You are on page 1of 19

PENGARUH RUTINITAS TADARUS AL-QURAN TERHADAP

PENINGKATAN KARAKTER RELIGIUS SISWA MUSLIM


SMAN 1 MUSI RAWAS
SEMI SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pembelajaran Islam
Kontemporer

DISUSUN OLEH :
ENGGITA PRATISTHA
NIM. 21531047
DOSEN PENGAMPU : Sutarto, S.Ag, M.Pd.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM 4B


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur dan keikhlasan yang mendalam, saya ingin


mengucapkan puji syukur atas rahmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT
yang telah melimpahkan berkah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas semi
skripsi ini. Tugas semi skripsi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan
pendidikan saya di tengah semester 4 untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pembelajaran Islam Kontemporer dengan dosen pengampu Bapak Nelson S.Ag,
M.Pd.I. Melalui penelitian ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi kecil
dalam pengembangan pengetahuan di bidang yang saya minati. Tugas skripsi ini
bertujuan untuk menganalisis dan mendalami topik yang telah dipilih. Saya telah
melibatkan diri dengan sepenuh hati dalam proses penelitian, pengumpulan data,
serta analisis yang relevan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengumpulan data dan informasi yang diperlukan selama penelitian
ini, serta kepada institusi yang telah memberikan izin dan kerjasama untuk
melaksanakan penelitian di tempat yang bersangkutan. Akhir kata, semoga tugas
semua skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menjadi kontribusi yang berarti
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang yang saya tekuni. Saya menyadari
bahwa tugas semi skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan dan
pengembangan di masa mendatang.

