You are on page 1of 10

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin

FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

EFEK TEKANAN AWAL DRIVER SECTION CAMPURAN BAHAN


BAKARLIQUIFIED PETROLEUM GAS DAN OKSIGEN
TERHADAPKARAKTERISTIK GELOMBANG DETONASI PADA KONDISI
INISIASI LANGSUNG

Jayan Sentanuhady dan Eswanto


Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
e-mail: jayan@ugm.ac.id, iswantome@yahoo.co.id

Abstrak
Proses perambatan detonasi hingga terjadinya detonasi tidak terlepas dari pengaruh
tekanan awal pada driver section, dimulai dari reaksi pembakaran campuran bahan bakar dan
oksidizer. Apabila perambatan api sudah menjadi detonasi maka akan terbentuk shock wave
yang berada tepat di depan reaction wave. Shock wave yang dihasilkan tersebut mampu
menaikkan tekanan hingga 20 kali dari tekanan awal gas. Tekanan yang sangat besar tersebut
walaupun sesaat, sangat membahayakan sistem dan lingkungan sekitarnya.Sukses tidaknya
proses pembakaran dari campuran bahan bakar gas menjadi detonasi sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi gas-gas dalam campuran dan juga tekanan campuran gas tersebut. Penggunaan
bahan bakar gas untuk industri maupun masyarakat pada masa mendatang semakin
dibutuhkan seiring dengan kebijakan pemerintah mengurangi konsumsi bahan bakar minyak
dan keterbatasan bahan bakar cair yang berasal dari fossil.Bagi kalangan industri,
penangananproduksi gas Liquified Petroleum Gas (LPG) baik selama proses produksi maupun
dalam penyimpanannya merupakan bagian terpenting, mengingat karakteristik gas LPG yang
sangat reaktif dan mudah terbakar bila bercampur dengan udara.
Penelitian ini menggunakan bahan bakar campuran gas LPG dan oksidizer oksigen
sedangkan alat yang digunakan adalah pipa uji detonasi dengan panjang 6000 mm dan
diameter dalam 50 mm, campuran bahan bakar tersebut dikondisikan dengan keadaan
stokiometri dan tekanan awal antara 20–100 kPa dengan interval 10 kpa. Kenaikan tekanan
diamati melalui empat buah sensor tekanan, sedangkan perubahan kecepatan perambatan api
diamati melalui empat buah ion probe yang terpasang pada pipa uji detonasi.Untuk mengetahui
jarak detonasi dan ukuran sel detonasi pada bagian dalam pipa uji dipasang soot track record
yang berfungsi merekam sel detonasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap diberikan inisiasi awal dari yang
rendah sampai tertinggi pada umumnya sudah teridentifikasi gelombang detonasi hanya saja
posisi atau daerah terekamnya yang berbeda-beda.Pada kondisi inisiasi yang besar dan
tekanan awal campuran bahan bakar gas tersebut dapat mempengaruhi proses perubahan
deflagrasi ke detonasi (Deflagration to Detonation Transition – DDT). Peningkatan tekanan awal
campuaran dapat memperpendek jarak DDT dari ignition point dan akan memperkecil ukuran
lebar sel detonasi. Kenaikan tekanan paling tinggi adalah 3145 kPa yaitu 31.45 kali tekanan
awal dengan lebar sel detonasi λ=1.7 mm dan ukuran sel detonasi akan bertambah besar jika
tekanan awalnya semakin berkurang.

Kata Kunci: Detonasi,DDT, Direct Initiation, Detonation Cell, Shock Wave.

