengetahui umpan balik komunikan dengan segera. Untuk mengetahuinya,
biasanya dilakukan survey atau penelitian.

2.7 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi


Sendjaja Dalam buku Mustiqowati Ummul Fithriyyah tahun 2021 Hal. 59
menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

• Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem


pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu

14
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan,
izin cuti, dan sebagainya.
• Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi.
• Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan, dan kewenangannya.
• Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu: (a). Saluran komunikasi formal (b). Saluran komunikasi
informal.

Dalam Bukunya yang berjudul Buku Ajar Psikologi Komunikasi tahun


2020 Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A mengatakan bahwa Secara
umum, komunikasi organisasi dapat dibedakan atas komunikasi formal dan
komunikasi informal. Komunikasi formal memiliki saluran komunikasi yang
ditentukan oleh struktur yang telah direncanakan dan dirancang oleh
organisasi. Sedangkan komunikasi informal melibatkan saluran komunikasi

15
yang tidak direncanakan dan tidak mengikuti struktur formal organisasi, tetapi
timbul dari interaksi sosial di antara anggota organisasi.
- Komunikasi Formal
Terdapat tiga bentuk komunikasi formal yang sering dipakai dalam sebuah
organisasi yaitu upward communication, downward communication, dan
lateral communication.
Pertama, upward communication atau komunikasi dari bawah ke atas
melibatkan aliran pesan dari tingkat yang lebih rendah atau bawahan ke tingkat
yang lebih tinggi atau untuk seseorang yang memiliki kedudukan yang lebih
tinggi. Misalnya informasi dari pegawai untuk manajer. Jenis komunikasi ini
biasanya berkaitan dengan aktivitas dan masalah mengenai pekerjaan,
penyampaian ide dan saran untuk perubahan organisasi, dan lain sebagainya.
Jenis komunikasi ini sangat penting untuk keberlangsungan dan
pengembangan organisasi apapun.
Kedua, downward communication atau komunikasi dari atas ke bawah
melibatkan aliran informasi atau pesan yang disampaikan seseorang yang
memiliki wewenang atau kedudukan lebih tinggi ke orang yang kedudukannya
lebih rendah. Misalnya informasi atau pesan dari manajer untuk para pegawai
atau dari dekan untuk civitas akademika fakultas. Kebanyakan komunikasi ke
bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan
tugas-tugas. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan,
perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum.
Ketiga, lateral communication menunjukkan aliran pesan atau informasi
yang berlangsung di antara anggota-anggota organisasi yang menduduki
posisi-posisi yang sama tingkat otoritasnya. Misalnya manajer ke manajer atau
karyawan ke karyawan. Pesan ini biasanya berhubungan dengan koordinasi
tugas-tugas atau tujuan organisasi. Sesama manajer atau sesama karyawan
melakukan koordinasi dalam perencanaan pemecahan masalah, eksekusi
penyelesaian konflik, dan pemberian informasi. Komunikasi lateral ini juga
membangun moral dan kepuasan kerja. Karena jika komunikasi antarkaryawan

16
atau antarmanajer berlangsung dengan baik maka akan menghasilkan kepuasan
dalam bekerja.
- Komunikasi Informal
Komunikasi informal dalam organisasi mungkin menyangkut berbagai
topik yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan organisasi. Informasi atau
pesan tersebut biasa disebut grapevine. Grapevine atau desas-desus dikatakan
sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang-orang yang tidak
dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi ini tidak
mengikuti jalur komunikasi formal dan hierarkis apa pun yang ditetapkan
dalam organisasi.

2.8 Hambatan Komunikasi Yang Efektif Dan Cara Mengatasinya


Menurut Robert Tua Siregar, dkk. 2021 Ada beberapa penghambat utama
dalam komunikasi yang efektif yang perlu disadari, yaitu penyaringan, persepsi
selektif, defenisif, dan Bahasa

"Penyaringan" mengacu kepada komunikator yang merubah informasi


dengan sedemikian rupa sehingga terkesan terlihat seperti lebih banyak profit
atau keuntungan di mata komunikan. Semakin banyak tingkat vertical dalam
hierarki organisasi, semakin banyak kesempatan untuk penyaringan.