Curup Utara, 23 Mei 2023

Enggita Pratistha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Karakter Religius
2. Pengertian Program Tadarus Al-Qur’an
3. Pengaruh Pelaksanaan Program Tadarus Al-Qur’an
B. Penelitian Relevan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Data Dan Pendekatan Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Jenis Data Dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan agama Islam menjadi bagian penting dari kurikulum di SMA untuk
membangun karakter religius siswa. Salah satu kegiatan penting dalam pendidikan agama
Islam adalah tadarus Al-Qur’an. Tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan membaca, memahami,
dan menghafal Al-Qur’an, yang dilakukan secara rutin dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
di era modern ini, aktivitas membaca Al-Qur’an dan tadarus Al-Qur’an seringkali terabaikan.
Banyak siswa dan remaja yang lebih memilih bermain gadget dan terlibat dalam aktivitas lain
daripada membaca dan memahami Al-Qur’an.1
Belakangan ini telah banyak terdengar keluhan-keluhan orang tua, pendidik, dan
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial, khususnya keterampilan
membaca dan memahami Al Qur’an pada anak-anak berumur belasan tahun atau masa
remaja sangat sulit untuk dikendalikan. Untuk membantu peserta didik agar dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam membaca dan memahami Al-Quran, serta
mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
menumbuhkan karakter yang baik pada peserta didik, dibutuhkan program kerja Tadarus
AlQuran. Maka dengan ini pihak sekolah membuat sebuah program yang disebut sebagai
Program Tadarus Al-Qur’an.
Program Tadarus Al-Qur’an yang dimaksud sudah diterapkan juga di SMAN 1 Musi
Rawas, Dimana siswa diberikan kesempatan membiasakan untuk membaca Al-Quran secara
rutin dan teratur setiap hari sebelum kegiatan belajar pagi dimulai. Pembiasaan membaca Al-
Quran. Program Tadarus Al-Qur’an ini selalu dilakukan pada setiap hari pagi sebelum
pelajaran dimulai dan diikuti oleh seluruh siswa dan guru beserta stafnya. Menelaah kegiatan
Tadarus Al-Qur’an yang bersifat religius perlu selalu didorong, sehingga menampakan
kegiatan sekolah yang penuh dengan semangat religius.
Hal ini akan terwujud, manakala pengelolaan Program Tadarus Al-Qur’an
dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan peserta didik, peningkatan disiplin
peserta didik dan semua petugas. Biasanya mengatur peserta didik di luar jam-jam pelajaran
1
Masyhur, M. 2016. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kencana.
lebih sulit dari mengatur mereka di dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan
Tadarus Al-Qur’an dilakukan sebelum jam belajar pagi dimulai selama 30 menit. Dalam
beberapa kegiatan Tadarus Al-Qur’an, guru juga terlibat langsung dalam pelaksanaannya.
Keterlibatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan dan pembinaan juga menjaga
agar kegiatan tersebut tidak mengganggu atau merugikan aktivitas akademis. Yang dimaksud
dengan Pembina adalah guru Agama atau petugas khusus yang ditunjuk oleh kepala sekolah
untuk membina Progam Tadarus Al-Qur’an.
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan dengan pihak SMAN 1 Musi
Rawas yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa dengan diadakan program Tadarus di
SMAN 1 Musi Rawas yang bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan memahami ayat-
ayat suci Al-Qur’an serta menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan untuk menanamkan
karakter siswa, dan telah mendapatkan kesepakatan serta toleransi dari guru maupun siswa
yang memiliki pemahaman agama yang berbeda. Namun masih ada siswa muslim yang
kurang berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan Program Tadarus Al-Qur’an, masih ada
siswa yang memiliki karakter kurang baik, Kurangnya minat pada kegiatan keagamaan,
Kurangnya pemahaman tentang pentingnya membaca Al-Quran serta Kesulitan dalam
membaca Al-Quran dan hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya siswa yang kurang
memahami arti Al-Quran dan hanya membaca secara hurufiah sehingga akan merasa bosan
dan tidak tertarik dalam mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an.
Dari hasil pengamatan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan
menjadikannya sebagai judul skripsi “Pengaruh Rutinitas Tadarus Al-Qur’an Terhadap
Peningkatan Karakter Religius Siswa Muslim SMAN 1 Musi Rawas”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah yang
menjadi fokus penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Tadarus
Al-Qur’an dalam meningkatkan Karakter Religius Peserta didik di SMAN 1 Musi Rawas,
Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas?”
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat menimbulkan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pengaruh karakter religius siswa SMAN 1 Musi Rawas sebelum
dan setelah melaksanakan kegiatan tadarus Al-Quran ?
2. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan tadarus Al-
Quran dalam meningkatkan karakter religius siswa SMAN 1 Musi Rawas?
3. Bagaimana hasil kegiatan Tadarus Al-Qur’an dalam meningkatkan karakter Religius
di SMAN 1 Musi Rawas?
D. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat pengaruh karakter religius siswa SMAN 1 Musi Rawas
sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan tadarus Al-Quran.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan
tadarus Al-Quran dalam meningkatkapn karakter religius siswa SMAN 1 Musi
Rawas.
c. Untuk mengetahui hasil kegiatan Tadarus Al-Qur’an dalam meningkatkan karakter
Religius di SMAN 1 Musi Rawas?
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan dan bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai data awal untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti, merupakan sarana untuk belajar dan menuangkan pikiran dan
gagasan serta untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman di
bidang penelitian serta pengetahuan tentang meningkatnya karakter religius
melalui kegiatan Tadarus Al-Qur’an di SMAN 1 Musi Rawas.
2. Bagi Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi
positif bagi pihak sekolah, khususnya bagi pihak managemen SMAN 1 Musi
Rawas dalam mengetahui peningkatan karakter religius melalui kegiatan Tadarus
Al-Qur’an di SMAN 1 Musi Rawas.
3. Bagi Fakultas Tarbiyah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi ilmiah dan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa Fakultas
Tarbiyah, khususnya program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Curup untuk
melakuakan penelitian selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Karakter Religus
1. Pengertian Karakter
Istilah karakter yang dalam bahasa Inggris character, berasal dari istilah Yunani
character dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam.
Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan
normanorma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.2
Pendidikan karakter merupakan upaya mengembangkan potensi peserta didik
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa agar mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Sedangkan menurut
Thomas Lickona yang dikutip oleh Suyatno, “pendidikan karakter adalah upaya
terencana dalam membantu seseorang untuk memahami, peduli dan bertindak atas
nilai-nilai etika/moral”.3
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan yang Maha
Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil.4