Pendahuluan berasal dari fossil. Sebagaimana dalam


Penggunaan energi bahan bakar hal ini telah dipertegas oleh pemerintah
gas (BBG) untuk industri maupun yang disepakati DPR-RI pada paripurna
masyarakat pada masa mendatang 31 maret 2012 yang akan kembali
semakin dibutuhkan dan akan semakin menaikkan harga BBM bersubsidi
meningkat seiring dengan rencana apabila harga rata-rata minyak mentah
pemerintah yang akan membatasi Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP)
pemakaian konsumsi bahan bakar mencapai 15% atau lebih tinggi dari
minyak (BBM) per mei 2012 dan yang diasumsikan oleh APBN-P 2012,
keterbatasan bahan bakar cair yang sebesar US$105 per barel. Bagi

266
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

kalangan dunia industri, Fenomena yang terjadi pada


penangananproduksi Liquified proses DDT sangat penting diamati
Petroleum Gas (LPG)selama proses karena melibatkan banyak hal dalam
produksi, delivery maupun dalam mekanisme pembakaran bahan bakar
penyimpanannya merupakan sebuah gas. DDT terjadi akibat perubahan dari
rangkaian penting, mengingat deflagrasi (subsonic combustion) ke
karakteristik dari LPG yang sangat detonasi (supersonic combustion), proses
reaktif dan mudah terbakar bila DDT dimulai dari pelepasan kalor (heat
bercampur dengan udara. Oleh sebab release) dari sumber api ke campuran
itu perlu dilakukan penelitian bahan bakar (premix).Pada saat
terhadapkarakteristik mekanisme pelepasan kalor tersebut temperatur
pembakaran bahan bakar gas LPG premixakan meningkat di sekitar
tersebut. sumberapi hingga mencapai temperatur
Proses perambatan gelombang tertentu yang dapat memacu reaksi dari
detonasi hingga terjadinya detonasi premix itu sendiri (auto-ignition
tidak terlepas dari pengaruh tekanan mechanism). Reaksi kimia dari premix
awal pada driver section, dimulai dari tersebut akanmerubah kondisi laminar
reaksi pembakaran campuran bahan (laminar flame) menjadi turbulen
bakar dan oksidizer. Apabila (turbulent flame) dimana muka api
perambatanapi sudah menjadi detonasi (flame front) tidak rata (planar) lagi
maka akan terbentuk shock wave yang karena adanya pemanasan gas di
berada tepat di depan reaction zone. belakang flame front.Akibat
Shock wave yang dihasilkan tersebut bertambahnya kecepatan reaksi hingga
mampu menaikan tekanan hingga mencapai kecepatan suara, di depan
mencapai 20 kali dari tekanan awal flame frontakan terbentuk blast
gas.Tekanan yang sangat besar waveyang akan meningkatkan
tersebut walaupun sesaat dapat temperatur dan tekanan premix di
membahayakan sistem dan lingkungan belakang blast wave.Sehingga ketika
sekitarnya.Sukses tidaknya proses peningkatan temperatur dan tekanan ini
pembakaran campuran bahan bakar berlangsung dalam waktu yang lebih
gas menjadi detonasi sangat cepat (kurang dari 1 microsecond)
dipengaruhi oleh konsentrasi gas-gas terjadilah detonasi dimana kecepatan
yang ada dalam campuran dan juga reaksi melebihi kecepatan suara dan
tekanan campuran gas tersebut. blast wave berubah menjadi shock
Campuran bahan bakar gas akan wave.Penelitian ini bertujuan
sangat sensitif jika campurannya dalam mempelajari karakteristik campuran
kondisi stoikiometri, dimana pada bahan bakar LPGdan oksigen akibat
kondisi ini besarnya cell detonasi akan dari pengaruh tekanan awal pada driver
relatif lebih kecil. Peningkatan ukuran section terhadap kemungkinan terjadinya
cell detonasi akan terjadi bila campuran gelombang detonasi.
bahan bakar gas tersebut dalam kondisi Wilson et.al. (2002) melakukan
miskin atau kaya pada tekanan awal investigasi tentang detonation
yang rendah dan kondisi ini juga driveruntuk meningkatkan
berpengaruh terhadap proses perubahan performanceshock tube yang disebabkan
deflagrasi ke detonasi (Deflagration to oleh ekspansi helium dan juga udara
Detonation Transition – DDT). untuk campuran berbagai bahan bakar

