You are on page 1of 9

792 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-6 2017

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA

CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ CREATIVITY WITH STUDENTS’ LEARNING


MOTIVATION

Oleh: Istiqomah Nur ‘Aliyah, Pendidikan Guru Sekolah Dasar


isti_lia_94@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas mengajar guru dengan motivasi belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan skala likert. Subjek
penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah populasi 411. Cara pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin
dengan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh 203 anggota sampel. Teknik pengambilan anggota sampel
dilakukan dengan cara sampling berimbang (proportional sampling). Validasi instrumen menggunakan penilaian
ahli, sedangkan uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Uji prasyarat analisis data menggunakan uji
normalitas dan uji linieritas. Pengujian hipotesis menggunakan Korelasi Product Moment. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas mengajar guru dengan motivasi belajar
siswa. Hal ini ditunjukkan oleh r hitung = 0,577 > r tabel= 0,137.

Kata kunci: kreativitas mengajar, motivasi belajar

Abstract
This research aims at finding out the correlation between teachers' creativity with students' learning
motivation. This research used quantitative approach. The data collection technique used likert scale. The subject
of this research were of 441 5th grade students. The sampling used Slovin formulation with significance degree at
5% so that 203 sample members selected. The sampling used proporsional sampling. Instument validity was tested
by expert's judgement while the reliabilty was tested with Alpha Cronbach technique. Data analytic prerequisite
test used normality and linearity tests. Hypothetic test used project moment correlation. The result of this research
shows that there is a positive and significant correlation between teaching creativity and students' learning
motivation. This is show by r count = 0,577 > r table = 0,137.