2
Samsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013), h. 29
3
Siswanto, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Religius, (Pamekasan : Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan STAIN Pamekasan, 2013), Jurnal Tadris Vol. 8 No. 1
4
Muhammad Tuwah dan Solehun, Pendidikan Karakter Antara Harapan Dan Kenyataan,
(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 106
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan pendidikan karakter
adalah nilai-nilai yang tercermin dari karakter bangsa yang harus di uraikan dan
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat dan
lingkungan lainnya terutama di lingkungan sekolah dengan menghasilkan perilaku
yang baik atau terpuji. Dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah sebagai cara
pendukung keberhasilan belajar di sekolah oleh peserta didik dengan berkarakter
yang baik di lingkungan sekolah.
2. Nilai-nilai Karakter
Adapun yang termasuk ke dalam nilai-nilai karakter adalah sebagai berikut:
1) Religius
Religius adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan. Ia
menunjukkan bahwa pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan
selalu berdasarkan ketuhanan atau ajaran agamanya.5
Religius merupakan sikap dan prilaku yang dekat dengan Tuhan dan ia merasa
perlu dan berusaha mendekatkan dirinya dengan tuhan (sebagai penciptanya) dan
patuh melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
2) Jujur
Prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.6
3) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab adalah sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha
Esa.7
4) Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5) Percaya diri
5
Muhammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2014), h. 1
6
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 74
7
Ibid, h. 76
Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan-nya.
6) Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah berfikir dan melakukan sesuatu
secara kenyataan atau logis untuk menghasilkan cara atau hasil yang baru dan
termuktahir dari apa yang telah dimiliki.8
7) Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis
Demokratis adalah cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai secara
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.9