267
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

gas melaporkan bahwa ternyata proses berlangsung untuk meredam efek


perambatan gelombang detonasi sudah refleksi shock wave. Detonation
dimulai atau sudah terjadi dari sejak waveakan merambat dari test tube ke
hilir sampai transisi dalam shock wave arah dump tank (Gambar 1).
dibagian driven walaupun masih pada Bahan bakar yang digunakan
kondisi belum stabil, dan fenomena ini adalah campuran Liquified Petrolium
salah satunya disebabkan oleh Gas produksi Pertamina sesuai dengan
pengaruh kondisi dari tekanan keputusan Dirjen Migas No.25
awalnya. K/36/DDJM/1990 tanggal 14 Mei 1990
Komatsu et.al (2007) yang bahwa spesifikasi bahan bakar gas
menginvestigasi efek bekas LPG untuk keperluan dalam negeri
yangditinggalkan dari gelombang menggunakan standarAmerican
detonasi berbentuk bola, melaporkan Standar TestingMethod (ASTM) yang
bahwabekas yang ditinggalkan di dipasarkan di Indonesia yaitu gas
permukaan akibat gelombang detonasi campuran yang terdiri dari gas propane
dari proses inisiasi langsung dan dan gas butanedengan perbandingan
kemudian divisualisasikan 30% gas propanedan 70% gas butane,
menghasilkan bahwa dengan sedang oksidizer yang digunakan
keberadaan micro-fragments energi adalah oksigen(O2). Campuran bahan
kritis adalah minimum. bakar dan oksidizer tersebut sebelum
Sentanuhady et.al (2010) yang dilakukan pengujian dicampur dengan
melakukan investigasi tentang keadaan stoikiometri, selama 12 jam
pengaruhkonsentrasi, equivalence untuk menjamin
ratio dantekanan awal campuran kehomogenitasannya. Dalam proses
bahan bakar gas hidrogen dengan pengujiannya tekanan awal pada driver
oksigen terhadap mekanisme DDT section divariasikan antara 20 kPa
pada pipa uji detonasi sepanjang 1 sampai 100 kPa dengan
meter, menyimpulkan bahwa untuk intervalkenaikan tekanan 10 kPa,
seluruh kondisi campuran hidrogen- sedang padadriven tube tekanan
oksigen, peningkatan tekanan awal dikondisikan konstan 100 kPa.
pembakaran akan memperpendek jarak Eksperimen dilakukan pada temperatur
DDT dari Ignition point dan ukuran ruangan yaitu berkisar 27oC–33oC.Detil
lebar cell detonasi yang dihasilkan kondisi eksperimen tampak pada Tabel
semakin kecil. 1.
Empat unit sensor tekanan
Metode Penelitian (pressure tranduser-
Penelitian ini menggunakan pipa PCB,model113A24) di pasang pada
uji (test tube) detonasi dengan panjang posisi (P1,P2,P3,P4) sepanjang driven
total 6000 mm, diameter dalam 50 mm tube untuk merekam semua profil
dipasang pada posisi horisontal yang tekanan ketika gelombang detonasi
dibagi dalam 2 bagian, yaitu bagian merambat, dan mendeteksi proses
driversepanjang 1000 mmdan bagian kedatangan reaction front.Empat buah
drivensepanjang 5000 mm. Pipa uji sensor ionisasi(I1, I2, I3, I4) dipasang
detonasi dihubungkan dengan dump pada driven tube yang posisinya
tank yang selalu dikondisikan dalam berlawanan dengan posisi pressure
keadaan vakum sebelum pengujian tranduser. Dengan sensor-sensor

