Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 4 Komunikasi Kerja
Makalah Kelompok 4 Komunikasi Kerja
KOMUNIKASI KERJA
Dosen Pengampuh :
Di Susun Oleh :
Kelompok 4
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sebagai penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun tugas Mata
Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan ini dengan baik. Tugas ini berisi
tentang Makalah “Komunikasi Kerja.”
Tugas ini kami susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya :
Bapak DR. Muchtar Achmad, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Gorontalo. Oleh karena itu, kami sampaikan terima kasih atas waktu,
tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari bahwa hasil dari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata
Semoga tugas ini dapat memberikan setitik manfaat bagi kami sendiri sebagai penulis dan
semua pihak yang mungkin kelak membaca makalah ini.
Kelompk 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan terus terjadi dan akan selalu berdampak pada pelaku bisinis
perusahaan. Dengan adanya perkembangan tersebut, diperlukan adanya
kemampuan dasar perusahaan dalam me-manage perusahaannya untuk
menghadapi tantangan yang semakin komplek. Untuk itu perusahaan bisnis/calon-
calon pebisnis dan para mahasiswa yang nantinya akan berkecimpung di dunia
bisnis perlu mengetahui lebih dulu dasar-dasar manajemen.
Menurut Dr. (Cand) SUHARDI, S.E., M.M. 2018 dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Manajemen dan Aplikasinya” mengatakan bahwa
manajemen itu sebagai ‘proses’, dan juga sebagai ‘seni’. Manajemen sebagai
‘seni’ artinya bahwa ada kemampuan atau keterampilan pribadi seseorang, mulai
dari berkomunikasi, perencanaan, keputusan dan lain-lain yang selalu bervariasi,
dan sang pemimpin tersebut menggunakan pendekatan artistik (seni) kreatifitas,
sedang manajemen sebagai ‘proses’ adalah cara sistematis untuk melakukan suatu
kegiatan/pekerjaan tersebut tanpa memandang adanya kecakapan atau
keterampilan khusus dan harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan/diinginkan.
1
Manajemen SDM merupakan sebuah seni sekaligus strategi dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia yang terdiri dari fungsi perencanaan,
penerapan, perekrutan, pelatihan, pengembangan karier karyawan atau pegawai
serta melakukan inisiatif terhadap pengembangan organisasional sebuah
organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya, tidak ada perusahaan yang tidak
membutuhkan manajemen SDM atau istilah kerennya Human Resource (HR).
Bagian Human Resource itulah yang bertanggung jawab untuk mengurus berbagai
kebutuhan perusahaan yang terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM)
termasuk di dalamnya ada Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sehingga
semua kegiatan atau pekerjaan berjalan dengan lancar dan lebih efisien. (Faroman
Syarief, et all 2022)
2
4. Bagaimana Proses Komunikasi
5. Apa arti dan peran komunikasi?
6. Apa saja Tataran Komunikasi
7. Apa fungsi komunikasi dalam organisasi?
8. Apa saja hambatan komunikasi yang efektif dan bagaimana cara
mengatasinya?
9. Mengapa Komunikasi kerja itu penting?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Kerja
Dalam penelitian Andre Fitriano dkk. 2020 mengatakan bahwa Menurut
Thoha (2011:167), komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan
penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi
yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampaian berita tadi
menyampaikan secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam
bentuk distorsi.
Menurut Siti Roskina Mas dan Ikhfan haris dalam bukunya yang berjudul
“Komunikasi dalam organisasi (Teori dan Aplikasi)” Definisi komunikasi secara
umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua
atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa
pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Komunikasi adalah pesan
yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber)
melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan
maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang
diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which
channel. to whom, with what effect.
4
dimana terjadinya pemindahan informasi dari yang satu terhadap yang lain untuk
memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan dilaksanakan.
• Model Lasswell
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell
(Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia
menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam
melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan
apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa,
dan dengan what effect atau apa efeknya.
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan
kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah
menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai
komunikasi.
Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan.
Pertanyaan ini adalah berhubungan isi komunikasi atau apa pesan yang
disampaikan dalam komunikasi tersebut.
Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya
menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi
atau dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara atau kepada
siapa pesan yang ia ingin disampaikan diberikan.