Keywords: teaching creativity, learning motivation

PENDAHULUAN merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam


Saat ini kita berada pada era globalisasi kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi
dimana hal tersebut berpengaruh disegala bidang perkembangan fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa
tatanan kehidupan masyarakat, mulai dari dan kehendak), sosial dan moralitasnya. Atau
ekonomi, sosial, IPTEK, politik bahkan termasuk dengan perkataan lain, pendidikan merupakan
bidang pendidikan. Oleh karena hal tersebut, pada suatu kekuatan yang dinamis dalam
era globalisasi seperti sekarang ini, institusi mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan
pendidikan mempunyai peranan penting untuk kehidupan individu dalam pertemuan dan
menyiapkan SDM Indonesia yang berkualitas. pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta
Persiapan SDM yang berkualitas dilakukan dalam hubungannya dengan Tuhan (Dwi
dengan melalui pendidikan karena pendidikan Siswoyo, 2008:17).
memegang peranan penting di dalam kehidupan Berbicara mengenai pendidikan, tidak jauh
dan kemajuan umat manusia. Pendidikan dari kata pendidik atau yang sering kita sebut
Hubungan Kreativitas Mengajar .... (Istiqomah Nur ‘Aliyah) 793
guru, dimana guru merupakan pemegang kunci diperlukan adanya kreativitas mengajar guru agar
utama dalam proses pembelajaran. Selain itu, setiap anak mampu memahami materi tersebut.
guru juga berperan dalam membentuk Pada hakikatnya kreatif berhubungan dengan
kepribadian anak guna menyiapkan dan penemuan sesuatu, mengenai hal yang
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) menghasilkan sesutau yang baru dengan
serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu
negara dan bangsa (Mulyasa, 2005: 36). Karena yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau
pentingnya hal tersebut maka guru perlu tingkah laku; sesuatu bangunan misalnya sebuah
meningkatkan profesionalitasnya. Syaiful Sagala gedung, hasil-hasil kesusteraan, dan lain-lain
(2009: 38) guru adalah salah satu faktor penting (Slameto, 2003: 145). Menurut Supriadi (Sri
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, Narwanti, 2011: 4) menyatakan bahwa pada
oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan intinya kreativitas adalah kemampuan seseorang
berarti juga meningkatkan mutu guru. Mutu guru untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
bukan hanya ditingkatkan dari segi gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda
kesejahteraannya saja tetapi juga dengan yang sudah ada sebelumnya. Maka dapat
profesionalitasnya.Dalam hal ini, guru harus dikatakan kreativitas bukan hanya sesuatu yang
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara benar-benar baru namun bisa juga yang telah ada
optimal dengan menjadi guru yang kreatif, dengan memberikan suatu perubahan.
profesional, dan menyenangkan (Mulyasa, 2005: Dalam proses pembelajaran, adanya
36). Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang kreativitas sangat diperlukan, terlebih lagi
Nomor 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) kreativitas mengajar guru karena apa yang ingin
menyebutkan bahwa guru adalah pendidik guru sampaikan, diharapkan mampu sampai
profesional dengan tugas utama mendidik, kepada siswa. Dalam mengadakan kreativitas
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, mengajar, guru harus memperhatikan kondisi dari
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada peserta didik dan lingkungan sekitar, jangan
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan sampai guru melakukan hal yang justru bisa
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menghambat proses pembelajaran, karena salah
menengah. satu tujuan dari diadakannya kreativitas mengajar
Guru sebagai tenaga profesional harus guru yaitu membuat anak senang dan termotivasi
memiliki kompetensi keguruan dimana untuk mengikuti pelajaran sehingga tujuan
kompetensi keguruan tersebut tampak pada pembelajaran dapat tercapai. Mengenai
kemampuan guru saat proses pembelajaran. kreativitas mengajar guru, alangkah pentingnya
Dalam proses pembelajaran, guru profesional guru perlu mengetahui kreativitas mengajar yang
akan mengupayakan agar anak memahami setiap baik itu seperti apa agar setiap apa yang
materi yang diberikan. Namun karena dilakukan guru bermanfaat bagi proses
pemahaman setiap anak berbeda-beda, maka pembelajaran terutama untuk membangun
motivasi belajar siswa.
794 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-6 2017
Hamzah B. Uno (2007: 9) menyatakan Mengenai kreativitas mengajar guru dalam
motivasi adalah dorongan yang timbul oleh proses pembelajaran, guru mengatakan bahwa
adanya rangsangan-rangsangan dari dalam siswa lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti
maupun luar sehingga seseorang berkeinginan pelajaran ketika mereka ikut ambil alih atau
untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau berperan dalam proses pembelajaran. Selain itu,
aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan jika guru membuat sesuatu yang baru atau
sebelumnya. Keinginan yang seperti itu sangat melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti
penting bagi siswa karena dengan demikian siswa permainan saat proses pembelajaran, maka anak
akan lebih bersemangat untuk mengikuti akan akan lebih memperhatikan guru. Hal
pelajaran. Pendapat tersebut senada dengan tersebut diperkuat dengan pernyataan siswa yang
Aunurrahman (2010: 114) bahwa motivasi mengatakan bahwa mereka lebih senang dan
merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar tertarik mengikuti pelajaran ketika guru tidak
memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu hanya ceramah saat menjelaskan tetapi juga
dengan penuh semangat. Begitu juga dengan mengadakan permainan. Mereka senang ketika
pembelajaran, apabila anak memiliki motivasi mengadakan pengamatan atau tugas yang
belajar yang tinggi, maka dia akan lebih fokus langsung melibatkan mereka didalamnya.
dan siap menerima materi yang diberikan.
Berdasarkan hasil observasi di beberapa SD, METODE PENELITIAN
masih banyak guru yang kurang kreatif pada saat Jenis Penelitian
proses pembelajaran, sehingga motivasi belajar Pendekatan penelitian yang digunakan
siswa juga rendah. Sebagai contoh yaitu guru dalam penelitian ini adalah pendekatan
menjelaskan materi hanya melalui ceramah, guru kuantitatif. Penelitian ini termasuk jenis
kurang tanggap terhadap siswa, masih kurangnya penelitian korelasi karena bertujuan untuk
komunikasi antara siswa dan guru sehingga mengetahui hubungan antara kreativitas mengajar
membuat siswa kurang antusias saat mengikuti guru dengan motivasi belajar siswa.
pembelajaran di kelas, tidak mengerjakan tugas
yang diberikan guru, dan tidak memperhatikan Waktu dan Tempat Penelitian
saat guru menjelaskan. Namun di sisi lain ada Penelitian dilakukan pada bulan Oktober –
juga guru yang kreatif saat proses pembelajaran November 2016. Penelitian ini dilaksanakan di
berlangsung, seperti membuat lagu yang berisi SD se-Gugus Kecamatan Gondomanan,
materi pelajaran tertentu agar siswa lebih mudah Kabupaten Yogyakarta, Provinsi Daerah
memahami materi, pemberian penguatan agar Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 9 SD.
siswa lebih termotivasi, memberikan candaan di
sela-sela pelajaran, serta adanya peranan penting Populasi dan Sampel
siswa di dalam proses pembelajaran sehingga Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
siswa menjadi antusias mengikuti pembelajaran. kelas V SD se-Gugus Kecamatan Gondomanan
tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 411.
Hubungan Kreativitas Mengajar .... (Istiqomah Nur ‘Aliyah) 795
Teknik penentuan jumlah sampel dalam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian ini menggunakan rumus dari Slovin. Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh sampel 1. Kreativitas Mengajar
sebanyak 203 siswa. Data diperoleh dari skala kreativitas
mengajar kepada subjek penelitian yang
Prosedur
berjumlah 203 siswa. Jumlah butir skala
Penelitian dilakukan dengan
kreativitas mengajar adalah 20 butir pernyataan
mengumpulkan data yang berasal dari responden
dengan 4 pilihan jawaban (selalu, sering, kadang-
berdasarkan instrumen yang digunakan. Sebelum
kadang, tidak pernah). Skor perolehan tiap
penelitian dilakukan, instrumen berupa kuesioner
indikator disajikan dalam tabel sebagai berikut.
diuji cobakan terlebih dahulu guna mengetahui
Tabel 1. Tabel Skor Kreativitas Mengajar
reliabilitas dan validitas tiap butir pernyataan
Variabel
instrumen. Setelah dinyatakan valid dan reliabel, Jumlah Presentase
Penelitian Indikator
maka kuesioner dapat digunakan sebagai alat Skor (%)
(X)
untuk mengumpulkan data. Data yang terkumpul
Bersifat fleksibel
selanjutnya diolah dan dianalisis. 1306 9,65
dan adaptif
Bersifat inventif
Teknik Pengumpulan Data dan berpikir 698 5,16