"Persepsi" rasa pemilih dan selektif akan muncul ketika komunikan dalam
proses komunikasi tersebut melihat dan merasakab secara selektif berdasarkan
aspek kebutuhan, dorongan, pengalaman, latar belakang, dan kepribadiannya.
Komunikan juga membayangkan minat, dan harapan mereka kedalam
komunikasi bila mereka menguraikan komunikasi tersebut.

“Pewawancara” calon pekerja yang berharap seorang pelamar wanita


untuk lebih mementingkan urusan keluarganya daripada kariernya kemungkinan
besar akan melihat itu pada pelamar yang berjenis kelamin wanita, tanpa
memikirkan apakah pelamar itu merasakan hal yang sama atau tidak.

"Defenisif” apabila orang yang sedang merasa tidak nyaman atau


terancam cenderung merespon dengan cara mengurangi kemampuan mereka

17
untuk mencapai pemahaman timbal balik. Artinya mereka menjadi defensif,
yaitu terlibat dalam sifat seperti menyerang orang lain secara verbal, memberi
ungkapan sarkas, bersifat menghakimi, dan menanyakan motif-motif orang.

"Bahasa” adalah kata-kata yang mempunyai makna serta arti berbeda bagi
setiap individu. Usla, Pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga
unsur yang mempengaruhi pemahaman dan penggunaan Bahasa setiap individu.
Dalam suatu kelompok atau organisasi, biasanya memiliki latar belakang yang
beragam disetiap anggotanya. Selain itu pengelompokan karyawan dalam setiap
departemen menciptakan spesialis yang mengembangkan Bahasa dan budaya
tersendiri.

Dalam melakukan komunikasi terkadang hasilnya tidak sesuai dengan apa


yang diharapkan. Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi
supaya menjadi efektif, yaitu:

1. Memelihara iklim komunikasi terbuka


2. Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
3. Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya
4. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima
5. Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab untuk
memperoleh dan membagi Informasi
6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien

2.9 Pentingnya Komunikasi Kerja


Komunikasi dianggap sebagai proses yang paling berharga untuk
mentransfer, bertukar ide, perasaan dan informasi dalam organisasi. Komunikasi
memegang peranan penting dalam suatu interaksi sosial dimana komunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia, oleh karena itu komunikasi akan sangat
berpengaruh dalam dunia kerja. Semakin efektif komunikasi yang dibina, maka
semakin produktif juga seseorang untuk menjalankan tugasnya. Karyawan
menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam pertemuan dan menyebarkan
informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari

18
organisasi dan masalah mendesak muncul dari operasi sehari-hari. Komunikasi
penting bagi organisasi, dan para peneliti menyatakan bahwa komunikasi
organisasi harus diselaraskan dengan kinerja organisasi seperti pemenuhan
pekerjaan (Kegiatan komunikasi menjadi kunci utama untuk mempelajari dan
mengembangkan karyawan. (Arif Rachman Putra & Ella Anastasya Sinambela,
2021).

Komunikasi sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan


suatu pekerjaan. Tidak ada satu pekerjaan pun yang tidak membutuhkan proses
komunikasi. Ketika dalam lingkup pekerjaan ada interaksi diantara pegawai dan
antara pegawai dengan atasan atau sebaliknya. Ada instruksi maka ada yang
harus dikerjakan, dan ada yang harus dikoordinasi. Perlu adanya komunikasi
yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi untuk membentuk
suatu kerja sama yang baik dan jelas. Komunikasi yang baik akan menimbulkan
saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja. (Apenida Bu’ulolo,2021)

Komunikasi kerja berperan penting di dalam perusahaan. Pada prakteknya


dalam perusahaan ini bahwa komunikasi kerja yang terlaksana antara karyawan
masih belum harmonis dan jelas sehingga memicu ketidakpahaman karyawan.
Hal ini berdampak pada pekerjaan yang terlaksana tidak maksimal karena
terdapat pekerjaan yang salah. Ketidakjelasan ini disebabkan lebih banyak
mengunakan bahasa yang tidak mudah dimengerti karyawan. (Rick Thionanda
& Ina Namora, 2020)

Untuk menciptakan perusahaan yang efektif, komunikasi adalah sarana


penting untuk mengkoordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi
keorganisasian misalnya pernyataan tentang kebijaksanaan perusahaan,
instruksi, memo resmi, laporan antara bagian administrasi dan pemasaran serta
informasi pedoman kerja dan pengumuman perusahaan. Hal ini karena
kemampuan komunikasi karyawan yang ditingkatkan akan memberikan dampak
pada pesan-pesan dapat disampaikan dengan jelas dan akan terhindar dari
kesalahpahaman yang mungkin terjadi selama bekerja.