B. Progam Tadarus Al-Qur’an


1. Pengertian Progam Tadarus Al-Qur’an
Program Tadarus Al-Qur’an berasal dari dua kata yaitu Program dan Tadarus Al-
Qur’an. Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan. 10
Program merupakan sasaran-sasaran pokok yang akan dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Program disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan. 11 Sedangkan
tadarus Alquran adalah suatu kegiatan membaca memahami dan menghafalkan
Alquran secara berkala dan rutin.
Secara etimologi, “tadarus” berasal dari bahasa Arab ‫( َت َداَرَس‬tadārasa) yang
berarti “membaca atau belajar bersama-sama.” Istilah “tadarus Al-Qur’an” digunakan
untuk menggambarkan kegiatan membaca dan mempelajari Al-Qur’an secara
bersama-sama di antara sekelompok orang, baik secara langsung maupun melalui
media komunikasi. Jadi melalui program Tadarus Al-Qur’an ini peserta didik dapat
8
Muhammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2014), h. 69
9
Samsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013), h. 145
10
Alex M.A. Kamus Saku Bahasa Indonesia (Jakarta: Tamer, 2013), h. 385
11
Gunawan Budi Santoso, Materi Inti Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta: Macanan
Cahaya Cemerlang, 2011), h. 4
Melalui program tadarus Al-Qur’an, siswa dapat diharapkan menjadi lebih
menghargai dan memahami ajaran agama Islam, terutama ajaran-ajaran yang terdapat
dalam Al-Qur’an. Selain itu, kegiatan tadarus Al-Qur’an juga dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an dengan benar dan
memperbaiki tajwidnya.
Selain manfaat spiritual dan keagamaan, kegiatan tadarus Al-Qur’an juga dapat
memberikan manfaat akademik dan psikologis. Menurut beberapa penelitian,
membaca Al-Qur’an secara teratur dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan
memori seseorang. Selain itu, kegiatan tadarus Al-Qur’an juga dapat membantu
mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan kesejahteraan psikologis.
2. Tujuan Program Tadarus Al-Qur’an
Dalam pembinaan Tadarus Al-Qur’an ini ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu
tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.
a) Tujuan Umum
Tujuan umum program tadarus Al-Quran adalah meningkatkan
pemahaman siswa tentang ajaran Islam dan nilai-nilai yang terkandung dalam
Al-Quran, serta meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Quran sebagai
pedoman hidup mereka. Program ini juga bertujuan untuk mempromosikan
pengembangan karakter siswa yang baik, seperti kejujuran, kesabaran, dan
disiplin.
b) Tujuan khusus
Tujuan khusus program tadarus Al-Quran dapat bervariasi tergantung
pada konteks dan kebutuhan masing-masing sekolah. Beberapa tujuan khusus
yang umumnya diharapkan dari program ini antara lain:
1) Meningkatkan keterampilan membaca Al-Quran siswa, seperti kemampuan
membaca dengan lancar, memahami arti dan tajwid Al-Quran.
2) Mendorong siswa untuk menghafal ayat-ayat Al-Quran dan surat-surat
pendek.
3) Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Quran sebagai pedoman hidup
mereka.
4) Mengajarkan siswa tentang nilai-nilai Islam dan etika yang terkandung
dalam Al-Quran.
5) Menanamkan kesadaran siswa akan pentingnya membaca Al-Quran secara
teratur dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.12
3. Landasan Program Tadarus Al-Qur’an
Tujuan program tadarus Al-Quran bagi siswa adalah untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang ajaran Islam dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Quran, serta meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Quran sebagai pedoman
hidup mereka. Program ini juga bertujuan untuk mempromosikan pengembangan
karakter siswa yang baik, seperti kejujuran, kesabaran, dan disiplin. Penyelenggaraan
suatu program tadarus Al-Qur’an dapat membantu siswa dalam memahami
pentingnya menghafal dan memahami yang bersifat nyata yang dapat membawa
siswa pada kesadaran atas pribadi, sesama, lingkungan dan Tuhannya, dengan kata
lain dapat meningkatkan pemahaman dan keimanan terhadap ajaran Islam. 13
Adapun yang menjadi landasan diadakannya program tadarus Al-Qur’an ini
yaitu:
a. Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang mengamanatkan bahwa pendidikan di Indonesia harus
mencakup pendidikan karakter yang mencakup nilai-nilai agama.14
b. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor
2173/D/HK/2013 tentang Implementasi Tadarus Al-Quran dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Jenjang Sekolah Dasar
dan Menengah.15
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, yang

12
Adawiyah, R. (2019). Tadarus Al-Qur’an dalam Pendidikan Islam: Telaah Pemikiran dan
Implementasi. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 1-12.
13
Abdul Aziz, M. (2019). Implementasi Tadarus Al-Quran dalam Pendidikan Agama Islam.
Jurnal Al-Ahkam: Jurnal Hukum dan Pendidikan Islam, 4(2), 189-204.
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
15
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. (2013). Surat Edaran Nomor 2173/D/HK/2013
tentang Implementasi Tadarus Al-Quran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah.
menekankan pentingnya pembelajaran agama dalam menciptakan
karakter bangsa yang berakhlak mulia.16