Penelitian ini menggunakan teknik divergen


Humoris 581 4,30
pengumpulan data berupa kuesioner. Kreativitas
Memiliki
Mengajar
pandangan yang 1456 10,76
Instrumen baik tentang dirinya
Penelitian ini menggunakan instrumen Penuh semangat 1277 9,43
angket atau kuesioner karena metode yang Komunikatif 4356 32,18
Memiliki rasa ingin
digunakan adalah metode angket (kuesioner). 3860 28,52
tahu
Jumlah 13534 100%
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
Setelah data diolah menggunakan SPSS 16
menggunakan statistik. Statistik yang digunakan
diperoleh nilai mean sebesar 66,67, nilai median
dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif
sebesar 68, nilai modus sebesar 74, dan nilai
(mean, median, modus, standar deviasi), uji
standar deviasi sebesar 7,250. Dari data tersebut
prasyarat (uji normalitas, uji linieritas), dan uji
dapat diklasifikasikan distribuasi frekuensi
hipotesis (Korelasi Product Moment).
variabel kreativitas mengajar dalam tabel berikut.
796 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-6 2017
Tabel 2. Tabel Rumus Klasifikasi Kreativitas mengajar guru terhadap siswa kelas V SD se-
Mengajar Gugus Kecamatan Gondomanan tahun ajaran
No. Rumus Kategori 2016/2017 termasuk dalam kategori sedang
1. X < (66,67 – 1,0 x 7,250) Rendah karena dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah
2. (66,67 – 1,0 x 7,250) ≤ X < (66,67
Sedang yang paling banyak.
+ 1,0 x 7,250)
3. (66,67 + 1,0 x 7,250) ≤ X Tinggi
2. Motivasi Belajar
Data diperoleh dari skala motivasi belajar
Berdasarkan tabel 2, data mengenai
kepada subjek penelitian yang berjumlah 203
kreativitas mengajar dapat diklasifikasikan
siswa. Jumlah butir skala motivasi belajar adalah
sebagai berikut.
26 butir pernyataan dengan 4 pilihan jawaban
Tabel 3. Tabel Klasifikasi Kreativitas Mengajar
Freku Persent (selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah).
No. Interval Kategori
ensi ase (%) Skor perolehan tiap indikator disajikan dalam
1. X < 59,42 36 17,73 Rendah tabel sebagai berikut.
2. 59,42 ≤ X < 73,92 130 64,04 Sedang Tabel 4. Tabel Skor Motivasi Belajar
3. 73,92 ≤ X 37 18,23 Tinggi
Variabel
Jumlah Presentase
Penelitian Indikator
Berdasarkan data tabel di atas, data Skor (%)
(Y)
kreativitas mengajar dapat disajikan dalam bentuk
Adanya dorongan
histogram sebagai berikut. dan kebutuhan untuk 4105 23,50
belajar
Kreativitas Mengajar Adanya hasrat dan
150 keinginan untuk 3981 22,80

