You are on page 1of 10

TUGAS KELOMPOK

KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA SD

“ KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS”

OLEH :

KELOMPOK 2

IDA SURYANI 856939956

ENI ISMAWATI 856940065

NURSAHID 856940137

DAISY AKBAR 850245679

SURYANI 850245661

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SD

UNIVERSITAS TERBUKA

2019
MODUL 4

KETERAMPILAN MEMBACA

Keterampilan membaca merupakan jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
reseptip yang berkaikat erat dengan 3 jenis keterampilan berbahasa lainya

Keterampilan membaca dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Keterampilan membaca permulaan


2. Keterampilan membaca lanjut

1. Keterampilan membaca permulaan

A. Pengertian membaca permulaan

Keterampilan membaca permulaan dapat didevinisikan sebagai suatu proses pengenalan


lambang2 bunyi bahasa dan pengubahan lambang lambang bunyi tersebut menjadi bunyi
bunyi bahasa bermakna. Jenis membaca permulaan biasa digunakan pada awal-awal
persekolahan dikelas rendah (1 dan 2 SD). Sementara dilingkungan masyarakat atau
dilingkungan pendidikan non formal jenis membaca permulaan diberikan kepada mereka
yang tergolong iliterat atau masyarakat yang masih buta aksara.

B. Tujuan membaca permulaan

Secara umum tujuan membaca permulaan adalah “melek huruf” atau “melek wacana”
Melek huruf dapat diartikan sebagai kemampuan mengenali lambang-lambang bahasa tulis
dan kemampuan membunyikannya atau melafalkannya dengan benar.
Membaca permulaan sebaiknya berakhir dikelas 2 SD. Pada kegiatan membaca
permulaan, jenis membaca yang dilatihkan kepada anak adalah membaca nyaring (bersuara)
dan membaca tehnis agar guru dapat mengontrol siswa yang belum bisa membaca, bisa
membaca tetapi belum lancar dan bisa membaca dengan lancar.
Contoh SK dan KD yang berkenaan dengan membaca permulaan menurut kurikulum
2016 (KTSP)

Kelas 1 Semester 1

Standar kopetensi: Kompetensi dasar


Memahami teks pendek dengan 3.1. Membaca nyaring suku kata dan
membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat
3.2. Membaca nyaring kalimat
sederhana dengan lafal dan intonasi
yang tepat

Keas 1 semester 2

Standar kopetensi: Kompetensi dasar


Memahami teks pendek dengan 7.1. Membaca lancar beberapa kalimat
membaca lancar dan membaca sederhana yang terdiri atas 3 sampai 5
puisi anak kata dengan intonasi yang tepat
7.2. Membaca puisi anak yang terdiri
atas 2 sampai 4 baris dengan lafal dan
intonasi yang tepat.

C. Fungsi membaca permulaan

Membaca permulaan berfungsi sebagai peletak dasar atau pondasi bagi keberhasilan
seseorang dalam semua aspek kehidupannya kelak karena tidak ada satupun dari aktivitas
akademik maupun non akademik yang tidak melibatkan kegiatan membaca.

Mebaca bukan suatu keterampilan yang bersifat bawaan maka penguasaan atas keterampilan
itu tidak datang secara serta merta, diperlukan waktu yang intensive untuk berlatih dan
pembiasaan yang membudaya.
D. Jenis-jenis membaca permulaan
1. Membaca nyaring (membaca bersuara)
Membaca nyaring bertujuan untuk mengukur tingkat ketercapaian melek huruf si
pembacannya.
Pada tataran linguistik lambang bunyi terkecil adalah fonem yang biasa dilambangkan
pada berbagai bentuk huruf seperti yang terdapat dalam sistem alfabet.
Pada pembelajaran membaca permulaan terdapat 2 pendekatan utama yang mendasari
pembelajarannya yakni:
- Pendekatan unsuriah
Pembelajaran membaca permulaan yang diawali dengan pengenalan pengenalan
lambang tulis terkecil yang belum memiliki makna.
Metode yang dilahirkan dari pendekatani ini antara lain:
1. Metode bunyi (eja)
2. Metode alfabet
3. Metode suku kata (silaba)
- Pendekatan gestalt (global)
Pembelajaran membaca permulaan yang menggunakan pendekatan gestalt
melahirkan
1. Metode kata (lembaga kata)
2. Metode global (kalimat)
3. Metode SAS (structural analisis sintesis)
Pembelajaran membaca permulaan dengan pendekatan gestalt berangkat dari
pengenalan lambang tulis yang bermakna.
2. Membaca teknis
Pada membaca jenis ini anak sudah mulai dibimbing kearah pembacaan teks seara
tepat menurut pelafalan dan intonasinya. Tanda – tanda baca yang menandai intonasi
mulai dikenalkan.
Penanaman konsep membaca tehnis pada anak harus simultan dengan kegiatan
membaca nyaring.
2. Keterampilan membaca lanjut
A. Pengertian membaca lanjut
Membaca lanjut merupakan keterampilan membaca yang ditujukan untuk pembaca
lanjut dengan sasaran melek wacana. Yakni kemampuan memahami dan memetik makna
bacaan, baik makna yang tersurat maupun yang tersirat. Pembaca lanjut terbagi dalam tiga
kelompok yaitu : pembaca lanjut tingkat dasar (kels 3 -6 SD), pembaca lanjut tingkat
menengah (SMP), dan pembaca lanjut tingkat mahir (SMA keatas).
B. Tujuan membaca lanjut
Wapes (1976) mengelompokan tujuan membaca ke dalam beberapa keperluan berikut:
1. Sebagai alat tertentu (instrumental effect)
2. Mendapat hasil yang berupa prestise (prestige effec)
3. Memperkuat nilai – nilai kepribadian atau keyakinan
4. Mendapatkan pengalaman estetik
Sedangkan tujuan khusus membaca antara lain :

