You are on page 1of 14

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Lingustik Modern Dr. Saifuddin Ahmad Hussein, MA

Kalam Dalam Bahasa Arab

Rifqi Nur Hadi : 220211060139

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

2023
DAFTAR ISI

Cover..............................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I PENDEHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan Masalah....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2

A. Pengertian Kalimat Dalam Bahasa Arab..............................................................2

B. Unsur-Unsur Kalimat...........................................................................................5

C. Jenis-Jenis Kalimat Dan Pembagiannya Dalam Bahasa Arab.............................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bahasa Arab, pengaturan antar kata dalam kalimat atau antar kaliamat
dalam klausa atau wacana merupakan kajian ilmu Nahwu. Bahkan hubungan itu tidak
hanya menimbulkan makna gramatikal, tetapi juga mempengaruhi baris akhir masing-
masing kata yang kemudian disebut dengan I’rab.
Keanekaragaman struktur bahasa dan unsur-unsur kebahasaan merupakan sesuatu
yang sangat komplek dan sulit dipahami. Namun, hal itu merupakan kebutuhan ilmiah
dibidang lunguistik. Hasil yang dicapai sangat bermanfaat terutama dalam menyusun
kamus bahasa.
Dalam linguistik, sintaksis adalah ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk
membuat kalimat dalam bahasa alami. Selain aturan ini, kata sintaksis juga digunakan
untuk merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang mencakup struktur kalimat
dalam bahasa apapun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat dalam bahasa Arab?
2. Apa unsur-unsur kalimat?
3. Apa saja jenis-jenis kalimat dan pembagiannya dalam bahasa Arab?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kalimat dalam bahasa Arab.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur kalimat.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat dan pembagiannya dalam bahasa Arab.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Dalam Bahasa Arab


Dalam tata bahasa baku Indonesia dikatakan: “ kalimat adalah bagian
terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titik nada, disela
oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang
memastikan adanya perbedaan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan huruf
latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan dikahiri dengan tanda titik, tanda
Tanya, atau tanda seru.”1
Adapun dalam Bahasa Arab kalimat disebut dengan kalam. Adapun
pengertian kalam sebagai berikut:

ْ ‫ب ْال ُم ِفيدُ ِب ْال َـو‬


ِ‫ضع‬ ُ ‫ظ ْال ُم َر َّك‬
ُ ‫ال َك ََل ُم ُه َو اللَّ ْف‬
Artinya: kalam itu adalah suatu lafadz yang tersusun lagi memberi faedah
dengan letaknya (dengan bahasa arab).

Contoh : ‫( َجا َء زَ ْيدٌ َرا ِكبًا‬telah datang Zaid dalam keadaan berkendara)
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kalam adalah lafadz, yang memberi
faedah, yang tersusun dengan letaknya (dengan bahasa arab), itu hanyalah
pengertian umumnya. Kemudian di sini ditambahkan beberapa pengetian
mengenai lafadz dan lain-lainya.2

Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah contoh: ٌ ‫زَ ْيد‬

ٌ ‫وف ال ِه َجائِيَ ِة نحو زَ ْيد‬ ِ ‫ت يَ ْشت َ ِم ُل َعلَى بَ ْع‬


ِ ‫ض ال ُح ُر‬ ٌ ‫ص ْو‬ ُ ‫اللَّ ْف‬
َ ‫ظ ُه َو‬
1
Husain Junus, Aripin Banasaru, Bahasa Indonesia Tinjauan Sejarahnya dan Pemakaian Kalimat
yang Baik dan Benar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1996), h. 35-36.

2
Mumammad Shofi Asnaf, Kaidah-kaidah Nawhu serta contoh-contohnya (intisari dari kitab
jurmiyah), (Pasuruan: Percetakan Dalwa, 2008), h. 1.

2
Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara
yang tidak terkandung didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara gendang
atau suara tepukan tangan.
Masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah sesuatu
yang tersusun dari dua kalimat atau lebih contoh :

‫زَ ْيدٌ قَائِ ٌم‬ Zaid minum َ َ‫ ق‬Muhammad pergi


ٌ‫ام ُم َح َّمد‬
َ َ‫ب ِم ْن َك ِل َمتَي ِْن فَأ َ ْكث َ َر ن َْح ُو زَ ْيدٌ قَائِ ٌم َو ق‬
ٌ ‫ام ُم َح َّمد‬ َ ‫ب ُه َو َما ت َ َر َّك‬
ُ ‫المر َّك‬
َ
Disini dijelaskan murokkab atau tersusun adalah yang tersusun dari dua
kalimat, maka jika hanya berupa satu kalimat saja dalam artian tidak tersusun dari
dua kalimat, maka tidak bisa dikatakan murokkab dan tidak termasuk dalam
kalam.