19
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi kerja berperan penting dalam memperlancar kegiatan
perusahaan karena dengan adanya komunikasi fungsi-fungsi dari
manajemen yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan
Pengawasan dapat tercapai.

Komunikasi kerja dapat meningkatkan kepuasan kerja bagi


karyawan maupun pimpinan karena adanya umoan balik iklim komunikasi
yang mendukung organisasi atau perusahaan terarah dan dapat membuat
kerja karyawan lebih optimal.

Komunikasi yang tidak harmonis dapat memicu ketidakpahaman


karyawan. Hal ini berdampak pada pekerjaan yang terlaksana tidak
maksimal karena terdapat pekerjaan yang salah. Ketidakjelasan ini
disebabkan lebih banyak mengunakan bahasa yang tidak mudah dimengerti
karyawan

3.2 Saran
Pimpinan dan Karyawan di harapkan dapat memperhatikan
mengenai etika dan unsur-unsur komunikasi dalam kerja agar dapat bekerja
sama untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

20
DAFTAR PUSTKA

Bu'ulolo, A., Fau, S. H. & Fau, J. F., 2021. PENGARUH KOMUNIKASI KERJA
TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DINAS SOSIAL KABUPATEN
NIAS SELATAN. PARET0 : Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis , 6(2), pp. 61-
72.

Doembana, I., Rahmat, A. & Farhan, M., 2017. Buku Ajar Manajemen dan Strategi
Komunikasi Pemasaran. Yogyakarta: ZAHIR PUBLISHING.

Dr. (Cand) Suhardi, S. M., 2018. Pengantar Manajemen dan Aplikasinya. Yogyakarta:
GAVA MEDIA.

Dr. H. Bachruddin Ali Akhmad, M., 2022. KOMUNIKASI ORGANISASI. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.

Dr. Redi Panuju, M., 2018. PENGANTAR STUDI (ILMU) KOMUNIKASI) Komunikasi
sebagai Kegiatan Komunikasi sebagai Ilmu. Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP.

Dr. Sitti Roskina Mas, M. M. & Prof. Dr. Phil Ikhfan Haris, M., 2020. KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI (Teori dan Aplikasi. Gorontalo: UNG Press Gorontalo.

Dr. Wehelmina Rumawas, S. M., 2018. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.


Manado: Universitas Sam Ratulangi (Unsrat Press).

Faroman Syarief, A. K. Z. D. W. H. N. F. S. A. K. Z. D. W. H. N. Z. H. S. Y. Z. M. J. I.
W. G. S. S., 2022. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Bandung: WIDINA
BHAKTI PERSADA BANDUNG.

Fithriyyah, M. U., 2021. DASAR-DASAR TEORI ORGANISASI. Jakarta: Irdev Institute.

Fitriano, A. et al., 2020. PENGARUH STRES KERJA, DISIPLIN KERJA DAN


KOMUNIKASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.
NATIONAL SUPER. Jurnal Warta, 14(1), pp. 81-123.
Hj. Ilah Holilah, S. M., 2020. TEORI-TEORI KOMUNIKASI. Banten: Pusat Penelitian
dan Penerbitan (Puslitpen).

Khairunnisa, 2019. Manajemen Komunikasi. Samarinda: s.n.

Muhammad Zulfa Alfaruqy, S. M., 2020. BUKU AJAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI.


Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Nanda, R. T. & Namora, I., 2020. PENGARUH KOMUNIKASI KERJA,


KEPEMIMPINAN DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN PADA PT BUMISARI PRIMA MEDAN. Jurnal Bisnis
dan Manajemen, 7(1), pp. 19-24.

Putra, A. R. & Sinambela, E. A., 2021. Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Dosen. Jurnal Simki Pedagogia, 4(1), pp. 58-67.

Rahman, Y. A., 2020. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. JURNAL:


Pendidikan Islam, 4(2), pp. 1-23.

Robert Tua Siregar, U. E. D. E. P. I. H. A. H. U. O. A. I. M. H. E. Z. R. C. H. I. S. A. B.


A. S. L. M. M. U., 2021. KOMUNIKASI ORGANISASI. Bandung: WIDHINA
BAKTI PERSADA.

You might also like