1. Memperoleh informasi factual


2. Memperoleh informasi khusus
3. Memberikan pertimbangan atau penilaian
4. Memenuhi kepuasan dan kenikmatan emosi
5. Mengisi waktu luang
C. Fungsi dan manfaat membaca lanjut
Fungsi utama membaca lanjut adalah kunci bagi pembuka berbagai ilmu, pengetahuan,
dan teknologi dalam membuka dan meluaskan cakrawala wawasan pembacanya.
Membaca lanjut secara khusus bermanfaat untuk memenuhi keperluan akan informasi
para pembaca sesuai dengan fungsi yang diusung oleh kegiatan membaca itu sendiri. Hal ini
berkaitan dengan kualitas kehidupan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan yaitu aspek
pendidikan/akademik, ekonomi, social, dan aspek pekerjaan.
D. Jenis membaca lanjut
Ditinjau dari sudut cara membacanya dikenal dua jenis membaca lajut yaitu membaca
nyaring dan membaca dalam hati. Jenis membaca yang dikembangkan dalam membaca lanjut
adalah membaca dalam hati. Dilihat dari cakupan bahanya, membaca dalam hati terbagi ke
dalam membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca intensif ditujukan untuk bahan
yang sempit dan sedikit, sementara ekstensif untuk bahan yang banyak dan luas.
E. Mengimplementasikan jenis membaca lanjut
Jenis membaca nyaring yang dikembangkan dalam membaca lanjut harus didahului
oleh pemahaman yang dilakukan melalui kegiatan membaca dalam hati terlebih dahulu, baru
kemudian menyuarakanya. Contohnya membaca naskah pidato ata membaca puisi.
Dalam membaca naskah pidato, pembaca harus memperhatikan lafal, intinasi, tekanan,
dan tempo yang tepat serta kemampuan menggunakan gerak tubuh dan ekspresi. Sedangkan
dalam membaca wacana informative dari internet, pembaca harus menguasai kecepatan
membaca yaitu scanning dan skimming. Dan dalam membaca karya sastra, seseorang harus
memahami tiga hal yaitu kode bahasa, kode sastra dank kode budaya.
MODUL 5

KETERAMPILAN MENULIS

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sukar diperoleh walaupun


oleh penutur asli sekalipun. Keterampilan menulis terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu
keterampilan menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjutan.

1. Keterampilan menulis permulaan


A. Pengertian menulis permulaan
Menulis permulaan adalah kegiatan/kemampuan menggambar/melukis lambing bunyi
bahasa ke dalam lambang – lambang tulis sesuai dengan konvensi system tanda yang
digunakan oleh suatu masyarakat pemakai bahasa. Pengenalan lambang bunyi kepada siswa
dilakukan secara serempak dan simultan dengan kegiatan membaca permulaan. Disekolah
formal, pembelajaran untuk kedua keterampilan ini sering disatukan dalam satu paket yang
disebut paket MPP (membaca-menulis permulaan).
B. Tujuan menulis permulaan
Menulis permulaan diorientasikan untuk tujuan – tujuan berikut:
1. Melatih kelenturan gerak tangan
2. Menirukan gambar atau lambang bunyi bahasa (huruf-huruf)
3. Membedakan bentuk/gambar setiap lambing bunyi
4. Menulis tegak bersambung
5. Menulis indah
C. Fungsi menulis permulaan
Menulis permulaan berfungsi sebagai peletak dasar bagi kemampuan menulis lanjut
sebagai kemampuan menulis yang sesungguhnya, yakni menuangkan pikiran, perasaan,
gagasan, ke dalam bentuk bahasa tulis. Kemampuan menulis permulaan masih
berorientasikan kemampuan motorik tangan dalam menuliskan lambing – lambing bunyi
bahasa.
D. Jenis – jenis pembelajaran menulis permulaan
Jenis - jenis menulis permulaan yang diajarkan atau dilatihkan dikelas 1dan 2 antara
lain:

1. Menjiplak berbagai bentuk gambar


2. Menjiplak bentuk - bentuk huruf
3. Menebalkan berbagai bentuk gambar dan huruf
4. Mencontoh huruf dari buku atau papan tulis
5. mencontoh kata/kalimat dari buku atau papan tulis
6. Mencontoh teks sederhana dari buku atau papan tulis
7. Menyalin puisi atau lagu anak sederhana dari buku atau papan tulis
8. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru
9. Melengkapi kalimat berdasarkan gambar
10. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
11.Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan memperhatikan penggunaan
huruf capital dan tanda titik
12. Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara tertulis.

2. Keterampilan menulis lanjut


A. Pengertian menulis lanjutan
Keterampilan menulis lanjut merupakan keterampilan menulis yang sesungguhnya,
yakni kegiatan menuangkan gagasan, ide, pikiran, perasaan ke dalam bentuk lambang -
lambang bunyi berupa bahasa tulis.
B. Tujuan dan fungsi menulis lanjutan si
Fungsi utama menulis adalah alat komunikasi secara tidak langsung. Dalam kegiatan
berkomunikasi tulis, penyampai pesan (penulis) menyampaikan pesan (ide, gagasan, pikiran,
kehendak, perasaan) melalui system lambing (bahasa tulis) kepada si penerima pesan
(pembaca).
Maksud dan tujuan penulis berimplikasi terhadap jenis tulisan yang akan dihasilkanya.
Berdasarkan gagasan D’Angelo, Tarigan (2000:23-24) mengelompokanya menjadi empat
kategori yakni wacana informative (informative discourse), wacana persuasif (persuasive
discourse), wacana kesastraan (literary discourse) dan wacana ekspresif (expressive
discourse).
Hipple (1973) mengadopsi pikiran Hugo Hartig sebagaimana dikutip oleh tarigan
(2000:24) yang membagi tujuan menulis kedalam tujuh kategori yaitu:
1. Tujuan penugasan (assignment purpose)
2. Tujuan alturistik (altruistic purpose)
3. Tujuan persuasive (persuasive purose)
4. Tujuan informative (informational purpose)
5. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose)
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
C. Jenis – jenis menulis lanjutan dikelas tinggi
Jenis pembelajaran menulis di SD terbagi dalam dua klasifikasi yaitu:
1. Jenis – jenis pembelajaran menulis terbimbing
Pembelajaran menulis terbimbing adalah pembelajaran menulis yang melatih dan
membimbing si pembelajar untuk melahirkan ide, gagasan, pikiran dan perasaanya
berdasarkan rangsang – rangsang yang secara sengaja disediakan.
Jenis – jenis pembelajaran menulis terbimbing antara lain :
- Menyusun kalimat acak menjadi paragraph
- Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar
- Menulis puisi anak berdasarkan gambar
- Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar berseri
- Melengkapi dialog percakapan berdasarkan gambar berseri
- Melengkapi teks isian rumpang
- Menulis surat berdasarkan rangsang kasus.
2. Pembelajaran menulis bebas
Pembelajaran menulis bebas memberi keleluasaan kepada siswa untuk menuangkan
gagasanya secara personal. Jenis-jenis pembelajaran menulis bebas adalah:
- Menyusun karangan sederhana
- Menulis pengumumam dengan bahasa sendiri
- Membuat pantun anak
- Menulis pengalaman dalam bentuk karangan bebas
- Menulis surat undangan
- Membuat ringkasan dari buku yang dibaca
- Menulis laporan hasil pengamatan
- Menulis dialog sederhana
- Menulis puisi bebas
- Mengisi formulir
- Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa
- Menyusun naskah pidato
D. Aspek kebahasaan dalam menulis
Dalam menulis apapun, yang perlu diperhatikan penulis adalah aspek kebahasaan,
yang meliputi diksi (pilihan kata) dan kalimat.selaim itu uga harus memperhatikan aspek tat
tulis yang meliputi ejaan dantanda baca.

You might also like