َ ‫احدَة ُ ن َْح ُو زَ ْيد ٌ َو َج َل‬


‫س‬ َ ُ‫ب ال َك ِل َمة‬
ِ ‫الو‬ ِ ‫المر َّك‬
َ َ‫فَخ ََر َج ِمن‬
artinya: maka tidak termasuk dari murokkab (tersusun) yaitu kalimat yang

tunggal (satu kata) contoh: ٌ ‫( زَ ْيد‬nama orang) َ ‫ َج َل‬duduk ( kata kerja)


‫س‬
Masuk ke pembahasan ke tiga mufid (memberi faedah) adalah suatu
kalimat yang memberi faedah atau memberi kejelasan sekiranya bisa diam dari
orang yang diajak berbicara maupun pendengar, contoh :

‫ق‬
ِ ‫س ْو‬ ُّ ‫ ِإ ْشت َ َرى زَ ْيدٌ قَ ْه َوة ً ِفي ال‬Zaid telah membeli kopi di pasar
‫امعِ َعلَ ْي َها‬
ِ ‫س‬ َ ‫س ُك ْو‬
َّ ‫ت المت َ َك ِل ِم َو ال‬ ُ ‫الم ِف ْيدُ ُه َو َما أَفَادَ فَائِدَة ً يُ ْحس‬
ُ ‫ِن‬

Maka jika dikatakan seperti contoh di atas apabila yang mendengarkan


diam dalam artian mengerti maka itulah yang dinamakan mufid.

‫ب ِم ْن َك ِلي َمتَي ِْن فَأ َ ْكث َ َر نَ ْح ُو‬ َ ‫فَخ ََر َج ِمنَ ْال ُم ِف ْي ِد ُك ُّل َما لَي‬
َ ‫ْس ُم ِف ْيدًا َو ِإ ْن ت َ َر َّك‬
َ َ‫ِإ ْن ق‬
ٌ ‫ام زَ ْيد‬

3
Artinya: Dan keluar atau tidak termasuk dari Mufid adalah setiap segala
sesuatu (perkataan) yang tidak memberi faedah sekalipun tersusun dari beberapa

kalimat. Seperti contoh : ٌ ‫زَ ْيد‬ َ‫ إ ِ ْن َقام‬jika Zaid telah berdiri.

sebagaimana contoh yang disebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah


berdiri”, Apa maksudnya? kalimat tersebut sama sekali tidak memberi faedah
meskipun tersusun dari beberapa kata karena kalimat tersebut masih membutuhkan

sebuah jawaban atau kalimat tambahan contoh : ْ َ ‫ام زَ ْيدٌ فَـأأأأأأأأأ‬


ُ‫ض أ ِر ْبه‬ َ َ‫ ِإ ْن ق‬jika
Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya. Kalimat tersebut baru bisa
dikatakan mufid.

Selanjutnya pembahasan tentang bil wad’i atau dengan letaknya (dengan


bahasa Arab) ada dua penjelasan mengenai hal ini, yaitu:
1. Dengan bahasa Arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini adalah perkataan

al ajam (perkataan selain bahasa arab) sepeti contoh: ‫موسى‬


Kata Musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa lain.
2. Dengan disengaja, maka seperti perkataan orang yang sedang tidur dan
perkataan orang mabuk dan orang gila ataupun yang lainnya itu tidak termasuk
dalam bil wad’i karena semuanya berupa tidak disengaja.3

B. Unsur-Unsur Kalimat
Adapun unsur – unsur kalimat itu terdiri dari:

3
Muhammad Rasyad bin Ahmad bin Abdurrahman Al-Baiti, Taqrirotul bahiyah ala matani
jurmiyah, (Surabaya: Darul ulum islamiyah, 2004), h 18-21.

4
1. Subjek adalah kata yang menunjukkan makna itu sendiri dan tidak ada
kaitannya dengan waktu. Disebut juga pokok kalimat, ia merupakan unsur inti dari
kalimat, biasanya berupa kata benda atau kata lain yang di bendakan. Untuk
mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya
“siapa”.