100 130 berhasil


Tekun menghadapi
50 2553 14,62
tugas
36 37
0 Ulet dalam
Motivasi
Rendah Sedang Tinggi menghadapi 2122 12,15
Belajar
kesulitan
Gambar 1. Histogram Klasifikasi Frekuensi
Adanya aktivitas
Kreativitas Mengajar
keterlibatan siswa 2614 14,97
Berdasarkan tabel dan histogram di atas dalam belajar
dapat diketahui bahwa tingkat kreativitas Lebih senang belajar
1358 7,78
mengajar guru termasuk dalam kategori sedang mandiri
Adanya lingkungan
dengan jumlah responden sebanyak 130
belajar yang 730 4,18
(64,04%). Kategori rendah dengan jumlah
kondusif
responden sebanyak 36 (17,73%) dan kategori Jumlah 17463 100%
tinggi dengan jumlah responden sebanyak 37
(18,23%). Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas
Hubungan Kreativitas Mengajar .... (Istiqomah Nur ‘Aliyah) 797
Setelah data diolah menggunakan SPSS tinggi sama-sama memperoleh jumlah responden
16 diperoleh nilai mean sebesar 86,02, nilai sebanyak 34 (16,75%). Hal ini menunjukkan
median sebesar 87, nilai modus sebesar 89, dan bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD se-
nilai standar deviasi sebesar 8,068. Dari data Gugus Kecamatan Gondomanan tahun ajaran
tersebut dapat diklasifikasikan distribuasi 2016/2017 termasuk dalam kategori sedang
frekuensi variabel motivasi belajar dalam tabel karena dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah
berikut. yang paling banyak.
Tabel 5. Tabel Rumus Klasifikasi Motivasi
Belajar Uji Prasyarat
No. Rumus Kategori 1. Uji Normalitas
1. X < (86,02 – 1,0 x 8,068) Rendah Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
(86,02 – 1,0 x 8,068) ≤ X < (86,02 +
2. Sedang apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.
1,0 x 8,068)
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan pada
3. (86,02 + 1,0 x 8,068) ≤ X Tinggi
Berdasarkan tabel 5, data mengenai motivasi kedua variabel yaitu kreativitas mengajar guru
dengan motivasi belajar siswa. Uji normalitas
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Tabel 6. Tabel Klasifikasi Motivasi Belajar menggunakan bantuan SPSS 16 dengan hasil

No. Interval Freku Persent Kategori sebagai berikut.


ensi ase (%) Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
1. X < 77,95 34 16,75 Rendah Variabel Kolmogorov Asymp.
No. Ket.
2. 77,95 ≤ X < 94,09 135 66,50 Sedang Peneltian Smirnov z Sig
3. 94,09 ≤ X 34 16,75 Tinggi Kreativitas
1. 1,283 0,074 Normal
Berdasarkan data tabel di atas, data Mengajar
Motivasi
motivasi belajar dapat disajikan dalam bentuk 2. 1,343 0,054 Normal
Belajar
histogram sebagai berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
Motivasi Belajar nilai pada tabel Kolmogorov Smirnov dan asymp
150 sig pada semua variabel penelitian mempunyai
100 135 nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
50 dikatakan bahwa data pada kedua variabel

0 34 34 tersebut berdistribusi normal.


