You are on page 1of 2

Elektrifikasi dengan Energi Terbarukan:

MENDORONG TRANSFORMASI
LAYANAN ENERGI

TRANSISI
Transisi energi yang luas diperlukan untuk mengatasi kebutuhan mendesak dalam
memerangi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

Transisi energi adalah proses merubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan
tidak ramah lingkungan menjadi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan seperti
panel surya, air, panas bumi, dan angin. Transisi ini dipadukan dengan teknologi digital
“pintar” yang memungkinkan pemanfaatan energi terbarukan yang semakin murah dan
semakin banyak. Transisi energi diperlukan untuk menjawab Pembangunan berkelanjutan

Mengapa harus melakukan transisi energi?


untuk membantu mengatasi krisis perubahan iklim di Bumi. Sebab, salah satu pemicu
perubahan iklim yaitu meningkatkan suhu rata-rata bumi akibat penggunaan energi
bersumber fosil (batu bara, minyak atau pun gas).

ELETKRIFIKASI
Elektrifikasi dengan energi terbarukan membuka potensi sinergi antara peningkatan besar
penggunaan listrik dan pembangkit listrik terbarukan dengan mengoordinasikan
penerapan dan penggunaannya di seluruh sektor permintaan:

Biaya listrik terbarukan terus menurun dengan cepat dan akan semakin turun seiring
dengan turunnya biaya terpasang dan kinerja yang terus meningkat, menjadikan teknologi
ini kompetitif dibandingkan dengan semua sumber pembangkit bahan bakar fosil.

Berkat sifatnya yang serbaguna sebagai pembawa energi yang dapat digunakan untuk
hampir semua penggunaan akhir, listrik EBT merupakan pilihan berbiaya rendah untuk
melakukan dekarbonisasi di sektor energi. Listrik EBT yang dihasilkan dapat bervariasi
tergantung pada kondisi cuaca.

ELEKTRIFIKASI EBT
Strategi elektrifikasi dengan energi terbarukan menjawab tantangan operasional yang
muncul ini dengan melihat lebih jauh dari sisi pembangkitan sistem tenaga listrik dan
memanfaatkan semua sumber fleksibilitas yang tersedia.
Dengan demikian, elektrifikasi cerdas dengan energi terbarukan menciptakan siklus yang
baik, di mana elektrifikasi mendorong penggunaan dan pasar baru energi terbarukan,
yang kemudian mempercepat peralihan ke listrik untuk penggunaan akhir, menciptakan
lebih banyak fleksibilitas dan dengan demikian mendorong pertumbuhan energi
terbarukan dan inovasi teknologi lebih lanjut.
Pertumbuhan dan inovasi juga mengurangi biaya dan menciptakan investasi
tambahan dan peluang bisnis. Selain itu, penggabungan sektor akan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap tujuan iklim (BNEF, 2020).

DAMPAK ELEKTRIFIKASI EBT


Peralihan ke energi terbarukan dapat mengurangi CO2 emisi dari sektor ketenagalistrikan
sebesar 64% dibandingkan dengan Skenario Energi Terencana, sementara elektrifikasi
yang mendalam pada sektor pengguna akhir dapat mengurangi emisi dari bangunan,
transportasi dan industri masing-masing sebesar 25%, 54% dan 16%. Hasilnya, seperti
terlihat pada Gambar 1.10, dampak keseluruhan dari elektrifikasi dengan energi
terbarukan akan mengurangi total emisi sektor energi sebesar lebih dari 60%
dibandingkan dengan Skenario Energi yang Direncanakan. Menambahkan penggunaan
langsung energi terbarukan (seperti panas matahari untuk pemanas atau biofuel untuk
transportasi) dan langkah-langkah efisiensi akan mencapai pengurangan emisi lebih dari
90%, yang sejalan dengan sasaran iklim di bawah 2 °C yang ditetapkan dalam Perjanjian
Paris.

You might also like