Contoh: ‫ب أ َ ْح َمدُ ُك َرة َ القَدَ ِم‬


َ ‫ لَ ِع‬Ahmad telah bermain bola. Pada kalimat
tersebut dapat diketahui kalau Ahmad menjadi subjek ( Fai’il ) dari perbuatan
bermain.
2. Predikat adalah kata yang menunjukkan makna itu sendiri dan berkaitan dengan
waktu. Dia adalah unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan

subjek, biasanya berupa kata kerja. Contoh : ‫ب أ َ ْح َمدُ ُك َرة َ ال َقدَ ِم‬
َ ‫لَ ِع‬ Ahmad

telah bermain bola. Pada kalimat tersebut dapat diketahui kalau lai’ba menjadi
prediket (Fi’il) dari Ahmad.
3. Objek adalah kata yang jatuh atau terletak setelah predikat (Fi’il) yang
menjelaskan apa yang diperbuat atau dihasilkan oleh fi’il tersebut. ia biasanya

disebut dengan maf’ul bih . Contoh: َ َ ‫ب أ َ ْح َمأأأدُ ُك َرة‬


‫القأأأدَ ِم‬ َ ‫لَ ِعأأأ‬ Ahmad telah

bermain bola. Pada kalimat tersebut dapat diketahui kalau kurotul qodam menjadi
objek (maf’ul bih) dari apa yang telah Ahmad perbuatan dengan pekerjaannya.4

C. Jenis-Jenis Kalimat dan Pembagiannya Dalam Bahasa Arab


Kalimat dalam bahasa arab jika disepadankan dalam bahasa Indonesia
dapat diklasifikasikan dari berbagai segi sebagai berikut:
1. Berdasarkan jumlah dan macam klausanya:

4
Trismanto, T. (2016). Kalimat Efektif Dalam Berkomunikasi. Bangun Rekaprima: Majalah Ilmiah
Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora, 2(1, April), 3-40.

5
a) Kalimat tunggal, dalam bahasa Arab disebut dengan kalam mufrod
adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa bebas tanpa klausa terikat. contoh

sebagai berikut: ً ‫أ َ ِخي َي ْع َم ُل ُمدَ ِر‬


‫سا‬
Berdasarkan macam predikatnya, kalimat tunggal dapat menjadi dua
jenis, yaitu kalimat verbal dan non verbal.

1) Kalimat Verbal )‫(الجملة الفعلية‬


Dengan adanya berbagai tipe verbal, maka dikenal adanya:

(a) Kalimat verbal taktranstif )‫ (الجملة الَلزمة‬yaitu kalimat yang tak


berobjek dan tak berpelangkap. Struktur kalimat ini memiliki dua unsur
fungsi inti, yaitu subjek dan prediket.

Contoh: ٌ ‫ح َّمد‬
َ ‫ُم‬ َ‫َرقَد‬
(b) Kalimat verbal ekatranstif )‫(الجملة المتعدية لها مفعول به واحد‬
yaitu kalimat yang berobjek. Struktur kalimat ini memiliki tiga unsur, yaitu
subjek, predikat, dan objek.

Contoh: ‫الطعام‬ ‫الخادم يقدم‬


(c) Kalimat verbal dwitranstif )‫ (الجم لة المت عد ية ل ها مفعوالن‬yaitu
kalimat yang berobjek dan berpelengkap. Struktur kalimat ini memiliki
empat unsur inti, yaitu subjek, predikat, objek, dan pelengkap.

Contoh: ‫ذاهبا‬ ‫أنا ظننته‬


(d) Kalimat verbal semitransitif )‫(الجملة شأأأأأأبه التعدية‬yaitu kalimat
yang berpelengkap, tetapi tak berobjek. Struktur kalimat ini memiliki tiga
unsur inti, yaitu subjek, predikat, dan pelengkap.

Contoh: ‫مريضا‬ ‫بعد ذلك صار‬

6
2) Kalimat Non Verbal )‫الفعلية‬ ‫(الجملة غير‬
Adapun kalimat non verbal meliputi:

(a) Kalimat nominal )‫ (الجملة اإلسأأأمية‬yaitu kalimat yang predikatnya


kategori nomina. Struktur kalimat ini mempunyai dua unsur inti, yaitu
subjek dan predikat.

Contoh: ‫هو أستاذي‬


(b) Kalimat adjektival )‫الوصفية‬ ‫ (الجملة‬yaitu kalimat yang predikatnya
berkategori adjektival. Struktur kalimat ini mempunyai dua unsur inti,
yaitu subjek dan predikat.