268
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

tersebut, kecepatan rata-rata detonation Sekat mylar dari bahan plastik


waveakan dapat dihitung dengan tepat. digunakanuntuk melokalisasi premixed
Sensor tekanan dan sensor ionisasi gas antara pipa bagian driver dengan
tersebut dihubungkan dengan amplifier pipa bagian driven dan juga antara
dan digital data bagian driven dengan bagian dump
recorderuntukmemperoleh data tank yang selalu dikondisikan dalam
pengujian yang kemudian diolah dan keadaan vakum sebelum pengujian.
dianalisis di Personal Computer (PC). Gas uji yang digunakan dalam penelitian
Busi (spark plug) dan unit coil dari ini yaitu bagian driver sebagai tempat
kendaraan bermotor digunakan sebagai inisiasi awal adalah campuran gas H2-
sumber energi untuk mengawali proses O2 serta untuk bagian driven campuran
pembakaran dalam driver tube. gas LPG-O2, dengan equivalence ratio
Visualisasi kondisi terjadinya gelombang 1(Tabel 1). Proses pengisian (filling)
detonasi dari proses pembakaran campuran bahan bakar gas ke dalam
direkam dengan teknik soot track detonation tube dikontrol dengan high-
recordyaitu sebuah metode precision digital pressure sensor
menggunakan platdari aluminium (modelFESTO) sehingga didapatkan
setebal 0.3 mm yang dilapisi jelaga keakuratan pada proses pencampuran
minyaktanah yang berfungsi untuk bahan bakar gas yang akan
mendapatkan gambaran detonation cell dimasukkan didalam detonation tube
di dalam pipa, sehingga mekanisme test.
dari DDT dapat dipahami.

Tabel 1.Kondisi eksperimen dan bahan bakar gas.

PARAMETER DRIVER SECTION DRIVEN SECTION


Oxidizer (O2)

Hidrogen (H2)

Fuel Hidrogen LPG


LPG

Oxidizer (%vol) Oksigen Oksigen


Initial Pressure (kPa) 20 – 100( Interval 10 ) 100
Equivalence ratio ( ) stoikiometri
Temperatur (oC) Room temperature

Dump
Tank

269
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

Gambar 1.Skema pipa uji detonasi dan peralatan pendukung yang lainnya.
Hasil penelitian dan pembahasan
1. Kenaikan Tekanan
Gambar 2 mengidentifikasikan
profil tekanan gelombang kejut (shock
wave) dan gelombang reaksi (reaction
wave) disepanjang bagian driven
tubedimana sensor-sensor tersebut
dipasang. Dalam gambar tersebut
terlihat bahwa untuk sumbu horisontal
merupakan daerah dimana saat ketika
kedatangan gelombang pembakaran,
sedangkan sumbu vertikal merupakan
tekanan non-dimensional (P/P0),
Gambar 2.Profil tekanan shock wave
dimana kenaikan tekanan shock wave
dan reaction wave pada kondisi inisiasi
dideteksi oleh pressure tranduser
awal 30 kPa.
(P1,P2,P3,P4) dan gelombang reaksi
dideteksi oleh ion probe (I1,I2,I3,I4) Pada penelitian ini umumnya
sedangkan DW merupakan Detonation untuk semua kondisi initial pressure
Wave. dariyang paling rendah hingga yang
tertinggi (20kPa–100kPa) telah
teridentifikasi terjadinya gelombang
detonasi, yang di tandai dengan
berimpitnya shock wavedan reaction
wave walaupun tiap kondisiinitial