Rendah Sedang Tinggi 2. Uji Linieritas
Gambar 2. Histogram Klasifikasi Frekuensi Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui
Motivasi Belajar apakah variabel kreativitas mengajar guru (X)
Berdasarkan tabel dan histogram di atas dan motivasi belajar siswa (Y) terdapat hubungan
dapat diketahui bahwa tingkat motivasi belajar yang linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan
siswa termasuk dalam kategori sedang dengan dengan menggunakan bantuan SPSS 16 dengan
jumlah responden sebanyak 135 (66,50%). hasil sebagai berikut.
Sedangkan untuk kategori rendah dan kategori
798 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-6 2017
Tabel 8. Hasil Uji Linieritas Pupuh Fathurohman dan Sobry Suntikno
No. Sig Deviation of linearity Sig linearity Ket. (Agusrida, 2012) tugas guru dalam
1. 0,593 0,000 Linier menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan membangkitkan dorongan kepada siswa
kedua variabel di atas memiliki hubungan yang untuk belajar, salah satunya bisa melalui
linier karena memiliki nilai sig linearity di bawah kreativitas mengajar guru. Hal tersebut senada
0,05 dan nilai sig deviation of linearity di atas dengan pendapat Abdullah Idi (2011: 243) yang
0,05. menyatakan seorang pendidik diharapkan mampu
menyusun dan melaksanakan strategi dan model
Uji Hipotesis dan Pembahasan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
Setelah dilakukan penghitungan uji dan menyenangkan (PAIKEM) yang
korelasi kreativitas mengajar guru dengan menggairahkan motivasi belajar peserta didik.
motivasi belajar siswa menggunakan SPSS 16, Guru dituntut untuk menjadi seseorang yang
diperoleh r hitung sebesar 0,577. Pengujian taraf memiliki mentalitas kreatif sehingga selalu
signifikansi antara variabel kreativitas mengajar menginginkan kreativitas disetiap pembelajaran.
guru dengan motivasi belajar siswa menunjukkan Para pendidik humanistik menyatakan bahwa
bahwa rhitung> rtabel, karena 0,577 > 0,1371, guru hendaknya lebih menekankan nilai-nilai
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat kerja sama, saling membantu dan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk
positif dan signifikan antara kreativitas mengajar mengaplikasikan dalam proses pembelajaran.
guru dengan motivasi belajar siswa kelas V Dengan adanya kreativitas mengajar guru
Sekolah Dasar se-Gugus Kecamatan diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk
Gondomanan tahun ajaran 2016/2017. mengikuti pelajaran (Baharuddin dan Esa, 2010:
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan 142).
bahwa kreativitas mengajar guru memiliki Kreativitas mengajar guru merupakan
kontribusi dalam mengoptimalkan motivasi kemampuan yang dimiliki guru untuk
belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat menghasilkan sesuatu (tingkah laku, bangunan,
para tokoh behavioristik seperti Thondike, benda, dan lain-lain) yang benar-benar baru sama
Skinner, dan Ivan Pavlov, mengemukakan bahwa sekali maupun hasil dari pengembangan yang
motivasi ditentukan oleh lingkungan. Guru sudah ada (hasil dari kombinasi) pada saat
merupakan lingkungan yang sangat berperan di penyampaian pengetahuan serta membimbing
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, siswa agar dapat mengubah atau mengembangkan
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar diri menjadi lebih baik. Dalam proses
merupakan tugas yang penting bagi guru.Salah pembelajaran, guru tidak hanya berperan untuk
satu cara dalam meningkatkan motivasi belajar memberikan informasi kepada siswa, tetapi lebih
siswa yaitu dengan meningkatkan kreativitas jauh guru dapat berperan sebagai perencana,
mengajar guru. pengatur, dan pendorong siswa agar dapat belajar
Hubungan Kreativitas Mengajar .... (Istiqomah Nur ‘Aliyah) 799
secara efektif dan peran berikutnya adalah menggerakkan dan mengarahkan perilaku
mengevaluasi dari keseluruhan proses manusia, termasuk motivasi belajar. Dalam
pembelajaran. Jadi dalam situasi dan kondisi motivasi terkandung adanya keinginan yang
bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan
belajar mengajar dituntut untuk melakukan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
kreativitas mengajar sehingga dapat Salah satu indikator siswa memiliki
meningkatkan motivasi belajar siswa. motivasi belajar adalahadanya dorongan dan
Salah satu indikator kreativitas mengajar kebutuhan untuk belajar. Dalam penelitian ini
guru adalah humoris. Dalam penelitian ini indikator dorongan dan kebutuhan untuk belajar
indikator humoris memperoleh hasil persentase memiliki persentase paling besar yaitu 23,50%.
paling kecil yaitu 4,30%. Humor sangat Seseorang yang memiliki dorongan dan
diperlukan agar anak tidak merasa jenuh ataupun kebutuhan untuk mencapai sesuatu akan berusaha
bosan pada saat proses pembelajaran untuk mendapatkannya. Hal tersebut senada
berlangsung. Cooper dan Sawaf (Darmansyah, dengan teori motivasi dari Maslow (Fudyartanto,
2011: 77) humor seorang guru mendorong anak- 2002: 271) yang menyatakan bahwa adanya
anak untuk selalu ceria dan gembira serta tidak kebutuhan menjadi sumber dorongan tingkah
lekas merasa bosan atau lelah. Hal tersebut laku. Jika kebutuhan dasar terpenuhi, maka
sejalan dengan Jamar M. Asmani (2016: 98) yang timbul kebutuhan yang lebih tinggi, dan jika hal
menyatakan bahwa di tengah kepenatan pikiran, ini terpenuhi, timbul lagi kebutuhan baru yang
keletihan fisik, dan kebosaan berpikir, humor lebih tinggi, demikian seterusnya. Maka dapat
sangat diperlukan. Dengan selera humor tinggi, diketahui bahwa tingginya dorongan dan
guru dapat memecah suasana yang menjenuhkan, kebutuhan untuk belajar, dapat meningkatkan
menghilangkan kepenatan, dan menyegarkan motivasi belajar siswa.
pikiran murid. Guru dapat memberikan humor-
humor yang mendidik yang dapat menggugah SIMPULAN DAN SARAN
semangat belajar, memberikan motivasi dan Simpulan
inspirasi para murid agar mempunyai cita-cita Berdasarkan penelitian dan pembahasan
tinggi. dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, antara kreativitas mengajar guru dengan motivasi
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar se-Gugus
dalam belajar tak akan mungkin melakukan Kecamatan Gondomanan tahun ajaran 2016/2017.
aktivitas belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2011:
Saran
148). Dengan adanya motivasi, seseorang akan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan
lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu. Hal
yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat
tersebut senada dengan pendapat Dimyati dan
disampaikan oleh peneliti yaitu orang tua
Mudjiono (2006: 80) yang menyatakan motivasi
hendaknya lebih memperhatikan anak baik dari
dipandang sebagai dorongan mental yang
800 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-6 2017
segi psikis maupun fisik. Selain itu, orang tua Fudyartanto. (2002). Psikologi Pendidikan.
harus berusaha menjalin komunikasi dan Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