Pertanyaan yang keempat adalah through what atau melalui media
apa. Yang dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti
5
berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi,
surat,buku dan gambar.
Pertanyaan yang terakhir adalah what effect atau efeknya dari
komunikasi tersebut. Misalnya sebuah sekolah swasta membuat iklan
untuk mengkomunikasikan bahwa mereka akan menerima murid baru.
Sesudah iklan ini disiarkan beberapa hari, sudah berapa orangkah yang
telah mendaftar untuk menjadi murid. Jumlah orang yang mendaftar ini
adalah merupakan efek dari komunikasi.
• Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model
komunikasi dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model
Shannon Wever.
Model Shannon menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Di dalamnya ada konsep gangguan
(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini
bisa merupakan interferensi yang selalu ada bersama saluran bersama
tersebut yang diterima oleh penerima. Contohnya ketika orang sedang
bercakap-cakap tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan muncul bunyi
sirine dari luar rumah, tiba-tiba ada panggilan telepon, atau bahkan ada
Kucing yang berlalu di depan peserta komunikasi.
• Model Scraumn
Wilbur Scraumn memberikan model proses komunikasi yang agak
berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan
pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang
pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima
oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim
pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang
pengalaman,bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan
yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima
diinterpretasikan dengan benar.
6
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu
memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah.
Oleh karena Schraumn menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi,
akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah.
• Model Berlo
Model yang dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960 hanya
memperlihatkan proses komunikasi satu arah dn hanya terdiri dari empat
komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau receiver. Akan
tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor
kontrol. Faktor keterampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem
sosial dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan faktor
penting dalam menentukkan isi pesan, perlakuan, atau treatment dan
penyandian pesan.
Model komunikasi Berlo di samping menekankan komunikasi
sebagai suatu proses, juga menekankan ide bahwa arti pesan yang
dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan
itu sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan
terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang ditafsirkan oleh
si pengirim atau si penerima pesan dan bukan pada apa yang ada dalam
komponen pesan itu sendiri.
• Model Seiler
William J. Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah
dan bersifat lebih universal. Menurut Seiler source atau pengirim pesan
mempunyai empat peranan yaitu menentukan arti apa yang akan
dikomunikasikan, menyandikan arti kedalam suatu pesan, mengirimkan
pesan dan mengamati, dan bereaksi terhadap respon dari penerima pesan.
Model Seiler ini disamping menekankan pentingnya balikan juga
menekankan pentingnya faktor lingkungan dalam proses komunikasi yang
dapat mempengaruhi hakikat dan kualitas dari komunikasi. Misalnya
adalah mudah melakukan pembicaraan secara rutin atau pribadi pada
lingkungan yang menyenangkan dari pada lingkungan yang hiruk pikuk
7
dan tidak menyenangkan. Beberapa lingkungan kadang-kadang
mempercepat proses komunikasi dan beberapa lingkungan seakan
menghambat proses komunikasi.
a. Struktur Lingkaran
Struktur ini tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya
sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua
anggota lain di sisinya.
b. Struktur Roda
Struktur ini memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di
pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan
menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu jika seorang anggota
ingin berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan
melalui pemimpinnya.
c. Struktur Y
Struktur ini relatif kurang terealisasi dibanding dengan struktur
roda, tetapi lebih terealisasi disbanding pola lainnya. Pada struktur ini
terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah), tetapi satu anggota
lain berperan sebagai pemimpin kedua (orang kedua dari bawah). Anggota
ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua yang lainnya. Ketiga
anggota lainnya memiliki keterbatasan komunikasi karena hanya dengan
satu orang lainnya.
d. Struktur Rantai
8
Struktur ini sama dengan struktur lingkaran tetapi anggota yang
paling akhir hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Orang yang
berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka
yang berada di posisi lain.
e. Struktur Semua Saluran
Struktur yang dapat disebut juga dengan pola bintang ini hampir
sama dengan struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan
semuanya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi anggota yang lainnya.
Akan tetapi, dalam struktur ini setiap anggota bisa berkomunikasi dengan
setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota
secara optimum.