270
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

pressure di daerah yang teridentifikasi gelombang pembakaran merambat dari


mulai gelombang detonasi berbeda- ignition point dan kemudian sampai
beda posisinya, sebagaimana terlihat pada titik ujung keluaran driver section
pada Gambar 2 dan Gambar 4 yang belum teridentifikasi adanya detonation
ditandai dengan perbedaan besar cell yang terbentuk sehingga hal ini
kecilnya sensor ionisasi. Hal bisa dikategorikan belum adanya
inimenandakan bahwa setiap kali gelombang detonasi yang terjadi.
diberikan inisiasi secara langsung Gelombang detonasi baru teridentifikasi
dengan initial pressure yang semakin pada jarak 14 cm dari ujung keluaran
besar di bagian driver sectionnya maka driver section atau batas antara sekat
efek yang ditimbulkan oleh gelombang driver dan driven tube dimana daerah
detonasi tersebut juga semakin besar ini diukur dengan pengukuran manual
yang hal ini berimbas kepada kenaikan pada soot track record yang telah
sensor tekanan.Pada pengujian terekam oleh gelombang
dengan tekanan awal 30 kPa (Gambar detonasi.Setelah gelombang detonasi
2) terlihat bahwa ketika gelombang merambat dan sampai pada titik P1
detonasi keluar dari ujung driver pada jarak 25 cm dari ujung keluaran
sectiondan sampai pada sensor P1 driver section barulah terlihat bentuk
pada jarak 25 cm dari ujung mulut sel detonasi walaupun teridentifikasi sel
keluaran driver sectionsudah detonasi yang terbentuk masih belum
teridentifikasi terjadinya gelombang stabil.Gambar 3 memperlihatkan
detonasi hal ini terlihat bahwa antara rekamansoot track record dari sel
shock wave dan reaction wave detonasi yang dipasang pada daerah
merambat secara bersamaan (berimpit). ujung keluaran driver section dan di
Kondisi ini diperkuat oleh hasil dari daerah ujung keluaran driven atau
rekaman detonation cellpada Gambar 3 tepatnya dekat
yang memperlihatkan bahwa setelah

Gambar 3.Rekaman bentuk cell detonasi pada kondisi inisiasi awal 30 kPa.

dengan posisi dump tank hal ini jaraknya 425 cm dan 475 cm dari ujung
dimaksudkan untuk bagian bawah driven tube. Pola
mengetahuibagaimana fenomena perambatan gelombang pembakaran
gelombangdetonasi setelah keluar dari sebagaimana terlihat pada Gambar 2,
ujung driver section dan juga fenomena menjelaskan bahwa pada umumnya
ketikasebelum memasuki fase keluaran untuk semua P1 sampai P4 telah
driven. teridentifikasi terjadinya
Untuk sensor P1 dan P2 yang gelombangdetonasi, dimana pada
terpasang jaraknya 25 cm dan 75 cm gambar tersebut memperlihatkan
sedangkan P3 dan P4 masing-masing adanya kenaikan profil sensor tekanan

271
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

dan ini juga seiring dengan perambatan secara bersamaan, maka


perambatan sensor ionisasi yang hal ini dapat dikatakan gelombang
bergerak secara bersamaan (coupling). detonasi sudah terbentuk yang terlihat
Proses ini dimulai dari P1 yang sudah mulai dari posisi sensor P1.
teridentifikasi gelombang detonasi dan
kemudian terlihat jelas pada sensor
tekanan yang terakhir (P4), kondisi ini
dibuktikan dengan bentuk sel detonasi
pada Gambar 3 yang terekam pada
jarak 475 cm dari ujung bagian bawah
driven tube dengan lebar detonation
cell w = 9 mm dan kenaikan tekanan
mencapai 347.6 kPa atau 11.59 kali
tekanan awal. Dengan menggunakan
perhitungan berbasis teori Chapman-
Jouguet (C-J), dengan kondisi yang
sama kecepatan detonasinya
mencapai 2340 m/s.
Gambar 4.Profil tekanan shock wave
Gambar 4 menunjukkan profil
dan reaction wave pada kondisi inisiasi
sensor tekanan dengan pemasukan
awal 100 kPa.
inisiasi 100 kPa atau dalam pengujian ini
merupakan inisiasi maksimum. Dalam
Proses terident if ikasinya
grafik tersebut terlihat bahwa sensor
gelombang detonasi ini juga dapat
P1sampai P2 terjadi kenaikan tekanan
dibuktikan dengan struktur sel detonasi
yang sangat signifikan dan bila
yang terbentuk oleh
diperhatikan kenaikan tekanan tersebut
gelombangpembakaran campuran
dapat dikatakan merata atau sama.
LPG dengan
Demikian juga untuk sensor ionisasi
dan sensor tekanan menunjukkan pola