kerjasama dengan guru mengenai perkembangan Hamzah B. Uno.(2007). Teori Motivasi dan
anak. Guru diharapkan lebih meningkatkan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
kreativitas mengajar agar siswa lebih termotivasi
Jamal Ma’mur Asmani. (2016). Great Teacher!.
untuk belajar. Siswa hendaknya terus Yogyakarta: Diva Press.
meningkatkan motivasi belajar agar dapat
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan
mencapai keberhasilan belajar. Dengan adanya dengan Pendekatahn Baru. Bandung: PT
motivasi yang tinggi, siswa akan lebih senang dan Remaja Rosdakarya.
siap menerima pelajaran. Peneliti selanjutnya
Syaiful Bahri Djamarah. (2002). Psikologi
diharapkan dapat memperluas subjek penelitian Belajar.Jakarta: PT Rineka Cipta.
tidak hanya pada kelas V SD se-Gugus
Syaiful Sagala. (2009). Kemampuan Profesional
Kecamatan Gondomanan. Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. (2011). Sosiologi Pendidikan:
Individu, Masyarakat, dan Pendidikan.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Agusrida. (2012). Strategi Menumbuhkan


Motivasi Belajar Pesserta Didik. Diakses
tanggal 21 November 2016 dar
http://bdkpadang.kemenag.go.id

Andi Yudha Asfandiyar. (2009). Kenapa Guru


Harus Kreatif?. Bandung: Dar! Mizan.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan


Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Baharuddin dan Esa. (2010). Teori Belajar dan


Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Darmansyah. (2011). Strategi Pembelajaran


Menyenangkan dengan Humor. Jakarta:
Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dwi Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan.


Yogyakarta: UNY Press.

You might also like