Contoh: ‫مريض‬ ‫أبوه‬


(c) Kalimat preposisional )‫( الجملأأة و خبرهأأا شأأأأأأبأأه الجملأأة‬ yaitu

kalimat yang predikatnya berkategori preposisi atau kata depan. Struktur


kalimat ini mempunyai dua unsur inti, yaitu subjek dan predikat.

Contoh: ‫الغرفة‬ ‫الجدة في‬


(d) Kalimat numeral )‫ (الجملأأأة و خبرهأأأا العأأأدد‬yaitu kalimat yang
predikatnya berkategori numeralia. Struktur kalimat ini mempunyai dua
unsur inti, yaitu subjek dan predikat.

Contoh: ‫عشر‬ ‫أوالده اثنا‬


b) Kalimat majmuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih
klausa bebas. Dalam bahasa Arab ini disebut dengan kalam murakkab. Contoh

sebagai berikut: ‫إسأأأأأأتيقظ محمد من النوم مبكرا ثم توضأأأأأأأ و صأأأأأألى‬


‫الصبح جماعة في المسجد‬

7
c) Kalimat majemuk bersususun sering disebut juga kalimat majemuk
bertingkat. Kalimat majemuk bersusun adalah kalimat yang minimal terdiri atas
satu klausa terikat. Dalam bahasa Arab disebut kalimat tathbiqi. 5 Contoh

sebagai berikut: ‫مريضة‬ ‫ذهبت إلى المستشفى ألن جدتي‬


2. Berdasarkan struktur intern klausa utamanya:
a) Kalimat sempurna atau lengkap, yaitu kalimat yang pada dasarnya
terdiri dari atas klausa bebas. kalimat sempurna kadang-kadang disebut dengan

istilah kalam kamil. Contoh sebagai berikut: ‫هاجر الرسأأأأول من مكة الى‬
‫المدينة المنورة‬
b) Kalimat tak sempurna atau tak lengkap, yaitu kalimat yang dasarnya
terdiri atas klausa terikat atau tidak mengandung klausa. Jenis kalimat ini juga
lazim disebut kalimat minor. Sebagai padanan dalam bahasa Arab dapat
digunakan istilah kalam ghayr kamil. Kalimat-kalimat pendek dalam
percakapan biasanya termasuk kalimat tak sempurna. Contoh sebagai berikut:

‫مشيا على األقدام‬


3. Berdasarkan tinjauan kalimat dari segi makna:
a) Kalimat tanya (jumlah istifhamiyah), berarti meminta informasi tentang
sesuatu yang belum diketahui dengan menggunakan salah satu kata sarana

tanya. Adapun kata istifham ialah: -‫هل‬ -‫ ما‬-‫ من‬-‫ متى‬-‫كيف‬-‫ أيان‬-‫ أين‬-
‫كم‬-‫أي‬ Contoh sebagai berikut: ‫يوسف‬ ‫أأنت فعلت هذا أم‬
b) Kalimat perintah (jumlatul amri). Al-hasyimi mendefinasikan kalimat
perintah sebagai tuturan yang disampaikan oleh pihak yang lebih tinggi

5
Nababan, M. L. E. (2012). Kesantunan Verbal dan Nonverbal pada Tuturan Direktif dalam
Pembelajaran di SMP Taman Rama National Plus Jimbaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia, 1(1).

8
kedudukannay kepada pihak yang lebih rendah agar melaksanakan perbuatan.

Contoh sebagai berikut: ‫المال‬ ‫لينفق ذو سعة من‬


c) Kalimat larangan (jumlatul al-nahyi). Al-Hasyimi mendefiniskan
kalimat larangan sebagai tuturan yang disampaikan oleh pihak yang lebih tinggi
kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah agar meninggalkan perbuatan.

Contoh sebagai berikut: ‫باهلل‬ ‫يابني ال تشرك‬


d) Kalimat sindiran (jumlatul al-i’rdhi). Hisyam mengemukakan bahwa
kalimat sindiran berarti kalimat yang meminta pihak melakukan sesuatu dengan

halus dan sopan. Contoh sebagai berikut: ‫لكم‬ ‫أال تحبون أن يغفر هللا‬
e) Kalimat yang menyatakan angan-angan (jumlatul ath-thamanny), ialah
kalimat untuk menyatakan keinginan terhadap sesuatu yang disukai, tetapi tidak
dapat diraih karena ia merupakan perkara yang mustahil dicapai atau tidak