Gambar 5. Rekaman bentuk cell detonasi pada kondisi inisiasi awal 100 kPa

oksigen sebagaimana tampakpada yaitu pada jarak 106 cm dari ignition


Gambar 5 yang menunjukkan bahwa point dan setelah sampai pada titik P1
ketika gelombang pembakaran bergerak tepatnya pada jarak 125 cm dari
dari ignition point dan keluar dari ujung ignition point barulah struktur sel
mulut output driver section hal ini detonasi sudah terlihat walaupun pada
belum terlihat adanya tanda-tanda daerah ini masih dalam kondisi belum
terbentuknya sel detonasi. Fenomena stabil. Gelombang detonasi pada
teridentifikasinya struktur sel detonasi inisiasi awal yang besar ini (100 kPa)
mulai terlihat dan terbentuk sebelum dimulai dengan fenomena DDT yaitu
memasuki fase daerah titik sensor P1 sejak gelombang pembakaran keluar

272
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

dari ujung driver section menuju driven, lokasinya akan semakin mendekati
dengan kenaikan tekanan paling tinggi ignition point dari proses pembakaran
mencapai 3145 kPa atau 31.45 kali tersebut.
tekanan awal inisiasi pada driver
sectionnya pada Vcj = 2397 m/s. Hal 3. Detonation Cell
tersebut diperlihatkan dalam rekaman Gambar 7 menunjukkan hasil
soot track record yang dihasilkan pada dariperubahan ukuran tiap struktur sel
Gambar 5. detonasi yang terbentuk oleh gelombang
detonasi akibat dari pengaruh tekanan
2. Efek Tekanan awal pada inisiasi awal pada driver sectionnya. Pada
langsung kasuspembakaran dengan
Gambar 6 menunjukkangrafik kecepatansupersonic, karakteristik
hubungan antara jarak Detonation detonasi dapat
Induction Distance (DID) terhadap
tekanan awal campuran bahan bakar
liquified petroleum gas dengan
oksigen,dimulai dari tekanan awal yang
paling rendah yaitu 20 kPa sampai
yang paling tinggi yaitu 100 kPa
dengan interval 10 kPa. Dari Gambar 6
dapat dilihat dengan jelas bahwa jarak
DID semakin berkurang bila tekanan
awal ditingkatkan. Jarak DID paling
pendek terjadi pada saat tekanan awal
100 kPa, namun secara umum dapat
disebutkan bahwa berkurangnya jarak Gambar 6. Jarak DID terhadap efek
DID yang dihasilkan pada masing- inisiasi awal
masing inisiasi awal yang diberikan
akibat dari peningkatan tekanan awal
berlangsung secara linier. Ketika
diberikan inisiasi dari tekanan awal
campuran yang semakin ditingkatkan
maka terjadi peningkatan heat release
yang hal ini akan memicu naiknya
temperatureunburnt gas menuju auto
ignition temperature sehingga proses
pembakaran akan berlangsung cepat
atau waktu yang dibutuhkan untuk
terjadinya proses reaksi pembakaran
akan semakin pendek. Dengan demikian
peningkatan laju kinetik reaksi akan
terjadi sebanding dengan peningkatan Gambar 7. Perubahan cell detonasi
tekanan awal campuran dan oleh sebab terhadap efek inisiasi awal
itu proses perubahan dari subsonic
combustion wave menjadi supersonic digambarkan dari struktur sel yang
combustion wave akan lebih cepat dan dihasilkan ketika proses pembakaran