Menurut Dr. H Bachruddin Ali Akhmad, M.Si tahun2022, dalam bukunya
yang berjudul Komunikasi Organisasi Hal. 47 mengatakan bahwa arus pesan
komunikasi mengalir melalui saluran struktur komunikasi formal ke empat arah,
yaitu ke bawah, ke atas, ke samping, dan menyilang. Rincian itu menunjukkan arah
arus informasi yang berbeda-beda, yaitu vertikal ke bawah (downward), vertikal ke
atas (upward), horizontal (horizontal), dan diagonal (diagonal).
a. Arus Informasi Kebawah
Arus informasi ke bawah adalah komunikasi utama dan mengikuti mata
rantai berjenjang. Arus informasi kebawah digunakan oleh para manajer untuk
menyampaikan berbagai jenis pesan komunikasi. Jenis pesan ke bawah adalah
sebagai berikut:
1. Instruksi tugas.
2. Penalaran tentang Tugas.
3. Prosedur, kebijakan, dan praktik kerja organisasi.
4. Umpan balik kinerja karyawan.
5. Indoktrinasi organisasi.
6. Perubahan dan inovasi.
7. Keselamatan kerja pelestarian lingkungan
b. Arus Informasi Keatas
9
Arus informasi keatas menjadi populer sejak dimunculkan oleh
Aliran Hubungan Manusiawi. Komunikasi vertikal cenderung menjadi dua
arah-tidak hanya satu arah seperti dalam aliran klasik. Menurut laporan Katz
dan Kahn (1978: 446) dan Gibson dan Hodgetts (1991: 220), Pesan dalam arus
komunikasi ke bawah meliputi hal-hal
1. Umpan balik tentang sikap dan perasaan karyawan.
2. Orang lain dan masalah-masalah mereka.
3. Praktik kerja dan kebijakan organisasi.
4. Saran-saran perbaikan dan ide-ide baru
5. Umpan balik bagi komunikasi ke bawah.
6. Informasi keluhan karyawan.
7. Peningkatan keterlibatan karyawan.
c. Arus Informasi Horizontal
Komunikasi horizontal dalam praktik banyak 67% dari seluruh
komunikasi organisasi. itu memperteguh kesimpulan Jay Jackson (1959: 61)
tentang manajer rendah dan menengah: Mereka lebih sibuk komunikasi kepada
sesama manajer daripada bawahan di unit kerja sendiri, karena kuatnya motif
mengharapkan pengertian dan dukungan kolega’. Dalam konsep flat
organization, yaitu organisasi yang datar, terutama melaksanakan komunikasi
horizontal mendominasi komunikasi manajerial (Lewis, 1976).
Dalam struktur organisasi formal, tujuan pesan-pesan komunikasi
horizontal dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Koordinasi tugas kerja antardepartemen.
2. Membangun sistem dukungan sosial.
3. Membangun kebersamaan informasi.
4. Memfasilitasi pemecahan masalah.
5. kampus.
6. Solusi konflik
d. Arus Informasi Diagonal
Arus komunikasi Diagonal terjadi di antara dua orang yang berbeda
jenjang kedudukan dalam struktur hierarkis dan berbeda divisi atau jalur fungsi.
10
Di bawah ini adalah beberapa dampak dan tujuan yang lazim ditemui dalam
komunikasi diagonal:
1. Memperkokoh keterbukaan komunikasi.
2. Memperlancar pelaksanaan koordinasi antar departemen.
3. Meningkatkan efisiensi-penghematan waktu dan uang.
11
bisa berasal dari komunikator, isi pesan, media yang digunakan, maupun
pada penerimanya.
6. Umpan balik (feedback). Merupakan respons, tanggapan, ataupun reaksi atas
suatu pesan. Umpan balik bisa dalam bentuk yang netral, ada yang
mendukung (positif), dan ada yang menolak (negatif).
7. Efek. Merupakan akibat yang timbul dari komunikasi, baik berupa emosi,
pikiran maupun perilaku.
8. Situasi. Merupakan keadaan yang ada atau terjadi pada saat berlangsung
komunikasi. Situasi ini bisa berupa suhu, cuaca, tata ruang, sikap peserta
komunikasi, dan tujuan tujuan berkomunikasi.
9. Selektivitas. Merupakan filter yang digunakan peserta komunikasi untuk
menyaring pesan. Baik berupa nilai-nilai budaya, mitos, prasangka, dan
lainnya.