mungkin diperoleh, dengan menggunakan sarana ‫ليت‬. Contoh sebagaimana

berikut: ‫يوما‬ ‫ليت الشباب يعود‬


f) Kalimat yang menyatakan harapan (jumlatul at-tarajjy). Al-Ghalayani
mendefiniskan kalimat harapan sebagai ungkapan yang berfungsi untuk
mengungkapkan keinginan terhadap sesuatu yang disukai dan mungkin diraih

dengan mengguanakan kata sarana ‫لعل‬. Contoh sebagaimana berikut: ‫لعل‬


‫األستاذ حاضر‬
g) Kalimat seruan, yaitu kalimat sebagai ungkapan yang meminta pihak
lain supaya datang, memperhatikan, atau melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh pemanggil dengan menggunakan salah satu dari kata sarana untuk

memanggil ‫ هيا‬،‫يا‬. Contoh sebagaimana berikut: ‫هيابنا نذهب إلى السوق‬


4. Berdasarkan sifat hubungan antara pelaku dan perbuatan:
a) Kalimat aktif dan kalimat pasif

9
Kalimat aktif dalam Bahasa Arab mungkin dapat di sebut kalam ma’lum yaitu
kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau aktor. Sedangkan dalam
kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau
menjadi sasaran.
Contoh sebagai berikut:
Kalimat aktif: ‫دائما‬ ‫حسن يشرب العصير‬
Kalimat pasif: ‫الباب يفتح من الصباح‬

b) Kalimat medial dan kalimat resiprokal


Kalimat medial adalah kalimat yang subyeknya berperan sebagai penderita
sekaligus. Sedangkan kalimat resiprokal adalah kalimat yang subyek dan
obyeknya berbalas-balasan. Contoh:

Kalmat medial: ‫إنأه ال يفهم نفسأأأأأأأه‬ Kalimat respirokal: ‫قأاتأل‬


‫المؤمنون الكافرين‬
5. Berdasarkan ada tidaknya unsur ingkar atau unsur negatif di dalam predikatnya: 6

a) Kalimat positif
Yang di maksud dengan kalimat positif atau kalam musbat adalah kalimat yang tidak
mengandung unsur negasi (adawat manfiyah). Contoh sebagaimana berikut:

‫هللا غفور رحيم‬


b) Kalimat negatif
kalimat negatif atau kalimat manfy adalah kalimat yang mengandung unsur

negasi. Contoh sebagai berikut: ‫له‬ ‫هللا ال شريك‬

6
Ramdiani, Y. (2014). Sintaksis Bahasa Arab (Sebuah Kajian Deskriptif). El-Hikam, 7(1), 93-116.

10
BAB III
KESIMPULAN
Kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Dalam bahasa Arab kalimat disebut dengan kalam.
Unsur-unsur kalimat terdiri dari: subjek, predikat, objek, dan keterangan. Jenis-jenis
kalimat dalam bahasa Arab jika disepadankan dalam bahasa Indonesia dapat
diklasifikasikan dari berbagai segi yaitu: Berdasarkan jumlah dan macam klausanya,
Berdasarkan struktur intern klausa utamanya, Berdasarkan tinjauan kalimat dari segi
makna, Berdasarkan ada tidaknya unsur ingkar atau unsur negatif di dalam predikatnya,
Berdasarkan sifat hubungan antara pelaku dan perbuatan.

Daftar Pustaka

11
Junus,Husain & Banasaru Aripin, Bahasa Indonesia Tinjauan Sejarahnya dan
Pemakaian Kalimat yang Baik dan Benar, Surabaya: Usaha Nasional, 1996.

Asnaf, Mumammad Shofi, Kaidah-kaidah Nawhu serta contoh-contohnya (intisari


dari kitab jurmiyah), Pasuruan: Percetakan Dalwa, 2008.

Al-Baiti, Muhammad Rasyad bin Ahmad bin Abdurrahman, Taqrirotul bahiyah ala
matani jurmiyah, Surabaya: Darul ulum islamiyah, 2004.

Trismanto, T. (2016). Kalimat Efektif Dalam Berkomunikasi. Bangun Rekaprima:


Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora, 2(1, April), 3-
40.

Nababan, M. L. E. (2012). Kesantunan Verbal dan Nonverbal pada Tuturan Direktif


dalam Pembelajaran di SMP Taman Rama National Plus Jimbaran. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, 1(1).

Ramdiani, Y. (2014). Sintaksis Bahasa Arab (Sebuah Kajian Deskriptif). El-


Hikam, 7(1), 93-116.

12

You might also like