273
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

berlangsung. Proses pembentukan sel dengan ukuran detonation cell yang


detonasi diawali oleh adanya interaksi tidak sama.
antar triple point yaitu shock wave, Detonasi yang stabil baru akan
mach stem dan reflection wave. terlihat ketika gelombang pembakaran
Berdasarkan perhitungan ukuran lebar telah melewati daerah sensor P1 yang
sel detonasi pada Gambar 7 diatas dibuktikan dalam rekaman soot track
terlihat bahwa ketika tiap kali diberikan record pada pengujian ini diperoleh di
tekanan awal yang besar maka ukuran daerah posisi sensor P4. Kondisi ini
lebar selnya akan semakin mengecil. mengisyaratkan bahwa semakin panjang
Perbahan ukuran lebar sel detonasi pipa uji detonasi (detonation test tube)
tersebut disebabkan oleh pengaruh maka akselerasi turbulensi rambat
darikecepatan perambatan pembakarannya menjadi sempurna,
gelombang detonasi yang berbeda- sehingga gelombang detonasi yang
beda pada tiap-tiap tekanan awal yang terbentuk juga semakin sempurna.
berbeda. Akibat dari perbedaan Fenomena dari pembakaran
kecepatan reaksi dari campuran bahan campuran bahan bakar liquified
bakar gas tersebut, sehingga berakibat petroleum gas dengan oksigen didalam
pada jarak tumbukan yang akan pipa tertutup terdapat karakteristik
semakin cepat, maka struktur fenomena DDT yang dipengaruhi oleh
detonation cell yang terbentuk akan tekanan awal campuran, dimana jarak
semakin kecil bila kecepatan detonasi DDT akan semakin pendek terhadap
meningkat, hal tersebutlah beberapa ignition point ketika tekanan awal inisiasi
diantara efek yang ditimbulkanoleh ditingkatkan dan akan memperkecil
inisiasi langsung oleh driver section ukuran lebar sel detonasi dengan lebar
dengan tekanan awal yang semakin minimum detonation cell yang
besar. diperolehadalahλmin = 1,7
mm,sedangkan ukuran lebar maksimum
Simpulan detonation cellλmin = 13 mm. Kenaikan
Sebuah proses awal dengan tekanan paling tinggi mencapai 3145
metode inisiasi langsung pada driver kPa atau 31.45 kali tekanan awal
section dapat berpengaruh terhadap inisiasi pada driver sectionnya.
perambatan gelombang detonasi di
daerah keluaran ujung mulut driver tube Daftar pustaka
atau tepatnya pada saat gelombang Kenneth Kuan-yun Kuo, 1986, Principle
pembakaran sampai pada awal input of Combustion, John Wiley &
driven tube. Pada daerah ini terlihat Sons,New York
umumnya detonasi masih belum stabil Gary L. Borman, Kenneth W. Ragland,
dan bahkan saat diberikan tekanan 1998, Combustion Engineering,
awal yang rendah detonasi yang McGraw-Hill Book Co-Singapure
terbentuk melalui detonation cell belum P.Clavin and L.He,1995, direct initiation
terlihat tanda-tandanya dan akan mulai of gaseous detonations journal de
terlihat mendekati input driven tube physique ivColloque C4,
ketika tekanan awal ditingkatkan supplkment au Journal de
Sebagaimana terlihat pada rekaman Physique III,Volume 5,france.
soot track recordGambar 3 dan 5

274
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin
FT UNY, Sabtu 2 Juni 2012 ISSN: 2086-8987

Industri Universitas Gajah Mada,


Yogyakarta.

F.K. Lu and D.R.Wilson.,2002,


Detonation driver for enhancing
shock tube Performance
Aerodynamics Research Center,
Mechanical Engineering
Departement,University of Texas
at Arlington, Arlington, TX 76019-
0018, USA.
Makoto Komatsu at all (2007), effect of
debris fragments on direct
initiation of spherical detonation
waves in stoichiometric
oxygen/hydrogen mixtures,
Proceedings of the Combustion
Institute 31 2437–2443 japan.
Sentanuhady,J.,Piliang,M,Z.,Baskoro,A,
D., (2010): pengaruh konsentrasi,
equivalence ratio dan tekanan
awal campuran bahan bakar gas
hidrogen-oksigen terhadap
mekanisme DDT. Procedings
Seminar Nasional Thermofluid
2010, Jurusan Teknik Mesin dan

275

You might also like