10. Lingkungan. Merupakan pihak lain yang ikut campur atau intervensi dalam
komunikasi.
12
penyampai pesan. Melalui penyampaian pesan itulah akan muncul suatu proses
interpretasi. Selanjutnya pihak penerima pesan akan memberikan reaksi atau
umpan balik, baik berupa tanggapan positif atau negatif.
13
c. Komunikasi Kelompok, dalam komunikasi kelompok, komunikator
relative mengenal komunikan, demikian juga antarkomunikan. Bentuk
komunikasi kelompok kecil, misalnya pertemuan, rapat, dan lain-lain.
Umpan balik diterima dengan segera, menentukan penyampaian pesan
berikutnya. Namun, pesan relative lebih terstruktur daripada komunikasi
antarpribadi, bersifat format ataupun informal.
d. Komunikasi Publik disebut juga komunikasi kelompok besar karena
melibatkan komunikan khalayak yang relative besar sehingga sulit mengenal
secara dalam satu per satu. Contoh komunikasi public adalah rapat akbar,
tabligh akbar, kuliah umum, dan sejenisnya. Dalam komunikasi public
proses komunikasi relative bersifat linier atau satu arah. Dengan demikian,
komunikasi public membuka peluang agar pesan lebih ditujukan afektif,
emosi, dan perasaan komunikannya.
e. Komunikasi Organisasi, terjadi di dalam organisasi ataupun
antarorganisasi, baik bersifatformal ataupun informal. Semakin formal
sifatnya, semakin terstruktur pesan yang disampaikan. Komunikasi formal
adalah komunikasi menurut struktur organisasi: Komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah, ataupun horizontal.
f. Komunikasi Massa, Dalam tataran komunikasi ini, komunikator dan
komunikan serta antar komunikan relative tidak saling mengenal secara
pribadi, anonym dan sangat heterogen. Komunikator dapat berbentuk
organisasi. Pesanpesannya relative bersifat umum, disampaikan secara
relative tidak ada atau bersifat tunda. Komunikator cenderung sulit
mengetahui umpan balik komunikan dengan segera. Untuk mengetahuinya,
biasanya dilakukan survey atau penelitian.
14
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan,
izin cuti, dan sebagainya.
• Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi.
• Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan, dan kewenangannya.
• Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu: (a). Saluran komunikasi formal (b). Saluran komunikasi
informal.
15
yang tidak direncanakan dan tidak mengikuti struktur formal organisasi, tetapi
timbul dari interaksi sosial di antara anggota organisasi.
- Komunikasi Formal
Terdapat tiga bentuk komunikasi formal yang sering dipakai dalam sebuah
organisasi yaitu upward communication, downward communication, dan
lateral communication.
Pertama, upward communication atau komunikasi dari bawah ke atas
melibatkan aliran pesan dari tingkat yang lebih rendah atau bawahan ke tingkat
yang lebih tinggi atau untuk seseorang yang memiliki kedudukan yang lebih
tinggi. Misalnya informasi dari pegawai untuk manajer. Jenis komunikasi ini
biasanya berkaitan dengan aktivitas dan masalah mengenai pekerjaan,
penyampaian ide dan saran untuk perubahan organisasi, dan lain sebagainya.
Jenis komunikasi ini sangat penting untuk keberlangsungan dan
pengembangan organisasi apapun.
Kedua, downward communication atau komunikasi dari atas ke bawah
melibatkan aliran informasi atau pesan yang disampaikan seseorang yang
memiliki wewenang atau kedudukan lebih tinggi ke orang yang kedudukannya
lebih rendah. Misalnya informasi atau pesan dari manajer untuk para pegawai
atau dari dekan untuk civitas akademika fakultas. Kebanyakan komunikasi ke
bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan
tugas-tugas. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan,
perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum.
Ketiga, lateral communication menunjukkan aliran pesan atau informasi
yang berlangsung di antara anggota-anggota organisasi yang menduduki
posisi-posisi yang sama tingkat otoritasnya. Misalnya manajer ke manajer atau
karyawan ke karyawan. Pesan ini biasanya berhubungan dengan koordinasi
tugas-tugas atau tujuan organisasi. Sesama manajer atau sesama karyawan
melakukan koordinasi dalam perencanaan pemecahan masalah, eksekusi
penyelesaian konflik, dan pemberian informasi. Komunikasi lateral ini juga
membangun moral dan kepuasan kerja. Karena jika komunikasi antarkaryawan
16
atau antarmanajer berlangsung dengan baik maka akan menghasilkan kepuasan
dalam bekerja.