4. Hubungan tadarus Al-Qur’an untuk meningkatkan karakter religius siswa


Tadarus Al-Qur'an memiliki hubungan erat dengan karakter religius karena
kegiatan tersebut dapat membentuk dan memperkuat karakter religius seseorang.
Dalam Islam, Al-Qur'an dianggap sebagai sumber ajaran dan pedoman utama bagi
umat Muslim dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, kegiatan membaca,
mempelajari, dan menghafal Al-Qur'an melalui tadarus Al-Qur'an diharapkan dapat
meningkatkan keimanan, taqwa, akhlak mulia, dan amal sholeh seseorang.
Menurut Iqbal dan Anwar (2021), tadarus Al-Qur'an dapat mempengaruhi
karakter religius seseorang karena kegiatan tersebut memberikan kesempatan untuk
memahami pesan-pesan agama yang terkandung dalam Al-Qur'an. Selain itu, tadarus
Al-Qur'an juga dapat membantu seseorang untuk mengenal dan mencintai Allah
SWT serta memperkuat ketaqwaannya. Melalui tadarus Al-Qur'an, seseorang juga
dapat memperbaiki akhlaknya dan meningkatkan amal ibadahnya, sehingga karakter
religiusnya semakin kuat dan kokoh.17

C. Penelitian Relevan
1. Fadhli A. Rakhman dan M. Iqbal F. Ismail dari Universitas Negeri Makassar, Skripsi
2018. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tadarus Al-Quran terhadap
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran agama Islam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
desain pretest-posttest control group. Sampel penelitian terdiri dari 60 siswa kelas XI
SMA yang diambil secara acak dari dua sekolah yang berbeda. Kelompok eksperimen
diberikan perlakuan tadarus Al-Quran setiap hari selama satu semester, sedangkan
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan tadarus Al-Quran.

16
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
17
Iqbal, M., & Anwar, R. (2021). Pengaruh Membaca Al Quran (Tadarus) Terhadap
Karakter Religius Mahasiswa Muslim di Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 9(2), 269-284.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok
eksperimen yang melakukan tadarus Al-Quran menunjukkan peningkatan hasil belajar
yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak melakukan
tadarus Al-Quran.18
2. Nurhidayah, Skripsi 2020 “Pengaruh Tadarus Al-Quran Terhadap Peningkatan
Kecerdasan Emosional Siswa SMA” SMA Negeri 5 Yogyakarta. Tujuan dari
penelitian Nurhidayah adalah untuk mengetahui pengaruh tadarus Al-Quran terhadap
peningkatan kecerdasan emosional siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu
(quasi experiment) dengan menggunakan pre-test and post-test design. Penelitian
dilakukan pada 64 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang melakukan tadarus Al-Quran dan kelompok kontrol yang tidak
melakukan tadarus Al-Quran. Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan
skala kecerdasan emosional dari Salovey dan Mayer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
tadarus Al-Quran dengan peningkatan kecerdasan emosional siswa SMA Negeri 5
Yogyakarta. Peningkatan kecerdasan emosional terlihat dari peningkatan skor
kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen setelah melakukan tadarus Al-
Quran, sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang
signifikan.19

18
Rakhman, F. A., & Ismail, M. I. F. (2018). Pengaruh Tadarus Al-Quran Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Agama Islam di SMA. Jurnal Pendidikan Islam, 7(2),
139-152.
19
Nurhidayah, N. (2020). Pengaruh Tadarus Al-Quran Terhadap Peningkatan Kecerdasan
Emosional Siswa SMA. Ta’limuna: Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 18-27.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian yang
bermaksud untuk memahami dan mendalami suatu fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deksripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.20
2. Pendekatan Penelitian
Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif
dan dijabarkan secara deskriptif.21 Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
“Pengaruh Rutinitas Tadarus Al-Qur’an Pada Peningkatan Karakter Religius Siswa
di SMAN 1 Musi Rawas” secara mendalam dan komprehensif. Selain itu dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif diharapkan dapat menggunakapkan
situasi dan kondisi permasalahan yang muncul dalam kegiatan Tadarus Al-Quran.
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai nformasinya sesuai
dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
Peserta didik kelas XI.IPA di SMAN 1 Musi Rawas. Untuk mendapat data yang tepat

20
Lexy J,Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2016),h.6
21
Ida Nurhayati.”Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan
Saintific denag Model Guide Inkuiry pada Siswa SMPN 1 Bekasi “BRILIANT Jurnal Riset Dan
Konseptual3.1(2018):hal 4
maka perlu di tentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan
kebutuhan data(purposive). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “pengaruh rutinitas
Tadarus Al-Qur’an dalam memingkatkan karakter religius di SMAN 1 Musi Rawas”.

C. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
penelitian terkait. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
sumber data, yaitu sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. 22Adapun yang menjadi sumber data
primer dalam penelitian ini adalah Peserta didik SMAN 1 Musi Rawas
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data
23
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah Peserta didik kelas XI IPA
SMAN 1 Musi Rawas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan penelitian, karena
pengumpulan data tersebut akan menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Sehingga
dalam pemilihan teknik pengumpulan data harus cermat. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang
berkaitan dengan masalah penelitian dengan melalui proses pengamatan langsung
dilapangan. Peneliti berada ditempat itu, untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid
dalam laporan yang akan dilakukan.24

22
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta,2018).hlm.456
23
Ibid,hlm456
24
Ramdani,Fatwa.Ilmu Geoinformatika: Observasi hingga Validasi.Universitas Brawijaya
Press,2018.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati suatu
fenomena yang ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan diharapkan dapat
memperoleh data yang sesuai atau relevan dengan topic penelitian. Hal yang akan
diamati yaitu bagai pengaruh karakter religius siswa SMAN 1 Musi Rawas sebelum
dan setelah melaksanakan kegiatan tadarus Al-Quran dalam Meningkatkan Karakter
Religius. Observasi yang dilakukan, penelitian berada dilokasi tersebut dan
membawa lembar observasi yang telah dibuat.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara penghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan Tanya
jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan
yang telah ditetapkan. Ada beberapa kelebihan pengumpulan data melalui
wawancara, diantaranya pewawancara dapat dilakukan kontak langsung dengan
peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam, yang diinterview bisa
mengungkapkan informasi secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang
dan diarahkan yang lebih bermakna.25
Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subyek
penelitian dengan pedoman yang telah dibuat.teknik wawancara digunakan untuk
mengungkapkan data tentang apa saja faktor pengaruh keberhasilan , kendala dan
solusi serta bagaimanakah proses pelaksanaan sebelum dan setelah Tadarus Al-
Qur’an Meningkatkan Karakter Religius melalui kegiatan tadarus Al-Qur’an di
SMAN 1 Musi Rawas.
3. Dokumentasi
Penggunaan dokumen memang sudah lama dipakai dalam penelitian sebagai
salah satu sumber pendukung data karena dalam banyak hal dokumen sebagai
26
sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
adanya sebuah dokumentasi untuk mendukung kebenaran data. Hal yang akan
didokumtasikan dalam penelitian ini adalah berbentuk tulisan jurnal ilmiah serta

25
Miftahul Huda.”Evaluasi usability website stie putra bangsa sebagai media informasi
perguruan tinggi” Jurnal Ekonomi Dan Teknik Informatika 6.2 (2018) :Hal 9-19
26
Suwendrs, I.Wayan .Metodologi penelitian kualitatif dalam ilmu sosial,
pendidikan,kebudayaan dan keagamaann.Nilacakra,2018
buku yang berkaitan dengan penelitian ini seta foto hasil wawancara dengan siswa
maupun guru.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
27
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 28 Adapun penjabaran analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik penelitian,
mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam
mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai dan telah ditentukan
sebelumnya. Reduksi data juga merupakan suatu proses berfikir kritis yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.29
2. Penyajian Data (Data Display).
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table,
grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka
data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
dipahami. Selain itu dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya
namun yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
27
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung: Alfabeta,2018).hlm.482
28
Lexy J, Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif .(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2017),h.280-281

29
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta,2018).hlm 247-249
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami.30
3. Penarikan Kesimpulan.
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada
dilapangan.31 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

30
Ibid,hlm.249
31
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta,2018).hlm.252-253

You might also like