You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembengkakan mammae merupakan infeksi pada parenkim payudara

yang dapat terjadi pada masa nifas.Mastitis biasanya terjadi pada salah satu

payudara dan dapat terjadi pada minggu pertama sampai ketiga atau keempat

setelah melahirkan.Kejadian mastitis berkisar antara 2-33% pada ibu

menyusui.Pada mastitis lebih kurang 10% kasusnya dapat berkembang

menjadi abses dengan gejala yang lebih berat (Prawirohardjo, 2013).

World Health Organization (WHO) tahun 2016 menyebutkan bahwa

jumlah kasus infeksi pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit

brokistik terus meningkat dimana 12% kasus di antaranya merupakan

infeksi payudara yang disebabkan oleh mastitis pada wanita post partum.

Indonesia sebagai Negara berkembang di dunia dengan presentasi kasus

mastitis mencapai 10% pada ibu post partum.

Berdasarkan laporan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) pada tahun 2012-2013 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui

mengalami mastitis dan putting susu lecet, hal tersebut kemungkinan

disebabkan karena perawatan payudara yang tidak benar. Pengetahuan tentang

perawatan payudara sangat penting untuk diketahui pada masa nifas ini

berguna untuk menghindari masalah dalam proses menyusui. Masalah dan

gangguan payudara pada waktu menyusui akan mengganggu produksi ASI

(Kemenkes RI, 2016).

1
2

Pada masa nifas bendungan ASI dapat menjadi awal terjadinya

mastitis. Bendungan ASI disebabkan karena penggosongan payudara yang

tidak sempurna karena tekhnik menyusui yang tidak benar, pemakaian bra

yang terlalu ketat dan pengisapan bayi yang kurang kuat. Mastitis dapat

terjadi akibat kuman dimana kuman penyebab tersering mastitis yaitu

bakteri staphylococcus aureus (Prawirohardjo, 2013).

Mastitis dapat berasal dari putting susu yang pecah atau terdapat

fisura menjadi jalan masuknya bakteri staphylococcusa ureus. Sumber

bakterinya dapat berasal dari tangan ibu atau tangan orang yang merawat ibu

dan bayi, bayi, atau dari sirkulasi darah (Astutik, RY, 2014). Sehingga

sangat diperlukan pengetahuan ibu tentang perawatan payudara pada ibu

menyusui untuk menghindari terjadinya bendngan ASI.

Dampak mastitis yang di rasakan bagi ibu adalah ibu akan

mengalami nyeri pada mamaennya, payudara terasa tegang dan kadang

payudara terlihat lebar sehingga sukar dihisap oleh bayi. Akibatnya bayi

akan kurang minum atau dehidrasi yang menyebabkan kulit atau bibir

kering, jarang buang kecil, mata cekung, nafas cepat, lesu dan mengantuk.

Bendungan ASI yang tidak disusukan secara adekuat akhirnya menjadi

mastitis (Manuaba, 2010).

Peran perawat kepada keluarga dengan anggota keluarga yang

mengalami mastistis adalah membantu ibu untuk melakukan perawatan

payudara , melakukan masase pada punggung ibu, mengajarkan pada ibu


3

cara pijat bayi serta informasi tersebut di sampaikan dan di ajarkan pada

keluarga sehingga keluarga dapat membantu merawat ibu dengan mastitis.

Penanganan yang terbaik untuk mengatasi mastitis adalah dengan

pencegahan. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan mencuci tangan

menggunakan sabun, mencegah bendungan ASI sejak awal dengan

menyusui dan sering teknik menyusui yang benar, dan menghindari kontak

dekat dengan orang yang menderita staphylococcus (Astutik, RY, 2014).

Penelitian terkait di lakukan oleh Aeni, dkk (2013) menunjukkn

bahwa ada hubungan cara menyusui dengan kejadian bendungan ASI,

dimana semakin baik kemampuan cara menyusui ibu akan mengurangi

kejadian bendungan ASI.

Penulis telah melakukan studi pendahuluan pada tanggal 27 Januari

2019 di Puskesmas Jangka Buya yaitu dengan data awal jumlah pasien Ibu

post partum yang menyusui Maret 2017 sampai 2018 sebanyak 120 pasien.

Hasil wawancara dengan 5 orang paien didapatkan 3 dari 5 pasien (60%)

mengatakan bahwa ibu memberikan ASI nya kepada bayi pada 6 bulan

pertama tidak ekslusif dan tidak mengetahui cara pemberian ASI yang

benar dan perawatan payudara, sedangkan 2 dari 5 pasien (40%)

mengatakan bahwa ibu ada memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan

mengetahui cara perawatan payudara.

Menurut pegamatan penulis di Puskesmas Jangka Buya selama ini

asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien belum efektif salah

satunya di proses intervensi yang tidak lengkap khususnya pemberian


4

informasi terkait ibu post partum dengan ibu menyusui meliputi perawatan

payudara, cara tekhnik menyusui yang baik dan benar dan masase bayi.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat karya

tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Mastitis

di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan

Mastitis di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya ?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Memberi asuhan keperawatan keluarga dengan Mastitis di

wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan

Mastitis di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya

Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2.2 Melakukan perumusan diagnosa keperawatan keluarga

dengan Mastitis di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya

Kabupaten Pidie Jaya.


5

1.3.2.3 Melakukan perencanaan asuhan keperawatan keluarga

dengan Mastitis di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya

Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2.4 Melakukan implementasi keperawatan keluarga dengan

Mastitis di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya

Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2.5 Melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan Mastitis

di wilayah kerja Puskesmas Jangka Buya Kabupaten Pidie

Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat untuk pasien

Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan ilmu

pengetahuan bagi pasien tentang perawatan dengan masalah mastitis.

1.4.2. Manfaat untuk keluarga pasien

Mengetahui kebutuhan dasar pasien dan pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada pasien, sehingga pengetahuan pasien dan

keluarga bertambah.

1.4.3. Manfaat untuk Puskesmas

Meningkatkan kualitas dalam melaksanakan asuhan

keperawatan dengan gangguan mastitis.


6

1.4.4. Manfaat untuk institusi

Memberikan bahan bacaan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan dengan serta sebagai bahan pembanding dan masukan

untuk penelitian selanjutnya.

You might also like