- Komunikasi Informal
Komunikasi informal dalam organisasi mungkin menyangkut berbagai
topik yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan organisasi. Informasi atau
pesan tersebut biasa disebut grapevine. Grapevine atau desas-desus dikatakan
sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang-orang yang tidak
dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi ini tidak
mengikuti jalur komunikasi formal dan hierarkis apa pun yang ditetapkan
dalam organisasi.
"Persepsi" rasa pemilih dan selektif akan muncul ketika komunikan dalam
proses komunikasi tersebut melihat dan merasakab secara selektif berdasarkan
aspek kebutuhan, dorongan, pengalaman, latar belakang, dan kepribadiannya.
Komunikan juga membayangkan minat, dan harapan mereka kedalam
komunikasi bila mereka menguraikan komunikasi tersebut.
17
untuk mencapai pemahaman timbal balik. Artinya mereka menjadi defensif,
yaitu terlibat dalam sifat seperti menyerang orang lain secara verbal, memberi
ungkapan sarkas, bersifat menghakimi, dan menanyakan motif-motif orang.
"Bahasa” adalah kata-kata yang mempunyai makna serta arti berbeda bagi
setiap individu. Usla, Pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga
unsur yang mempengaruhi pemahaman dan penggunaan Bahasa setiap individu.
Dalam suatu kelompok atau organisasi, biasanya memiliki latar belakang yang
beragam disetiap anggotanya. Selain itu pengelompokan karyawan dalam setiap
departemen menciptakan spesialis yang mengembangkan Bahasa dan budaya
tersendiri.
18
organisasi dan masalah mendesak muncul dari operasi sehari-hari. Komunikasi
penting bagi organisasi, dan para peneliti menyatakan bahwa komunikasi
organisasi harus diselaraskan dengan kinerja organisasi seperti pemenuhan
pekerjaan (Kegiatan komunikasi menjadi kunci utama untuk mempelajari dan
mengembangkan karyawan. (Arif Rachman Putra & Ella Anastasya Sinambela,
2021).
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi kerja berperan penting dalam memperlancar kegiatan
perusahaan karena dengan adanya komunikasi fungsi-fungsi dari
manajemen yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan
Pengawasan dapat tercapai.
3.2 Saran
Pimpinan dan Karyawan di harapkan dapat memperhatikan
mengenai etika dan unsur-unsur komunikasi dalam kerja agar dapat bekerja
sama untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
20
DAFTAR PUSTKA
Bu'ulolo, A., Fau, S. H. & Fau, J. F., 2021. PENGARUH KOMUNIKASI KERJA
TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DINAS SOSIAL KABUPATEN
NIAS SELATAN. PARET0 : Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis , 6(2), pp. 61-
72.
Doembana, I., Rahmat, A. & Farhan, M., 2017. Buku Ajar Manajemen dan Strategi
Komunikasi Pemasaran. Yogyakarta: ZAHIR PUBLISHING.
Dr. (Cand) Suhardi, S. M., 2018. Pengantar Manajemen dan Aplikasinya. Yogyakarta:
GAVA MEDIA.
Dr. Redi Panuju, M., 2018. PENGANTAR STUDI (ILMU) KOMUNIKASI) Komunikasi
sebagai Kegiatan Komunikasi sebagai Ilmu. Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP.
Dr. Sitti Roskina Mas, M. M. & Prof. Dr. Phil Ikhfan Haris, M., 2020. KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI (Teori dan Aplikasi. Gorontalo: UNG Press Gorontalo.
Faroman Syarief, A. K. Z. D. W. H. N. F. S. A. K. Z. D. W. H. N. Z. H. S. Y. Z. M. J. I.
W. G. S. S., 2022. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Bandung: WIDINA
BHAKTI PERSADA BANDUNG.
Putra, A. R. & Sinambela, E. A., 2021. Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Dosen. Jurnal Simki Pedagogia, 4(1), pp. 58-67.