You are on page 1of 5

BAB I

PENGUJIAN PENETRASI BITUMEN

1.1 Maksud
Uji Penetrasi Bitumen adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
karakteristik bitumen berdasarkan tingkat kekerasan bitumen tersebut. Pengujian
dilakukan dengan melakukan prosedur menggunakan jarum dengan ukuran yang
telah ditentukan, menggunakan alat semiautomatic pentrometer. Pengujian ini
menggunakan metode pengujian yang mengacu pada SNI 2456:2011.

1.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakan pemegang jaruk naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur sampai 0,1 mm.
2. Pemegang jarum seberat (47,5±0,05) gram yang dapat dilepas dan (100±0,05)
gram masing-masing dipergunakan untuk pengukura penetrasi dengan beban
100 gram dan 200 gram.
3. Pemberat dari (50±0,05) gram masing-masing dipergunakan untuk
pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram.
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 440C, atau HRC 54 sampai 60
dengan ukuran dan bentuk menurut gambar no.2, ujung jarum harus berbentuk
kerucut terpancung.
5. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
berdiameter 55 mm dan dalam 45 mm.
6. Bak perendam (Waterbath)
Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat menahan
suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang, 0,1°C. Bejana dilengkapi dengan
pelat

1
2

dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang


dari 100 mm dibawah permukaan air dalam bejana.
7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup untuk
merendam benda uji.
8. Stopwatch.
9. Termometer.
10. Penerangan (Senter)

1.3 Benda Uji


Benda uji yang digunakan berupa aspal berjenis Pen. 60-70 yang berada dalam
cawan dan telah direndam di bak air dengan suhu 25°C.

1.4 Prosedur Pengujian


Prosedur pengujian ini adalah sebagai berikut.
1. Panaskan bitumen yang akan diuji secara hati-hati hingga meleleh. Setelah
mencair secara merata tuang ke dalam Cawan kemudian masukan ke dalam
bak perendam yang suhunya diatur 25°C.
2. Periksalah pemegang jarum agar dapat dipasang dengan baik, dan bersihkan
jarum dengan pelarut, setelah itu jarum dikeringkan dengan lap dan rakit
kedalam alat pemegang jarum.
3. Agar total beban yang ada di jarum mencapai 100 gram tambah pemberat 50
gram di atas jarum tersebut.
4. Cawan yang berisi benda uji masukan ke dalam gelas beker yang telah berada
dibawah alat penetrasi.
5. Turunkan perlahan jarum tersebut sehingga jarum menyentuh permukaan
benda uji. Set angaka 0 di alat penghitung.
6. Lepaskan jarum bersamaan dengan dimulainya perhitungan waktu selama
jangka waktu (5±0,1) detik.
7. Lakukan pembacaan angka yang ada di stopwatch.
3

8. Jarum penetrasi dilepaskan dari pemegangnya dan siapkan alat penetrasi untuk
perkerjaan berikutnya.
9. Ambil jarum yang sudah masuk ke dalam samper dengan cara diputar
perlahan-lahan.
10. Lakukan pengujian tersebut sebanyak 5 kali dengan ketentuan setiap titik
berjarakan lebih kurang 2 cm.

1.5 Hasil Pengujian


Hasil dari pengujian penetrasi aspal jenis Pen. 60-70 yang telah dilakukan
dapat dilihat pada pemeriksaan penetrasi aspal Tabel 1.1 dan penetrasi Tabel 1.2
di halaman selanjutnya.

Tabel 1.1 Pemeriksaan Penetrasi Aspal

No Urutan Pemeriksaan Pemb. Suhu Pemb. waktu


1 Pemanasan Benda uji
Mulai pemanasan 28 O
C 8.20 WIB
Selesai pemanasan 142 O
C 8.35 WIB
2 Didiamkan pada suhu ruang
Mulai 142 O
C 8.35 WIB
Selesai 28 O
C 9.40 WIB
3 Direndam air dalam suhu 25OC
Mulai 25 O
C 9.50 WIB
Selesai 25 O
C 10.50 WIB
4 Diperiksa
Mulai 25 O
C 10.50 WIB
Selesai 25 O
C 11.00 WIB
4

Tabel 1.2 Hasil Pemeriksaan Penetrasi Aspal


Benda Uji Sket Pengujian
No Benda Uji Benda Uji Keterangan
I (mm) II (mm)
1 2
1 68,00 68,00
nilai
2 68,00 68,00 penetrasi
x
3 68,00 68,00 rata-rata
adalah
4 68,00 68,00 68,00 mm
5 68,00 68,00
Rata-rata 68,00 68,00

1.6 Analisis Hasil Pengujian


Dari Pengujian penetrasi aspal dengan menggunakan bahas uji aspal AC 60-
70 didapat hasil pengujian penetrasi seperti pada Tabel 1.2. Perhitungan nilai rata-
rata pengujian adalah sebagai berikut.
(68+ 67+66+67 +68)
1. Sampel I = = 67,20 mm
5
(69+ 68+67+68+ 69)
2. Sampel II = = 68,20 mm
5
(67.20+ 68 ,20)
3. Rata-rata = = 67,7 mm
2

1.7 Pembahasan
Uji penetrasi bitumen berguna untuk mengetahui tingkat kekerasan bitumen.
Nilai tersebut didapatkan saat masuknya jarum dengan beban 50/100 gram selama
5 detik dalam suhu ruangan yaitu 25 °C. Selanjutnya, angka penetrasi didapat dari
rata-rata nilai pengambilan data sebanyak 5 kali pada masing-masing sampel atau
benda uji.
Berdasarkan hasil dari analisis pengujian yang telah dilakukan sebelumnya,
didapatkan nilai rata-rata penetrasi untuk sampel pertama sebesar 67,20 mm dan
nilai rata-rata penetrasi untuk sampel kedua sebesar 68,20 mm. Direktorat
5

Jenderal Bina Marga (2018) menyatakan bahwa syarat untuk pengujian penetrasi
untuk aspal tipe Pen. 60-70 adalah 60-70 mm. Dengan demikian, hasil pengujian
untuk kedua sampel telah memenuhi persyaratan berdasarkan Direktorat Jenderal
Bina Marga (2018) dan telah memenuhi tingkat kekerasan yang disyaratkan.
Selain itu, nilai penetrasi yang didapatkan pun akan berhubungan dengan hasil
pada Pengujian Titik Lembek Bitumen dan akan menentukan besarnya nilai
deformasi bitumen yang diwakilkan dengan nilai Stifness Modulus of Bitumen
(Sbit).

1.8 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pengujian penetrasi dilakukan untuk mengetahui salah satu karakteristik bitumen
yaitu tingkat kekerasan bitumen. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa setiap
benda uji yang digunakan pada pengujian ini telah memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam Direktorat Jenderal Bina Marga (2018). Nilai dari Pengujian
Penetrasi akan berkaitan dengan hasil dari Pengujian Titik Lembek Bitumen dan
akan menentukan besarnya nilai deformasi bitumen yang diwakilkan dengan nilai
Stifness Modulus of Bitumen (Sbit).

You might also like